You are on page 1of 23

PENGAMATAN GIGI PRA EKSODONSIA DAN ASEPSIS DALAM BEDAH MULUT

Kelompok II

Bedah Mulut 1 FKG UGM 2013

ANGGOTA :

Devita Maya Purwandita (09/281664/KG/08444) Tania Revica P (09/282207/KG/08476)

Yesika Nopriptyas (09/282556/KG/08496)


Fazlur Rachman Nuri Al Fashih (09/282675/KG/08502) Aulida Arum M (11/311440/KG/08788)

Fadhil Muhammad

Pengamatan Gigi Pra Eksodonsia

Pemeriksaan Intra Oral

Pemeriksaan Jaringan Lunak Pemeriksaan Gigi Geligi

Tes Klinikal
1. Pemeriksaan Visual Alat : kaca mulut dan eksplorer Guna : memeriksa karies, karies rekuren, keterlibatan pulpa, fraktur mahkota dan kerusakan restorasi 2. Gigi Kontrol 3. Tes Periapikal

Tes Perkusi

Guna : menentukan adanya patosis pulpa dan jar. Periapikal Cara : mengetuk permukaan insisal atau oklusal dengan ujung pegangan kaca mulut yang diletakkan paralel dengan aksis gigi Hasil (+) tajam : inflamasi periapikal Hasil (+)ringan sedang : inflamasi periodontal ligamen

Tes Palpasi

Guna : menentukan adanya proses inflamasi yang sudah sampai ke periapikal Interpretasi : (+) = inflamasi sudah mencapai tulang dan mukosa regio apikal gigi Teknil : melakukan tekanan ringan pada mukosa sejajar dengan apeks gigi

Tes Vitalitas Pulpa

Tes vitalitas gigi hanya dapat memberikan informasi bahwa masih ada jaringan syaraf yang mengantar impuls sensoris, bukan menunjukkan bahwa pulpa masih normal.

Asepsis dalam Bedah Mulut


Bahan yang digunakan untuk mencapai kondisi asepsis
Desinfektan Antiseptik

Upaya pencapaian kondisi asepsis


Lingkungan Kamar Bedah Operator dan Staf

Pemeliharaan Alat
Pasien

Bahan yang digunakan


1. Desinfektan Suatu bahan kimia yang digunakan untuk membebaskan alat-alat dari mikroorganisme sehingga mampu membantu mencegah infeksi terhadap pasien yang berasal dari peralatan maupun dari staf medis yang ada di RS dan mencegah tertularnya tenaga medis oleh penyakit pasien. Golongan 2, desinfektan yang Desinfektan dibagi menjadi dua golongan: membunuh virus HIV dan
Hepatitis B a. Desinfektan yang melepaskan klorin b. Desinfektan yang melepaskan Iodine c. Alkohol d. Aldehid

Golongan 1, desinfektan yang tidak membunuh virus HIV dan Hepatitis B a. Klorhexidine (Habitane, Savlon) b. Cetrimide (Cetavlon, Savlon) c. Fenol-fenol (Dettol)

2. Antiseptik
Larutan kimia yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan dan membunuh mikroorganisme berbahaya (patogenik) yang terdapat pada permukaan tubuh luar mahluk hidup. Zat antiseptik yang umum digunakan adalah:

Merkuri klorida, sangat kuat, akan tetapi dapat menyebabkan iritasi bila digunakan pada bagian tubuh atau jaringan lembut

Iodium, dapat memusnahkan mikroorganisme dalam waktu kurang dari 30 detik

ASEPSIS

asepsis adalah metode pembedahan untuk mencegah masuknya infeksi pada daerah bekas pembedahan dimana operasi dilakukan atau saat daerah bekas pembedahan tersebut menyembuh. Terdapat dua tipe dasar asepsis, yaitu a. asepsis medis, semua praktik yang ditujukan untuk menahan penyebaran mikoorganisme b. asepsis bedah, praktik yang menjaga suatu area atau objek agar bebas dari semua mikroorganisme

Pencapaian Kondisi Asepsis pada Lingkungan Kamar Bedah

Desain ruang praktek (lingkungan kamar bedah) dibuat tidak menyudut untuk mengurangi akumulasi debu dan kotoran di sudut ruangan. A. Dekontaminasi Semua permukaan kerja yang terkontaminasi, pertama-tama dilap dengan handuk penghisap untuk menghilangkan bahan-bahan organik kemudian didesinfeksi dengan larutan pemutih. Pemutih merupakan bahan antikuman yang murah dan efektif namun bersifat korosif terhadap logam khususnya aluminium. B. Pelindung permukaan

Kertas dengan lapisan kedap air, aluminium foil, atau plastic yang jernih bisa dipergunakan sebagai penutup permukaan yang mudah terkontaminasi dengan darah atau saliva yang sulit didesinfeksi secara efektif misalnya pegangan lampu dan kepala unit sinar X. Penutup ini dibuka oleh personel yang menggunakan sarung tangan pada akhir tingkat pembedahan, kemudian diganti dengan yang bersih.

C. Peralatan yang tajam

Kunci keberhasilan penanganan alat-alat tajam yang terkontaminasi adalah mengurangi frekuensi pemakaiannya sehingga menurunkan kesempatan terjadinya tusukan atau goresan yang tidak disengaja. Semua alat yang disposable di autoclave terlebih dahulu sebelum dibuang. Pada kasus perawatan pasien yang menular, peralatan disposable dibungkus rangkap dua sesegera mungkin setelah digunakan.

Pencapaian Kondisi Asepsis pada Operator dan Staf


Kebersihan diri - mengurangi terjadinya infeksi silang - Tangan merupakan alat transmisi dari mikroorganisme pada saluran pernafasan dan mulut yang utama. - mencuci tangan dengan baik sebelum dan setelah merawat pasien dengan memakai sabun. - sabun yang mengandung zat antimikrobial seperti iodofor (1% iodine), klorheksidin glukonat (2-4%), para-klormeta-silenol (PMCX) 0,5-3% atau alkohol (70% isopropil aklohol) dan lain-lain. - Operator harus memotong kuku sehingga kurang dari seperempat inci dan lepaskan jam tangan dan cincin sebelum mencuci tangan.

Triad Barrier

Masker

Bahan polipropilen lebih baik daripada masker kertas. Lama pemakaian yang efektif adalah 3060 menit, terutama bila masker itu basah. Jadi sebaiknya memakai satu masker untuk tiap pasien.

Kacamata Pelindung & Penutup Kepala

- Melindungi mata dari splatter dan debris yang diakibatkan oleh high speed handpiece, pembersihan karang gigi baik secara manual maupun ultrasonik. - Rambut hendaknya jangan menutupi pandangan dan diikat bagi dokter gigi yang memiliki rambut panjang serta dilindungi dari percikan dan aerosol dengan memakai penutup kepala.

Sarung Tangan
a. Sarung tangan lateks, digunakan pada saat dokter gigi memeriksa mulut pasien atau merawat pasien tanpa kemungkinan terjadinya perdarahan. b. sarung tangan steril yang harus digunakan saat melakukan tindakan bedah atau mengantisipasi kemungkinan terjadinya perdarahan pada perawatan. c. sarung tangan heavy duty harus dipakai saat harus membersihkan alat, permukaan kerja atau bila menggunakan bahan kimia.

Pakaian Klinik

Baju praktek harus dicuci dengan air panas dan deterjen serta pemutih klorin. Baju praktek hendaknya menutupi pakaian operator hingga lengan. Pakaian klinik dipilih yang lengannya tidak melebihi siku sehingga memunkinkan tangan dicuci sampai ke siku. Apabila pembedahan yang dilkukan kemungkinan menyebabkan darah atau saliva mengotori pakaian, maka bisa digunakan lengan panjang yang dapat dipakai ulang atau lebih baik jika disposable.
Imunisasi

Pelindung yang paling mudah digunakan tetapi paling jarang digunakan sebagai sumber perlindungan untuk dokter gigi dan staf adalah imunisasi, misalnya Heptavax-B untuk perlindungan terhadap hepatitis B. Namun, vaksinasi bukan berarti dapat melonggarkan prinsip-prinsip desinfeksi dan sterilisasi.

Upaya Pencapaian Kondisi Asepsis pada Pemeliharaan Alat

Peralatan Kritis
Berkontak langsung dengan daerah steril pada tubuh yaitu semua struktur atau jaringan yang tertutup kulit atau mukosa. Jarum suntik, scalpel, elevator, tang, bur, jarum jahit, implant, bahan aloplastik, dan bahan hemostatik. Sterilisasi dengan autoclave dan kelayakannya bisa diuji seminggu sekali dengan tes spora. Selain itu dapat dilakukan dengan merendam dalam air mendidih selama paling sedikit 10 menit.

Peralatan Semikritis
peralatan yang bisa bersentuhan tetapi sebenarnya tidak dipergunakan untuk penetrasi ke membrane mukosa mulut, misalnya kaca mulut. Sterilisasi & desinfeksi pengurasan air pendingin 20-30 menit, kemudian disikat dalam air dan kotorannya dihilangkan dengan sabun. Kemudian dengan hati-hati dilap dengan bahan penghisap yang mengandung bahan antikuman. Peralatan Nonkritis Tidak berkontak dengan membran mukosa Dilap dengan handuk penghisap kemudian didesingeksi dengan larutan antikuman yang sesuai.

Upaya Pencapaian Kondisi Asepsis pada Pasien

Riwayat Kesehatan Riwayat kesehatan secara periodis diperbaharui setiap dua tahun sekali untuk pasien dibawah 40 tahun dan satu tahum sekali untuk pasien diatas 40 tahun. Pemeriksaan Pemeriksaan rongga mulut paling tidak mencakup jaringan lunak, gigi, oklusi dan malposisi gigi, seta jaringan pendukung dan struktur gigi.

KESIMPULAN

Pengamatan gigi dapat dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, dan perkusi. Target dari teknik aseptik ialah jaringan hidup baik pasien atau operator serta pada peralatan medis lainnya terutama peralatan medis yang telah disterilkan sebelumnya. Penyebaran bakteri patogen dapat terjadi dari peralatan medis ke pasien, pasien ke operator maupun juga sebaliknya. Upaya pencapaian kondisi asepsis dilakukan pada lingkungan kamar bedah, operator dan staff, pasien, dan pemeliharaan alat.

You might also like