You are on page 1of 2

Ilmu Kesehatan Masyarakat Off A Universitas Negeri Malang Nama : Rahma Ismayanti NIM : 130612607891

BELAJAR GIZI MELALUI SI DOKTER CILIK PANDAI NUTRISI


Berdasarkan data tahun 2008, lebih dari 70% anak kekurangan kalori dan zat gizi dalam asupan makanannya. Adapun menurut data tahun 2007, sebanyak 13,3% anak lakilaki usia 6-14 tahun berbadan kurus, dan 10,9% anak perempuan mengalami masalah yang sama. Hingga kini gizi anak usia sekolah masih memprihatinkan. "Problemnya terletak pada minimnya asupan zat gizi dan kalori pada makanan anak. Harus ada kerja sama siswa, orangtua, dan guru dalam mengatasi masalah nutrisi pada anak usia sekolah. Orangtua harus mendukung, sementara siswa perlu diperkuat dengan peningkatan kesadaran mengenai nutrisi. Anak harus memahami bahwa mereka berhak terlibat," kata Dr Saptawati Bardosono dari Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI). Oleh Karena itu perlu dukungan dari berbagai pihak untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya asupan gizi pada anak. Berdasarkan fakta ini, Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) akan menyelenggarakan acara yang bertajuk nutrition schooling. Nutrition schooling akan mencetak 1.500 Dokter Cilik Pandai Gizi dari 500 Sekolah Dasar (SD) dari 150 kota di Indonesia. Satu SD dituntut untuk mengajukan 3 calon Dokter Cilik Pandai Nutrisi, penilaian memilih 3 anak sebagai perwakilan sekolah juga didasarkan pada mata pelajaran seputar kesehatan di sekolahnya. Artinya, anak yang berhasil menjalani peran ini memiliki kemampuan kognitif dan afektif. Tak hanya pintar dalam teori, anak juga pandai mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari. 3 anak perwakilan tiap sekolah ini selanjutnya akan mengikuti karantina selama 1 minggu (7 hari) di Rumah Gizi Indonesia, materi yang akan diberikan kepada para calon Dokter Cilik Pandai Nutrisi meliputi cara menentukan status gizi dengan mengukur tinggi dan berat badan, menggunakan grafik untuk membaca status gizi, serta teknik komunikasi penyuluhan kesehatan dan cara menyiapkan materi presentasi. Anak-anak disiapkan menjadi agen perubahan untuk kesehatan dan kebersihan di sekolahnya. Setelah selesainya masa karantina selama 7 hari tersebut, para calon Dokter Cilik Pandai Nutrisi akan dikembalikan ke sekolahnya masing-masing untuk mengaplikasikan ilmu yang telah dia dapat dari karantina tersebut. Selama 5 bulan, tim penilai dari PDGMI akan mengawasi jalannya program lanjutan dari Nutrition Schooling ini, tim penilai akan mengawasi bagaimana calon Dokter Cilik Pandai Nutrisi menerapkan kehidupan sehat dalam sekolahnya, serta bagaimana cara dan keberlanjutan mereka menjadi pelopor perubahan di sekolah masing-masing, serta

bagaimana perkembangan yang terjadi selama 5 bulan program ini terealisasi dalam sekolahnya. Dari 500 Sekolah Dasar yang mengikuti program ini nantinya akan diambil 30 besar juara dari tiap kota besar di Indonesia, kemudian ke 30 SD juara tersebut akan disebarkan dengan melalui 5 minibus sehat, 1 minibus sehat berisi 6 anak dari 2 SD yang berbeda. Kemudian tiap minibus akan menyebar di beberapa kota terbesar di Indonesia dan memberikan penyuluhan kesehatan khususnya dalam hal gizi kepada masyarakat, baik di sekolah-sekolah maupun di pasar-pasar. Dari 5 minibus tersebut kemudian akan diberikan hadiah masing-masing Rp 20.000.000,- untuk tiap sekolah untuk pembuatan kantin sehat sekolah. Program seperti ini akan berlanjut pada tahun-tahun berikutnya dengan penerapan konsep gizi sehat yang semakin mantap. Diharapkan agar sekolah dasar akan lebih banyak yang berpartisipasi dalam proses pencapaian visi Indonesia sehat, dan tentunya PDGMI akan melakukan monitoring yang lebih akurat sehingga perkembangan kehidupan sehat dapat terkontrol secara lebih baik lagi, dan pada tahun selanjutnya akan ada peningkatan jumlah pemenang dalam kompetisi Nutrition Schooling ini, tentunya PDGMI akan menambahkan proyek yang harus dilakukan sekolah pemenang dengan hadiah yang diberikan, karena total hadiah juga akan bertambah besar, penambahan proyek yang diharuskan bagi tiap sekolah selain pembuatan kantin sehat sekolah juga dapat berupa pengembangan fasilitas dalam UKS. Metode ini tak hanya akan mengharumkan nama sekolah anak, sebagai individu, anak juga memiliki kebanggaan dan pencapaian atas dirinya. Sebab, anak berhasil menjadi agen perubahan di sekolahnya dan tentu meraih titel Dokter Cilik Pandai Nutrisi. Anak tak hanya menjadi paham pentingnya menjaga gizi dan nutrisi. Melalui rangkaian program ini, anak melatih kemampuan komunikasi serta berani tampil di muka umum dengan perannya sebagai duta sekolahnya. Anak juga kreatif mencari ide unik dalam proyek kesehatan yang dilombakan guna meraih tiket kompetisi kesehatan ke level nasional.

You might also like