You are on page 1of 15

BAB II ISI

2.1 TINJAUAN PUSTAKA


2.1.1 LAPORAN ARUS KAS
Uang tunai atau cash merupakan saldo sisa dari arus kas masuk dikurangi arus kas
keluar yang berasal dari periode-periode lalu. Arus kas bersih (net cash flow) mengacu
pada arus kas masuk dikurangi arus kas keluar pada periode berjalan. Arus kas berbeda
dengan ukuran kinerja akrual. Ukuran arus kas mengakui arus masuk saat kas diterima
walaupun belum dihasilkan, dan mengakui arus keluar saat kas dibayarkan walaupun
beban belum terjadi. Laporan arus kas melaporkan ukuran arus kas untuk tiga aktivitas
utama dalam bisnis yaitu operasi, investasi, dan pendanaan.
Secara umum, informasi arus kas membantu untuk menilai kemampuan
peusahaan dalam memenuhi kewajibannya, membayar dividen, meningkatkan kapasitas,
dan mendapatkan pendanaan. Informasi arus kas juga membantu dalam menilai kualitas
laba dan ketergantungan laba pada estimasi dan asumsi tentang arus kas di masa depan.
Tujuan laporan arus aks adalah menyediakan informasi arus kas masuk dan arus kas
keluar untuk satu periode.

2.1.1.1 Relevansi Kas


Kas merupakan aktiva yang paling liquid serta menawarkan likuiditas dan
fleksibilitas bagi perusahaan. Kas merupakan awal sekaligus akhir siklus operasi
perusahaan. Aktivitas operasi perusahaan melibatkan konversi kas menjadi berbagai
aktiva yang digunakan untuk menghasilkan piutang dari penjualan kredit.
Kas merupakan ukuran akhir profitabilitas dimana kaslah yang digunakan untuk
membayar utang, mengganti peralatan, memperluas fasilitas, dan membayar dividen.
Dalam analisis arus kas akan membantu dalam menilai likuiditas, solvabilitas, dan
fleksibilitas keuangan. Liquiditas merupakan kedekatan aktiva dan kewajiban pada kas.
Solvabilitas atau solvensi merupakan kemampuan untuk membayar kewajiban saat jatuh
tempo. Fleksibilitas keuangan adalah kemampuan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri
terhadap kesempatan dan kesulitan. Laporan cash flow berguna dan penting bagi analisis
dan menyediakan informasi untuk menjawab pertanyaaan pengguna laporan seperti :
• Berapa banyak kas yang dihasilkan dari atau digunakan untuk operasi ?
• Pengeluaran apakah yang dibayar dengan kas dari operasi ?
• Bagaimana dividen dibayar saat perusahaan mengalami kerugian operasi ?
• Berasal dari manakah kas untuk pembayaran utang ?
• Berasal dari manakah kas untuk pembayaran saham preferen ?
• Bagaimana kenaikan investasi didanai ?
• Berasal dari manakah kas untuk pembelian aktiva tetap yang baru ?
• Mengapa kas lebih rendah saat laba meningkat ?
• Bagaiman penggunaan kas yang berasal dari pendanaan baru ?

2.1.1.2 Pelaporan Berdasarkan Aktivitas


Operating Activities merupakan aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba.
Selain pendapatan dan beban yang disajikan dalam laporan laba rugi, aktivitas operasi
juga meliputi arus kas masuk dan arus kas keluar bersih yang berasal dari aktivitas
operasi terkait, seperti pemberian kredit kepada pelanggan, investasi dalam persediaan,
dan perolehan kredit dari pemasok. Aktivitas operasi terkait dengan pos-pos laporan laba
rugi dan dengan pos-pos operasi neraca.
Investing Activities merupakan cara untuk memperoleh dan menghentikan
aktivitas nonkas. Aktivitas ini meliputi aktiva yang diharapkan untuk menghasilkan
pendapatan bagi perusahaan. Aktivitas ini juga meliputi pembelian pinjaman dan
penagihan pokok pinjaman.
Financing Activities merupakan cara untuk mendistribusikan, menarik, dan
mendapatkan dana untuk mendukung aktivitas bisnis. Aktivitas ini meliputi perolehan
pinjaman dari kreditor dan pembayaran pokok pinjaman. Aktivitas ini juga meliputi
kontribusi dan penarikan oleh pemilik serta pengembalian atas investasi (dividen).

2.1.1.3 Menyusun Laporan Arus Kas


Terdapat dua metode untuk pelaporan arus kas dari operasi yaitu metode langsung
dan metode tidak langsung. Dalam Metode tidak langsung (indirect method), laba bersih
disesuaikan dengan pos penghasilan (beban) nonkas dengan akrual., untuk menghasilkan
arus kas dari operasi. Keunggulan metode ini adalah adanya rekonsiliasi perbedaan antara
laba bersih dengan arus kas operasi. Rekonsiliasi ini dapat membantu pengguna laporan
untuk memprediksi arus kas melalui prediksi laba yang kemudian disesuaikan untuk jarak
antara laba besih dengan arus kas – akual nonkas. Metode langsung (direct method)
disediakan setelah itu sebagai perbandingan. Metode ini menyesuaikan setiap pos laporan
laba rugi untuk akrual terkait, sehingga menghasilkan format yang lebih baik untuk
menilai jumlah arus kas masuk (keluar) operasi. Kedua metode tersebut menggunakan
format yang sama untuk menghitung kas bersih dari aktivitas investasi dan pendanaan.
Yang berbeda hanyalah penyusunan arus kas bersih dari aktivitas operasi.

A. Mempersiapkan Laporan Arus Kas


Laporan arus kas merupakan campuran antara laporan laba rugi dengan neraca.
Laba bersih mula-mula disesuaikan untuk penghasilan dan beban nonkas untuk
menghasilkan laba kas. Laba kas ini kemudian disesuaikan untuk kas yang dihasilkan dan
digunakan oleh transaksi neraca untuk menghasilkan arus kas dari aktivitas operasi,
aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.
Tiik awal laporan arus kas adalah laba bersih yang mula-mula disesuaikan untuk
beban penyusutan dan amortisasi nonkas. Proses penyusutan kemudian mengalokasikan
biaya perolehan selama masa manfaatnya unuk menandingkan beban terhadap
pendapatan yang dihasilkan oleh aktiva yang bersangkutan. Karena laporan arus kas
berfokus pada arus kas, beban nonkas yang diakui dalam perhitungan laba besih harus
dihilangkan, yaitu dengan menambahkan kembali beban penyusutan dan amortisasi.
Penambahan beban penyusutan dan amotisasi tersebut tidak meningkatkan arus kas
operasi melainkan hanya menghapuskan beban yang dikurangkan dalam perhitungan laba
bersih. Cara yang sama juga digunakan unuk menyesuaikan laba bersih terhadap
keuntungan (kerugian) penjualan aktiva. Tujuan penyesuaian ini bukanlah untuk
mengeleminasi keuntungan (kerugian) secara keseluruhan, melainkan memindahkannya
dari bagian operasi laporan arus kas. Arus kas masuk dari penjualan aktiva disajikan
dalam arus kas bersih dari aktivitas investasi. Penyesuaian terakhir adalah analisis kas
yang dihasilkan oleh perubahan dalam aktiva lancar dan kewajiban lancar.
Penyesuaian untuk perubahan pos neraca dapat diringkas sebagai berikut :
Kenaikan Penurunan
Aktiva (Arus keluar) Arus masuk
Kewajiban Arus Masuk (Arus keluar)
Setelah laba bersih disesuaikan untuk beban penyusutan dan amortisasi serta keuntungan
(kerugian) penjuala aktiva, langkah akhir perhitungan arus kas dari operasi adalah
mempelajari perubahan dalam aktiva (kewajiban) lancar.

2.1.1 TOPIK-TOPIK KHUSUS


2.1.1.1 Investasi Metode Ekuitas
Dalam akuntansi metode ekuitas, investor mencatat bagian atas laba perusahaan
investasi sebagai laba dan mencatat dividen sebagai pengurang saldo investasi. Porsi laba
yang tidak dibagi merupakan laba nonkas yang harus dieliminasi dari laporan arus kas,
sehinnga yang tersisa hanya porsi laba yang diterima tunai. Hal ini dilakukan dengan
mengurangkan bagian atas laba perusahaan investasi dari laba bersih, setelah dikurangi
dividen yang diterima.

2.1.1.2 Akuisisi Perusahaan dengan Saham


Saat satu perusahaan membeli perusahaan lain dengan saham, aktiva dan
kewajiban konsolidasi meningkat seiring dengan ekuitas. Namun, yang dilaporkan dalam
laporan arus kas hanyalah perubahan pos neraca yang berasal dari transaksi kas. Dengan
demikian, penyesuaian neraca untuk menghitung arus kas operasi tidak sama dengan
perubahan pos neraca itu sendiri. Perubahan nonkas dalam neraca dilaporkan dalam
catatan atas laporan arus kas sebagai aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan nonkas.

2.1.1.3 Biaya Imbalan Pasca Kerja


Program imbalan pensiun dan program imbalan pasca kerja lainnya mengakui
beban biaya jasa dan bunga, setelah dikurangi pengembalian yang diharapkan atas aktiva
program. Imbalan yang dibayarkan dicatat sebagai pengurang saldo investasi dan
kewajiaban. Selisih lebih antara beban imbalan bersih yang dilaporkan dalam laba bersih
dengan imbalan kas yang dibayarkan, harus ditambahkan ke laba bersih untuk
menghitung arus kas bersih dari aktiva operasi.

2.1.1.4 Sekuritas Piutang Usaha


Semakin banyak perusahaan yang memanfaatkan pengalihan atau sekuritasisasi
piutang usaha melalui entitas bertujuan khusus (special pupose entity) untuk
meningkatkan arus kas. Sekuritasisasi adalah pengalihan piutang adalah pengalihan
piutang kepada special pupose entity yang membeli piutang tersebut dengan hasil
penjualan obligasi pasar modal. Banyak perusahaan yang melaporkan pengurangan
piutang tersebut sebagai penambah arus kas dari operasi karena piutang termasuk dalam
aktiva lancar. Perusahaan lain melaporkan arus kas masuk tersebut sebagai aktivitas
pendanaan. Analisis harus mewaspadai sumber penurunan piutang dan mempertanyakan
apakah penurunan tersebut benar-benar sebagai hasil kinerja operasi yang membaik atau
sebagai pinjaman yang disamarkan.

2.1.3 METODE LANGSUNG


Metode langsung melaporkan penerimaan kas kotor terkait dengan operasi pada
dasarnya menyesuaikan setiap pos laba rugi dari dasar akrual menjadi dasar kas. Metode
langsung melaporkan total arus kas masuk dan arus kas keluar dari aktivitas operasi.
Metode ini menyajikan tampilan yang lebih baik bagi analisis untuk menilai jumlah kas
masuk dan kas keluar yang merupakan pilihan bagi manajemen. Risiko bagi para pemberi
pinjaman lebih besar pada fluktuasi arus kas dari operasi dibandingkan dengan fluktuasi
laba bersih. Jika perusahaan menggunakan metode langsung, mereka harus
mengungkapkan rekonsiliasi antara laba bersih dengan arus kas dari operasi dalam skedul
terpisah. Perusahaan juga minimal harus melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas
sebagai berikut :

Penerimaan kas :
 Kas dari pelanggan, termasuk sewa guna usaha dan lisensi
 Bunga dan dividen yang diterima
 Penerimaan kas dan operasi lainnya
Pengeluaran kas :
 Kas yang dibayarkan kepada karyawan dan pemasok barang atau jasa, termasuk
untuk perusahaan asuransi dan iklan
 Bunga yang dibayar
 Pajak yag dibayar
 Pengeluaran kas operasi lainnya

2.1.3.1 Mengubah Metode Tidak Langsung Menjadi Metode Tidak Langsung


Konversi ini dilakukan dengan memisahkan laba bersih menjadi total pendapatan
dan total beban. Selanjutnya, penyesuaian konversi diterapkan pada kategori pendapatan
dan beban yang relevan.

2.1.4 ANALISIS ARUS KAS


Kondisi perusahaan antara yang satu dengan lainnya berbeda, oleh karena itu sulit
untuk merumuskan analisis arus kas yang standar. analisis laporan arus kas
memungkinkan kita untuk menilai kualitas keputusan manajemen dari waktu ke waktu
dan dampaknya pada hasil operasi dan posisi keuangan perusahaan.
kesimpulan analisis arus kas meliputi kesimpulan dimana manajemen meletakkan
komitmen sumber dayanya, dimana manajemen mengurangi investasi, dari mana kas
tambahan dihasilkan, dan dimana klaim atas perusahaan dikurangi. kesimpulan juga
terkait dengan penggunaan laba dan pilihan investasi arus kas. analisis juga
memungkinkan kita untuk menyimpulkan ukuran, komposisi, pola, dan kestabilan arus
kas operasi.
operasi yang menguntungkan menghasilkan pemulihan kas melebihi jumlah yang
diinvestasikan, dan sebagai konsekuensinya meningkatkan arus kas masuk. sedangkan
kerugian memberikan hasil yang sebaliknya.
kesimpulan harus juga meliputi penjualan untuk variasi segmentasi arus kas. komponen
arus kas sering kali menunjukkan petunjuk penting tentang stabilitas sumber kas.
2.1.4.1 Ukuran Arus Kas Alternatif
Akuntansi akrual memungkinkan alternatif perlakuan akuntansi yang beragam
dan memungkinkan potensi manajemen laba. manfaat arus kas sering kali hilang karena
penyalahgunaan. laba bersih secara tepat dianggap sebagai ukuran kinerja operasi dan
secara konsisten dikaitkan dengan ekuitas.

2.1.4.2 Perusahaan dan Kondisi Ekonomi


Sebuah neraca menjelaskan aktiva perusahaan pada satu titik waktu tertentu dan
sumber pendanaan aktiva-aktiva tersebut. Laporan laba rugi menggambarkan hasil
operasi untuk satu periode waktu. Laba meningkatkan aktiva, termasuk kas dan aktiva
non kas. Beban merupakan konsumsi atas aktiva. Dengan demikian, laba bersih terkait
dengan arus kas melalui penyesuaian pos-pos neraca.
Perusahaan yang sukses maupun yang gagal dapat mtngalami arus kas dari operasi,
namun dengan alasan yang jauh berbeda. Perusahaan yang sukses yang menghadapi
masalah investasi dalam piutang dan persediaan yang meningkat untuk memenuhi
permintaan pelanggan yang meningkat, mendapati bahwa keuntungan yang meningkat
berguna untuk mendapatkan pendanaan tambahan dengan utang maupun ekuitas.
Keuntungan ini pada akhirnya menghasilkan arus kas positif. Sedangkan perusahaan
yang gagal mengalami kekurangan kas karena penurunan perputaran piutang dan
persediaan, mangalami kerugian operasi, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut atas
faktor lainnya. Perusahaan yang gagal dapat meningkatkan arus kas dengan mengurangi
piutang dan persediaan, namun hal ini umumnya disertai dengan penurunan pelayanan
pada pelanggan, yang menurunkan laba lebih lanjut. Faktor-faktor tersebut merupakan
tanda krisis saat ini dan dimasa depan, serta kekurangan kas, termasuk penurunan kredit
perdagangan. Penurunan arus kas bagi perusahaan gagal memiliki implikasi yang sama
sekali berbeda dengan implikasinya bagi perusahaan yang sukses. Meskipun manajer
gagal dapat meminjam uang, biaya dan pinjaman hanya akan memperbesar kerugian.
Profitabilitas merupakan variabel utama, tanpa profitabilitas perusahaan menuju
kehancuran. Perubahan modal kerja operasi juga harus diinterpretasikan dalam
lingkungan ekonomi. Peningkatan piutang dapat menandakan permintaan pelanggan yang
meningkat atau merupakan pertanda ketidakmampuan untuk menagih piutang tepat
waktu.
Kondisi inflasi menambah kesulitan keuangan dan tantangan bagi perusahaan.
Tantangan utama meliputi penggantian aktiva tetap pada harga yang lebih tinggi dari
beban penyusutan, meningkatnya investasi dalam piutang dan persediaan, dan kebijakan
dividen yang didasarkan pada laba yang tidak menyediakan biaya sumber daya yang
digunakan dalam operasi. Meskipun keputusan menajemen tidak harus dilaporkan dalam
laporan keuangan, implikasi dan pentingnya laporan keuangan tidak dapat di abaikan.
Informasi tentang bagaimana dampak tindakan manajemen dalam kondisi inflasi dapat
dicari dalam laporan arus kas. Hal ini menyebabkan fokus pada arus kas dari operasi
setelah pengeluaran modal dan dividen.

2.1.4.3 Arus Kas Bebas


Turunan analitis laporan arus kas yang bermanfaat adalah penghitungan arus kas
bebas. Sebagaimana ukuran analitis lainnya, komponen-komponen perhitungan tersebut
harus diperhatikan. Motivasi tersembunyi dalam pelaporan komponen yang digunakan
untuk menghitunng arus kas bebas kadangkala memengaruhi manfaatnya. Meskipun
tidak ada kesepakatan atas definisi pasti untuk arus kas bebas, salah satu ukuran arus kas
bebas adalah sebagai berikut :

Arus kas dari operasi


- Pengeluaran modal bersih untuk mempertahankan kapasitas produksi
- Dividen unttuk saham preferen dan saham biasa

Arus kas bebas


Arus kas bebas positif mencerminkan jumlah yang teresedia bagi aktivitas bisnis
setelah penyisihan untuk pendanaan dan investasi yang diperlukan untuk
mempertahankan kapasitas produksi pada tingkat sekarang. Pertumbuhan dan
fleksibilitas keuangan bergantung pada ketersediaan arus kas bebas. Harus diakui
bahwa jumlah pengeluaran modal untuk mempertahankan kapasitas produksi
umumnya tidak diungkapkan. Junlah ini disajikan sebagai bagian total pengeluaran
modal, yang diungkapkan, namun meliputi pengeluaran untuk ekspansi kapasitas
produksi. Pemisahan dua komponen pengeluaran modal ini sulit dilaksanakan.
Laporan arus kas jarang memisahkan pengeluaran modal menjadi komponen untuk
mempertahankan dan kompensasi untuk ekspansi.

2.1.4.4 Arus Kas sebagai Validasi


Lapotan arus kas merupakan jembatan penting antara laporan laba rugi dengan
neraca. Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar, serta
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancarnya. Lebih lanjut, laporan arus
kas menyediakan petunjuk penting tentang :
- Kelayakan pendanaan pengeluaran modal
- Sumber kas dalam pendanaan ekspansi
- Ketergantungan pada pendanaan eksternal
- Kebijakan dividen di masa depan
- Kemampuan untuk memenuhi persyaratan utang
- Fleksibilitas keuangan untuk menghadapi kebutuhan dan kesempatan yang tidak
diantisipasi
- Praktik keuangan oleh manajemen.
- Kualitas laba rugi.
Laporan arus kas bermanfaat untuk mengidentifikasi hasil atau perkiraan operasi
yang salah atau menyesatkan. Laporan arus kas merupakan sumber informasi tindakan
dan niat menajemen yang andal dan dapat dipercaya – lebih andal daripada prediksi dan
pernyataan pers dari manajemen.

2.1.5 RASIO ARUS KAS KHUSUS


2.1.5.1Liquidity Ratio
A. Rasio Kecukupan Arus Kas
Rasio kecukupan arus kas merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan kas dari operasi yang cukup untuk menutup pengeluaran modal, investasi
dalam persediaan, dan dividen tunai. Rasio kecukupan arus kas dihitung sebagai berikut :
Jumlah kas dari operasi selama tiga tahun
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jumlah pengeluaran modal, penambahan persediaan, dividen tunai selama tiga tahun

Investasi dalam modal kerja penting lainnya seperti piutang tidak disertakan
karena didanai terutama oleh kredit jangka pendek. Dengan demikian, hamya
penambahan persediaan yang disertakan.
Rasio kecukupan arus kas perlu diinterpretasikan secara tepat. Rasio sebesar 1
menunjukkan bahwa perusahaan dapat menutup kebutuhan kas tanpa perlu mendapatkan
pendanaan eksternal. Rasio kurang dari 1 menunjukkan bahwa sumber kas internal tidak
cukup untuk mempertahankan dividen dan tingkat pertumbuhan operasi saat ini. Rasio
kecukupan arus kas juga mencerminkan dampak inflasi untuk keperluan pendanaan
perusahaan.

B. Ratio Kecukupan Dividen


Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen dengan
menggunakan arus kas dari operasi. Rasio ini dapat dimodifikasi untuk menunjukkan
pembayaran dividen kepada semua pemegang saham atau hanya kepada pemegang saham
biasa. Apabila penutupan arus kas atas pembayaran dividen hanya kepada pemegang
saham biasa, maka rasio ini dapat dicari dengan mengurangkan dividen saham preferen
dari arus kas operasi dibagi dengan dividen saham biasa.
Semakin tinggi rasio ini,menunjukkan semakin likuid suatu perusahaan, akibatnya akan
menarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan.

Ratio Dividen Coverage = (cash flow from operations) / dividends

2.1.5.2 Solvency Ratio


A. Cash Long-Term Debt Coverage
Rasio ini menunjukkan kecukupan arus kas yang diperoleh dari aktifitas operasi
yang digunakan untuk membayar hutang perusahaan. Average total liabilities diperoleh
dengan cara menambah saldo awal dengan saldo akhir total kewajiban, kemudian dibagi
dengan dua. Suatu bentuk alternatif dari rasio ini adalah dengan mengurangkan arus kas
dari operasi dengan pembayaran dividen.
Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan semakin solvent suatu perusahaan. Dari
kebanyakan literatur yang ada menyarankan bahwa 20% adalah ukuran yang memadai
untuk rasio ini.

Cash long-term debt coverage = cash flow / long term debt

B. Cash Interest Coverage


Adalah rasio arus kas dari operasi ditambah dengan pembayaran bunga dan pajak
terhadap pembayaran bunga aktual. Semakin besar rasio ini, maka perusahaan dikatakan
semakin baik.
Beban bunga (interest paid) dan beban pajak pada laporan arus kas metode
langsung dapat diperoleh langsung dari aktifitas operasi. Sedangkan arus kas yang
menggunakan metode tidak langsung, beban-beban ini dapat diperoleh dari ungkapan
tambahan yang menyertai laporan arus kas.

Cash interest coverage = (Cash Flow from Operations + Interest Paid + Taxes Paid) /
Interest Paid

2.1.5.3 Capital Expenditure


A. Capital Acquisition Ratio
Rasio ini menunjukkan apakah perusahaan dapat membayar pengeluaran
modalnya dengan segera. Apabila rasio ini sama dengan 100% atau lebih, maka
menunjukkan bahwa perusahaan kurang bersandar pada pembiayaaan eksternal dan
kontribusi pemilik untuk memindahkan dan menambahkan modal yang ada. Sebaliknya,
apabila rasio yang dihasilkan lebih kecil dari 100%, berarti perusahaan tidak mampu
menutupi biaya pengeluaran modal dari aktifitas operasi.

Capital expenditure ratio = (cash flow from operations - dividends) / cash paid for
acquisitions.
B. Rasio Reinvestasi Kas
Rasio reinvestasi kas merupakan ukuran atas persentase investasi dalam aktiva
yang mencerminkan kas operasi yang ditahan dan diinvestasikan kembali dalam
perusahaan untuk mengganti aktiva dan menumbuhkan operasi. Rasio ini dihitng sebagai
berikut :

Arus kas operasi – Dividen


---------------------------------------------------------------------------------
Aktiva tetap kotor + Investasi + Aktiva lain + Modal kerjan

Rasio reinvestasi dalam kisaran 7% sampai 11% umumnya dianggap memadai.

2.2 PEMBAHASAN
Adapun tujuan dari analisis laporan keuangan adalah untuk mengevaluasi posisi
dan hasil operasi sekarang dan masa lampau dari suatu perusahaan sehingga dapat
diperoleh suatu prediksi akan kondisi dan kinerja perusahaan dimasa yang akan datang.
Seperti yang dikemukankan oleh Smith dan Skousen (1992:1044) menyatakan
bahwa analisis laporan keuangan pada umumnya diarahkan pada pengevaluasikan empat
aspek perusahaan yaitu : likuiditas, stabilitas, profitabilitas dan potensi perkembangan.
Maka dalam makalah ini kami akan coba membahas analisis laporan keuangan arus kas
pada perusahan PT. PUPUK KUJANG.

2.2.1 PROFIL PERUSAHAAN


2.2.1.1 Seputar PT PUPUK KUJANG
PT. PUPUK KUJANG didirikan pada tanggal 9 Juni 1975 dengan dana pinjaman
dari Pemerintah Iran sebesar US$ 200 Juta, yang telah dilunasi pada tahun 1989, serta
Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) Indonesia sebesar US$ 60 Juta. Pembangunan
pabrik Pupuk Kujang pertama yang kemudian diberi nama Pabrik Kujang pertama yang
kemudian diberi nama Pabrik Kujang 1A dengan kapasitas produksi 570.000 ton/tahun
urea dan 330.000 ton/tahun amonia dilaksanakan oelh kontraktor utama Kellogg
Overseas corporation (USA) dan Toyo Engineering Corporation (Japan).
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1997 dan berdasarkan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa PT PUPUK KUJANG tanggal 25 Juli 1997, PT PUPUK
KUJANG menjadi anak perusahaan PT PUPUK SRIWIDJAJA, dan disetujui penjualan
10 lembar saham milik PT PUPUK SRIWIDJAJA pada PT PUPUK KUJANG yang
diwakili oleh Yayasan Kesejahteraan Warga Kujang. Pembangunan Pabrik Kujang 1B
dengan kapasitas produksi 570.000 ton/tahun urea dan 330.000 ton/tahun amonia
dilaksanakan oleh kontraktor utama Toyo Engineering Corporation (TEC) Japan dan
didukung oleh 2 kontraktor dalam negeri yaitu PT Rekayasa Industri dan PT Inti Karya
Persada Teknik.
Bahan baku utama dalam pembuatan pupuk adalah gas bumi, air, dan udara. Ketiga bahan
baku tersebut diolah sehingga menghasilkan amonia dan akhirnya urea. Penyediaan gas
bumi berasal dari Pertamina dan Perusahaan Gas Swasta lainnya yang diambil dari
sumber lepas pantai laut Jawa, sedangkan air baku diambil dari Perum Jasa Tirta II
Jatiluhur-Purwakarta.
Untuk memanfaatkan ekses operasional Pabrik Pupuk Kujang maka dibangunlah
beberapa anak Perusahaan yang merupakan Joint Venture dengan pihak swasta dalam
negeri maupun lar negeri. Saat ini PTPUPUK KUJANG mempunyai 5 anak perusahaan
yang merupakan perusahaan patungan dengan pihak swasta lain: PT Sintas Kurama
Perdana yang memproduksi asam formiat, PT Multi Nitrotama Kimia yang memproduksi
ammonia nitrat dan asam nitrat, PT Peroksida Indonesia Pratama memproduksi hydrogen
peroksida, PT Kujang Sud-Chemie Catalysts yang memproduksi katalis, dan yang
terakhir adalah PT Kawasan Industri Kujang Cikampek yang mengelola lahan di kawasan
PT PUPUK KUJANG.
Dalam perkembangan mengingat jumlah subsidi gas pemerintah ditambah Harga Eceran
Tertinggi masih jauh dibawah Harga Pokok Produksi pupuk urea sehingga menimbulkan
dampak kerugian bagi seluruh industri pupuk nasional termasuk PT PUPUK KUJANG.
Sehingga Pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 122/KMK.02/2006
tanggal 7 Desember 2006, tentang Tata Cara Perhitungan dan Pembayaran Subsidi Pupuk
Tahun Anggaran 2006 merubah pola subsidi gas menjadi subsidi harga, dalam subsidi
harga tersebut besaran subsidi dari Pemerintah terhadap industri pupuk adalah seluruh
biaya produksi termasuk harga bahan baku utama yaitu gas alam ditambah margin 10%
ditambah biaya distribusi dikurangi dengan Harga Eceran tertinggi.
Untuk harga jual yang ditetapkan, harga eceran tertinggi bersubsidi berdasarkan pada
Peraturan Menteri Pertanian.

2.2.1.2 Kegiatan-Kegiatan yang Dijalankan PT PUPUK KUJANG


Produksi
Mengelola bahan-bahan mentah tertentu menjadi bahan-bahan pokok yang diperlukan
dalam pembuatan pupuk, terutama pupuk urea dan bahan kimia lainnya, serta mengolah
bahan kimia lainnya.

Perdagangan
Menyelenggarakan kegiatan distribusi dan perdagangan, baik dalam maupun luar negeri
yang berhubungan dengan produk-produk tersebut dan produk lainnya serta kegiatan
impor barang yang antara lain berupa bahan baku dan penolong, peralatan produksi dan
bahan kimia lainnya.

Pemberian Jasa
Melaksanakan studi penelitian, pengembangan, desain, engeneering, pengantongan,
konstruksi, manajemen, pengoperasian pabrik, pabrikan, pemeliharaan, konsultasi dan
jasa teknis lainnya dalam sektor industri pupuk dan industri kimia lainnya.

Usaha Lainnya
Menjalankan kegiatan usaha dalam bidang angkutan. Ekspedisi dan pergudangan demi
kelancaran pelaksaan kegiatan-kegiatan usaha dari PT PUPUK KUJANG.

2.2.2 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN TERHADAP ARUS KAS


Dalam makalah ini kami akan mencoba untuk melakukan analisis terhadap arus
kas pada PT PUPUK KUJANG dengan beberapa metode yaitu dengan menggunakan :
 Analisis Perbandingan (Comparative Analysis)
Dengan analisis ini kita melakukan perbandingan terhadap arus kas yang dapat
dilakukan pada :
- Perbandingan laporan keuangan dalam beberapa tahun (horizotal)
- Perbandingan satu tahun buku (vertikal), yang dibandingkan dengan laporan
kuangan dari perusahaan lain sejenis, pada makalah ini kami membandingkan
Laporan Arus Kas PT PUPUK KUJANG dengan Laporan Arus Kas PT PUPUK
KALIM pada tahun 2007 (audited)
 Analisis Ratio (Ratio Analysis)
Analisis laporan arus kas menurut Plewa dan Friedlob (1995:228), terdiri atas
rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan pengeluaran modal serta rasio pengembalian
kas.

2.2.2.3 Analisis Perbandingan

You might also like