You are on page 1of 55

Contoh kasus farmasi

Dibuat oleh : Koass Farmasi periode 22 april 2013 5 mei 2013

KEPANITERAAN KLINIK / LABORATORIUM FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
2013

HIPERTENSI Definisi : Keadaan dimana tekanan darah sistol > 139 mmHg dan diastol > 89 mmHg. Klasifikasi (menurut Joint National Committee 7) Kategori Normal Pre hipertensi Hipertensi stage I Hipertensi stage II Obat : Berdasarkan stage: 1) Hipertensi Stage I (TD= 140-159 / 90-99 mmHg) Terapi OAH tunggal atau kombinasi Contoh resep: R/ Hidroklorotiazid tab mg 25 No. XIV S 1 dd tab 1 mane Pro: Tn A (45 th) 2) Hipertensi Stage II (TD > 160 / > 100 mmHg) Terapi kombinasi 2 OAH: ACE inhibitor (captopril) Angiotensin Reseptor Bloker (losartan) Beta bloker (propanolol) Calcium Channel Blocker (nifedipin) Sistol (mmHg) <120 120-139 140-159 > 160 Dan/atau Dan Atau Atau Atau Diastol (mmHg) <80 80-89 90-99 > 100

Contoh resep: R/ Captopril tab mg 12,5 No XXI S 3 dd tab 1 ac R/ Hidroklorotiazid tab mg 25 No. XXI S 1 dd tab 1 mane Pro: Tn X (45 th) Cara kerja obat: 1) Captopril (sediaan: 12,5mg, 25mg, 50mg) Golongan ACE inhibitor dengan mekanisme: Angiotensin I Angiotensin II Vasodilatasi penurunan tekanan darah Penurunan sekresi aldosteron ekskresi air, Na, K Kontra Indikasi: wanita hamil Indikasi: hipertensi ringan-berat, hipertensi dengan gagal jantung kongestif Interaksi Obat: ditingkatkan efeknya oleh diuretic, diturunkan oleh indometasin dan salisilat Dosis: Awal: 3 x 12,5mg Pemeliharaan: 3 x 25mg dapat ditingkatkan setelah 2-4 minggu Dosis maksimal: 3 x 50mg

Farmakokinetik: Absorbsi baik dengan bioavailabilitas 70-75% Pemberian bersama makanan akan mengurangi absorbs 30% sehingga harus diberikan sebelum makan

Efek samping: hipotensi, batuk kering akibat peningkatan bradikinin, hiperkalemia pada pasien dengan gangguan ginjal, pengguna diuretik hemat kalium, AINS.

2) Hidroklorotiazid (sediaan: 25mg, 50mg) Golongan tiazid, mekanisme: menghambat transport bersama NaCl di tubulus distal ginjal sehingga ekskresi Na+ dan Cl- meningkat sehingga menurunkan volume darah dan cairan ekstra seluler.

Indikasi: hipertensi ringan-sedang dalam kombinasi OAH lain. Kontra indikasi: gangguan ginjal sehingga memperburuk fungsi ginjal. Efek hipertensi terlihat dengan dosis Hidroklorotiazid 12,5mg/hari Monoterapi dosis maksimal: 25mg/hari Interaksi obat: indometasin + AINS mengurangi efek diuretik tiazid dengan menghambat prostaglandin ginjal Efek samping: ketidakseimbangan elektrolit, sakit kepala, pusing.

3) Diltiazem (sediaan: 30mg, 60mg) Golongan Calcium antagonist Indikasi: hipertensi ringan-sedang, angina Kontra indikasi: AV block, hipotensi, gagal jantung. Dosis: 3x 1 tab

MIGRAIN Definisi: Nyeri kepala berdenyut satu sisi diperberat aktivitas fisik kadang disertai minimal 1 dari nausea dan vomitus atau fotofobia dan fonofobia. Serangna berlangsung 4-72jam. Obat: Contoh resep: R/ Cafergot tab No. X S prn 1-3 dd tab I Pro: Tn Z (45th)

Atau R/ Ergotamin tab mg 1 No. XV S 3 dd tab I Pro: Tn Z (45th)

Tambahkan: R/ Metoklorpramid tab mg 10 No. XV S 3 dd tab I Pro: Tn Z (45th) h ac

Jenis Obat: 1) Cafergot (ergotamine) Mengandung ergotamine tartat 1mg dan caffeine 100mg Fungsi ergotamine: o Mengurangi amplitude pulsasi arteri carotis eksterna dengan cara mengurangi aliran darah arteri basiler tanpa mengurangi aliran darah ke otak o Vasodilatasi ringan dan vasokonstriksi kuat. Efek vasodilatasi ringan menstimulasi reseptor 5 HT 1 dan memblokir reseptor o Menstilmulasi dan memblokir reseptor adrenergik dan serotonin adrenergik Ergotamin agonis reseptor 5HT1 (serotoninergik) Efek terapi terlihat + 5 jam kemudian Ergotamin tartat o Kristal larut air dan alcohol o Sediaan: tablet 1mg, tablet sublingual 2mg, injeksi 0,5mg/ml

Interaksi Obat: caffeine memperkuat kerja ergotamine terhadap migraine dengan meningkatkan absorbs

Efek samping: mual, muntah (sering), parestesia, sianosis, vasokonstriksi perifer (jarang)

Kontra indikasi: gangguan pembuluh darah perifer, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, sindrom raynaud.

Dosis: 6 tab/hari atau 10 tab/minggu karena efek vasokonstriksi terakumulasi dan bertahan lama sehingga dapat menyebabkan akral dingin (gangren) dan kejang

Pemakaian: o Awal 2-3 tablet o Berikan 1 tablet lagi bila keluhan tidak berkurang setelah o Paten lain: ericat jam

2) Metoklorpramid Sediaan: 10 mg/tab, 10 mg/2 ml (injeksi) Paten: mepramide, metolon Mekanisme: o Pasien tidak responsive terhadap ergotamine dapat ditambahkan metoklorpramid sehingga dapat mempercepat absorbs ergotamine karena mempercepat pengosongan lambung o Meringankan mual muntah o Absorbsi metoklorpramid lebih baik saat perut kosong maka diberikan jam sebelum makan

Interaksi Obat: o Bersifat antagonis dengan antikolinergik dan analgesik narkotik o Depresan SSP: meningkatkan efek sedasi o Menghambat absorbs digoksin, simetidin o Meningkatkan absorbs parasetamol, tertrasiklin, L-DOPA di usus halus

VERTIGO Definisi: vestibuler. Contoh resep: R/ Mertigo tab mg 6 No. X S 3 dd tab I R/ Diazepam tab mg 5 No. III S 1 dd tab I an Atau tambahkan: R/ Unalium tab mg 5 No. VI S 2 dd tab I m et v Pro: Tn Y (45th) Jenis Obat: 1) Mertigo (6 mg) Kandungan: betahistin mesilat Indikasi: pengobatan simptomatik untuk gangguan sirkulasi dan vestibuler seperti vertigo, sindrom Meiner. Dosis: 1-2 tab x 3 per hari Sensasi tubuh berputar atau lingkungan berputar, termasuk gangguan

Efek samping: mual, muntah, ruam kulit Mekanisme: i. Memperbesar spincter prekapiler sehingga meningkatkan aliran darah pada telinga bagian dalam ii. Mengatur permeabilitas kapiler telinga bagian dalam menghilangkan endolymphatic hydrops iii.Memperbaiki sirkulasi serebral dan peningkatan aliran darah arteri karotis interna

Paten lain: Noverty, vastigo, vercure, versilon, vertex

2) Diazepam (5 mg) Kandungan: flunarizin (Ca antagonis selektif antivasokonstriksi) Indikasi: i. Mencegah migraine ii. Pengobatan dan pencegahan gangguan vestibuler dan gangguan peredaran serebral, dan perifer. Efek samping: mengantuk, reaksi ekstrapiramidal Dosis: i. Profilaksis migraine: <65 tahun: 10 mg/hari pada malam hari, >65 tahun: 5 mg/hari ii. Maintenance: 5 hari dalam seminggu Interaksi obat: kontrasepsi, galaktore

3) Unalium (5 mg, 10 mg) (profilaksis) ]DIABETES MELITUS Dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu:

A. Diabetes Melitus Tipe 1 Definisi: kondisi dimana sel pancreas tidak menghasilkan insulin, predileksi usia muda <30 tahun Terapi: injeksi insulin Resep: R/ Insulin regular injeksi 100 IU Cum spuit insulin injeksi S imm Pro: Nn L (20th)

Mekanisme kerja: mengatur kadar glukosa dengan target utama hepar, otot, dan jaringan adipose. B. Diabetes Melitus Tipe 2 Definisi: kondisi dimana terjadi resistensi insulin. Hasil laboratorium GDS > 200 mg/dl atau GDP > 126 mg/dl. Pilihan obat: 1. First choice: golongan sulfonylurea (glibenklamid, klorpropamid) 2. Golongan Biguanid (metformin) 3. Tiazolidiridon (pioglitazon, rasiglitazon) 4. Glinid (repoglinid, hateglinid); berfungsi meningkatkan sekresi insulin 5. Glukosidase dan inhibitor: acarbose berfungsi menghambat absorbs glukosa Resep: R/ Glibenklamid tab mg 5 No XIV S 3 dd tab 1 h ac

Pro: Ny L (45th)

Dievaluasi 2 minggu setelah pemberian, bila tidak ada perbaikan maka ditambah obat golongan biguanid. R/ Metformin tab mg 500 No. XXI S 3 ddd tab I dc Pro: Ny L (45th) a. Glibenklamid Golongan Sulfonilurea (insulin sekretorik) Sediaan: 5 mg Dosis: awal 2,5-5 mg ditingkatkan perlahan tidak lebih dari 2,5 dengan interval 1 minggu, maksimal 20 mg/hari Nama paten: glukonic, glyamid, libronil, tiabet Mekanisme: merangsang sekresi insulin dari granul sel langerhans Terapi efektif diberikan 30 menit sebelum makan, hal ini dimaksudkan untuk mencegah hipoglikemi dan mempercepat absorbsi karena makanan dapat menyebabkan menurunnya absorbsi Metabolisme di hepar dan diekskresi melalui ginjal Efek samping: gangguan saluran cerna dan alergi kulit Kontra indikasi: DM juvenile, DM gestasional, dan keadaan gawat Interaksi obat: meningkatkan risiko hiperglikemi oleh insulin, alkohol, sulfonamide, kloramfenikol, dan efek hipoglikemi diturunkan dengan diuretik (tiazid), kortikosteroid. b. Metformin Golongan Biguanid Sediaan: 500 mg; 850 mg Dosis: awal: 2 x 500 mg, maintenance: 3 x 500 mg, maksimal: 2,5-3 gram/hari Efektif diminum waktu makan untuk mengurangi efek sampingnya, yaitu mual, muntah, diare dan rasa tidak nyaman di perut. Nama paten: gliformin, glikos, glicofor 500

Mekanisme: menurunkan produksi glukosa di hepar dan meningkatkan sensitivitas jaringan otot dan adipose terhadap insulin Metabolisme: absorbsi di intestinum dan ekskresi di urin utuh Kontra indikasi: penyakit kardiovaskuler karena terjadi peningkatan asam laktat dalam darah, peyakit ginjal.

THYPUS ABDOMINALIS Penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmoella typhi

Manifestasi Klinis Minggu pertama: demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi/ diare, perasaan tidak enak di perut, batuk, dan epistaksis Minggu kedua: demam, bradikardi relative, lidah tifoid, hepatomegali, splenomegali, meteorismus, gangguan kesadaran.

Contoh resep:

R/

Ringer lactat

Inf flab No.II

Cum Infus set No.II Iv Catheter imm no.22 No.I

R/

Chloramphenicol 4 dd tab I

Tab mg 500 N0. XX

R/

Paracetamol

Tab mg 500 N0. XV

prn (3-4) dd tab I Pro: Nn. M ( 21th)

Jenis obat: 1. Chlorampenicol Sediaan : sebagai anti mikroba : 125 mg/5ml syrp chemotrex 500mg, 250 mg/ kapsul 1000mg injeksi Dosis Mekanisme : 3-4X sehari ( 50mg/kgBB/ hari) : menghambat sintesis protein human. Kloramfenikol terikat

pada ribosom subunit 5os dan menghambat enzim peptidil transferase shg ikatan peptida tdk dpt terbentuk pd sintesis protein kuman. Efek samping aplastik Reaksi sal. Cerna mual,muntah, glositis. Diare Syndrom gray dosis tinggi pada neonatos Neuropati optik dan perifer : reaksi hematologik depresi sumsum tulang, anemia

Interaksi obat : memperpanjang klorpopamid, warfarin.

masa paruh eliminasi fenitoin, tolbutamid,

Kontra indikasi : hamil, laktasi, trisemester ahkir, hipoksia Kloramfenikol mampu menurunkan panas lebih cepat 3-5 hari

2. Ringer lactat Mencegah dehidrasi, mencegah asidosis Tambahan, ampisilin mampu membunuh carier s.thypii karena kloramphenikol inaktif pada empedu maka kuman dalam empedu masih hidup sebagai carier. 3. Paracetamol Menurunkan demam Mengurangi nyeri

Mekanisme : Mekanisme aksi utama dari parasetamol adalah hambatan terhadap enzim siklooksigenase (COX: cyclooxigenase), dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa obat ini lebih selektif menghambat COX-2. Meskipun mempunyai aktifitas antipiretik dan analgesik, tetapi aktifitas anti-inflamasinya sangat lemah karena dibatasi beberapa faktor, salah satunya adalah tingginya kadar peroksida dapa lokasi inflamasi. Hal lain, karena selektifitas hambatannya pada COX-2, sehingga obat ini tidak menghambat aktifitas tromboksan yang merupakan zat pembekuan darah. DERMATITIS VENENATA (dermatitis kontk iritan)

Dermatitis kontak iritan adalah inflamasi pada kulit yang terjadi karena kulit telah terpapar oleh bahan yang toksin atau iritatif ke kulit manusia, dan tidak disebabkan reaksi alergi. Pada anak-anak, bahan iritan yang paling sering menyebabkan DKI adalah popok bayi. Hal ini akan menyebabkan keadaan yang dinamakan diaper dermatitis, reaksi kulit di daerah yang terpapar popok bayi yang disebabkan kontak terlalu lama dengan bahan kimia alami terdapat di air seni dan tinja. Selain itu dapat pula DKI terjadi di sekitar mulut karena kulit terpapar dengan makanan bayi ataupun air liur. Pada orang dewasa, DKI terjadi seringkali karena paparan sabun dan deterjen.

Efek dari dermatitis kontak bervariasi, mulai dari kemerahan yang ringan dan hanya berlangsung sekejap sampai kepada pembengkakan hebat dan lepuhan kulit. Ruam seringkali terdiri dari lepuhan kecil yang terasa gatal (vesikel). Pada awalnya ruam hanya terbatas di daerah yang kontak langsung dengan alergen (zat penyebab terjadinya reaksi alergi), tetapi selanjutnya ruam bisa menyebar. Ruam bisa sangat kecil (misalnya sebesar lubang anting-anting) atau bisa menutupi area tubuh yang luas (misalnya dermatitis karena pemakaian losyen badan). Jika zat penyebab ruam tidak lagi digunakan, biasanya dalam beberapa hari kemerahan akan menghilang. Lepuhan akan pecah dan mengeluarkan cairan serta membentuk keropeng lalu mengering. Sisa-sisa sisik, gatal-gatal dan penebalan kulit yang bersifat sementara, bisa berlangsung selama beberapa hari atau minggu.

Pengobatan a. Hidrocortisone 1% Lini pertama pengobatan sebagai antiinflamasi bersifat ringan

b. Dexamethason Diberikan secara oral jika ada tanda perdangan berat

c. Siproheptadin (sedasi sedang) Berisi AH1, antiserotonin Sediaan : 4 mg Indikasi : alergi ringan dan tidak terkomplikasi berupa urtikaria dengan angioderma kulit Mekanisme : mencegah degranulasi sel mast

Resep R/ Hidrocortisone 1% cream tube No. I 2 dd I u.e R/ Dexamethason tab mg 0,5 No. X 3 dd tab I

R/ Siproheptadin tab mg 4 No. X 3 dd tab I Pro : Tn. D (30 tahun)

DERMATITIS ATOPI DENGAN EKZEMA Definisi UKK : peradangan kulit kronis dan residif disertai gatal berhubungan dengan atopi : Bentuk infantil (2 bln-2 thn): lesi di muka,pipi, dahi. Eritem, papulavesikel miliar, karena garukan terjadi erosi, ekskoriasi, krusta tidak jarang menjadi infeksi Bentuk anak (3-11 tahun) : lesi kering, likenifikasi, batas tdk tegas, karna garukan ada ekskoriasi meanjang dan krusta. Predileksi di lipat siku, lutut, leher, pergelangan tangan, kaki Bentuk remaja dan dewasa (12-30 tahun) : predileksi di muka (dahi, kelopak mata, perioral), leher, dada bagian atas, lipat siku, lipat lutut, punggung tangan, biasanya simetris. Gejala pruritus, likenifikasi, papul, ekskoriasi, krusta Prinsip terapi: Kortikosteroid topical dan oral sebagai antiradang, imunosupresan, antimitosis. Kortikosteroid oral dipakai bila kelainan luas atau eksaserbasi akut. Antihistamin I generasi non-sedatif : mengatasi gejala gatal-gatal dan kulit merah karena menghambat degranulasi sel mast yang mengeluarkan histamine Pengobatan topikal: pada bentuk bayi, kelainannya eksudatif, maka dikompres larutan asam salisil 1/1000, setelah kering dilanjutkan krim hidrokortison 1% atau 2%. Pada bentuk anak dan dewasa kelainannya bersifat kering maka menggunakan salep, karena daya penetrasinya lebih baik. Salep kortikosteroid, bisa juga ditambah asam salisil 3-5 % pada salep kortikosteroid untuk menambah daya penetrasinya. Resep : R/ Hidrocortisone 2,5% cream tube No. I u.e R/ Metilprednisolon tab mg 4 No. V 1 dd tab I R/ Loratadine tab mg 10 No. V 1 dd tab I

Pro : An. A (16 tahun) Jenis obat: 1. Metilprednisolon (antiinflamasi) Sediaan : 4 mg, 16 mg Golongan kortikosteroid Indikasi : dermatologic, endokrin, hematologic Kontra indikasi : infeksi jamur sistemik Efek samping : osteoporosis, katarak Dosis : 4 8 mg/hari

2. Loratadine Antihistamin non sedative golongan piperidin Sediaan : 10 mg/tab; 5 mg/ml sirup Pengobatatan simptomatis pada alergi rhinitis, urtikaria kronik, dan berbagai jenis alergi kulit Mekanisme : antihistamin menghambat reaksi alergi yang menghasilkan histamine, serotonin, bradikinin, asam arakidonat yang akan diubah menjadi prostaglandin Dosis : dewasa : 10 mg/hari Anak : 2-12 tahun : BB > 30 kg 10 mg/hari BB < 30 kg 5 mg/hari

SYOK ANAFILAKTIK Syok anafilaktik merupakan suaru resiko pemberian obat baik melalui suntikan atau cara lain. Reaksi dapat berkembang menjadi suatu kegawatan berupa syok, gagal napas, henti jantung dan kematian mendadak. Obat-obat yang sering memberikan reaksi anafilaktik adalah golongan antibiotic, seperti penisilin, ampisilin, sefalosporin, tetrasiklin, kloramfenikol, neomisin, sulfanamid, serum antitetanus, antirabies. Alergi terhadap gigitan serangga, insulin, zat radiodiagnostik, obat bius, heparin maupun makanan seperti telur, susu, kacang, ikan laut pun dapat menyebabkan reaksi anafilaktik. Manifestasi Klinis

1. Reaksi local: urtikaria, edema setempat 2. Reaksi sistemik: reaksi timbul segera atau 30 menit setelah terpapar antigen a. Ringan: mata bengkak, hidung tersumbat, gatal-gatal di kulit dan mukosa, bersinbersin, biasanya timbul 2 jam setelah terpapar allergen b. Sedang: bronkospasme, edema laring, mual, muntah, biasa terjadi dalam 2 jam setelah terpapar antigen c. Berat: terjadi langsung setelah terpapar allergen bronkospasme, edema laring, stridor, sesak napas, sianosis, disfagia, nyeri perut, diare, muntah-muntah, kejang, hipotensi, aritmia jantung, henti jantung, koma Contoh resep: Cito! R/ Adrenalin 0,1% inj amp No. II Cum disposable syringe cc1 No. II imm Pro : Ny. F ( 33th)

Jenis obat: 1. Adrenalin cepenetrin Merupakan obat simpatomiometik efek menyerupai efek yg di timbulkan untuk susunan saraf simpatis. Mekanisme ( vasodilatasi) Prinsip Terapi: Injeksi epinefrin 0,3-0,5 ml untuk vasodilatator dan meningkatkan kerja jantung Perlu pemberian 02 4-6 lt/menit untuk breathing. Bila ada hipotensi, berikan IV dekstrose 5%/ RL/ NaCl 0,9% :

Menstimuli 1 di jantung dan 2 di otot polos pembuluh darah skeletal muscle

RHINITIS ALERGI Menurut WHO ARIA 2001, rhinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersinbersin, rhinore, rasa gatal, dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantari oleh IgE. Etiologi dari penyakit ini adalah adanya paparan dari alergen tertentu. Berdasar cara masuknya alergen dapat dibagi menjadi alergen inhalan (debu rumah tangga, serpihan epitel kulit binatang,dll), aleren ingestan (susu sapi, telur, coklat, kepiting, udang, kacang-kacangan, dll.), alergen injektan (penisilin, sengatan lebah, dll), dan alergen kontaktan (bahan kosmetik, perhiasan, dll) Dahulu rhinitis alergi diklasifikasikan menjadi dua berdasar sifat berlangsungnya, yaitu: a. Musiman (seasonal): terjadi di Negara 4 musim. Alergen penyebab spesifik, seperti tepung sari (pollen) dan jamur. b. Sepanjang tahun (perennial): gejala penyakit dapat timbul intermiten atau persisten, tanpa ada variasi musim, sehingga dapat dijumpai sepanjang tahun. Klasifikasi berdasarkan WHO adalah: a. Intermitten (kadang-kadang): bila gejala muncul kurang dari 4 hari/minggu atau kurang dari 4 minggu. b. Persisten (menetap): bila gejala muncul lebih dari 4 hari/minggu dan lebih dari 4 minggu. Gejala Klinis: a. bersin lebih dari 5 kali dalam satu serangan b. Rhinore yang encer, banyak, hidung tersumbat, lakrimasi c. Bila penyakit telah berlangsung lama (> 2 tahun), ada bayangan gelap di bawah mata (allergic shiner), allergic salute pada hidung, allergic crease. d. sering disertai asma, urtikaria, eksem

e. pada rhinoskopi anterior didapatkan mukosa edema basah, pucat atau livid, disertai banyak secret encer. Pengobatan Loratadin Merupakan obat anti histamin 1 golongan piperidin.Reaksi anafilaksis dan reaksi alergi refrakter terhadap pemberian AH1, karena bukan hanya histamin saja yang dilepaskan, namun juga autokoid lainnya.Efektivitasnya bergantung beratnya gejala akibat histamin.Loratadin merupakan anti histamin non sedatif. Otrivin Berisi Xylometazolin HCL yang termasuk dalam golongan adrenergik imidazolin alfa 2 agonis.Bekerja sebagai vasokonstriktor lokal pada mata dan lapisan mukosa hidung. Becerfort Berisi vitamin B plek, vitamin C 500mg,Vitamin E yang dapat meningkatkan pertahanan tubuh. Resep : R/ Loratadine tab mg 10 No. VII 1 dd tab I R/ Otrivin lag No. I 2 dd gtt I nasales R/ Becefort tab No. VII 1 dd tab I Pro : Tn. T (30 tahun)

SKABIES Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabei, yang termasuk dalam kelas Arachnida.Tungau ini berukuran sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop atau bersifat mikroskopis. Penyakit ini mudah menular dari manusia ke manusia , dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Scabies mudah menyebar baik secara langsung melalui sentuhan langsung dengan penderita maupun secara tak langsung melalui baju, seprai, handuk, bantal, air, atau sisir yang pernah digunakan penderita dan belum dibersihkan dan masih terdapat tungau Sarcoptesnya.Scabies menyebabkan rasa gatal pada bagian kulit seperti sela-sela jari, siku, selangkangan.Scabies identik dengan penyakit anak pondok.penyebabnya adalah kondisi kebersihan yang kurang terjaga, sanitasi yang buruk, kurang gizi, dan kondisi ruangan terlalu lembab dan kurang mendapat sinar matahari secara langsung. Penyakit kulit scabies menular dengan cepat pada suatu komunitas yang tinggal bersama sehingga dalam pengobatannya harus dilakukan secara serentak dan menyeluruh pada semua orang dan lingkungan pada komunitas yang terserang scabies, karena apabila dilakukan pengobatan secara individual maka akan mudah tertular kembali penyakit scabies. Gejala klinis yang sering menyertai penderita adalah : a. Gatal yang hebat terutama pada malam hari sebelum tidur. b. Adanya tanda : papula (bintil), pustula (bintil bernanah), ekskoriasi (bekas garukan), bekas-bekas lesi yang berwarna hitam. c. Dengan bantuan loup (kaca pembesar), bisa dilihat adanya kunikulus atau lorong di atas papula (vesikel atau plenthing/pustula). Pengobatan: Terapi topikal harus menjangkau seluruh tubuh kecuali kepala dan leher.Terapi yang efektif termasuk penggunaan air panas dan dua kali pengolesan pada seluruh tubuh. 1. Permethrin 5% cream (scabimite). Tampaknya paling aman sebagai pengobatan yang paling efektif untuk

skabies.Permethrin adalah pyrethroid sintetik yang dapat membunuh tungau yang

mempunyai toksisitas yang benar-benar rendah untuk manusia.Krim permethrin 5% dalam bentuk dosis tunggal. Cara penggunaan permethrin adalah dengan mengoleskan di belakang telinga dan menyeluruh dari leher ke tapak kaki, terutama pada bagian lipatan-lipatan seperti sela-sela jari tangan dan kaki, umbilicus, lipat paha, pantat, dan bagian bawah jari tangan dan kaki.Penggunaannya selama 8-12 jam kemudian dicuci bersih-bersih.Jika belum sembuh, obat digunakan 5 sampai 7 hari kemudian. Pengobatan pada skabies krustosa sama dengan skabies klasik hanya perlu ditambahkan salep keratolitik. Skabies subungual susah diobati. Bila didapatkan infeksi sekunder perlu diberikan antibiotik sistemik. Permethrin tidak boleh diberikan pada bayi kurang dari 2 bulan dan pada wanita hamil dan menyusui karena dapat menimbulkan reaksi panas, eksaserbasi gatal, dan dermatitis kontak. 2. Malathion.

Malathion 0,5% dengan dasar air digunakan selama 24 jam. Pemberian berikutnya diberikan beberapa hari kemudian. 3. Benzyl Benzoat 25%.

Tersedia dalam bentuk krim atau lotion 25%.Sebaiknya obat ini digunakan selama 24 jam, kemudian digunakan lagi 1 minggu kemudian.Obat ini disapukan ke badan dari leher ke bawah.Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan iritasi.Bila digunakan untuk bayi dan anak-anak harus ditambahkan air 2-3 bagian. 4. Lindane 1% (gamma benzene heksaklorida).

Tersedia dalam bentuk cairan atau lotion, tidak berbau, tidak berwarna.Obat ini membunuh kuta atau nimpa. Obat ini digunakan dengan cara menyapukan ke seluruh tubuh dari leher ke bawah selama 12-24 jam kemudian dicuci bersih-bersihpada pagi hari. Jika belum membaik, pengobatan diulang 1 minggu kemudian.Penggunaan yang berlebihan dapat menimbulkan efek pada sistem saraf pusat.Pada bayi dan anak-anak bila digunakan berlebihan dapat menimbulkan neurotoksisitas.Obat ini tidak aman digunakan untuk ibu menyusui, wanita hamil, pasien dengan gangguan otak, dan pasien dengan riwayat kejang.

5.

Monosulfiran.

Tersedia dalam bentuk lotion 25% yang sebelum digunakan harus ditambahkan 2-3 bagian air dan digunakan setiap hati selama 2-3 hari.Selama dan segera setelah pengobatan penderita tidak boleh minum alkohol karena dapat menyebabkan keringat yang berlebihan dan takikardi. 6. Sulfur.

Dalam bentuk parafin lunak sulfur 10% secara umum aman dan efektif digunakan. Dalam konsentrasi 2,5% dapat digunakan pada bayi. Obat ini digunakan pada malam hari selama 3 malam dan dicuci 24 jam kemudian. Obat aman digunakan buat wanita hamil dan menyusui. 7. Ivermectin.

Ivermectin adalah anti parasit.Sejak 1993, ivermectin diberikan oral dengan dosis 200 mikrogram/BB efektif sebagai antiskabies. Dosis yang lebih tinggi efektif diberikan terutama untuk pasien yang imunosupresif seperti penderita AIDS. Ivermectin topikal seperti 1% propilen glycol solution diteliti juga merupakan obat skabies yang cukup efektif. 8. Anti pruritus.

Rasa gatal pada skabies akan tetap ada sampai beberapa minggu setelah pemberian terapi. Antihistamin sedatif bisa mengurangi rasa gatal.Tetapi kortikosteroid topikal atau sistemik potensi rendah lebih efektif.Pada anak-anak dapat diberikan 1% krim hidrokortison. Pada dewasa dapat diberikan krim triamsolon (0,1%). Untuk mengatasi gatal sebaiknya jangan menggunakan steroid ataupun kortikosteroid karena dapat melemahkan imunitas dan menciptakan penyakit baru maupun varian scabies yang lebih buruk. Sistemik : R/ Interhistin tab mg 50 No. XIV 2 dd tab 1

Topikal

: R/

Scabimite cream g 30 No. I

ue (malam) 12 jam 1 minggu sekali Pro : Tn. N (34 th)

URETRITIS GONORHEA Definisi : akibat infeksi niesseria gonorrhoeae menginfeksi urethra, cervix, rectum. Gejala : laki-laki:disuria, keluar secret nanah. Wanita : asimtomatis, hemtouri,nyeri perut bawah Terapi utama : Ciprofloxacin 500mg dan ofloxasin 400mg Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari

Contoh resep : R/ cefixime tab 100mg No IV S haustus R/ doxicycilin tab mg 100 No. XIV S 2 dd tab 1 R/ asam mefenamat tab mg 500 no XXI S 3 dd tab 1

Jenis obat: 1. cefixime (Golongan Sefalosporin) Sediaan : 100 mg, 50 mg tab Obat terpilih :sefriakson, fluorokuinolon oral, setiksin. Paten : trixim (100mg), verhicet (50mg, 100mg), tocet, taxime (100mg,

200mg/kapsul, 125 mg/ 5ml)

Mekanisme: kurang aktif terhadap kokus gram (+) disbanding kan dengan generasi

pertama tetap jauh lebih aktif terhadap Enterobacteriaceae, termasuk strain penghasil penisilin. 2. Dosisi: kapsul dewasa dan anak-anak>30kg: 50-100 mg 2x sehari. doxicyclin Golongan tetrasiklin (spectrum luas) Sediaan : 100 mg, 50 mg

Paten : interdoxin Indikasi : infeksi gram (+/-), klamidia, ricketsia, brusela Mekanisme : hambatan sintesis protein bakteri pada ribosomnyaterjadi 2 proses dalam

masuknya antibiotic kedalam ribosom bakteri gram (-). 1. difusi pasif melalui kanal hidrofilik 2. system transfer aktif. Ambiotik berikatan dengan ribosom 30s reversible dan mencegah ikatan tRNA aminoasil pada kompleks mRNA-ribosom mencegah perpanjangan rantai peptide yang sedang tumbuh sintesis protein terhambat. 3. Asam Mefenamat Analgesik, antiinflamasi Terikat kuat dengan protein plasma Dosis 2-3 x 250-500mg/hari Mekanisme: berperan mensensitisasi resepror nyeri, histamine, brakidin sebagai

mediator merangsang nyeri. Efeksamping: biritasi lambung, mual, muntah, diare.

DENGUE HAEMORAGIC FEVER Demam Dengue atau Dengue Haemorragic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae,dengan genusnya adalah flaviirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Fenomena patologis yang utama pada penderita DHF adalah meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke ruang ekstra seluler. Hal pertama yang terjadi stelah virus masuk ke dalam tubuh adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit (petekie) A. 1. hari. 2. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan : Uji tourniquet positif Retekia, Kriteria Klinis Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus menerus selama 2 7

ekomosis, epitaksis, perdarahan gusi. Hemetamesis dan atau melena. 3. 4. Pembesaran hati Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi, hipotensi, kaki dan

tangan dingin, kulit lembab dan pasien tampak gelisah. B. 1. 2. Kriteria Laboratoris Trombositopenia (100.000 sel/ mm3 atau kurang) Hemokonsentrasi peningkatan hematoksit 20% atau lebih

Medikamentosa yang bersifat simptomatis : 1. 2. 3. Untuk hiperpireksia dapat diberikan kompres es di kepala, ketiak, Antipiretik sebaiknya dari asetaminofen, eukinin atau dipiron. Antibiotik diberikan jika ada infeksi sekunder. inguinal.

Cairan pengganti : 1. 2. 3. 4. Larutan fisiologis NaCl Larutan Isotonis ringer laktat Glukosa 5% Ringer asetat

Paracetamol : Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik and antipiretik yang populer dan digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, dan demam. Digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesik salesma dan flu. Mekanisme aksi utama dari parasetamol adalah hambatan terhadap enzim siklooksigenase (COX: cyclooxigenase), dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa obat ini lebih selektif menghambat COX-2. Contoh Resep R/ Asetaminofen tab mg 500 No. XII S 3 dd tab I R/ Inf Ringer Lactat flab No. VIII abocath no. 22 No. I Infus Set No. I S imm Pro : Tn. X ( 14 th )

KONJUNGTIVITIS Definisi : peradangan pada konjungtiva Bakteri : mata merah, bengkak, dan berair (infeksi konjungtiva) , sekret mata lengket (purulen) Virus : mata merah, sekret wattery Alergi : mata merah, gatal

R/ Gentamycin 0,3% guttae ophtalmic fl No.I S 6 dd gtt I-II ODS Pro : Tn.B (31th) Golongan aminoglikosid (untuk basil gram (-) aerob) Mekanisme: o Aminoglikosid + ribosom : menghambat sintesis protein o Mempercepat transpor aminoglikosid ke dalam sel kerusakan membran sitoplasma kematian sel / terjadi misreading kode genetik hambat sintesis protein. o Bakterisid cepat o Antimikroba spektrum luas o Paten : Genoint tetes mata o Dosis : 1-2 tetes tiap 4 jam o Sediaan 5 ml. Atau

R/ Cendoxitrol guttae ophtalmic fl No.I S 3 dd gtt I ODS Pro : Tn.C (32th) Kandungan: o Dexamethasone 0,1% o Neomisin sulfat 3,5 mg/ml o Polimiksin sulfat 6000 UI Mengobati infeksi mata yang meradang, konjungtivitis akut/kronis tidak bernanah, blefarokonjungtivitis dan keratokonjungtivitis. Juga berfungsi untuk pencegahan infeksi.

GLAUKOMA Definisi Glaukoma adalah kelainan mata yang terjadi akibat peningkatan tekanan intraokular (TIO) diatas 21 mmHg. Keadaan ini secara progresif dapat menyebabkan kerusakan papil saraf optik dan kelainan lapang pandang hingga kebutaan. Etiologi Mata dengan segmen anterior yang kecil dan sumbu aksial yang pendek dengan bilik mata depan yang dangkal, bersamaan dengan meningkatnya usia, lensa membesar sehingga dapat terjadi kotak irido-lentikular meningkat. Jika pupil mid-dilatasi akan terjadi aposisi irislensa yang maksimal, blok pupil, bombans iris terjadi kontak iris dengan trabekula meshwork sudut irido-kornealis menutup sehingga aliran hambatan pengeluaran cairan akuous lewat trabekular meshwork maka terjadilah peningkatan tekanan intra ocular. Klasifikasi Jenis glaukoma yang paling sering ditemukan adalah glaukoma segi bilik terbuka (glaukoma simplek). Pada bentuk ini pengeluaran cairan dari ruang mata depan sangat lambat, meskipun saluran keluar di segi bilik tidak tersumbat. Hal ini bisa dilihat pada

pemeriksaan mata. Gangguan ini disebabkan oleh kelainan bagian depan saraf mata, biasanya timbul di keluarga dan seringkali pada penderita diabetes atau miopi, yang dapat ditangani dengan pengobatan atau melalui pembedahan mikro. Bagi bentuk glaucoma yang salurannya tersumbat, yakni glaukoma segi bilik tertutup, juga dapat dilakukan pengobatan atau penyinaran dengan laser guna membuat lubang pada iris untuk mengatasi penyumbatan tersebut. Glaukoma sudut terbuka Pengobatan dengan obat-obatan (Perdami): 1. Miotik : Pilokarpin 2-4%, 3-6x 1 tetes sehari (membesarkan pengeluaran cairan mata-outflow) Eserin -1%, 3-6x 1 tetes sehari (membesarkan pengeluaran cairan mata-outflow) 2. Simpatomimetik Epinefrin 0,5-2%, 1-2 x 1 tetes sehari (menghambat produksi akuos humor) 3. Beta blocker Timolol maleate 0,25-0,50%, 1-2x tetes sehari (menghambat produksi akuos humor) 4. Carbonik anhidrase inhibitor Asetazolamid 250 mg, 4 kali 1 tablet (menghambat produksi akuos humor) Pengobatan biasanya dimulai dengan obat penghambat adrenergic-beta topikal kecuali apabila terdapat kontraindikasi pemakainya. Epinefrin dan pilokarpin merupakan pilihan utama. Manfaat kombinasi masih diperdebatkan. Kombinasi penghambat beta dan pilokarpin jelas bermanfaat. Asetazolamid oral biasanya diberikan hanya setelah terapi topikal dan laser trabekulopasti telah dilakukan atau dalam penatalaksanaaan jangka panjang, pasien tidak dapat dioperasi (Oftalmologi Umum). Glaukoma sudut tertutup Terapi pada awalnya ditujukan untuk menurunkan tekanan intraokular. Asetazolamid intravena dan oral ditambah dengan obat hiperosmotik dan penghambat beta topikal biasanya akan menurunkan tekanan intraocular. Kemudian dapat digunakan pilokarpin 4% secara intensif mis 1 tetes setiap 15 menit selama 1-2 jam. Epinefrin jangan digunakan karena obat ini dapat meningkatkan penutupan sudut. Steroid topikal dalam dosis tinggi mungkin bermanfaat untuk menurunkan kerusakan iris dan jalinan trabekular. Mungkin diperlukan analgesik sistemik (Oftalmologi Umum).

Penulisan resep : R/ Cendo carpin 4% gtt opht fl No I S 4 dd gtt I OD et OS

R/ Cendo timolol 0,5% gtt opht fl No I S 2 dd gtt I OD et OS R/ Diamox tab mg 250 No XLV S 3 dd tab I R/ Aspar K tab mg 300 No XLV S 3 dd tab I Pro : Tn A (55 th)

URTIKARIA Definisi: reaksi vaskular di kulit akibat bermacam-macam sebab, biasanya ditandai dengan edema setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit, sekitarnya dapat dikelilingi halo. Keluhan subyektif biasanya gatal, rasa tersengat atau tertusuk. Urtikaria juga kadang dikenal sebagai hives, nettle rash, buduran, kaligata. Klasifikasi Berdasarkan lamanya serangan berlangsung

Urtikaria akut, bila serangan berlangsung kurang dari 6 minggu, atau berlangsung selama 4 minggu tetapi timbul setiap hari. Urtikaria kronik, bila serangan lebih dari 6 minggu. Urtikaria papular bila berbentuk papul. Urtikaria gutata bila besarnya sebesar tetesan air. Urtikaria girata bila ukuran besar.

Berdasarkan morfologi klinis


Berdasarkan luas dan dalamnya jaringan terkena


Urtikaria lokal Urtikaria generalisata Angioedema Urtikaria imunologik 1. Bergantung pada IgE (reaksi alergik tipe I) 2. Ikut sertanya komplemen 3. Reaksi alergi tipe IV Urtikaria nonimunologik 1. Langsung memacu sel mas, sehingga terjadi pelepasan mediator. (misalnya obat golongan opiat dan bahan kontras) 2. Bahan yang menyebabkan perubahan metabolisme asam arakidonat (misalnya aspirin, obat anti inflamasi non-steroid) 3. Trauma fisik, misalnya dermografisme, rangsangan dingin, panas atau sinar, dan bahan kolinergik. Urtikaria Idiopatik : Urtikaria yang tidak jelas penyebab dan mekanismenya.

Berdasarkan penyebab dan mekanisme terjadi urtikaria

Contoh resep : R/ Prednison tab S 3 dd tab I R/ Astemizol tab S 2 dd tab I a.c Pro : Sdri S (23th) Jenis obat: 1. Prednison Kasus urtikaris akut atau kronik AH tidak berespon Prednisone diubah jadi prednisolone untuk menghasilkan efek Sediaan : 5 mg mg 10 No VI mg 5 No. X

Indikasi : keadaan alergi peradangan Efek samping : osteoporosis, hiperglikemi, hipertensi Dosis : 0.5 1 mg / Kg BB / hari tapering off 10-15 hari Kontraindikasi : urtikaria kronik Anti inflamasi : menghambat fenomena inflamasi : Dilatasi kapiler Migrasi : leukosit ke tempat radang dan aktivitas fagositosis

Prednisone : mengurangi permeabilitas kapiler.

2. Astemizol Anti histamine 1 non sedative generasi II Dalam keadaan lambung kosong Sediaan : 10 mg Mekanisme ; Menghambat histamine pada pembuluh darah, bronkus, dan macam-macam otot polos Rx : hipersensitivitas Menghambat peningkatan permeabilitas kapiler dan edema akibat histamine

TUBERKULOSIS PARU Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh

Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini berbentuk batang dan mempunyai sifat khusus yaitu

tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Gejala Klinis a. b. c. d. e. f. g. Resep R/ Isoniazid tab mg 300 No. VII 1 dd tab I R/ Rifampisin tab mg 450 No. VII 1 dd tab I 1h a.c R/ Pirazinamid tab mg 250 No. XIV 1 dd tab II R/ Etambutol tab mg 250 No. XIV 1 dd tab II Pro : Tn. H (39 th) 1. Isoniazid Isoniazid secara in vitro bersifat tuberkulostatik dan tuberkulosid. Mekanisme kerja : menghambat biosintesis asam mikolat, yaitu unsur penting penyusun dinding sel bakteri dan menghilangkan sifat tahan asam dari bakteri dan menurunkan kadar lemak terekstraksi methanol yang dihasilkan oleh bakteri Dosis dewasa 5-10 mg/kgBB/hari maksimal 300mg/hari Sediaan : tablet 50, 100, 300, 400 mg, dan sirup 10 mg/ml Demam Batuk Sesak Nafas Nyeri Dada Malaise Penurunan berat badan Berkeringat malam

2. Rifampicin Rifampicin secara in vitro menghambat pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis.

Mekanisme kerja : menghambat DNA-dependent RNA polymerase dari bakteri, aktif pada bakteri yang sedang aktif membelah Dosis : Dewasa <50 kg : 450 mg/hari, Dewasa >50 kg : 600 mg/hari Sediaan : 150 mg, 300 mg (kapsul) ; 150 mg, 600 mg (tablet) ; 100 mg/ ml (suspensi)

3. Pirazinamid Pirazinamid memiliki efek tuberkulostatik dengan mekanisme hidrolisis oleh enzim pirazinamidase menjadi asam pirazinoat. Dosis 20-35 mg/kgBB/ hari, maksimal 3g/hari Sediaan : tablet 250 mg dan 500 mg

4. Etambutol Etambutol menekan pertumbuhan kuman yang telah resisten terhadap isoniazid dan streptomicin. Mekanisme kerja etambutol : menghambat pembentukan metabolit sel yang menyebabkan kematian sel Dosis 20-35 mg/kgBB/hari Sediaan : tablet250 mg dan 500 mg

TETANUS Definisi : Tetanus adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh eksotoxin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani yang ditandai dengan peningkatan kekakuan umum dan kejang-kejang otot rangka. Gejala klinis :

Badan kaku dengan opistotonus Tungkai dalam ekstensi Lengan kaku dengan tangan mengepal Gejalanya berupa spasme persisten pada kelompok otot dekat luka yang terkontaminasi. Nervus terganggu : III, IV, VII, IX, X dan XII.

Tujuan penatalaksanaan medikamentosa 1. Mengeliminasi produksi toksin

2. Menetralisir toksin 3. Mengontrol manifestasi penyakit Resep R/ Diazepam inj amp no. IV Cum disposable syringe cc 3 No. IV imm R/ Penicillin G procain inj 3 juta IU No. I Cum disposable syringe cc 1 No. I imm R/ Antitetanus serum inj 20.000 IU vial No. V Cum disposable syringe cc 10 No. I imm Pro : Tn. J (35 th)

1.

Mengeliminasi produksi toksin

Penisilin G procain. Obat pilihannya adalah Penisilin G, dengan sediaan 1 ml = 600.000 IU dan 2 ml = 120.000 IU. Diberikan secara IM 200.000 IU 2 juta IU diencerkan menjadi 100 ribu 300 ribu IU/ml. Peocain berfungsi sebagai depo sehingga antibiotic bekerja lebih lama. 2. Menetralisir toksin

Antitetanus serum. Tetanus immune globulin (TIG) direkomendasikan dalam terapi tetanus, yaitu mneghilangkan toksin bebas, namun tidak dapat mempengaruhi toksin yang telah terikat di akhiran saraf. Dosis yang dianjurkan adalah 3000-6000 selama 5 hari berturut-turut diberikan secara IM. 3. Mengontrol manifestasi penyakit Diazepam dapat juga menurunkan kecemasan, menghasilkan sedasi, dan Kerja diazepam adalah meningkatkan kerja GABA di SSP sehingga Diazepam. relaxan lama. EPILEPSI

melemaskan otot. Efek antikonvulsif diazepam cepat, efek sedasi lama, dan efek muslcle mengurangi nyeri spasme otot. Sediaan : 5 mg/ml atau 10mg/2ml.

Epilepsi didefinisikan sebagai suatu keadaan yang ditandai oleh adanya bangkitan (seizure) yang terjadi secara berulang sebagai akibat dari adanya gangguan fungsi otak secara intermiten, yang disebabkan oleh lepas muatan listrik abnormal dan berlebihan pada neuronneuron secara paroksismal yang disebabkan oleh beberapa etiologi. Dalam farmakoterapi, terdapat prinsip-prinsip penatalaksanaan untuk epilepsi yakni, 1. Terapi dimulai dengan monoterapi, dimulai dari dosis rendah dan dinaikan secara bertahap samapai dengan dosis efektif tercapai atau timbul efek samping obat. 2. Apabila dengan penggunakan OAE dosis maksimum tidak dapat mengontrol bangkitan, maka ditambahkan OAE kedua dimana bila sudah mencapai dosis terapi, maka OAE pertama dosisnya diturunkan secara perlahan. 3. Adapun penambahan OAE ketiga baru diberikan setelah terbukti bangkitan tidak terkontrol dengan pemberian OAE pertama dan kedua. Resep R/ Diazepam inj mg 10 amp no. I Cum disposable syringe cc 3 No. I imm R/ Fenitoin Na cap mg 100 No. XXI 3 dd cap I R/ Karbamezepin tab mg 200 No. X 2 dd tab I Pro : Ny. M (27 th)

1. Benzodiazepin Benzodiazepin yang terikat pada reseptor GABA (gamma-aminobutyric acid) akan meningkatkan kerja GABA. Pengikatan GABA pada reseptornya akan menyebabkan pembukaan kanal klorida (Cl-). Pembukaan kanal tsb memungkinkan masuknya ion Cl melewati membran sel syaraf dan akan meningkatkan potensial elektrik sepanjang membran sel. Keadaan ini menyebabkan sel sukar tereksitasi (potensial istirahat). Aktivitas ke reseptor GABA memberikan keadaan potensiao istirahat (efek penenangan).

Efek depresi SSP benzodiazepin meliputi : ansiolitik, relaksan otot, antiamnesia, antikonvulsan, dan sedatif. Dosis benzodiazepin untuk anak usia 2-5 tahun 0,5 mg/kg, anak usia 6-11 tahun 0,3 mg/kg, anak usia 12 tahun atau lebih 0,2 mg/kg (11), dan dewasa 4-40 mg/hari. Saat status epileptikus : 0,2 mg/kgBB kecepatan 5gr/menit IV lambat, bila perlu diulang 15-20 menit, dosis maksimal 20-30 mg. Sediaan : 10mg/ml injeksi 2. Fenitoin Fenitoin adalah suatu antikonvulsan hidantoin yang strukturnya mirip dengan barbiturat tetapi lebih lemah keasamannya sehingga lebih sukar larut dalam air. Fenitoin efektif mengurangi frekuensi dan keparahan kejang, tanpa menyebabkan depresi SSP. Mekanisme kerja fenitoin : Mempengaruhi perubahan fungsi membran saraf, misal pada pengaturan perubahan voltase yang diatur melalui kanal ion. Fenitoin dan karbamazepin memblok kanal Na pada saraf sehingga dapat mereduksi perulangan potensial aksi yang sangat berguna untuk mengontrol serangan tonik-klonik. Dosis awal penggunaan fenitoin 5 mg/kg/hari dan dosis pemeliharaan 20 mg/kg/hari tiap 6 jam. 3. Karbamazepin Karbamazepin merupakan obat pilihan pertama pada epilepsi karena efek sampingnya rendah dan tidak banyak mempengaruhi fungsi kognitif dan perilaku (behaviour). Karbamazepin bekerja dengan memblok sodium channel konduktan pada neuron, bekerja juga pada reseptor NMDA, monoamine dan asetilkolin. Dosis awal anak : 15-25 mg/kgBB/hari, dewasa 1000-2000 mg/hari ; Maintenance anak 400-800 mg/hari, dewasa 800-1000 mg/hari. Sediaan 200 mg/tab. ECZEMA Dermatitis atopi (Eczema) merupakan suatu kondisi peradangan dari kulit yang tidak diketahui penyebabnya dan secara primer terjadi pada bayi dan anak-anak. Penyakit ini secara khas timbul pada orang-orang dengan riwayat atopi dalam keluarga ataupun atopi pada orang itu sendiri. Gejala dan tanda dermatitis atopi : 1. rasa gatal yang hebat. 2. kulit kering dan menebal (likenifikasi) disertai inflamasi dan eksudasi yang dapat kambuh sewaktu-waktu. 3. Lesi eczematous

4. Jika kronis kulit menebal, bersisik, dan kehitaman. Tujuan utama penatalaksanaan medikamentosa dari eczema adalah : 1. Memberikan kelembaban pada kulit, 2. Mengurangi dan menghilangkan gatal, 3. Manajemen inflamasi pada lesi eczematous. Resep R/ Hydrocortisone 2% cream tube No. I ue R/ Loratadine tab mg 10 No. V 1 dd tab I Pro : Tn. F (28 th) 1. Hydrocortisone Golongan kortikosteroid lemah Memiliki pootensi kecil sehingga tidak terlalu besar efeknya. Mekanisme kerja : mengurangi sintesis prostaglandin dan leukotrien yang diakibatkan oleh aktivasi fosfolipase A2 dengan mengurangi jumlah enzim yang tersedia untuk memprtoduksi prostaglandin Indikasi : Eczema, radang, dan penyakit kulit karena alergi Sediaan : 40 mg; 25mg/g cream

2. Loratadine Antihistamin non sedative golongan piperidin Pengobatan simptomatis pada berbagai jenis alergi Mekanisme kerja : Antihistamin meghambat reaksi alergi yang menghasilkan histamine, serotonin, bradikinin, asam arakidonat yang akan diubah menjadi prostaglandin. Dosis : Dewasa 10 mg/hari; anak-anak BB < 30 5 mg/hari Sediaan : 10 mg/tab atau syrup 5mg/ml

FARINGITIS

Definis : Suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau hulu kerongkongan (pharynx). Kadang disebut juga radang tenggorok. Radang ini disebabkan oleh viruss atau kuman akibat daya tahan yang lemah. Pengobatan dengan antibiotika hanya efektif apabila terkena kuman. Kadangkala makan- makanan yang sehat dengan buah buahan disertai vitamin dapat membantu. Gejala radang tenggorokan seringkali merupakan tanda penyakit flu atau pilek. Klasifikasi : Faringitis akut, radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala nyeri tenggorok dan kadang disertai demam dan batuk Faringitis kronis, radang tenggorok yang berlangsung dalam waktu lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, hanya berupa rasa mengganjal di tenggorok. Contoh resep : R/ amoxicillin tab mg 500 no X S 3dd tab 1 R/ Paracetamol tab mg 500 no X S prn (1-3) dd tab 1 agrediente febre

Jenis obat : 1. amoxicillin o Antibiotik beta lactam golongan penisilin o Menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis dinding mikroba. Obat + PBD kuman > menghambat sintesis dinding sel kuman karena

proses transpeptidasi antara rantai peptidoglikan terganggu > terjadi aktivasi enzim proteolitik pada dinding sel Otitis Media Std Hiperemis Definisi : Otitis merupakan radang telinga yang ditandai dengan rasa nyeri, demam , hilangnya pendengaran, tinitus, dan vertigo. Otitis media adalah infeksi atau inflamasi di telinga tengah oleh bakteri atau virus. Seringkali terjadi pada anak anak. Etiologi : Penyebab utama otitis media akut adalah masuknya bakteri patogenik kedalam telinga tengah yang normalnya steril. Biasanya merupakan komplikasi dari infeksi saluran pernapasan atas. Bakteri yang umum ditemukan sebagai organisme penyebab adalah Streptococcus pneumonia, Haemophylus influenza, Streptococcus pyogenes. Klasifikasi stadium : o Std oklusi tuba eustachius o Std hiperemis o Std supurasi o Std perforasi o Std resolusi Contoh resep : R/ Amoxicillin tab mg 500 no X S 3 dd tab 1 R/ Paracetamol tab mg 500 no X S prn (1-3) dd tab 1 agrediente febre

Terapi : o Diberikan antibiotik, antipiretik dan analgesik. o Bila membran timpani sudah terlihat hiperemis sebaiknya dilakukan miringotomi Hipertiroid DEFINISI Kelainan glandula tyroid dapat berupa gangguan fungsi seperti tirotosikosis atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya, seperti penyakit tyroid noduler. Berdasarkan patologinya, pembesaran tyroid umumnya disebut struma.1 Perlu dibedakan antara pengertian tirotoksikosis dengan hipertiroidisme. Tirotoksikosis ialah manifestasi klinis kelebihan hormon tiroid yang beredar dalam sirkulasi. Hipertiroidisme adalah tirotoksikosis yang diakibatkan oleh kelenjar tiroid yang hiperaktif ETIOLOGI 1. Hipertiroidisme primer : penyakit Graves, struma multinodosa toksik, adenoma toksik, metastasis karsinoma tiroid fungsional, struma ovarii, mutasi reseptor TSH, obat kelebihan yodium (fenomena Jod Basedow).2 2. Tiroiditis silent, destruksi tiroid (tanpa amiodarone, radiasi, infark adenoma), asupan hormon tiroid yang berlebihan (tirotoksikosis factitia)2 3. Hipertiroidisme sekunder: adenoma hipofisis yang mensekresi TSH, sindrom resistensi hormon tiroid, tumor yang mensekresi HCG, tirotoksikosis gestasional2 Contoh resep R / Methimazole tab mg 10 No XC S 3 dd tab I R/ Propanolol tab mg 10 No. XXI S 3 dd tab I R/ Captopril tab mg 12,5 No. XVI S 2 dd tab I a c

Mekanisme Kerja : 1.Obat anti tiroid Obat antitiroid dianjurkan sebagai terapi awal untuk toksikosis pada semua pasien dengan grave disease serta digunakan selama 1-2 tahun dan kemudian dikurangi secara perlahan-lahan. Indikasi pemberian OAT adalah :

Sebagai terapi yang bertujuan memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap, pada pasien pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikosis

Sebagai obat untuk kontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau sesudah pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif. Sebagai persiapan untuk tiroidektomi Untuk pengobatan pada pasien hamil Pasien dengan krisis tiroid

Obat antitiroid tersebut berfungsi menghambat organifikasi iodida dan proses berpasangan iodotirosin untuk membentuk T3 dan T4. PTU juga menghambat perubahan T4 menjadi T3 di perifer dengan dosis 300-600 mg/hari secara oral dalam 34 dosis terbagi. Efek samping pengobatan yang utama adalah agranulositosis, yang terjadi sebagai suatu reaksi idiosinkrasi pada 0,2-0,5% pasien yang diterapi. Komplikasi ini terjadi dengan awitan yang cepat, tidak dapat diramalkan dengan lewat pemantauan hitung darah putih, dan bersifat reversibel bila obat dihentikan.

2. Antagonis adrenergik-beta Digunakan untuk mengendalikan tanda-tanda dan gejala hipermetabolik (takikardi, tremor, palpitasi). Antagonis-beta yang paling sering digunakan adalah propranolol, yang biasanya diberikan secara oral dengan dosis 80-180 mg per hari dalam 3-4 dosis terbagi

FLUOR ALBUS Definisi : cairan kental dari vagina yang terasa gatal, panas atau perih, dan kadang berbau. Etiologi : e. albicans. Contoh resep : R/ Nystatin tab vag No. VII S u.c R/ Metronidazole tab mg 500 No. XIV S 2 dd tab I Pro : Ny. A (38th) Jenis obat: 1. Nystatin Sediaan : 100.000 UI/tab vag, 100.000 UI/ ml suspense. Mekanisme: Menghambat pertumbuhan berbagai jamur dan ragi tetapi tidak aktif terhadap bekteri, protozoa, virus. Hanya akan diikat oleh jamur atau ragi yg sensitive. Aktivasi antifungi tergantung adanya ikatan pada membrane jamur atau ragi terutama ergosterol perubahan permeabilitas membrane sel sel kehilangan molekul kecil. Indikasi : kandidiasis oral, usus, vagina, kulit. Perhatian: kehamilan dan menyusui. Dosis : Oral : dewasa dan anak >100.000UI p.c 4x1 untuk 7 hari Vagina: 1-2 ovula hora somni (2 mg)

Efek samping : muntah, diare : dosis tinggi. Paten : candistin, cazetin, decastatin, enystatin.

b.Metronidazol Sediaan : tablet 500 mg, 250 mg; infuse 0,5%/100ml. Paten : myragil. Mekanisme : aktifasi bakteri anaerob amubisi yg bekerja pada lumen usus dan jaringan memiliki efek trikomoniasid dan efektif juga thd giardia lambia. Dosis:

Amobiasis : 3x750 mg selama 5-10 hari; anak 35-40mg/kgBB dalam 3 dosis selama 10 hari. Infeksi bakteri anaerob: dewasa: 7,5 mg/kgBB tiap 6 jam (500mg dg BB 70kg); max 4gr/hari selama 7-10 hari. Atau : R/ Flagystatin ovula No III S 1 dd ovula 1 per vag h.s R/ Cetirizin tab mg 10 No. Vii S I dd tab I Pro: Ny. E (33th) o Flagystatin : metronidazol 500 mg+nystatin 100.000 UI o Cetirizin : antihistamin sedative mengurangi gatal

INFEKSI SALURAN KEMIH Definisi: infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih. ISK merupakan kasus yang sering terjadi dalam dunia kedokteran. Walaupun terdiri dari berbagai cairan, garam, dan produk buangan, biasanya urin tidak mengandung bakteri. Jika bakteri menuju kandung kemih atau ginjal dan berkembang biak dalam urin, terjadilah ISK. Jenis ISK yang paling umum adalah infeksi kandung kemih yang sering juga disebut sebagai sistitis. Gejala yang dapat timbul dari ISK yaitu perasaan tidak enak berkemih (disuria, Jawa: anyang-anyangen). Tidak semua ISK menimbulkan gejala, ISK yang tidak menimbulkan gejala disebut sebagai ISK asimtomatis. Gejala ISK: Penderita ISK mungkin mengeluhkan hal-hal berikut:

Sakit pada saat atau setelah kencing. Anyang-anyangan (ingin kencing, tetapi tidak ada atau sedikit air seni yang keluar). Warna air seni kental/pekat seperti air teh, kadang kemerahan bila ada darah. Nyeri pada pinggang. Demam atau menggigil, yang dapat menandakan infeksi telah mencapai ginjal (diiringi rasa nyeri di sisi bawah belakang rusuk, mual atau muntah).

Klasifikasi ISK : 1. Berdasarkan etiologi a. Primer b. Sekunder

2. Berdasarkan lokasi a. ISK atas Demam Menggigil Kram, muntah Nyeri punggung Nyeri suprapubik Disuria Polikisuria Nokturia Hematuria tab No. X S 2 dd tab II R/ Paracetamol tab No. X S prn (1-3) dd tab I Pro : Ny. B (32th) Jenis Obat: 1. Bactrim Kandungan : Cotrimoxazole (Sulfametoxazole 400 mg dan trimetropim 80 mg) Mekanisme : Menghambat reaksi enzimatik obligat pada 2 tahap yang berurutan pada mikroba sehingga kombinasi sulfametoxazole dan trimetoprim memberikan efek sinergis. Sulfametoxazole : menghambat masuknya molekul PABA ke dalam molekul asam folat. Trimetoprim : menghambat terjadinya reduksi dari dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat yang penting untuk reaksi pemindahan satu atom C seperti pada pembentukan basa purin dan asam amino. Lama terapi : 10 14 hari untuk laki-laki, 7 10 hari untuk perempuan.

b. ISK bawah

Contoh resep : R/ Bactrim

2. Paracetamol Mekanisme aksi utama dari parasetamol adalah hambatan terhadap enzim siklooksigenase (COX: cyclooxigenase), dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa obat ini lebih selektif menghambat COX-2. Meskipun mempunyai aktifitas antipiretik dan analgesik, tetapi

aktifitas anti-inflamasinya sangat lemah karena dibatasi beberapa faktor, salah satunya adalah tingginya kadar peroksida dapa lokasi inflamasi. Hal lain, karena selektifitas hambatannya pada COX-2, sehingga obat ini tidak menghambat aktifitas tromboksan yang merupakan zat pembekuan darah. STOMATITIS Definisi: radang pada selaput lendir/mukosa dalam rongga mulut seperti pipi, gusi, bibir, lidah, langit-langit. Etiologi: bisa berasal dari keadaan dalam mulut atau bagian dari penyakit sistemik. Contoh resep : R/ Betadine gargle lag S 3 dd garg I m et v R/ FG Troches S 1 dd tab I R/ Becefort S 1 dd tab I Pro : Nn. K (23 th) Jenis Obat: 1. Betadine gargle Antiseptic : membunuh mikroorganisme pada jaringan hidup. Kandungan : periodone iodine , sebagai obat kumur, antiseptic di permukaan kulit dan membrane mukosa. Paten : Scansepta Indikasi : stomatitis, gingivitis, periodontitis, antibiotic dalam tubuh Dosis : kumur selama - 1 menit sehari 6-12 kali Sediaan : botol 250 ml Yodium : antiseptic spectrum luas. tab No. V tab Ni. V No. I

2. FG Troches Fradiomisin 2.5 mg, gramisidin I 1 mg Berfungsi sebagai anti radang

3. Becefort

Meningkatkan imunitas Kandungan : vit B plex. Vit C 500 mg, Vit E

PNEUMONIA Klasifikasi Berdasar karakteristik klinisnya : 1. pneumonia akut (<3minggu) 2. penumonia kronis Berdasar etiologinya : 1. pneumonia bakteri 2. pneumonia virus 3. pneumonia fungi 4. pneumonia parasit 5. pneumonia idiopatic Contoh Resep : R/ Ciprofloxacin tab mg 500 No.XIV S 2 dd tab I R/ Ambroxol tab mg 30 No.XV S 3 dd tab I Pro . Tn Andi (30tahun) Jenis Obat: 1. Ciprofloxacin Golongan florokuinolon digunakan untuk infeksi saluran nafas bawah. Mekanisme kerja : menghambat kerja enzim DNA gyrase kuman, bersifat bakterisida. Sediaan : 500 mg, 250 mg. Dosis : 2x 500-750 mg/ hari.

2. Ambroxol Mengandung hidroklorida. Merupakan metabolik aktif N-desmethyl dari mukolitik bromhexine. Walaupun mekanisme kerjanya belum dapat didefinisikan, kemungkinan dapat meningkatkan kuantitas dan menurunkan viskositas dari sekresi trakeabronkial, yang mana mungkin juga berfungsi sebagai ekspektoran.

ESO : efek gastrointestinal ringan. Dosis : Dewasa: dosis harian 30 mg (satu tablet Ambroxol) sampai 120 mg (4 tablet Ambroxol) diambil dalam 2 sampai 3 dosis. Anak sampai 2 tahun: setengah sendok teh dua kali sehari Ambroxol sirup. Anak-anak 2 - 5 tahun: setengah sendok teh sirup Ambroxol 3 kali sehari. Anak di atas 5 tahun: Satu sendok teh sirup Ambroxol 2-3 kali sehari.

Sediaan tablet, sirup. 1 tablet ambroxol = 30 mg hidroklorida; 5 ml sirup ambroxol = 15 mg hidroklorida.

1. DIABETES MELLITUS A. Definisi Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif.

B. Klasifikasi Klasifikasi etiologis diabetes mellitus menurut Assosiasi Diabetes Amerika / American Diabetes Association (ADA) tahun 2005 adalah sebagai berikut :

1. Diabetes Melitus Tipe 1 (destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut) a. Melalui proses imunologik b. Idiopatik 2. Diabetes Melitus Tipe 2 (bervariasi mulai dari yang predominan retensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama retensi insulin) 3. Diabetes Melitus Tipe Lain 4. Diabetes Kehamilan

C. Diagnosis Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara :

1. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa darah sewaktu 200 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM 2. Dengan TTGO. 3. Dengan pemeriksaan glukosa darah puasa yang lebih mudah dilakukan, dan diterima oleh pasien. (Soegondo, 2006)

D. Terapi 1. Diabetes Melitus tipe 1 Terapi : injeksi insulin Resep : R/ Insulin regular injeksi 100 IU Cum spuit insulin injeksi S imm Pro : Nn. D (20 tahun)

2. Diabetes Melitus tipe 2 Pilihan obat : a. First choice : gol.Sulfonilurea (glibenclamid, clorpropramid) b. Gol. Biguanid (Metformin) c. Tiazolidindion (Pioglitazon, Rasiglitazon) d. Glinid (Repoglinid, Hateglinid) : berfungsi meningkatkan sekresi insulin e. Glukosidase dan inhibitor : acarbose berfungsi menghambat absorbs glukosa Resep: R/ Glibenclamid tab mg 5 no.XV S 3 dd tab h.a.c Pro : Ny. T (45 tahun)

Dievaluasi 2 minggu setelah pemberian, bila tidak ada perbaikan maka ditambah obat golongan biguanid. R/ Metformin tab mg 500 no. XXI S 3 dd tab I d.c. Pro : Ny. T (45 tahun)

E. Mekanisme Kerja 1. Glibenclamid : golongan Sulfonilurea (insulin sekretorik) sediaan 5 mg dosis : awal 2,5-5 mg ditingkatkan perlahan tidak lebih dari 2,5 dengan interval 1 minggu, maksimal 20 mg/hari nama paten : glukonic, glyamid, libronil, tiabet. mekanisme : merangsang sekresi insulin dari granul sel beta langerhans

terapi efektif diberikan 30 menit sebelum makan dimaksudkan untuk mencegah hipoglikemi dan mempercepat absorbs karena makanan dapat menurunkan absorbsi

metabolism di hepar dan diekskresi melalui ginjal efek samping : gangguan saluran cerna dan alergi kulit kontraindikasi : DM juvenile, DM gestasional, keadaan gawat interaksi obat : meningkatkan resiko hipoglikemia oleh insulin, alkohol, sulfonamide, cloramphenicol, dan efek hipoglikemia diturunkan dengan diuretic (tiazid), kortikosteroid.

2. Metformin Golongan biguanid Sediaan 500 mg, 850 mg Dosis : awal 2 x 500 mg, maintenance 3 x500mg, dosis maksimal 2,5-3 gram/ hari Efektif diminum waktu makan untuk mengurangi efek sampingnya, yaitu mual, muntah, diare, dan rasa tidak nyaman di perut. Nama paten : gliformin, glikos, glucoor 500 Mekanisme : menurunkan produksi glukosa di hepar dan meningkatkan sensitivitas jaringan otot dan adipose terhadap insulin Metabolisme : absorbsi di intestinum dan ekskresi di urin utuh Kontraindikasi : penyakit kardiovaskuler karena terjadi peningkatan asam laktat dalam darah, penyakit ginjal dll.

2. PREEKLAMPSIA Definisi : timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke 3 kehamilan, atau segera setelah persalinan.

Resep : R/ Inf RL flab no.III Infus set no.I IV catheter no.22 no.I S imm

R/ Sulfas magnesikus 40% fl no.III S imm R/ Nifedipin tab mg 10 no.III S prn (1-3) dd tab I Pro : Ny. W (25 tahun)

Mekanisme kerja : 1. Infus RL : mengembalikan keseimbangan elektrolit 2. MgSO4 : Anti kejang untuk preeclampsia dan eklampsia Pada wanita hamil terjadi penurunan magnesium darah Mekanisme : menekan pengeluaran Asetilkolin pada motor end plate mencegah Ca masuk (Ca antagonis) Mengatasi kejang eklamptik, mempertahankan aliran darah ke uterus dan fetus. 3. Nifedipin : Golongan Ca antagonis(Canal Ca Blocker) Mekanisme : menghambat masuknya Ca2+ ke dalam sel sehingga terjadi relaksasi otot polos vaskuler menyebabkan turunnya kontraksi jantung dan menurunkan konduksi AV dan nodus SA. Dosis : 10mg/oral Efek samping : sakit kepala, hipotensi, takikardi, mual, muntah, edema perifer, batuk. Antidotum : Ca glukonas 10% diberikan IV selama 3 menit R/ Ca glukonas 10% no.I Cum spuit cc 10 no.I S imm Pro : Ny. W (25 tahun)

3. HEMOROID Definisi : Pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena dari plexus hemorrhoidalis di daerah anus. Tujuan terapi farmakologis : 1. Memperbaiki defekasi : dengan suplemen serat dan melancarkan defekasi Psyllium/isphagula husk : vegeta, mulax, metamucyl, mucofalk Laxan : natrium dikotil sulfosuksinat laxadine, dulcolax, microlax, dll 2. Pengobatan simptomatik (gatal, nyeri, luka) Anusol 3. Menghentikan perdarahan Daflon 4. Mencegah serangan hemorrhoid Ardium

Resep

R/ Dulcolax tab No. IX 3 dd tab I ante coenam

R/ Ardium tab mg 500 No. XVIII 3 dd tab II durante coenam

R/ Daflon tab mg 500 No. IX 3 dd tab I

R/ Anusol supp No. X prn supp I post defecatio Pro: Tn. M (45thn)

Jenis obat : 1. Dulcolax (tablet salut enteric) Sediaan 10 mg/ supp, 5 mg/ supp anak, 5 mg/ tab Kandungan bisakodil Mekanisme : a. Merangsang gerakan peristaltic usus besar setelah hidrolisis dalam usus besar b. Peningkatan akumulasi air dan elektrolit dalam lumen usus besar Indikasi : sembelit/ konstipasi. Menghilangkan nyeri saat BAB pada hemoroid, persiapan diagnostik dengan Barium enema KI : operasi abdomen akut ES : rasa tidak enak pada perut, kram, sakit perut, diare. IO : dosis tinggi dan pemakaian lama menyebabkan gangguan keseimbangan elektrolit ditingkatkan dengan pemberian diuretic dan adrenokortikoid. Efek pemberian oral muncul setelah 6-12 jam. Efek pemberian supp muncul : - 1 jam setelah pemberian Metabolisme : oral absorbs 5% ekskresi bersama urin dalam bentuk glukoronid, ekskresi terutama pada tinja. Dosis : a. Dewasa : supp 1x1 tube, tablet 1x2 tablet b. Anak : 6-12 tahun 1x1 tab, < 6 tahun : supp anak 1x1 supp Berikan pada malam hari sebelum tidur untuk dapat hasil evakuasi esok paginya Pemakaian : harus ditelan langsung untuk menghindari iritasi lambung Jangan dimakan bersama susu dan antasida.

2. Anusol Indikasi : meringankan ketidaknyamanan pada hemoroid Dosis : supp 2x1 pagi dan malam hari setiap kali setelah BAB maksimal 6x/hari 3. Daflon Kandungan : micronized purified flavonoid fraction 500 mg (diosmin 90%, hesperidin 10%) Indikasi : a. Organik dan kronis insufisiensi vena di ekstremitas inferior, gejala : bengkak, nyeri, kram b. Hemoroid kronik c. Serangan hemoroid akut Dosis d. Kronik : 2x1 tab pagi dan malam setelah makan e. Akut : 3-4x 1 tab Mekanisme : f. Vaskuler protector : peningkatan resistensi pembuluh darah g. Venous tonic : peningkatan tonus vena 4. Ardium Kandungan : ekstrak cintrus (inensi pericarpium setara dengan diosmin 90% dan hespersidin 10%) Dosis : hemoroid : 6 tab / hari selama 4 hari kemudian 4 tab selama 3 hari diminum waktu makan.

You might also like