You are on page 1of 12

BAB II TINJAUAN UMUM

2.1 Profil PT. Trubaindo Coal Mining PT. Trubaindo Coal Mining (PT. TCM), adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan batubara yang merupakan salah satu anak perusahaan BANPU yang berlokasi di Thailand. Pada tahun 2008 PT. Trubaindo Coal Mining dari BANPU Group kemudian pindah ke PT. Indo Tambangraya Megah (ITM), adapun berapa perusahaan yang berada dibawh naungan ITM group adalah, PT. Trubaindo Coal Mining, PT. Kitadin, PT. Indominco MAndiri, PT. Jorong Barutama Greston, PT. Barinto Ekatama. PT. Trubaindo coal Mining Berdiri pada 13 Maret 1990, dan memiliki site di Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur. PT. Trubaindo Coal Mining berlokasi di Kampung Adong Kecamatan Muara Lawa Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur. Luas area Sebesar 23.650 HA sesuai Surat Keputusan Direktur Jendral Geologi dan Sumber Daya Mineral No.228.K/40.00/GJG/2002 tanggal 11 november 2002.. PT. Trubaindo Coal Mining merupakan perusahaan yang memgang hak eksplorasi dan pemilik daerah perjanjan karya pengusaha pertambangan Batubara (PKP2B) dengan nomor 017/PK/PT BA-TCM/1994 adalah seluas 23.650 Ha. Area penambangan tersebut dibagi dalam beberapa lokasi kerja yaitu : 1. Blok Utara 2. Blok selatan Secara geografis daerah tersebut telertak antara 115 30 00- 115 51 30 BT dan 0 27 44- 0 51 41 LS

2.2

Lokasi dan Kesampaian Daerah Lokasi Penelitian ini dilakukan di salah satu daerah konsesi PT.Trubaindo

Coal Mining, Blok 12 pit 4500. Lokasi daerah penelitan secara administrasi termasuk dalam kecamatan Muara Lawa, Bentian Besar dan Damai, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur dan secara geografis terletak pada 115 o4105 BT sampai 115
o

4236 BT dan 0 o3336 LS sampai 0 o3520. Kesampaiandaerah penelitan dapat

dicapai dari tenggarong dengan menggunakan kendaran roda empat melalui jalan yang beraspal atau dapat juga menggunakan kendaraan roda dua maupun dengan menggunakan jalr sungai. Batas-batas Wilayah sebagai berikut 1. Selatan : Berbatasan dengan kampung jelmu sibak. 2. Barat : Berbatasan dengan HPH PT.Timberdana, HPH PT. Dayak Besar Vincent, HPH PT. Hariati Timber, HPH PT. Hamparan meridian, serta sungai perak. 3. Timur : Berbatasan dengn Kampung Muara Kedang dan Ponak 4. Utara : Berbatasan dengan Kampung Dempar, Bunyut dan Muara Pahu.

2.2 Kesampaian Daerah Kesampaian daerah penelitian dapat dicapai dari tenggarong bisa ditempuh dengan menggunakan jalur darat dan sungai, yaitu dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat untuk jalur darat, dan mengunakan kapal motor melalui jalur sungai. Dari Tenggarong untuk mencapai daerah penelitian bisa menggunakan tiga alternatif yaitu : 1. Melalui sungai dengan menggunakan kapal motor atau speed boat, menyusuri sungai Mahakam dan sungai Kedang. Dengan menggunakan kapal bermotor diperlukan waktu 1 hari 1 malam, sedangkan dengan mengunakan speed boat diperlukan waktu 9 jam, yang kemudian dilanjutkan dengan menggunakan kendaraan roda empat selama 30 menit. 2. Melalui jalan darat, dengan menggunakan kedaraan roda empat. Waktu yang diperlukan untuk menempuh perjalanan Samarinda ke daerah penelitian adalah sekitar 6-7 jam 3. Menggunakan kendaraan roda dua. Waktu yang diperlukan untuk menempuh perjalanan dari tenggarong sampai ke lokasi penelitian adalah sekitar 5-6 jam

2.4. Kondisi Geologi 2.4.1 kondisi umum geologi Geologi regional daerah penelitian termasuk dalam cekungan kutai yang secara tektonik terpisah dari cekungan Tarakan oleh pegunungan mangkaliat dibagian utara, dibagian selatan dibatasi oleh ketinggian khucing berumur PraTersier, yang merupakan inti benua Kalimantan. Cekungan ini dibagian selatan terpisah dengan cekungan Barito oleh penggunangan Patermosfer, dibagian timur Cekungan terbuka sampai selat Makasar. Cekungan kutai ditafsirkan gerak pemisah Kalimantan dan Sulewesi pada akhir Kapur- Palogen Awal (Samuel dan Muchsin, 1975 ). 2.4.2 Fisiografi Menurut Rose R dan Hartono P (1978), cekungan Kutai terjadi karena pemekaran berarah Barat Daya-Timur Laut. Terbukanya selat Makasar pada kala Eosen menyebabkan Cekungan Kutai ideal sebagai pengendapan sedimen. Perbatasan Wilayah Cekungan Kutai memiliki 4 (empat) batasan yaitu : 1. Batas sebelah barat, adalah daerah Tinggian Kuching, yaitu umumnya terdiri dari batuan-batuan Tersier dan merupakan bagian inti dari benua. 2. Batas sebelah Utara adalah semenanjung Mangkaliat yang merupakan daerah tinggipan yang memisahkan cekungan Kutai dengan cekungan Tarakan. 3. Batas sebelah Selatan adalah daerah tinggian Patermosfer dan Pegunungan Meratus. 4. Batas Sebelah Timur adalah batas papasan benua di selat Makasar. Pola struktur cekungan kutai, berupa Antiklinorium dimana cekungan berarah Utara Timur Laut-Selatan Barat daya dan secara keseluruhan berubah relatif. Timur-Barat pada tepi bagian utama cekungan kutai dari Eosen-Tersier

muda, Progradasi dari arah Barat Timur , yaitu ditandai oleh Batupasir dengan sisipan batu lempung, umur stratigrafi ini adalah oligosen sampai miosen bawah.

2.4.4. Morfologi. Secara morfoogi daerah penelitian dapat dikategorikan dalam satuan bentuk lahan perbukitan bergelombang lemah sedang dengan tingkat elevasi 25 m- 100 m di atas permukaan air laut. Dengan pola pengaliran denritik dan subsekuen, stadia sungai dewasa dan dipengaruhi oleh volume air hujan.

2.4.5. Stratigrafi Regional Stratigrafi batuan pada daerah Muara Lawa termasuk kedalam formasi Pemaluan, yang umumnya terbentuk pada masa olihosen. Sebagai batuan dasaarnya terdiri dari berbagi materil seperti batu pasir dengan sisispan batu lempung, serph batu gamping, batu lanau, serta cadangan batubara yang bernilai ekonomis. Secara ringkas urutan stratigrafi keselurahan wilayah cekungan Kutai (Kutai Basin of Stratigraphy) dapat diuraikan sebagai berikut : Formasi Pemaluan Ciri Litologi : batu pasir dengan sisipan batu lempung, serpih, batubara, batu gamping, dan batu lanau. Diendapkan pada kala Miosen Awal hingga Bawah Tengah (N5-N6) di lingkungan neritik, Formasi Pamulan tersingkap pada daerah yang luas, menempati daerah topografi yang rendah. Dari litologi penyusun Formasi Pamaluan terlihat bahwa bagian bawah formasi ini dalam lingkungan delta plain dengan terdapatnya batubara. Kemudian terjadi transgresi lingkungan berubah menjadi pantai dengan diendapkan pasir pantai dan kemudian laut dangkal dengan diendapkan batu gamping Formasi

Berbulu. Formasi Pamaluan mempunyai hubungan menjari dengan Formasi Berbulu. Formasi Bebulu Ciri Litologi : Batu gamping dengan sisipan batu gamping pasiran dan serpih. Kandungan foraminifera besar yang dijumpai pada batu gamping menunjukan umur Miosen awal hingga Bawah Tengah di lingkungan neritik. Di atas batu gamping formasi Bebulu diendapakan Formasi Pulaubalang. Fomasi Pulaubalang Ciri Litologi : batu pasir (greywacke), batu pasir kuarsa, batu gamping, batu lempung, lempung dengan sisipan batubara. Formasi ini memiliki perlapisan yang sangat bagus dan relatif lebih resisten terhadap pelapukan dibandingkan dengan formasi-formasi lain. Formasi ini diendapkan di lingkungan delta, pada kala Miosen Awal- Miosen Tengah. Formasi Balikpapan Ciri Litologi : batu pasir kuarsa dan batu lempung dengan sisipan batu lanau, serpih dan batubara. Pada batuan pasir kuarsa ini berkembang sequences menghalus keatas dari batu pasir konglomeratan, batu pasir halus berubah menjadi batu lempung . Batu lempung diatasnya secara umum lanauan dengan batas yang tegas. Kadang-kadang pada bagian atas sequences terendapkan batubara. Formasi ini diendapkan di lingkungan delta, pada kala Miosen Tengah- Miosen Akhir.

2.3 Struktur geoligi. Struktur utama pada area konsesi PT. Trubaindo Coal Mining didominasi oleh lipatan yang berhubungan dengan sesar geser utama. Dua sinklin utama memisahkan formasi pembawa batubara ke dalam dua daerah utamanya yaitu Blok Utara dan Blok Selatan. Struktur geologi lainya yang juga dominan adalah sinklin dibagian timur laut yang juga dikenal sebagai sinklin Dingin. Formasi utama pembawa batubara pada bagian atas merupakan formasi Pamaluan yang terbentuk di sekitar

sumbu sinklin. Seluruh bagian tenggara sinklin dingin dipotong oleh sepasang sensor normal utama yang menagatasi antiklin jembungan. Sinklin kedua disebut dengan sinklin Perak terbentang sampai ke Selatan dan pola singkapan coal bedding yang berulang. a. Lokasi Blok Utara Terletak di sepanjang sinklin Dingin dengan dip 10-15 ke arah utara sepanjang sayap sinklin dengan dip 15-20. b. Lokasi Blok Selatan Berada di sinklin Perak yang meloncat dari utara ke selatan batas konsesi PT. Trubaindo Coal Mining dengan PT Bharinto Ekatama. Sinklin Perak merupakan struktur sinkln penuh dengan poros terbentang sepanjang arah Barat Laut- Barat Daya. Seam batubara berada di puncak sinklin dan kedua sayapnya. Di area puncak sinkln, yaitu Dayak Besar sayap sinklin bagian utara. Sayap Sinklin selatan melputi daerah Nage yang meluas dari arah Dayak Besar, Kemudian berlanjut ke arah Biangan lebh ke Selatan. Sayap sinklin selatan memilik kecuraman dengan sudut dip yang ekstrim dari seam batubara (50 70 ). Sudut dip dari area blok selatan sangat landai, yaitu 8- 10, pada bagian dekat puncak sinkln kemudian secara perlahan-lahan menjadi dip yang lebih curam ke dua sayap sinklin (25 30 )

2.4 Kondisi Cadangan Batubara Dari hasil laporan Study Kelayakan pada Maret 1999 cadangan yang siap untuk ditambang di PT. Trubaindo Coal Mining adalah sejumlah 67,3 juta ton, dengan tingkat produksi rata-rata 5 juta ton per tahun dengan rata-rata berkalori 6750 Ccal/Kg dan umur tambang diperkirakan 16 tahun. Untuk kualitas batubara PT. Trubaindo Coal Mining

menunjukan nilai kalori batubara (Groos Calorific Value ) adalah 6100-7200 Kcal/kg (adb) untuk Blok Selatan dan Diatas 6500 Kcal/kg (adb) untuk Blok Timur. Batubara di PT Trubaindo Coal Mining memiki lapisan (seam) yang banyak (Multi Seam). Terdapat 111 lapisan seam yang terbagi dalam 9 group mulai dari 1000-9000. Untuk Blok Utara terdapat 82 lapisan (seam) yang terbagi lagi menjadi tiga bagian berdasarkan ketebelanya, yaitu : Major Batubara yang memiliki ketebalan seam 2.0 5.8 meter. Dengan Seam yang Paling tebal adalah seam 3000 dengan ketebalan 5.8 meter. Untuk batubara ini ada tujuh buah seam. Minor Jenis batubara yang memiliki ketebalan 1-2 meter. Untuk batubara jenis ini aeda 23 buah seam. Twin seam Jenis batubara yang memiliki ketebalan kurang dari satu merter. Untuk batubara ini ada 52 buah sem.

Untuk Blok Selatan terdapat 29 seam yang dibagi menjadi :

Dayak Besar memiliki 27 buah sesam dengan ketebalan yang relatif tipis dengan 2.0 -7.2 meter. Seam yang paling tebal adalah seam 3800 dan seam 3000

2.5 Kegiatan Penambangan Kegiatan penambangan di PT.Trubaindo Coal Mining dilakukan dengan metode Back Fill. Kegiatan awal penambangan setelah studi kelayakan menyatakan bahwa area tersebut layak dan bernilai ekonomis adalah land clearing dan grubbing . setelah itu dilakukan kegiatan top soil removal lalu dilanjutkan dengan overburden removal . Apabila overburden removal menemui material yang keras maka dilakukan pemboran dan peledakan (driling and blasting). Untuk mempermudah pengalian. Selagi aktivitas overburden removal secara continue dilakukan, diikuti pula dengan kegiatan pengambilan batubara (coal getting). Kegiatan expose batubara diawali dari proses pembersihan roof batubara, lalu proses

penggalian dan pemuatan batubara. Lapisan batubara yang telah dibersihkan tidak semuanya diambil, tetapi disisakan dengan tebal sekitar 7 cm dari floor batubara tersebut. Sisa batubara di atas floor tersebut tetap dikumpulkan sebagai dirty coal (collecting dirty coal) dan diangkut menuju tempat penampunganya yaitu dirty coal stock . untuk batubara hasil coal getting kemudian diangkut menuju Run Of Mine (ROM) Stock lalu kemudian di blending dengan batubara lain untuk mencapai kualitas yang diinginkan, dan ke crushing plant untuk dilakukan proses peremukaan.

2.6.1 Land Clearing and Grubing Land clearing merupakan kegiatan awal penambangan yang dilakukan setelah studi kelayakan menetapkan bahwa areal yang akan dibersihkan tersebut layak da ekonois untuk ditambang. Sebelum kegiatan land clearng

dilakukan terlebih dahulu pemasangan batas areal (batas boundaries) yangakan dibersihkan . kegiatan land clearing dimaksudkan untuk membersihkan vegetasi berupa semak-semak dan pepohonan yang berada diatas areal yang akan ditambang, sedangkan grubbing merupakan kegiatan pengumpulan vegetasi yang masih produktif. Land clearing dilkukan dengan menggunakan bulldozer, namun untuk pohon-pohon berukuran besr yang tidak mungkin untuk dirobohkan, maka terlebih dahulu perlu dipotong menggunakan chin saw, baru kemudian didorong oleh bulldozer. Pengumupulan vegetasi (pohon) yang dikelompokan masih produktif biasanya berukuran diameter lebih 20 cm dan tergolongkan dalam jenis-jenis pohon tertentu. Kayu tersebut

dikumpulkan di sebuah log stock .

2.6.2 Top Soil Removal Setelah land cleraring dilakukan, lalu dilanjutkan dengan kegiatan pengupasan tanah pucuk (top soil removal) . Top soil merupakan tanah yang berada paling dekat dengan permukaan dan mempunya tebal yan beragam d setiap daerah, biasanya tebal sekitar 0,5- 3 meter. Top soil bersifat lunak dan mudah menyera ar, sehingga dapat dengan mudah untuk digali langsung (free digging). Alat muat yang digunakan untuk kegiatan ini adalah excavator dan biasanya dibantu oleh bulldozeer . sedangkan untuk alat angkutnya, digunakan tipe articulated dump truck yang mempunyai karakteristik dapat melakukan mobilasi secara baik walaupun dengan kondsi medan jalan yang mempunyai grade tinggi, licin, dan berlumpur. Top soil yang diangkut ini kemudian dikumpulkan dikumpulkan di sebuah top soil stock . Top soil ini sangat penting apabila nanti kondisi tambang telah final, top soil ini sangat penting apabla nanti kondis tambang telah final, to soil akan disebar (spreading) kembali untuk proses recontouring.

2.6.3 Overburden Removal Setelah top soiling removal selesai lalu dilakukan pengupasan tanah penutup (overburden removal). Kegiatan overburden removal dilakukan dengan cara berjenjang (benching system) . Overburden removal dilakukan dengan dua tipe pengupasan , yaitu pengupasan untuk material lunak dan pengupasan untuk material keras. Pengupasan untuk materoal lunak dapat dilakukan dengan penggalian langsung (free digging) dengan menggunakan excavator dan biasanya juga dikombinasikan dengan bulldozer atau whell loader untuk mempermudah pemuatan. Sedangkan untuk pengupasan material keras , dilakukan terlebih dahulu pemboran dan peledakan untuk meningkatkan efisiensi penggalian. Material hasil peledakan akan lebih mudah digali dibandingkan material keras tersebut digali secara langsung ataupun dilakukan riiping . alat yang digunakan untuk pengupasan material hasil peledakan ini juga menggunakan excavator dan apabila diperlukan akan dibantuk oleh bulldozer dan apabila diperlukan akan dibantu oleh bulldozer untuk mempermudah pemuatan alat angkut yang digunakan untuk Overburden removal adalah tipe rigid dump truck ataupun tipe articuled dump truck untuk kondisi jalan yang buruk. Overburden ini akan diangkut menuju ke disposal area.

2.6.2 Coal Getting Setelah kegiatan overburden removal dilakukan dan ditemukan batubara, lalu dilakukan proses pengambilan batubara. Pengambilan batubara diawali dengan membersihkan sisa tanah penutup yang masih tersisa di atas roof batubara, kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan

excabator dengan excavator dengan tipe bucket khusus yaitu flat bucket. Sisa tanah penutup ini perlu dibersihka karena akan menjado material pengotor pada batubara dan akan menyebabkan penurunan kualitas dari batubara tersebut. Setelah roof batubara benar-bear berih lalu dilakukan

pengambilan data koordinat roof

dari lapisan batubara tersebut.

Selanjutnya batubara akan digali menggunakan excavator dan dimuat ke dalam dump truck. Batubara tidak diambil sampai floor, melainkan disisikan batubara setebal 7 cm dari floor. Batubara setebal 7 cm ini dikategorikan ke dalam dirty coal. Setelah tersisa dirty coal setebal 7 cm itu, dilakukan pengambilan data koordinat lagi. Pengambilan data koordinat ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara batubara hasil timbangan di truck scale, batubara yang digali secara aktual dan batubara yang sebelumnya dimodelkan. Itu Dirty coal yang ada, tetap digali kemudian dikumpulkan di suatu tempat yaitu dirty coal stock . agar dapat bernilai ekonomis . dirty coal ini harus melalui proses coal washing terlebih dahulu

You might also like