You are on page 1of 3

KESIMPULAN

Autopsi adalah pemeriksaan terhadap tubuh mayat, yang meliputi pemeriksaan terhadap bagian luar maupun dalam, dengan tujuan menemukan proses penyakit dan atau adanya cedera, melakukan interpretasi atas penemuan-penemuan tersebut, menerangkan penyebab kematian serta mencari hubungan sebab akibat antara kelainan-kelainan yang ditemukan dengan penyebab kematian.

Dengan angka kematian di dalam penjara yang cukup besar di amerika angka kematian mencapai 257 kematian per 100.000 narapidana. Hal ini menyebabkan banyaknya dugaan akan pelanggaran HAM, Sehingga autopsy dilakukan untuk mengungkap penyebab kematian para narapidana. Sehingga tidak menyebabkan keresahan dan ketakutan dari masyarakat.

Kematian dalam tahanan biasanya berupa mati alami, Kematian berhubungan dengan pemakaian obat-obatan (toksik), Bunuh Diri, Luka benda tumpul, Cedera tersembunyi yang mengakibatkan kematian saat di penjara. Dengan jenis kematian yang berbeda maka akan berbeda pada temuan autopsi, pada mati alami akibat infeksi sekunder yang dapat timbul

terhadap penyakit human immunodeficiency virus (HIV) ditemukan kedua paru-paru menunjukkan konsolidasi yang penuh pada masing-masing lobus, korban yang mengkonsumsi alcohol dan memiliki riwayat batuk produktif kemungkinan temuan autopsi, terdapat konsolidasi yang penuh dari lobus kiri bawah, dengan bukti histologis polimorf infiltrat mengisi airspaces alveolar,

pada kasus gantung diri ditemukan Resapan darah di bawah kulit serta otot leher di tempat sesuai jejas. Ptekie pada mukosa mulut, pangkal lidah, epiglotis. Ptekie pada pleura,

perikardium, peritoneum, dan lain-lain serta bendungan/kongesti organ. Darah termasuk di dalam jantung korban relatif gelap dan encer

Luka benda tumpul atau tajam menunjukkan hasil autopsi berupa lecet pada batang tubuh dan ekstremitas serta ekimosis, lecet, dan robekan pada wajah. Kulit kepala bagian posterior parietal kanan memiliki robekan, dan ditemukan ekstravasasi darah otot temporalis dan subgaleal. Autopsi pada Cedera tersembunyi akan ditemukan cidera pada organ-organ dalam tubuh.

Beberapa peraturan perundang-undangan yang mengatur autopsi untuk penentuan sebab kematian Pasal 119 : (UU no.36 th 2009 tentang kesehatan). Untuk kepentingan penelitian dan pengembangan dapat dilakukan bedah mayat klinis dirumah sakit. Bedah mayat klinis ditujukan untuk menegakkan diagnosis dan/atau menyimpulkan penyebab kematian. Pasal 122 : Untuk kepentingan penegakan hukum dapat dilakukan bedah mayat forensik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dilakukan oleh dokter ahli forensik atau dokter lain apabila tidak terdapat dokter ahli forensik atau tidak memungkinkan dirujuk

You might also like