You are on page 1of 4

BAB VI PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan Pengetahuan Ibu Terhadap Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada usia 0-7 hari di RSUD Sampang Tahun 2013. menujukkan bahwa dari 44 responden hampir setengahnya 17 responden (52,2%) mempunyai tingkat pengetahuan kurang. Membahas masalah

pengetahuan tentu tidak luput dari bahasan tentang faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang itu sendiri. Karena memang sejatinya pengetahuan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor umur, tingkat pendidikan, dan faktor pekerjaan. Dari hasil penelitian tentang distribusi responden berdasarkan umur diketahui umur responden di RSUD Sampang Tahun 2013. dapat di interpretasikan yaitu hampir setengahnya 17 responden (38,6 %) berumur 20-30 tahun. Hasil penelitian tersebut seharusnya dapat menggambarkan bahwa sebagian besar responden berada di usia produktif, sehingga hal ini merujuk pada tingkat pengetahuan responden yang diharapkan lebih baik, karena seseorang dalam batasan usia produktif ini cenderung memiiki antusiasme yang lebih dalam mencari dan menjaring informasi yang ada sehingga baik pula pengetahuan yang ia miliki. Secara logika, umur dapat disebutkan merupakan gambaran dari pengalaman dan kematangan jiwanya, semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja, namun pada kenyataannya, proses kematangan ini tidak serta merta tebentuk dengan

49

50

sendirinya, karena pengalaman yang sudah pernah didapat juga bisa dijadikan sebagai acuan. Cerminan lama seseorang itu sendiri dalam membentuk pengetahuan akan kurang begitu signifikan jika tidak diimbangi dengan kemampuannya dalam menyerap dan mendapatkan informasi. Menurut William (2006) usia kehamilan yang paling aman untuk masa kehamilan dan persalinan adalah 20 35 tahun. Usia kurang dari 20 tahun tidak menjamin remaja mencapai kondisi sehat secara fisik, mental dan sosial untuk proses reproduksi, sedangkan pada usia lebih dari 35 tahun telah terjadi penurunan fungsi organ dan sistem tubuh lainnya antara lain sistem otot, saraf, kardiovaskuler, endokrin dan reproduksi. Penyulit pada kehamilan remaja, lebih tinggi bila dibandingkan kurun waktu reproduksi yang sehat antara umur 20 30 tahun. Keadaan ini disebabkan belum matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin.Dari data yang didapat masih sangat kecil masyarakat sampang yang sadar terhadap pentingnya kesehatan bayi sehingga resiko terjadinya berat badan lahir rendah (BBLR) dapat terjadi karena mereka masih menganggap kurang pentingnya pemeriksaan kehamilan. Untuk itu maka perlu adanya kesadaran diri bagi masyarakat sampang untuk mengenali keadaanya sendiri sehingga jika terjadi suatu hal yang buruk atau keluhan maka mereka bisa memeriksakan diri ke bidan. Menurut pendapat peneliti bahwa faktor yang menyebabkan terjadi persalinan premature pada usia 2035 tahun adalah antara lain status sosial ekonomi yang rendah, perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi Fe, kurangnya pengetahuan tentang asupan gizi pada ibu hamil yang dapat menyebabkan

51

kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah hal ini diperkuat dari data pekerjaan responden di RSUD Sampang Kabupaten Sampang tahun 2013 dapat di interpretasikan yaitu sebagian besar 26 responden (59 %) adalah IRT.Menurut teori Notoadmojo (2003) menyatakan bahwa status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga stastus sosial ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Status pekerjaan yang rendah dapat mempengaruhi ibu dalam menerima suatu informasi dari luar, dimana sebagian besar responden bekerja sebagai petani. Masyarakat sampang beranggapan bahwa mereka bisa memenuhi kebutuhan ekonominya meskipun bekerja sebagai petani karena percaya bahwa rezeki itu sudah diatur oleh Allah. Dengan bekerja sebagai petani maka masyarakat tidak mempunyai waktu untuk mencari informasi dan dengan penghasilan masyarakat yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari hari dan tidak mampu membeli buku untuk memperoleh informasi sehingga akan mempengaruhi pengetahuan tentang resiko terjadinya bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Masyarakat yang status ekonominya baik akan dapat menyediakan fasilitas yang dibutuhkan sehingga akan mudah mendapatkan informasi tentang resiko bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yang dapat menambah pengetahuannya. Semakin tinggi pendidikan yang ditempuh seseorang akan memberikan wahana pendukung positif dalam memperkuat learning procces yang diperoleh seseorang melalui pengalaman yang sudah ia jalani sesuai dengan masa usianya. Gambaran fakta tersebut sangat jelas menerangkan bahwa salah satu penyebab

52

rendahnya pengetahuan responden adalah rendahnya tingkat pendidikan yang diterima. Kenyataan tersebut sesuai dengan pendapat Notoatmodjo, (2003) yang menyatakan bahwa pemberian informasi akan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang sesuatu sehingga akan menimbulkan kesadaran dan menyebabkan orang berperilaku dengan kesediaannya melakukan tindakan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang resiko terjadinya bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) sebagian besar kurang. Hal ini bisa dilihat dari sebagian ibu hamil tidak tahu tentang persalinan prematur, penyebab persalinan prematur, Tanda tanda pesalinan prematur, dan Pencegahan pesalinan premtur sehingga masyarakat sampang pengetahuannya kurang tentang resiko terjadinya berat badan lahir rendah.Hal ini disebabkan karena faktor umur mereka yang hampir setengahnya 17 responden (38,6 %) berumur 20-30 tahun dan faktor pendidikan yang hampir setengahnya 20 responden (45,4 %) Tidak Sekolah. dan faktor pekerjaan yang sebagian besar 26 responden (59 %) adalah IRT. Untuk menanggapi kondisi diatas diperlukan upaya atau solusi yang harus dilakukan oleh bidan yaitu dengan memberi penyuluhan tentang bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) pada semua ibu hamil. Diharapkan dari diadakannya program penyuluhan dapat mengurangi hal-hal yang tidak di inginkan seperti bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), terjadinya kurangnya gizi pada saat ibu hamilg bahkan bayi meninggal dunia.

You might also like