You are on page 1of 16

LAPORAN

PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN I

PERCOBAAN FRANCK - HERTZ

Disusun oleh:

Nama : Nurhayati (H1C006049)


Bhakti Yuda Perwira (H1C006050)

Hari/Tanggal Praktikum : Sabtu, 1 November 2008

Pengumpulan Laporan : Sabtu, 22 November 2008

Asisten : Riyanto, S.Si

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
JURUSAN MIPA-FISIKA
PURWOKERTO
2008
PERCOBAAN FRANCK-HERTZ
Oleh:
Nurhayati (H1C006049)
Bhakti Yudha Perwira (H1C006050)

ABSTRAK

Laporan ini bertujuan untuk menggunakan kurva Franck-Hertz serta memahami


peristiwa penyerahan energi yang tidak kontinu dari elektron bebas pada atom mercury.
Untuk menghasilkan terjadinya pelepasan energi, mka atom mengalami transisi ke suatu
keadaan eksitasi. Metode yang digunakan adalah menggunakan tabung Franck Hertz dan
set up eksperimen Franck Hertz seperti pada gambar 1 dan 3. Data hasil pengamatan
diolah dengan menggunakan program exel dan selanjutnya dibuat grafik hubungan antara
tegangan pemercepat dengan arus anoda.
Kurva Franck-Hertz pada U1 = 1,5 V; U3 = 3,0V memberikan hasil EHg adalah 4,85
volt. Dan menurut referensi EHg adalah 4,9 volt. Grafik yang diperoleh sesuai dengan
referensi.

Kata kunci : Eksitasi atom, penyerahan energi, kurva Franck-Hertz.

ABSTRACT

For produce discharge of energy transfer, so atom realize transition to excitation


condition. Mechanism of energy transfer can happened at inelastic crash between electron
and atom.
The experiment of Franck-Hertz had been done in physics Experiment Laboratory
at Tuesday, October, 21th 2008 in Mathematics and Natural Sciences, Jenderal Soedirman
University, Purwokerto .The objectives are study Franck-Hertz curve and discontinue
energy transfer from free electron to mercury atoms.
Curve of Franck-Hertz at U1 = 1,5V; U3 = 3,0V give result of EHg is 4,85 volt. And
according to reference of EHg is 4,9 volt.
Key word: Atom excitation, absorbs of energy, Franck-Hertz curve
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Leukipos dan Demokritos dua ilmuan yang mengembangkan konsep atom. Mereka
menyatakan bahwa atom bagian terkecil suatu zat/partikal yang tidak dapat dibagi lagi.
Konsep ini bertahan hingga abad XIX. Pada akhir abad ke XIX banyak ilmuan yang
berusaha mengungkap rahasia atom (Usuludin, 1999) .
Teori atom Bhor memperkenalkan atom sebagai sejenis miniatur planit mengitari
matahari, dengan elektron-elektron mengelilingi orbitnya sekitar bagian pokok, tapi
dengan perbedaan yang sangat penting. Bilamana hukum-hukum fisika klasik mengatakan
tentang perputaran orbit dalam segala ukuran, Bhor membuktikan bahwa elektron-elektron
dalam sebuah atom hanya dapat berputar dalam orbitnya dalam ukuran spesifik tertentu.
Atau dalam kalimat rumus lain : elektron-elektron yang mengitari bagian pokok berada
pada tingkat energi (kulit) tertententu tanpa menyerap atau memancarkan energi. Elektron
dapat berpindah dari lapisan dalam ke lapisan luar jika menyerap energi. Sebaliknya,
elektron akan berpindah dari lapisan luar ke lapisan lebih dalam dengan memancarkan
energi.
Kemampuan teori Bhor yang menjelaskan spektrum dari hydrogen atom, yakni
telah diketahui bahwa gas hydrogen jika dipanaskan pada tingkat kepanasan tinggi, akan
mengeluarkan cahaya dari suatu frekuensi tertentu. Nilai terbesar teori Bhor tentang atom
dari hipotesa sederhana tapi sanggup menjelaskan dengan ketetapan yang mengagumkan
tentang gelombang panjang yang persis dari semua garis spektral (warna) yang
dikeluarkan oleh hidrogen
Tetapi teori Niels Bohr terdapat kekurangan dan harus diganti secara mekanika
kuantum, agar ketelitian dan kegunaannya lebih besar. Berdasarkan permasalahan inilah,
pada tahun 1914 ilmuwan bernama James Franck dan Gustav Hertz melakukan sederetan
eksperimen yang membuktikan kebenaran teori Bohr yakni juga mengenai kehadiran
eksitasi atom.
1.2 Tujuan
Dengan dilaksanakannya praktikum ini tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Mampu menggunakan kurva Franck-Hertz
2. Memahami peristiwa penyerahan energi yang tidak kontinu dari elektron-
elektron bebas kepada atom mercury (raksa).
II. DASAR TEORI

Sebuah atom dapat mengeksitasi ke tingkat energi di atas tingkat energi dasar yang
menyebabkan atom tersebut memancarkan radiasi melalui dua cara. Salah satunya adalah
tumbukan dengan partikel lain. Pada saat tumbukan, sebagian dari energi kinetik pada
partikel akan diserap oleh atom. Atom yang tereksitasi dengan cara ini akan kembali ke
tingkat dasar dalam waktu rata-rata 10-8 detik dengan memancarkan satu foton atau lebih.
Cara lainnya adalah dengan lecutan listrik dalam gas bertekanan rendah, sehingga timbul
medan listrik yang mempercepat elektron dan ion atomic sampai energi kinetiknya cukup
untuk mengeksitasi atom ketika terjadi tumbukan. Misalnya pada lampu neon dan uap air
raksa, medan listrik kuat yang terpasang antara elektroda dalam tabung berisi gas
menimbulkan emisi radiasi spektral karakteristik dari gas itu yang ternyata merupakan
cahaya berwarna kemerah-merahan (dalam kasus neon) dan cahaya kebiru-biruan (dalam
kasus uap air raksa) dalam percobaan ini menggunakan uap air raksa sebagai media.
Mekanisme eksitasi yang berbeda terpaut jika sebuh atom menyerap sebuah atom
cahaya yang energinya cukup untuk menaikkan atom tersebut ke tingkat energi yang lebih
tinggi. Jika cahaya putih yang mengandung semua panjang gelombang dilewatkan melalui
gas hydrogen, foton dengan panjang gelombang yang bersesuaian dengan transisi antara
tingkat energi yang bersangkutan akan diserap. Atom hidrogen yang tereksitasi yang
ditimbulkannya akan memancarkan kembali energi yang eksitasinya hampir saat itu juga,
tetapi foton keluar dalam arah yang rambang dengan hanya beberapa daya yang berarah
sama dengan berkas semula dari cahaya putih tersebut. Jadi garis gelap dalam spektrum
absorbsi tidak 100% hitam dan hanya terlihat hitam karena terjadi kontras dengan latar
belakang yang terang. Garis yang seharusnya dalam spektrum absorbsi setiap unsur
bersesuaian dengan garis pada spektrum emisi yang menyatakan transisi ke tingkat dasar
yang cocok dengan hasil eksperimen (Beisser, 1992).
Pada tahun 1914 James Frank dan Gustav Hertz melaporkan energi yang hilang
akibat elektron yang melewati uap mercury, dan adanya pancaran sinar ultraviolet dengan
panjang gelombang 254 nm. Kemudian percobaan Frank-Hertz ini dijadikan percobaan
klasik untuk menjelaskaan teori kuantum (Leyboed, internet).
Gambaran sederhana mengenai percobaan ini adalah sebagai berikut: dalam tabung
elektron-elektron meninggalkan katoda karena dipanasi dengan sebuah filamen pemanas,
semua elektron kemudiaan dipercepat menuju sebuah kisi oleh beda potensial yang diatur.
Apabila energi elektron lebih besar dari pada Vo, yaitu tegangan perlambat kecil antara kisi
dan plat katoda maka elektron dengan energi V eV (elekron volt) dapat menembus kisi dan
jatuh pada plat anoda. Arus elektron yang mencapai plat anoda tersebut dapat diukur
menggunakan ampermeter. Semakin banyak elektron yang mencapai anoda maka arus
listriknya akan lebih besar. Atom-atom dalam tabung saling bertumbukan akan tetapi tidak
ada energi yang dilepaskan dalam tumbukan ini. Jadi tumbukannya secara elastis
sempurna. Dan untuk menghasilkan terjadinya pelepasan energi, maka atom mengalami
transisi kesuatu keadaan eksitasi dan hal ini dapat dilakukan dengan cara tabung elektron
diisi dengan gas hidrogen, maka elektron akan mengalami tumbukkan dan juga jika
tegangan V dinaikkan lagi maka arus listriknya juga akan ikut naik.
Pada percobaan ini menggunakan atom mercury atau raksa atau Hidrargium
(80Hg200,6) mempunyai sifat-sifat fisis sebagai berikut :
1. Bersifat cair dan berwarna putih keperakan
2. Nonkunduktor
3. Logam yang tidak dapat ditempa
4. Tidak mengkilap
5. Titik didih pada 630 oK
6. Titik lebur pada 234 oK
Hydragyrum atau raksa mempunyai konfigurasi sebagai berikut :
1s 2s 2p 3s 3p 3d 4s 4p 4d 4f 5s 5p 5d 5f 6
Diagram tingkat-tingkat energi untuk air raksa. Dalam masing-masing tingkat eksitasi satu
elektron terluar berada dalam keadaan dasar, dan pelambangan tingkat energi dalam
diagram bersesuaian dengan elektron terluar (Beiser,1987).
III. METODE PERCOBAAN

Frank dan Hertz menembaki uap berbagai unsur dengan elektron yang energinya
diketahui dengan memakai alat seperti yang terlihat pada gambar 1. perbedaan potensial
kecil Vo dipasang diantara kisi dan keping pengumpul, sehingga setiap elektron yang
mempunyai energi lebih besar dari harga minimum tertentu memberi kontribusi
(sumbangan) pada arus i yang melalui ammeter. Ketika potensial pemercepat V bertambah,
elektron yang datang pada keping bertambah banyak dan arus i naik (Gambar 2). Sehingga
atom-atom dalam tabung saling bertumbukan akan tetapi tidak ada energi yang dilepaskan
dalam tumbukan ini. Jadi tumbukannya secara elastis sempurna.

G1 G2

f c
Uf
fk A
UA
IA
U1 U2 U3

-+ -+ +- S

Gambar 1. Diagram Tabung Frank-Hertz

Gambar 2. Diagram eksitasi energi mercury (Hg)


Lebih jelasnya lihat gambar 3.

Gambar 3. Diagram alat percobaan Franck-Hertz


Gambar 6. Diagram alat percobaan Franck-Hertz

Percobaan akan siap jika rangkaian terlebih dahulu sudah di set dan pipa lampu
akan semakin panas dan temperatur oven juga akan sampai kira-kira 175° C dan memulai
tegangan pada anoda untuk 0 V serta membuat Elektrometer Keithleuy yang skalanya
harus diperhitungkan, lalu tegangan diturunkan sedikit demi sedikit sampai kita
mendapatkan sinyal yang pasti pada elektrometer lalu catat tegangannya setelah itu
tegangan anoda itu juga dinaikkan perlahan-lahan ( kenaikkan anoda maksimum 30 V )
maka elektrometer itu akan menangkap perubahannya secara lambat karena untuk
memberikan waktu kepada reaksinya dan arus yang dipakai dari minimum sampai
maksimum lalu catat tegangan yang disesuaikan dengan arusnya.

3.1 Waktu Dan Tempat


Percobaan statistik peluruhan radioaktif ini dilaksanakan pada:
Hari,tanggal : Sabtu, 1 Nopember 2008
Waktu : 10.00-12.00 WIB
Tempat : Laboratorium Fisika Eksperimen
3.2 Alat Dan Bahan
1. 1 tabung Frank Hertz
2. 1 rangka sambung untuk tabung
3. 1 tabung oven listrik
4. kabel penghubung
5. Osiloskop
6. Multimeter

3.3 Cara Kerja


Menyusun peralatan seperti gambar 3. Memasukkan tabung Frank-Hertz dalam
kerangkanya dan memanaskannya dalam tabung oven sampai 110 V. Mengatur U1 dan
U3 sehingga diperoleh kurva Franck-Hertz pada layar osiloskop. Memvariasi nilai U2
untuk setiap kenaikan 0,2 V hingga 24 V dan mencatat besarnya arus I A pada tabel
pengamatan dan membuat grafik eksitasi energi mercury.
Diagram Alir Percobaan Franck Hertz

Mulai

Menyusun peralatan

Menunggu lampu power suplly berwarna hijau


(110 V)

Mengatur nilai U1dan U3 hingga diperoleh


kurva Franck-Hertz

Mencatat nilai IA untuk masing-masing variasi nilai


U2 (0, 0.2, 0.4, …, 24 volt)

Apakah nilai IA untuk


masing-masing U2
Belum
sudah di dapat ?

Sudah

Selesai

Gambar 4. Diagram alir untuk percobaan Frank-Hertz


IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan

UA (V) IA (mA) UA (V) IA (mA) UA (V) IA (mA)


0.0 41.0 8.2 46.0 16.2 56.0
0.2 41.2 8.4 47.1 16.4 55.6
0.4 41.4 8.6 48.9 16.6 55.0
0.6 41.5 8.8 50.0 16.8 55.0
0.8 41.7 9.0 49.9 17.0 54.9
1.0 41.8 9.2 51.0 17.2 55.0
1.2 41.9 9.4 51.0 17.4 55.3
1.4 42.3 9.6 52.0 17.6 55.5
1.6 42.4 9.8 53.0 17.8 55.7
1.8 42.6 10.0 54.0 18.0 55.9
2.0 42.9 10.2 53.1 18.2 56.0
2.2 42.7 10.4 54.1 18.4 56.3
2.4 42.6 10.6 53.9 18.6 56.7
2.6 42.8 10.8 53.1 18.8 56.9
2.8 43.1 11.0 52.0 19.0 57.0
3.0 43.3 11.2 50.7 19.2 57.5
3.2 43.5 11.4 50.4 19.4 57.7
3.4 44.0 11.6 50.5 19.6 57.8
3.6 44.4 11.8 50.6 19.8 57.9
3.8 44.8 12.0 50.7 20.0 58.0
4.0 45.2 12.2 50.9 20.2 58.9
4.2 45.9 12.4 51.5 20.4 58.5
4.4 46.1 12.6 52.6 20.6 59.0
4.6 46.5 12.8 53.0 20.8 60.0
4.8 47.0 13.0 53.9 21.0 60.3
5.0 47.2 13.2 54.0 21.2 60.5
5.2 47.3 13.4 55.5 21.4 60.9
5.4 47.6 13.6 56.0 21.6 61.2
5.6 47.4 13.8 57.0 21.8 61.4
5.8 47.2 14.0 56.9 22.0 61.7
6.0 47.0 14.2 58.0 22.2 61.9
6.2 46.6 14.4 59.0 22.4 62.2
6.4 46.2 14.6 59.1 22.6 62.2
6.6 45.9 14.8 58.9 22.8 62.0
6.8 45.6 15.0 58.8 23.0 61.7
7.0 45.1 15.2 58.6 23.2 61.5
7.2 45.0 15.4 58.0 23.4 61.2
7.4 45.1 15.6 57.5 23.6 61.0
7.6 45.2 15.8 57.2 23.8 60.9
7.8 45.3 16.0 57.0 24.0 60.5
8.0 45.4
4.2 Hasil dan Perhitungan

Grafik Hubungan Tegangan


Pemercepat dengan Arus Anoda

70.0

60.0
Arus Anoda (mA)

50.0
Series1
40.0

30.0

20.0

10.0

0.0
0.0 10.0 20.0 30.0
Teganan Pemercepat (V)

Gambar 5. Grafik hubungan antara U2 dan IA pada percobaan 1

Dari kurva diatas maka dapat ditentukan nilai EHg adalah:


 U21 = Puncak II – Puncak I
= 9,8 V – 4,8 V
=5V

 U32 = Puncak III – Puncak II


= 15,6 V – 9,8 V
= 5,8V

 U43 = Puncak IV – Puncak III


= 18,8 V – 15,6 V
= 3,2V
 U54 =Puncak V – Puncak IV
= 24,2V – 18,8
=5,4V

 Urata =
∑U 
5  5,8  3,2  5,4
 4,85 V
n 5
EHg = e x  Urata = 4,9 eV

4.3 Pembahasan

Dari percobaan yang dilakukan diketahui bahwa fenomena tumbukan antara


elektron dengan atom mercury terjadi saat katoda dipanasi sebuah filamen pemanas,
sehingga semua elektron dipercepat menuju kisi oleh beda potensial V yang dapat diatur.
Elektron-elektron yang dipercepat tersebut kemudian bertumbukan dengan atom
o
mercury yang telah diuapkan hingga 175 Celcius, sehingga memudahkan tumbukan
antara keduanya terjadi.
Bertumbukannya elektron dengan atom mercury ada dua kemungkinan yakni
tumbukan elastis sempurna dimana elektron tidak melepaskan energi. Dan yang kedua
tumbukan elastis tidak sempurna dimana elektron dapat melepaskan energinya dengan cara
elektron harus mempunyai energi yang cukup untuk menyebabkan atom mercury
bertransisi ke suatu keadaan eksitasi. Dengan demikian apabila energi elektron mencapai
4,9 eV elektron dapat melakukan tumbukan tak elastik dengan atom mercury dan
meninggalkan energi 4,9 eV pada atom mercury.
Saat setelah mengalami tumbukan, elektron masih dapat berjalan atau bergerak
dengan energi yang dimiliki lebih rendah dan jika elektron melewati kisi energinya tidak
cukup untuk melewati tegangan perlambatan rendah. Elektron tidak dapat melewati plat
anoda sehingga arus yang dihasilkan akan turun.
Pada percobaan diketahui elektron yang bertumbukan dengan atom memberikan
energi kinetiknya sebagian atau seluruhnya untuk mengeksitasikan atom ke tingkat energi
di atas tingkat dasar. Tumbukan semacam ini tidak elastik, sebagian lawan dari tumbukan
elastik (lenting) yang berlangsung dengan energi kinetik kekal. Dari hasil percobaan dapat
dilihat bahwa pada setelah atom mengalami eksitasi maka arusnya akan turun.
Besarnya nilai EHg untuk masing – masing puncak berdasarkan referensi adalah 4,9
eV dan hasil dari percobaan yang telah dilakukan adalah :
 U21 = 5
 U32 = 5,8
 U43 = 3,2
 U54 = 5,4
 Urata-rata = 4,9 V , EHg = 4,9 eV
Nilai EHg menunjukan energi yang diperlukan untuk mempromosikan elektron
atom gas merkury ketingkat yang lebih tinggi pada saat bertumbukan. Setelah nilai
perhitungan grafik dibandingkan dengan nilai referensi, ternyata hasil yang didapat hampir
sama.

V. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa besarnya nilai
EHg selalu sama untuk setiap puncak, sehingga penyerahan energi dari elektron dapat
berlangsung untuk nilai EHg yang sama. Grafik Frank-Hertz menggambarkan besarnya
potensial yang dibutuhkan untuk mengeksitasi atom ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu
ketika berada pada tegangan 4.9 eV. Adapun nilai yang didapat dari percobaan ini adalah :
 U21 = 5
 U32 = 5,8
 U43 = 3,2
 U54 = 5,4
 Urata-rata = 4,9 V, EHg = 4,9 eV
DAFTAR PUSTAKA

Beiser, Arthur. 1987. Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga..


Hartono,dkk. 2007. Panduan Praktikum Fisika Eksperimen I.Purwokerto:MIPA.
Krane, Kenneth. 1992. Fisika Modern. Jakarta: Universitas Indonesia.
Usuludin.1999. Fisika.Klaten:Intan Pariwara.

You might also like