You are on page 1of 24

PENGKAJIAN PUSTAKA DALAM PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN

Nengah Arnawa

Pendahuluan
Salah satu komponen penting dalam penyusunan proposal penelitian adalah studi pustaka Dalam buku Panduan Pengelolaan Hibah Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Kreativitas mahasiswa edisi VII ditetapkan bahwa bobot studi pustaka adalah 15 %

Kajian pustaka diharapkan mencerminkan hal-hal berikut ini.


1. Gagasan konseptual baru yang mendasari pelaksanaan penelitian. Untuk kepentingan ini perlu dirujuk hasil-hasil penelitian sejenis sebelumnya. 2. Telaah secara cermat hingga terungkap kekuatan dan kelemahan suatu teori / konsep 3. Kecermatan yang tinggi terhadap teori yang diacu dan relevansinya dengan masalah penelitian 4. Memberikan kerangka konseptual yang akan digunakan dalam proses penelitian

Untuk mewujudkan kajian pustaka seperti itu dilakukan theoretical constructs sehingga dapat menjawab masalah yang diteliti secara lebih baik Theoretical constructs merupakan aktivitas membangun kerangka konseptual untuk memandang suatu objek / masalah yang diteliti Theoretical constructs dikembangkan dengan membangun jalinan filsafat ilmu, filsafat bidang ilmu, filsafat penelitian, dan metodologi penelitian.

Fil. Ilmu

Fil. Penelitian

Fil. Bidang Ilmu

Met. Penelitian

Konstruk teori

Akurasi konstruksi teori dapat membantu merumuskan hipotesis dan interpretasi hasil.
Teori Masalah Hipotesis

Baca / revisi

Teori

Diuji
Interpretasi

Pengkajian Kepustakaan
Umumnya 50% kegiatan penelitian itu diisi dengan kegiatan pengkajian pustaka (membaca) untuk mengkonstruksi teori sehinga tidak trial and error. Secara umum, pustaka acuan dalam penelitian dibedakan menjadi dua kelompok:
1. Sumber acuan umum (literatur nonteknis) 2. Sumber acuan khusus (literatur teknis)

Sumber Acuan Umum (Nonteknis)


Sumber acuan umum berupa berbagai buku teks dalam berbagai bidang ilmu, ensiklopedia, kamus umum dan kamus istilah, monograf, dan lain-lain yang sejenis Dalam sumber acuan umum dimuat konsep dan teori dalam berbagai bidang ilmu. Sumber acuan umum diperlukan untuk merumuskan grounded theory

Konsep dan teori yang diacu dari sumber acuan umum dikaji secara selektif; dengan mempertimbangkan : 1. Landasan filosofis 2. Relevansi dengan masalah penelitian 3. Kemutakhiran

Sumber Acuan Khusus (Literatur Teknis) Sumber acuan khusus berupa berbagai hasil penelitian sebelumnya, seperti thesis, disertasi, laporan penelitian; maupun publikasi hasil penelitian melalui jurnal, majalah, dan lain-lain Informasi-informasi ilmiah dari sumber acuan khusus itu dapat ditarik geralisasi yang relevan dengan masalah yang diteliti.

Manfaat sumber acuan khusus (teknis)


1. 2. 3. 4. 5. Merangsang kepekaan teoretik Sumber data sekunder Memancing pertanyaan Mengarahkan penyampelan teoretik Pengabsah (justifikasi) tambahan

Prinsip pemilihan sumber acuan khusus adalah :


1. Kemutakhiran (kecuali penelitian historis) 2. Relevansi

Sumber acuan khusus dapat dimanfaatkan untuk :


Merumuskan grounded theory, yakni teori yang dikonstruksi secara induktif dari data fenomena yang dijelaskan. Grounded theory dapat memenuhi kebutuhan peneliti apabila : kesesuaian yang tinggi, keterpahaman, kegeneralisasian, keterkontrolan.

Prinsip Dasar konstruksi teori


Keutuhan landasan filosofis memperkuat konsep / teori yang diacu. Misalnya :
penelitian yang dilakukan lebih menekankan expose the facto, generalisasi diambil dengan berpijak pada filsafat empirisme, dengan berbagai variannya, seperti positivisme Penelitian yang dilakukan lebih menekankan pada pemaknaan fenomena berdasarkan rasio, generalisasi diambil dengan berpijak pada filsafat rasionalisme, dengan berbagai variannya, seperti fenomenologis, metafisika

Pertimbangan filosofis ini dapat membantu mengkonstruksi teori maupun menginterpretasi hasil.

Prinsip Relevansi
Konsep atau teori yang dirujuk dalam penelitian diharapkan dapat mewujudkan tugas penelitian, yaitu :
1. Mendeskripsikan secara jelas dan cermat hal-hal yang dipersoalkan 2. Menjelaskan kondisi-kondisi yang mendasari suatu peristiwa 3. Memprediksi sesuatu yang akan muncul / terjadi 4. Mengembangkan konsep / teori 5. Mengendalikan gejala / peristiwa

Untuk sumber acuan khusus, prinsip relevansi ini bersifat mutlak. Acuan khusus yang dipilih dalam pembuatan proposal / laporan penelitian hanya yang benar-benar terkait langsung dengan masalah yang diteliti. Keterkaitan itu dapat dilihat dari 3 aspek, yakni :
1. Landasan filosofis / teoretis 2. Prosedur penelitian / metodologis 3. Bidang kajian / objek penelitian / lingkup penelitian

Prinsip Kemutakhiran
Untuk kepentingan penelitian usahakan gunakan acuan baru atau terbaru Konsep / teori lama bisa saja sudah tidak diacu lagi karena sudah tidak memiliki validitas. Hasil-hasil penelitian terdahulu bisa saja sudah digugurkan oleh penelitian berikutnya. Informasi ilmiah mutakhir dapat ditemukan melalui berbagai jurnal, majalah, dan internet

Teknik Koleksi informasi


Caranya ?
1. Baca acuan dengan metode SQ3R :
a. Survey : cari isi secara umum melalui membaca daftar isi, pendahuluan, simpulan b. Question : rumuskan pertanyaan terkait dengan isi sumber acuan c. Read : bacalah acuan itu dengan aktivitas mental yang tinggi d. Recite : rumuskan jawaban atas pertanyaan e. Review : ulangi dengan memeriksa kembali

2. Lakukan perincian / analisis dengan penalaran deduktif terhadap konsep / teori yang telah dibaca

3. Lakukan sintesis dengan penalaran induktif terhadap bacaan yang berupa hasil penelitian. 4. Lakukan perbandingan konsep / teori dengan hasil penelitian yang dirujuk secara seksama hingga terungkap kekuatan dan kelemahan masing-masing 5. Sintesiskan konsep dengan hasil penelitian untuk menemukan keakurasian teori, konsep, atau data yang diacu dalam penelitian. 6. Lakukan sitasi dan pencatatan seperlunya, sehingga mudah diambil apabila diperlukan kembali.

Pencatatan / Sitasi
Ada dua sistem yang dapat digunakan, yakni :
1. Sistem kartu 2. Sistem kuarto (lembaran)

Catatan / sitasi yang terkumpul ditelaah secara seksama. Catatan konseptual / teoretik ditelaah secara deduksi hingga terbentuk kerangka teori secara rasional Catatan / sitasi berupa data ditelaah secara induksi untuk menemukan generalisasi. Generalisasi dapat dipadukan dengan telaah konseptual / teori untuk mengkuhkan konstruksi teori yang dibangun dalam penelitian. Konstruksi teori menjadi landasan penyusunan hipotesis. Konstruksi teori amat penting karena di situlah letak mutu pemikiran teoretis peneliti

Telaah Pustaka dan Hipotesis


Hipotesis merupakan prediksi ilmiah Taraf kebenaran prediksi sangat tergantung pada keakuratan teori yang dirumuskan secara deduksi. Telaah pustaka merupakan kegiatan analitik terhadap konsep, teori, data yang akan digunakan untuk merumuskan prediksi tersebut.

Konstruksi Teori dan Bahasa


Konstruksi teori merupakan bentuk berpikir abstrak yang sistematis. Kesistematisan konstruksi teori sangat tergantung pada kemahiran penggunaan fungsi bahasa. Ada 3 fungsi bahasa : simbolik, emotif, afektif. Dalam penulisan karya ilmiah, yang ditonjolkan adalah fungsi simbolik itu.

Fungsi simbolik bahasa memungkinkan untuk mentransformasikan objek, fakta menjadi simbol abstrak lewat kata. Pilihan kata (diksi) menjadi ukuran kecermatan konstruksi teori. Dalam karangan ilmiah hindari fungsi emotif dan afektif sehingga tidak terkesan subjektif dan emosional. Bahasa memiliki keterbatasan, yakni tidak eksak sehingga sering sulit mengungkapkan sesuatu secara pasti.

Pedoman Penggunaan Bahasa


Mudah dimengerti pembaca Sederhana dalam pilihan kata dan struktur kalimat Langsung / tidak berbelit-belit Seksama, tepat menggambarkan ide Taat kaidah gramatikal, dan ejaan.

You might also like