Professional Documents
Culture Documents
Dengan rumusan lain bahwa perkembangan intelektual anak pada usia 4 tahun telah mencapai 50%, pada usia 8 tahun mencapai 80% dan pada saat mencapai usia sekitar 18 tahun perkembangannya mencapai 100%. Perluasan akses pendidikan anak usia dini melalui TK, RA, kelompok bermain serta berbagai bentuk satuan PAUD, yang dapat mensadarkan masyarakat betapa pentingnya pendidikan anak sejak dini.
Lingkungan bermain yang bermutu untuk anak usia dini mendukung tiga jenis main yang dikenal dalam penelitian anak usia dini, yaitu : 1. Main sensorik motorik ( main fungsional) yag menekankan pada anak belajar melalui panca indranya dan melalui interaksi fisik dengan lingkungan. 2. Main peran (main simbolik) yang menggambarkan perkembangan kognisi, sosial, dan emosi. Main peran menjadi dasar dalama perkembagan kreativitas, tahapan ingatan, kerja sama dan lain sebagainya. 3. Main pembangunan, permaianan ini dapat membantu anak untuk mengembangkan keterampilannya dan mendukung kerja akademiknya di kemudian hari
Karakteristik anak usia dini : 1. Anak itu bersifat egosentris 2. Anak memiliki rasa ingin tahu yang besar 3. Anak adalah makhluk sosial 4. Anak bersifat unik 5. Anak merupakan masa belajar yang paling pontensial
Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini kognitif adalah daya menghubungkan kemampuan menilai dan kemampuan mempertimbangkan juga kemampuan mental atau intelegensi. Ciri-ciri kognitif anak usia dini : setiap individu akan mengalami empat periode perkembangan berpikir yang berlangsung mulai dari lahir sampai remaja. Pertama, individu akan mengalami periode sensorimotor sampai umur 2,0 tahun, kemudian periode pra operasional sampai umur 7,0 tahun, dilanjutkan pada periode operasional konkrit sampai umur 11,0 tahun dan terakhir operasional formal sampai umur 15 tahun
Tujuan pengembagan kognitif anak usia dini masa peka adalah sesuatu masa yang menuntut perkembangan anak dikembagkan secara optimal. Peneliti menunjukkan bahwa 80% perkembangan mental, kecerdasa anak berlangsung pada usia dini kenyataan di lapangan bahwa anak yang tinggal kelas, drop out khususnya pada kelas rendah disebabkan anak yang bersangkutan tidak melalui pendidikan di TK atau PAUD
SELESAI.......