You are on page 1of 4

TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

7-Eleven

Disusun Oleh : Teti Afriana (20110410047) Sartika Widya Reni (20110410052) Erna Ambarwati (20110410053) Ellen Vanella (20110410084)

PROGAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2012/2013

A. LATAR BELAKANG 7-Eleven adalah jaringan toko kelontong yang buka 24 jam asal Amerika Serikat yang sejak tahun 2005 kepemilikannya dipegang Seven dan I Holdings Co, sebuah perusahaan Jepang. Pada tahun 2004 lebih dari 26.000 gerai 7-Eleven tersebar di 18 negara, antara pasar terbesarnya adalah Amerika Serikat dan Jepang. 7-Eleven didirikan pada tahun 1927 di Oak Cliff, Texas yang sekarang kini masuk wilayah Dallas, nama "7-Eleven" mulai digunakan pada tahun 1946. Sebelum toko 24 jam pertama dibuka di Austin sedangkan di Texas pada tahun 1962. 7-Eleven buka dari jam 7 pagi hingga 11 malam, karena itu toko ini bernama "7-Eleven" (7-Sebelas). Tahun 1991 Southland Corporation yang merupakan pemilik 7-Eleven, sebagian besar sahamnya dijual kepada perusahaan jaringan supermarket Jepang, Ito-Yokado. Tahun 2005, seluruh saham 7-Eleven, Inc diambil alih Seven & I Holdings Co. sehingga perusahaan ini dimiliki sepenuhnya oleh pihak Jepang. Setiap gerai 7-Eleven menjual berbagai jenis produk, umumnya makanan, minuman, dan majalah. Di berbagai negara, tersedia pula layanan seperti pembayaran tagihan serta penjualan makanan khas daerah. Produk khas 7-Eleven adalah Slurpee, sejenis minuman es dan Big Gulp, minuman soft drink berukuran besar. Perusahaan ini dimulai sekitar 75 tahun yang lalu sebagai operator gudang es. Ketika kulkas mulai menggantikan kotak es, manajer setiap toko menanyakan pelanggan satu per satu barang apa yang diinginkan pada peralatan barunya. Dengan menanyakan pelanggan secara langsung dan menyimpan barang yang paling diinginkan pelanggan saja, perusahaan tumbuh dan menjadi makmur. Tanpa pengetahuan terperinci mengenai pelanggan dan pola penjualannya, 7Eleven tidak dapat menentukan barang mana yang terjual dengan baik, atau barang mana yang paling menguntungkan untuk dijual dahulu. Hal ini menjadi persoalan terhadap hal yang ditekankan perusahaan karena adanya penjualan yang terlewatkan, perolehan keuntungan yang lebih rendah, persediaan toko yang berlebihan, termasuk untuk barang yang cepat rusak dengan usia yang sangat pendek. Margin keuntungan pada bisnis toko convinience seperti ini adalah sangat tipis, sehingga peningkatan

seperempat poin saja pada volume penjualan dapat membedakan antara keberhasilan dan kegagalan. Manajemen menggunakan informasi ini untuk mengenali pergerakan penjualan, meningkatkan keragaman produk, menghilangkan produk yang

penjualannya lambat dari persediaan, dan meningkatkan penjualan dan persediaan barang pada toko tersebut untuk barang yang permintaannya tinggi. Berdasarkan data yang dikumpulkan, 7-Eleven juga mengembangkan produk baru seperti menawarkan makanan segar yang menarik pelanggan baru dan meningkatkan jumlah penjualan. Berkat Teknologi Informasi 7-Eleven telah sepenuhnya mampu merespon kebutuhan pelanggan. Dengan melacak dan menganalisis data yang dimiliki, perusahaan mengetahui pelanggan seperti saat pemilik toko berbicara kepada pelanggan melalui tatap muka. Menurut presiden dan CEO 7-Eleven James Keyes kini kami dapat menggunakan teknologi sebagai pengganti kemampuan berbicara kepada setiap pelanggan yang datang. Pada tahun 2004, 7-Eleven memasang server Hewlett-Packard dan pemindahan jaringan di seluruh tokonya di Amerika Serikat untuk menerapkan Sistem Informasi Ritel (Retail Information System). sistem ini mengumpulkan data penjualan dari tiap toko, merekam penjualan tiap hari dari 6 juta pelanggan di Amerika Serikat dan mengirim informasi real time ke database 7-terabyte Oracle melalui Sistem Data Elektronik (Electronic Data System-EDS). B. RUMUSAN MASALAH 1. Mengapa memahami pelanggan sangat penting bagi perusahaan seperti 7-Eleven? 2. Apa manfaat sistem informasi eceran 7-Eleven? 3. Merujuk pada model Porter, dorongan strategis apa yang berusaha ditangani sistem informasi eceran?

C. PEMBAHASAN 1. Tanpa pengetahuan terperinci mengenai pelanggan dan pola penjualannya, 7Eleven tidak dapat menentukan barang mana yang terjual dengan baik atau barang mana yang paling menguntungkan untuk dijual dahulu. Hal ini menjadi persoalan terhadap hal yang ditekankan perusahaan karena adanya penjualan yang

terlewatkan, perolehan keuntungan yang lebih rendah, persediaan toko yang berlebihan, termasuk untuk barang yang cepat rusak dengan usia yang sangat pendek. Margin keuntungan pada bisnis toko convinience seperti ini adalah sangat tipis, sehingga peningkatan seperempat poin saja pada volume penjualan dapat membedakan antara keberhasilan dan kegagalan . 2. Manajemen menggunakan informasi ini untuk mengenali pergerakan penjualan, meningkatkan keragaman produk, menghilangkan produk yang penjualannya lambat dari persediaan, dan meningkatkan penjualan dan persediaan barang pada toko tersebut untuk barang yang permintaannya tinggi. Berdasarkan data yang dikumpulkan, 7-Eleven juga mengembangkan produk baru seperti menawarkan makanan segar yang menarik pelanggan baru dan meningkatkan jumlah penjualan. Berkat Teknologi Informasi 7-Eleven telah sepenuhnya mampu merespon kebutuhan pelanggan. Dengan melacak dan menganalisis data yang dimiliki, perusahaan mengetahui pelanggan seperti saat pemilik toko berbicara kepada pelanggan melalui tatap muka. Menurut presiden dan CEO 7-Eleven James Keyes kini kami dapat menggunakan teknologi sebagai pengganti kemampuan berbicara kepada setiap pelanggan yang datang.

3. Pada tahun 2004, 7-Eleven memasang server Hewlett-Packard dan pemindahan jaringan di seluruh tokonya di Amerika Serikat untuk menerapkan Sistem Informasi Ritel (Retail Information System). sistem ini mengumpulkan data penjualan dari tiap toko, merekam penjualan tiap hari dari 6 juta pelanggan di Amerika Serikat dan mengirim informasi real time ke database 7-terabyte Oracle melalui Sistem Data Elektronik (Electronic Data System-EDS).

You might also like