You are on page 1of 3

Patofisiologis,pathogenesis DM Penyakit yang sering menyebabkan kencing ini merupakan penyakit kelainan metabolis yang disebabkan oleh faktor

simtoma berupa hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Dan dapat mengakibatkan defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya dan defisiensi transporter glukosa. Penyakit ini disebabkan ketika tubuh tidak memproduksi insulin yang cukup atau tidak sama sekali memproduksi insulin untuk mempertahankan kadar gula darah normal/sel tidak merespon tepat insulin yang diproduksi. Ada dua jenis tipe berdasarkan penyebab diabetes mellitus. Penyebab - Tipe 1 Pada tipe ini produksi insulin sedikit atau tidak ada sama sekali. Prevalensi dalam hasil penelitian membuktikan hanya sekitar 10-20 % seluruh penderita diabetes tergolong dalam tipe pertama ini. Pada umumnya orang yang memiliki tipe yang satu ini biasanya berumur muda (hal ini dikarenakan keturunan) selanjutnya akan bertambah kronis seiring berjalannya waktu. Hal ini juga disebabkan dari faktor lingkungan seperti mungkin infeksi virus atau faktor gizi pada masa kecil atau remaja yang menyebabkan sistem antibody menghancurkan sel penghasil insulin di pankreas. Apa pun penyebabnya, pada diabetes mellitus tipe 1, 90 persen dari sel-sel penghasil insulin (sel beta) dari pankreas rusak dengan permanen. Kondisi tersebut dapat menyebabkan kekurangan insulin yang parah. Hal ini menyebabkan seseorang dengan tipe I ini harus secara teratur menyuntikkan insulin. - Tipe 2 Dalam tipe yang satu ini kondisi pankreas terus memproduksi insulin, terkadang sampai lebih tinggi dari normalnya. Akan tetapi, tubuh mengembangkan resistansi terhadap efeknya, sehingga pada tipe ini penyebab diabetes mellitus bukan disebabkan kekurangan insulin. Sel-sel pada tubuh seharusnya berfungsi mengubah glukosa menjadi energi akan tetapi malah tidak mengenal fungsinya dengan baik. Diabetes tipe II bisa terjadi pada anak-anak dan remaja tetapi biasanya dimulai setelah usia 30 dan menjadi semakin parah bila terus berlanjut tanpa pengobatan. Umur penderita pada tahap ini rata-rata sekitar 15 % di atas usia 70. Obesitas (kegemukan) adalah faktor risiko untuk diabetes tipe ini, 80-90% orang dengan penyakit ini mengalami obesitas. Diabetes mellitus tipe 2 sering dikaitkan dengan obesitas, hipertensi, kolesterol tinggi (hiperlipidemia gabungan), dan dengan kondisi sindrom metabolik sering disebut (juga dikenal sebagai Sindrom X, sindrom Reavan, atau CHAOS). Penyebab sekunder tipe 2 Diabetes mellitus adalah: acromegaly, sindrom Cushing, tirotoksikosis, pheochromocytoma, pankreatitis kronis, kanker dan obat-obatan. Obat diinduksi hiperglikemia:

Antipsikotik atipikal - Alter karakteristik reseptor yang mengikat, yang menyebabkan resistensi insulin meningkat. Beta-blocker - Menghambat sekresi insulin.

Blocker Saluran Kalsium - Menghambat sekresi insulin dengan mengganggu dengan rilis kalsium sitosol. Kortikosteroid - Penyebab resistensi insulin perifer dan gluconeogensis. Fluoroquinolones - Menghambat sekresi insulin oleh memblokir saluran kalium ATP sensitif. Naicin - Mereka menyebabkan resistensi insulin meningkat karena mobilisasi asam lemak bebas meningkat. Fenotiazin - Menghambat sekresi insulin. Protease Inhibitor - Menghambat konversi proinsulin terhadap insulin. Diuretik thiazide - Menghambat sekresi insulin karena hipokalemia. Mereka juga menyebabkan resistensi insulin meningkat karena mobilisasi asam lemak bebas meningkat.

Faktor tambahan ditemukan meningkatkan risiko diabetes tipe 2 meliputi penuaan, diet tinggi lemak dan gaya hidup kurang aktif .

Manifestasi klinis DM 1. Kelelahan yang luar biasa merupakan gejala yang paling awal dirasakan oleh penderita diabetes melitus tipe 2. Pasien akan merasakan tubuhnya lemas walaupun tidak melakukan aktifitas yang tidak terlalu berat 2. Penurunan berat badan secara drastis. Jika memakan makanan yang berlebihan maka tubuh akan semakin gemuk. Kelebihan lemak dalam tubuh akan menyebabkan resistensi tubuh terhadap insulin meningkat. Pada orang yang telah menderita diabetes, walaupun ia makan makanan secara berlebihan tubuhnya tidak menjadi gemuk dan malah mengurus hal ini disebabkan karena otot tidak mendapatkan cukup energi untuk tumbuh. 3. Gangguan penglihatan. Kadar gula yang tinggi dalam darah akan menarik cairan dalam sel keluar, hal ini akan menyebabkan sel menjadi keriput. Keadaan ini juga terjadi pada lensa mata, sehingga lensa menjadi rusak dan penderita akan mengalami gangguan penglihatan. Gangguan penglihatan ini akan membaik bila diabetes melitus berhasil ditangani dengan baik. Bila tidak tertangani, gangguan penglihatan ini akan dapat memburuk dan menyebabkan kebutaan.

4. Sering terinfeksi dan bila luka sulit sekali sembuh. Keadaan ini bisa terjadi karena kuman tumbuh subur akibat dari tingginya kadar gula dalam darah. Selain itu, jamur juga sangat menikmati tumbuh pada darah yang tinggi kadar glukosanya.

You might also like