You are on page 1of 15

BAB 1 MPLS dan MPLS Switch 1.

1 Latar Belakang MPLS Multi-Protocol Label Switching (MPLS) adalah suatu metode forwarding (meneruskan data melalui suatu jaringan dengan menggunakan informasi dalam label yang dilekatkan pada IP), sehingga memungkinkan router untuk meneruskan paket dengan hanya melihat label dari paket itu, tidak perlu melihat alamat IP tujuannya. Mpls bekerja antara layer 2 (data link) dan layer 3 (Network)

Teknik pelabelan yang dipakai bukanlah teknik yang baru. Frame Relay dan ATM menngunakan teknik ini untuk memindahkn frame atau sel pada suatu jaringan, dimana pada Frame Relay panjang Frame disesuaikan dengan besarnya paket dan pada ATM panjangnya frame tetap, yaitu 5 byte untuk header dan 48 byte sebagai payload. Selain itu Frame Relay dan ATM memiliki kesamaan yaitu penggantian label pada setiap hop dijaringan. Proses seperti ini tidak terjadi pada proses penerusan paket dijaringan IP, dimana pada jaringan IP tidak terjadi penggantian alamat tujuan, tetapi melihat alamat dari tujuan paket itu sendiri kemudian dicocokan dengan table routing untuk kemudian diteruskan ke hop selanjutnya dengan proses seperti itu maka waktu yang dibutuhkan dalam proses penerusan paket menjadi lama. Atas dasar itulah maka teknologi MPLS ini dibuat.

Berikut perbedaan jaringan ATM dengan MPLS : Perbedaan Paket Penggunaan rute ATM Menggunakan cell Routing adjancencies, Topologi jaringan full MPLS TE Meneruskan paket Tidak

mesh inti Tidak dapat dilihat Protokol IP routing oleh router yang akan menyebarkan MPLS TE berada diujung topologi

yang digunakan

1.2

Fungsi MPLS a. Menghubungkan protokol satu dengan lainnya dengan Resource Reservation Protocol untuk (RSVP) dan membuka traffic Shortest Path First (OSPF). b. Menetapkan mekanisme mengatur arus berbagai jalur, seperti arus antar perangkat keras yang berbeda, mesin, atau untuk arus pada aplikasi yang berbeda. c. Digunakan untuk memetakan IP secara sederhana. d. Mendukung IP, ATM dan Frame-Relay Layer-2 protokol

1.3 a.

Komponen Header MPLS Label Value (LABEL) Merupakan field yang terdiri dari 20 bit yang merupakan nilai dari label tersebut.

b.

Experimental Use (EXP) Secara teknis field ini digunakan untuk keperluan experiment. Field ini dapat digunakan untuk menangani indicator QoS atau dapat juga merupakan hasil salinan dari bit-bit IP precedence pada paket IP.

c.

Bottom of Stack (BoS) Pada sebuah paket memungkinkan menggunakan lebih dari sebuah label. Field ini digunakan utuk mengetahui label stack yang paling bawah. Label yang paling bawah dalam stack memiliki nilai suatu bit sedangkan yang lain diberi nilai nol. Hal ini sangat diperlukan dalam label stacking.

d.

Time to Live (TTL) Field ini merupakan hasil salinan dari IP TTL header. Nilai bit TTL akan berkurang satu setiap paket melalui hop untuk menghindari terjadinya paket storms.

1.4

Komponen MPLS

a. MPLS node : Router pada jaringan MPLS yang akan meneruskan paket yang diterimanya berdasarkan label.

b.

MPLS

Label

Merupakan

header

tambahan

yang

diletakkan diantara layer 2 dan IP header. c. MPLS Ingress Node : MPLS node yang mengatur traffic saat paket memasuki MPLS core. Ingress node biasa juga disebut PE (Provider Edge) Router. d. MPLS Egress Node : MPLS node yang mengatur traffic saat paket meninggalkan MPLS core. Egress node biasa disebut juga PE (Provider Edge) Router. e. Label Edge Router (LER) : MPLS node yang menghubungkan sebuah MPLS domain dengan node yang berada diluar MPLS domain. f. Label Switch Path (LSP) : Merupakan jalur yang terbentuk dari serangkaian satu atau lebih Label Switching Hop dimana paket diteruskan oleh Label Swapping berdasarkan table Forwarding Equivalent Class (FEC) dari satu MPLS node ke MPLS node yang lain. g. Label Switching Router (LSR) : Router yang mendukung MPLS Forwarding, LSR biasa disebut juga P (Provider) Router. 1.5 Cara Kerja MPLS Prinsip kerja MPLS ialah menggabungkan kecepatan switching skalabilitas pada pada layer layer 2 dengan 3. Cara kemampuan kerjanya routing dan adalah dengan

menyelipkan label di antara header layer 2 dan layer 3 pada paket yang diteruskan. Label dihasilkan oleh Label-Switching Router dimana bertindak sebagai penghubung jaringan MPLS dengan jaringan luar. Label berisi informasi tujuan node selanjutnya kemana paket harus dikirim. Kemudian paket

diteruskan ke node berikutnya, di node ini label paket akan dilepas dan diberi label yang baru yang berisi tujuan berikutnya.

Paket-paket diteruskan dalam path yang disebut LSP (Label Switching Path). MPLS node mempunyai dua bidang arsitektural, yaitu: MPLS control plane dan MPLS forwarding plane. a. Control Plane Ketika paket IP sampai di LER (ingress router), dilakukan proses klasifikasi paket ke dalam Forward Equivalence Class (FEC). Klasifikasi ke dalam FEC dapat berdasarkan destination IP address maupun nilai dari IP precedence pada header IP. Semua paket-paket yang diklasifikasikan ke dalam FEC yang sama akan diperlakukan dengan perlakuan yang sama, misalnya dengan meneruskan paket ke jalur tertentu. Setelah dilakukan klasifikasi, label diberikan pada paket data (pushing) sesuai dengan klasifikasi FEC. Dengan demikian klasifikasi paket hanya dilakukan di sisi edge. Sedangkan di sisi core (LSR) dilakukan beberapa hal, yaitu: Melihat label (label lookup) terhadap paket yang datang. Menentukan outgoing interface dan outgoing label paket tersebut. Menukar label paket yang datang dengan outgoing label yang sesuai (label swaping) dan mengirimkan melalui outgoing interface tertentu. Ketika paket mencapai sisi edge (egress router) label paket akan dihapus (poping). Pada control plane ini perlu diperhatikan beberapa hal pada jaringan MPLS di antaranya yaitu: IGP (Interior Gateway Protocol) : IGP yang harus digunakan untuk traffic engineering pada jaringan MPLS merupakan protokol link state (OSPF). Label Distribution Protocol : untuk distribusi label dengan traffic engineering perlu diperhatikan adanya label distribution. 5

BGP (Border Gateway Protocol) : pada jaringan berbasis MPLS, BGP hanya diperlukan di sisi edge network.

b. Forwarding Plane MPLS meneruskan Forwarding forwarding paket plane bertanggung harga Setiap dari MPLS jawab label. node dalam Proses akan berdasarkan Base).

penerusan data juga berdasarkan informasi pada LFIB (Label Information menggunakan dua label: Label Information Base (LIB) dan LFIB. LIB berisi informasi semua label yang dimiliki oleh MPLS node lokal dan pemetaan label - label tersebut terhadap label-label yang diterima dari MPLS node tetangga. LFIB menggunakan sebagian label yang ada di dalam LIB untuk proses paket forwarding.

Gambar di atas memperlihatkan pembangunan LSP pada area MPLS serta proses pemberian label pada paekt data IP yang melewati path tersebut. LSP dibangun antara Ingress LER dengan Egress LER dengan router-router lain yang termasuk di dalam LSP pada area MPLS. Protokol pensinyalan akan memantapkan path melalui setiap router dan memesan bandwidth untuk data flowing di dalam path. Sebagai contoh tabel

forwarding beserta label yang digunakan pada Ingress LER sebagai berikut:

Dari Ingress selanjutnya paket data akan di-forward ke router selanjutnya dan label yang ada di header data akan dibaca oleh router tersebut untuk mendapatkan informasi tabel forwarding yang diberikan. Selanjutnya router tersebut akan mengganti label yang ada pada header dengan label baru sebagai informasi berikutnya untuk table forwarding yang baru. Berikut contoh table forwarding yang baru:

Pada akhir dari path yakni di Egress LER, header yang diterima oleh router tersebut akan dihapuskan dari paket data IP yang diterima, sehingga paket data IP tersebut akan kembali ke bentuk semula seperti sebelum memasuki area MPLS dan siap untuk dikirim ke router berikutnya. 1.6Aplikasi MPLS 1.6.1 MPLS VPNs VPNs bukan sesuatu yang baru bagi internetworking. Sejak pertengahan 90an, penyedia jasa layanan telah menawarkan private leased line, Frame relays dan ATM PVCs sebagai sarana penghubung kantor antar perusahaan. IPSec dan metode enskripsi lainnya telah digunakan untuk membuat intranet pada IP umum atau share (seperti pada internet penyelenggara layanan ISP). Baru-baru ini MPLS VPNs muncul sebagai teknologi yang standar untuk memenuhi persyaratan VPN, seperti private IP, kemampuan untuk mendukung alamat yang bertumpuk

(overlapping

address

space),

intranet,

ekstranet

(dengan

roouting optimal) dan koneksitas internet. 1.6.2 MPLS Quality of Service (QoS) Prinsip yang mendasar dari QoS adalah meninggalkan kompleksitas di edge network dan membuat core network tetap sederhana. Istilah QoS digunakan untuk mendeskripsikan sekumpulan teknik untuk mengatur packet loss, latency/delay, dan network avaibility. QoS juga dapat dinyatakan sebagai pengukuran level performansi yang dibutuhkan untuk aplikasi tertentu. Sebagai gambaran umum mengenai QoS menurut Xiao dan Lionel adalah sebagai berikut: Service Level Agreement (LSA) harus dinegoisasikan antara pelanggan dengan penyelenggara layanan. Domain pelanggan harus dapat menentukan bagaimana aplikasi dan host yang ada dari berbagai layanan yang telah disetujui dalam LSA. Penyedia jaringan mengkonfigurasi ingress router dari jaringan berdasarkan LSA. Jaminan dari penyedia jaringan untuk memberikan layanan kepada pelanggan sesuai dengan LSA yang telah disepakati dengan tetap menggunakan resource jaringan seefisien mungkin. Ada dua pendekatan berbeda untk memdukung QoS : Signalling QoS : berdasarkan koneksi dinamis dengan protokol pensinyalan (RSVP, ATM, SVC). Configured QoS : memberikan skema manajemen bandwith pada jaringan IP. Metode manajemen QoS komunikasi data ada beberapa macam : 8

Kompresi : pemilihan metode coding untuk mengurangi bandwith yang dibutuhkan. Call Admission Control : kepastian dalam melakukan koneksi pada suatu jaringan akan mendapatkan resource yabg cukup.

Tagging : menyediakan indikasi bahwa paket tertentu mendapatkan prioritas. Queueing (antrian) : usaha untuk mengatur kongesti dan mengurangi delay pada node jaringan. Traffic Shaping : pengaturan aliran trafik data yang berada di jaringan. Fragmentation : memecah traffic menjadi paket-paket yang berukuran lebih kecil jika melewati jaringan dengan ketersediaan bandwith yang rendah.

Media : jumlah bandwith yang telah disediakan oleh media.

1.6.3 Any Transport over MPLS (AtoM) AToM adalah aplikasi yang membawa layer 2 traffic, seperti frame relay (FR), Ethernet, dan ATM melewati awan MPLS.

1.6.4 MPLS CoS MPLS CoS memungkinkan administrator jaringan untuk menyediakan jenis layanan yang berbeda di seluruh jaringan MPLS. Layanan dapat ditentukan dengan cara yang berbeda, misalnya: dengan menggunakan pengaturan bit IP diutamakan dalam paket IP. Dalam penyediaan layanan, MPLS CoS menawarkan klasifikasi paket, menghindari kemacetan, dan manajemen kemacetan. Beberapa konfigurasi menggunakan MPLS CoS adalah sebagai berikut : 9

LSRs digunakan pada inti jaringan backbone. ATM LSRs digunakan pada inti jaringan bacbone. ATM switch tanpa mengaktifkan fitur MPLS.

1.6.5 MPLS TE Traffic Engineering memanipulasi traffic agar sesuai dengan jaringan. Tidak peduli betapa gigihnya dicoba jaringan traffic tidak akan sesuai 100% dengan prediksi yang telah dibuat. Traffic engineering pada intinya adalah memindahkan traffic sehingga traffic dari link yang memiliki congestion dipindahkan ke link yang sedang tidak digunakan. Traffic engineering serumit dapat diimplementasikan sebuah ATM dengan PVC full cara mesh yang dan semudah tweaking IP metrics dalam interface atau sesuatu uang menjalankan mengoptimalisasi jalur PVC berdasarkan permintaan traffic yang melewatinya. Traffic engineering dengan MPLS adalah suatu usaha untuk memperoleh koneksi terbaik berorientasi pada teknik traffic engineering dan menggabungkannya dengan perutean IP. Teorinya adalah melakukan traffic engineering dengan MPLS lebih efektif seperti pada ATM tetapi tanpa banyak kekurangan IP yang melewati ATM. 1.7Keunggulan MPLS a. IPSec adalah prasarana jaringan yang memiliki keamanan tingkat tinggi untuk mengirim data berharga melalui jaringan publik, semisal Internet. Jaringan ini memberikan tingkat privasi dan keamanan data melalui mekanisme tunneling dan pengacakan. Caranya dengan menciptakan lorong (tunnel) antara titik-titik yang hendak dihubungkan. b. Karena bisa dibangun di atas jaringan Internet, jaringan ini sangat menarik bagi banyak penyedia jasa Internet (Internet 10

service provider/ISP). Mereka dapat menawarkan banyak pilihan dalam membangun struktur jaringan dan aplikasi layanan. c. Pada VPN yng berbasis IPSec, modifikasi terhadap aplikasi tidak dibutuhkan sehingga pengguna tidak perlu membuat sistem keamanan untuk setiap aplikasi atau setiap komputer. IPSec merupakan solusi yang baik bagi remote access atau pengguna yang bergerak (mobile). d. karena ditempatkan di jaringan inti penyedia jasa. Dari sini QoS, penataan lalu lintas dan penggunaan bandwidth dapat dikendalikan sepenuhnya. e. Sesuai namanya, arsitektur MPLS menggunakan label untuk membedakan klien yang satu dengan klien yang lainnya. Di atas jaringan yang sama, titik yang memiliki label yang sama terhubung dan menjadi satu VPN, sehingga tidak perlu lagi menciptakan lorong antartitik. f. MPLS memiliki tingkat keamanan yang sangat baik, tidak kalah dari keamanan pada jaringan frame relay maupun ATM. Bagi pelanggan yang sangat mengutamakan keamanan, di perbankan misalnya, tingkat keamanan MPLS ini malah masih dapat ditingkatkan lagi dengan menggabungkan MPLS dengan IPSec. g. Dilihat dari sisi penyedia jasa, MPLS merupakan solusi yang baik karena fleksibel dan skalabel. Fleksibel karena seluruh pelanggan dapat menggunakan perangkat dan konfigurasi perangkat lunak yang sejenis untuk bermacam-macam jenis layanan premium seperti VoIP, Internet, Intranet, extranet, dan VPN-dial. Semua layanan dapat diaktifkan hanya dengan perubahan parameter di konfigurasi perangkat lunaknya.

1.8Kekurangan MPLS 11

a. Dari segi penyedia jasa, prasarana IPSec memiliki sejumlah kelemahan, terutama dari sisi operasional. Persoalannya, prasarana b. Belum jaringan yang harus dibangun akan sangat kompleks sehingga tingkat skalabilitasnya rendah. terbentuk dukungan untuk trafik non IP (Ethernet over MPLS, ATM over MPLS, dan FR over MPLS) c. Belum masuk ke tahap pengembangan secara komersial.

12

BAB 2 PENUTUP 3.1 KESIMPULAN MPLS adalah suatu metode forwarding (meneruskan data melalui suatu jaringan dengan menggunakan informasi dalam label yang dilekatkan pada IP), sehingga memungkinkan router untuk meneruskan paket dengan hanya melihat label dari paket itu, tidak perlu melihat alamat IP tujuannya. Bebepara fungsi MPLS adalah menghubungkan protokol satu dengan lainnya dengan Resource Reservation Protocol (RSVP) dan membuka Shortest Path First (OSPF), menetapkan mekanisme untuk mengatur arus traffic berbagai jalur, memetakan IP secara sederhana, dan mendukung IP, ATM dan Frame-Relay Layer-2 protokol. Prinsip switching skalabilitas kerja pada MPLS 2 layer ialah dengan 3. Cara menggabungkan kemampuan kerjanya kecepatan dan dengan pada layer routing

adalah

menyelipkan label di antara header layer 2 dan layer 3 pada paket yang diteruskan. Label dihasilkan oleh Label-Switching Router dimana bertindak sebagai penghubung jaringan MPLS dengan jaringan luar. Label berisi informasi tujuan node selanjutnya kemana paket harus dikirim. Kemudian paket

diteruskan ke node berikutnya, di node ini label paket akan dilepas dan diberi label yang baru yang berisi tujuan berikutnya. Paket-paket diteruskan dalam path yang disebut LSP (Label Switching Path). 3.2 SARAN Teknologi broadband MPLS akan lebih Untuk efektif diterapkan dalam diperlukan network. mewujudkannya

standarisasi teknologi MPLS di Indonesia, sehingga keseragaman 13

penggunaan teknologi MPLS untuk jaringan backbone bagi setiap service provider dapat tercapai. Jika teknologi MPLS telah diimplementasikan, dalam usaha meningkatkan keamanan jaringan, teknologi MPLS bisa dijalankan bersamaan dengan teknologi VPN yang memberikan jaminan keamanan jaringan dengan baik. Kemampuan teknologi MPLS dalam mendukung QoS dan teknologi VPN dengan kemampuan proteksi jaringan akan menghasilkan suatu layanan jaringan yang berkualitas yang cepat, efisien, dan aman.

14

DAFTAR PUSTAKA Munadi, Rendy. (2009). Teknik Switching. Bandung: Informatika. Switching, Teknik. (2011). Modul Praktikum. Bandung: Laboratotium Teknik Switching. http://www.cisco.com/en/US/docs/ios/12_4t/12_4t2/ftldp41.html Prasetyo, Fuad.(2011).MPLS.[online]. Tersedia: http://fuadprasetyo99.wordpress.com/2011/10/27/mpls-multiprotocol-label-switching/ [28 Desember 2012] Ulinnuha, Hunian.(2008).Multi-Protocol Label Switching (MPLS). [online]. Tersedia:http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php? option=com_content&view=article&id=21:mpls&catid=10:jari ngan&Itemid=14 [28 Desember 2012] Tandi, Sunaryo.(2008).Multiprotocol Label Switching.[online]. Tersedia: http://sunaryotandi.blogspot.com/2008_12_14_archive.htm l [28 Desember 2012] Permana, Bagus Setyo.(2009).Teknologi MPLS.[online]. Tersedia:http://belajartelekomunikasi.wordpress.com/2009/07/ 20/teknologi-mpls/ [28 Desember 2012]

15

You might also like