You are on page 1of 5

Mata Kuliah

MANAJEMEN STRATEGIK
UNTUK SEKTOR PUBLIK
Dosen : Drs. AGUNG PRAMONO

PEMBAHASAN MANDAT DPD –RI


Terkait dengan Proses Manajemen Strategik

Nyoman Rudana, SE
NPM 08.D.040

APRIL 2008

Magister Administrasi Publik


Manajemen Pembangunan Daerah
STIA LAN Jakarta
I. Teori tentang Mandat
Mandat dalam Proses Manajemen Strategik diartikan sebagai :
what is the social justification for the organization’s existence
( apa yang menjadi justifikasi sosial dalam kaitannya dengan eksistensi organisasi ).
Sebelum merumuskan Renstra, setiap organisasi perlu mengetahui secara pasti apa yang
dianggap perlu untuk dikerjakan dan tidak perlu dikerjakan menurut lingkungan
strategiknya.

Tujuan pemahaman “mandat”:


… to identify and clarify the nature and meaning of the externally imposed mandates
affecting the organization (Bryson, 1988)

Hakikat Mandat
 pelaksanaan azas kedaulatan rakyat sebagai kedaulatan tertinggi yang melegitimasi
keberadaan organisasi
 mengawali proses akuntabilitas (public accountability) yang melengkapi proses
responsibilitas ( responsibility ) yang (selama ini) merupakan bentuk pertanggung
jawaban tunggal
responsibility : bentuk pertanggung jawaban kepada pemberi tugas (atasan
langsung) sebagai bagian dari proses profesional
accountability : bentuk pertanggungjawaban kepada publik (stakeholders)
sebagai pemilik kedaulatan dan yang memilih kita ( constituents ) sebagai bagian
dari proses politik

Sumber mandat:
1. Sumber formal
Berbagai peraturan perundang-undangan, hasil penggalian yang disampaikan
pihak legislatif, rumusan misi dari organisasi induknya (untuk renstra sektoral),
rumusan tugas pokok dan fungsi
2. Sumber informal
Berbagai aspirasi yang disalurkan secara tidak resmi, seperti hasil polling,
kliping berita media masa, suara LSM, dsb.

Outcomes identifikasi mandat:


1. Kompilasi mandat (formal dan informal) yang diamanatkan kepada organisasi

2
2. Interpretasi atas apa saja yang seharusnya dilakukan berdasarkan mandat yang
diterima
3. Klarifikasi apa saja yang tidak dimandatkan, sehingga ruang lingkup tindakan /
pelayanan dapat didefinisikan

Manfaat potensial identifikasi mandat:


1. Mandat yang jelas akan semakin meningkatkan “ketepatan” proses pemenuhannya
2. Kemungkinan untuk merumuskan misi yang tidak terbatas pada apa yang
dimandatkan

Proses identifikasi mandat:


1. Menunjuk seseorang / tim dan menugasinya untuk mengkompilasi mandat -mandat
yang diamanatkan pada organisasi
2. Mereview mandat-mandat yang telah dikompilasi dalam upaya untuk mengklarifikasi
apa yang harus dikerjakan dan apa pula yang dapat/mungkin dikerjakan
3. Secara teratur mengingatkan anggota organisasi (internal stakeholder) tentang apa
yang seharusnya dilakukan organisasi (melalui laporan tahunan, acara
kantor, dengan mandat yang diberikan

II. Mandat DPD RI

Dewan Perwakilan Daerah ( DPD RI ) merupakan lembaga legislatif yang keanggotaannya


untuk pertama kalinya dipilih pada Pemilihan Umum Tahun 2004, tepatnya di bulan April.,
yaitu berjumlah 128 orang yang terdiri atas 4 orang dari setiap propinsi pada sebanyak 32
provinsi. Propinsi Sulawesi Barat sebagai propinsi termuda yang secara resmi berdiri pada
bulan Juli 2004, belum terwakili secara tersendiri tetapi masih diwakili oleh anggota dari
provinsi asalnya (sebelum pemekaran wilayah provinsi tersebut, yaitu Propinsi Sulawesi
Selatan) dan baru akan terwakili melalui Pemilihan Umum legislatif 2009 sehingga tahun
ini anggota DPD RI akan berjumlah 132 orang yang berasal dari 33 propinsi.

Latar belakang pembentukan DPD RI sebagaimana tercantum dalam, lampiran Keputusan


MPR Nomor 4/MPR/2004 tentang Laporan Badan Pekerja MPR RI mengenai Hasil Kajian
Komisi Konstitusi tentang Perubahan Undang-Undang Dasar 1945, menegaskan

3
bahwa keberadaan DPD RI dalam struktur ketatanegaraan, Indonesia itu antara lain
dimaksudkan untuk :
1. memperkuat ikatan daerah-daerah dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan memperteguh persatuan kebangsaan seluruh daerah-daerah;
2. meningkatkan agregasi dan akomodasi aspirasi dan kepentingan daerah-daerah
dalam perumusan kebijakan nasional berkaitan dengan negara dan daerah-
daerah;
3. mendorong percepatan demokrasi, pernbangunan dan kemajuan daerah-daerah secara
serasi dan seimbang.
Sedangkan secara konstitusional, pengaturan fungsi, tugas dan wewenang DPD RI diatur
dalam pasal 22 UUD 45 hasil amandemen ketiga bulan Nopember 2001 yaitu :

1. FUNGSI PERUNDANG-UNDANGAN (LEGISLASI)


Tugas dan Wewenang:
•Dapat mengajukan RUU kepada DPR
•Ikut membahas RUU

Bidang Terkait:
•Otonomi Daerah
•Hubungan pusat dan daerah
•Pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan daerah
•Pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya
•Perimbangan keuangan pusat dan daerah

2. FUNGSI PERTIMBANGAN (KONSULTASI)


Tugas dan Wewenang:
•Memberikan pertimbagan kepada DPR mengenai RUU tertentu
•Memberikan pertimbangan kepada DPR mengenai pemilihan BPK

Bidang Terkait:
•RUU APBN
•RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan dan agama
•Pemilihan anggota BPK

3. FUNGSI PENGAWASAN (KONTROL)


Tugas dan Wewenang:

4
• Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang dan menyampaikan hasil
pengawasannya kepada DPR sebagai bahan pertimbangan untuk ditindak- lanjuti
• Menerima hasil pemeriksaan keuangan negara yang dilakukan BPK

Bidang Terkait:
• Otonomi Daerah
• Hubungan pusat dan daerah
• Pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan daerah
• Pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya
• Perimbangan keuangan pusat dan daerah
• Pelaksanaan APBN
• Pajak
• Pendidikan
• Agama

4. FUNGSI ANGGARAN
Sebagai fungsi khusus yang merangkum ketiga fungsi di atas terkait masalah keuangan dan
anggaran

Tugas dan Wewenang:


• Dapat mengajukan RUU tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah (legislasi)
• Memberikan pertimbangan terhadap RUU APBN (konsultasi)
• Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan APBN (kontrol)
• Perimbangan keuangan pusat dan daerah

Bidang Terkait: RUU APBN dan pelaksanaan APBN

Seperti sudah dijelaskan di atas, anggota DPD RI dipilih langsung oleh rakyat melalui
pemilu legislatif. Oleh sebab itu, selain dari UU, maka mandat yang diperoleh dari rakyat
sama pentingnya bagi DPD RI, mengingat DPD RI membawa aspirasi dari rakyat di daerah
ke tingkat pusat. Berbeda dengan periode pertama dimana anggotanya merupakan orang –
orang independent, ada periode kedua, keanggotaan DPD RI propinsi sebagian diisi oleh
orang orang dari partai politik.

You might also like