You are on page 1of 15

PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN PENGARUH ALELOPATI TERHADAP PERKECAMBAHAN

JAJANG NURZAMAN 05121407004

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2013

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ilmu yang mempelajari ekosistem disebut ekologi. Ekologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau tempat tinggal, dan logos artinya ilmu. Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan atarmakhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya (Anonima 2009 : 1). Para ahli ekologi mempelajari hal berikut : pertama, perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya. Kedua, perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang menyebabkannya. Dan ketiga, terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik). Kedua komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Umumnya senyawa yang dikeluarkan adalah dari golongan fenol. Senyawa alelopati bisa berasal dari eksudasi atau ekskresi dari akar, volatilasi dari daun yang berupa gas melalui stomata, larut atau leaching dari daun segar melalui air hujan atau embun, larut dari serasah yang telah terdekomposisi, dan transformassi dari mikroorganisme tanah. Alelopati tentunya menguntungkan bagi spesies yang menghasilkannya, namun merugikan bagi tumbuhan sasaran.

Alelopati kebanyakan berada dalam jaringan tanaman, seperti daun, akar,aroma, bunga, buah maupun biji, dan dikeluarkan dengan cara residu tanaman. Beberapa contoh zat kimia yang dapat bertindak sebagai ealelopati adalah gas-gas beracun. Yaitu Sianogenesis merupakan suatu reaksi hidrolisis yang membebaskan gugusan HCN, amonia, Ally-lisothio cyanat dan -fenil isitio sianat sejenis gas diuapkan dari minyak yang berasal dari familia Crusiferae dapat menghambat perkecambahan Alelopati merupakan sebuah fenomena yang berupa bentuk interaksi antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya melalui senyawa kimia (Rohman dan I wayan Sumberartha, 2001). Sedangkan menurut Odum (1971) dalam Rohman dan I wayan Sumberartha (2001) alelopati merupakan suatu peristiwa dimana suatu individu tumbuhan yang menghasilkan zat kimia dan dapat menghambat pertumbuhan jenis yang lain yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut. Istilah ini mulai digunakan oleh Molisch pada tahun 1937 yang diartikan sebagai pengaruh negatif dari suatu jenis tumbuhan tingkat tinggi terhadap perkecambahan, pertumbuhan, dan pembuahan jenis-jenis lainnya. Kemampuan untuk menghambat pertumbuhan tumbuhan lain merupakan akibat adanya suatu senyawa kimia tertentu yang terdapat pada suatu jenis tumbuhan (Anonimb 2009 : 1 Zat-zat kimia atau bahan organik yang bersifat allelopathy dapat dibagi menjadi dua golongan berdasarkan pengaruhnya terhadap tumbuhan atau tanaman lain, yaitu autotoxin, yaitu zat kimia bersifat allelopathy dari suatu tumbuhan yang dapat mematikan atau menghambat pertumbuhan anaknya sendiri atau individu lain yang sama jenisnya dan antitoxic, yaitu zat kimia bersifat allelopathy dari suatu tumbuhan yang dapat mematikan atau menghambat pertumbuhan tumbuhan lain yang berbeda jenisnya.

B. Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui dan

untuk mempelajari

pengaruh allelopati dari beberapa jenis tanaman terhadap perkecambahan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tumbuhan dalam bersaing mempunyai senjata yang bermacam-macam, misalnya duri, berbau, yang kurang bisa diterima sekelilingnya, tumbuh cepat, berakar dan berkarnopi luas dan bertubuh tinggi besar, Maupun adanya sekresi zat kimiawi yang dapat merugikan pertumbuhan tetangganya. Dalam uraian ini akan disinggung tentang sekresi kimiawi yang disebut alelopat dan mengakibatkan peristiwa yang disebut alelopati.Peristiwa alelopati adalah peristiwa adanya pengaruh jelek dari zat kimia (alelopat) yang dikeluarkan tumbuhan tertentu yang dapat merugikan pertumbuhan tumbuhan lain jenis yang tumbuhdi sekitarnya. Tumbuhan lain jenis yang tumbuh sebagai tetangga menjadi kalah. Kekalahan tersebut karena menyerap zat kimiawi yang beracun berupa produk sekunder dari tanaman pertama. Zat kimiawi yang bersifat racun itu dapat berupa gas atau zat cai dan dapat kelau dari akar, batang maupun daun. Hambatanpertumbuhan akibat adanya alelopat dalam peristiwa alelopati misalnya pertumbuhan hambatan pada oembelahan sel, pangambilan mineral,resppirasi, penutupan stomata, sintesis protein, dan lainlainnya. Zat-zat tersebut keluar dari bagian atas tanah berupa gas, atau eksudat uang turun kembali ke tanah dan eksudat dari akar. Jenis yang dikeluarkan pada umumnya berasal dari golongan fenolat, terpenoid, dan alkaloid. Telah banyak referensi yang mencatat tentang species yang dapat mengeluarkan alelopati. Species tersebut dalam lingkungan akan dapat menekan pertumbuhan species lain. Namun pengaruh interaksi gulma/tanaman budidaya akan adanya alelopati masih belum banyak diteliti. Beberapa penelitian tentang hal itu dicatat dari beberpa negara seperti Amerika, dan Inggris. Suatu zat terpen di keluarkan oleh semak yang aromatik dan sejenis substansi fenol dikeluarkan olehIsorghum halepense yang dapat menghambat kegiatan bakteri fikasasi nitrogen. Agropyron repens (rumput perenial) yang melapuk selama 15 hari sangat efektif dalam penghambatan pertumbuhan Brassica napus. Penghambatan semacam ini hampir sama dengan diakaibatkan oleh pelapukan jerami. Imperata

cylindricajuga mengeluarkan alelopati berpengaruh pada lingkungannya seperti halnya penghasil-penghasil alelopati lainnya. Alelopati kebanyakan berada dalam jaringan tanaman, seperti daun, akar,aroma, bunga, buah maupun biji, dan dikeluarkan dengan cara residu tanaman. Beberapa contoh zat kimia yang dapat bertindak sebagai ealelopati adalah gas-gas beracun. Yaitu Sianogenesis merupakan suatu reaksi hidrolisis yang membebaskan gugusan HCN, amonia, Ally-lisothio cyanat dan -fenil isitio sianat sejenis gas diuapkan dari minyak yang berasal dari familia Crusiferae dapat menghambat perkecambahan. Selain gas, asam organik, aldehida, asam aromatik, lakton tak jenuh seserhana, fumarin, kinon,flavanioda, tanin, alkaloida ,terpenoida dan streroida juga dapat mengeluarkan zat alelopati. (Moenadir,1998:73-88) Sejumlah peneliti melaporkan bukti untuk zat kimia mengendalikan distribusi tumbuhan, asisiasi antar species, dan jalannya suksesi tumbuhan. Muller (1966) telah meneliti hubungan spatial antara Salvia leucophyla dan rumput annual. Rumpun saliva yang hidup pada padang rumbut ternyata dibawah rumpun dan disekeliling rumpun semak tersebut terjadi zona gundul (1-2 meter) tak ada tumbuhan rumput dan herba lain. Bahkan 6-10 m dari kanopi semak tumbuhan lain menjadi kerdil. Bentuk kerdil ini tidak disebabkan karena kompetisis untuk air, karena kar semak tidak menyusup jauh ke daerah rumput. Faktor tanah nampak tidak bertanggung jawab untuk asosiasi nehgatif, karena faktor khemis dan fisis tanah tidak berubah pada zona gundul tersebut. Muller menemukan bahwa salvia mengeluarkan minyak volatile dari daun dan kandungan cinoile dan canphor bersifat toksik terhadap perkecambahan dan pertumbuhan annual disekeliling. (Syamsurizal,1993:89) Alang-alang bukan hanya sebagai pesaing bagi tanaman lain terutama tanaman pangan dalam mendapatkan air, unsur hara dan cahaya tetapi juga menghasilkan zat alelopati yang menyebabkan pengaruh negatif pada tanaman lain. Tumbuhan yang masih hidup dapat mengeluarkan senyawa alelopati lewat organ yang berada di atas tanah maupun yang di bawah tanah. Demikian juga tumbuhan yang sudah matipun dapat melepaskan senyawa alelopati lewat organ yang berada di atas tanah maupun yang di bawah tanah. Alang-alang (Imperata cyndrica)

dan teki (Cyperus rotundus) yang masih hidup mengeluarkan senyawa alelopati lewat organ di bawah tanah, jika sudah mati baik organ yang berada di atas tanah maupun yang di bawah tanah sama-sama dapat melepaskan senyawa alelopati (Anonim,2008). Proses pembentukan senyawa alelopati merupakan proses interaksi antar spesies atau antar populasi yang menunjukkan suatu kemampuan organism untuk mempertahankan kelangsungan hidup dengan berkompetisi organisme lain (Muller, 2008). Setelah tumbuhan atau bagian-bagian organnya mati, senyawa-senyawa kimia yang mudah larut dapat tercuci dengan cepat. Sel-sel pada bagian-bagian organ yang mati akan kehilangan permeabilitas membrannya dan dengan mudah senyawasenyawa kimia yang ada didalamnya dilepaskan. Beberapa jenis mulsa dapat meracuni tanaman budidaya atau jenis-jenis tanaman yang ditanam pada musim berikutnya. Alelopathi merupakan suatu peristiwa di mana suatu individu tumbuhan menghasilkan zat kimia yang dapat menghambat pertumbuhan jenis lain yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut. Senyawa kimia yang bersifat alelopathi bisa berasal dari bagian tumbuhan di atas tanah seperti daun, batang, cabang, rizhoma, bunga, buah, dan biji, ataupun bagian tumbuhan di bawah tanah seperti akar/eksudat akar. Alang-alang bukan hanya sebagai pesaing bagi tanaman lain terutama tanaman pangan dalam mendapatkan air, unsur hara dan cahaya tetapi juga menghasilkan zat alelopati yang menyebabkan pengaruh negatif pada tanaman lain. Zat-zat kimia atau bahan organik yang bersifat allelopathy dilepaskan oleh tumbuhan penghasilnya ke lingkungan tumbuhan lain melalui beberapa cara antara lain melalui serasah yang telah jatuh kemudian membusuk, melalui pencucian daun atau batang oleh air hujan, melalui penguapan dari permukaan organ-organ tumbuhan, dan eksudasi melalui akar (root exudation) ke dalam tanah. Contoh jenis tumbuhan yang mengeluarkan zat kimia bersifat allelopatyy melalui daun, misalnya Adenostena fasciculatum, Eucalyptus globules, Camelina alyssum, Erenophylla mitchellii, yang mengeluarkan zat allelopathy melalui perakaran misalnya gandum, gandum hitam,

dan apel, sedangkan yang mengeluarkan zat Allelopathy melalui pembusukan nisalnya Helianthus, Aster, dan Agropyron repens (Indrianto 2006 : 16). Alelopati merupakan sebuah fenomena yang berupa bentuk interaksi antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya melalui senyawa kimia (Rohman dan I wayan Sumberartha, 2001). Sedangkan menurut Odum (1971) dalam Rohman dan I wayan Sumberartha (2001) alelopati merupakan suatu peristiwa dimana suatu individu tumbuhan yang menghasilkan zat kimia dan dapat menghambat pertumbuhan jenis yang lain yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut. Istilah ini mulai digunakan oleh Molisch pada tahun 1937 yang diartikan sebagai pengaruh negatif dari suatu jenis tumbuhan tingkat tinggi terhadap perkecambahan, pertumbuhan, dan pembuahan jenis-jenis lainnya. Kemampuan untuk menghambat pertumbuhan tumbuhan lain merupakan akibat adanya suatu senyawa kimia tertentu yang terdapat pada suatu jenis tumbuhan. Dalam Rohman dan I wayan Sumberartha (2001) disebutkan bahwa senyawa-senyawa kimia tersebut dapat ditemukan pada jaringan tumbuhan (daun, batang, akar, rhizoma, bunga, buah, dan biji). Alelopati tentunya menguntungkan bagi spesies yang menghasilkannya, namun merugikan bagi tumbuhan sasaran. Oleh karena itu, tumbuhan-tumbuhan yang menghasilkan alelokimia umumnya mendominasi daerah-daerah tertentu, sehingga populasi hunian umumnya adalah populasi jenis tumbuhan penghasil alelokimia. Senyawa-senyawa kimia dari dalam tubuh tumbuhan yang bersifat allelopathy misalnya phenolic, terpenes, alkaloids, nitrils, glycosides, difenol, asam benzoate, asam lemak, koumarin, fanin, slfida, glucocida, parin dan nucleocida. Allelopati merupakan efek yang merusak dari pelepasan senyawa-senyawa kimia organik oleh satu jenis tertentu tanaman pada saat perkecambahan, pertumbuhan atau metabolisme terhadap jenis tanaman lain yang berbeda. Secara umum alelopati selalu dikaitkan dengan maslah gangguan yang ditimbulkan gulma yang tumbuh bersama-sama dengan tanaman pangan, dengan keracunan yang ditimbulkan akibat penggunaan mulsa pada beberapa jenis pertanaman, dengan beberapa jenis rotasi tanaman, dan pada regenarasi hutan.

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Praktikum tentang Allelopati ini dilaksanakan di Laboraturium Teknologi Benih Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Inderalaya. Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 30 April 2013 pada pukul 13.00 WIB sampai dengan selesai

B. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum mengenai Pengaruh Allelopati Terhadap Perkecambahan ini adalah : 1) Blender; 2) Corong penyaring; 3) Gunting; 4) Mangkuk penggerus; 5) Kertas merang; 6) Pisau; 7) Pot. Bahan yang digunakan pada praktikum mengenai Allelopati ini adalah : 1) Biji kacang Hijau; 2) Biji Jagung; 3) Daun alang-alang; 4) Daun akasia; 5) Daun Kirinyuh.

C. Cara Kerja Adapun cara kerja yang digunakan untuk melakukan praktikum mengenai Pengaruh Allelopati ini adalah sebagai berikut : 1. Membuat ekstrak menggunakan daun alang-alang, daun gamal, daun akasia, dan daun kirinyuh, dengan menggunakan prosedur sebagai berikut: a. Haluskan bagian daun dari tumbuhan-tumbuhan tersebut dengan mangkuk penggerus atau dipotong-potong. b. Buat ekstrak atau hasil rendaman bagian tumbuhan tersebut dengan perbandingan air sebagai berikut, air 1 liter : 7 helai daun; 1 liter air : 14 helai daun; 1 liter air : 21 helai daun. Dan biarkan selama 24 jam. c. Setelah 24 jam, saring ekstrak menggunakan alat penyaring.

2. 3.

Pilih biji kacang hijau dan biji jagung yang baik. Sediakan pot sebagai tempat untuk meletakkan kacang hijau dan jagung, lapisi dengan kertas merang.

4.

Letakkan masing-masing 10 biji kacang hijau dan biji jagung kedalam pot yang sudah dilapisi dengan kertas merang.

5.

Siram 5 mL ekstrak Allelopati tumbuhan kedalam pot yang sudah berisi biji kacang hijau dan biji jagung tersebut.

6.

Amati perkembangan biji kacang hijau dan biji jagung tersebut setiap hari selama 7 hari dan amati juga pertumbuhan kecambahnya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Adapun hasil dari praktikum ini yaitu : Nama Allelopati Alang-alang Kirinyuh Akasia Gamal Jagung Hidup mati Kacang Hijau hidup mati

B. Pembahasan Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa dosis ekstrak tanaman allelopati yang diberikan terhadap ketiga biji yang dijadikan sebagai objek percobaan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan dari biji pada saat perkecambahan ini. Kebanyakan biji yang diberikan dosis ekstrak tanaman allelopati yang tinggi sebagiannya mati. Namun sebaliknya pada biji yang diberi perlakukan dengan dosis ekstrak allelopati yang tidak terlalu tinggi persen perkecambahannya tergolong besar. Hal ini menandakan bahwa ekstrak dari tanaman allelopati ini sangat mempengaruhi perkecambahan dari biji percobaan. Biji-biji yang dijadikan sebagai objek percobaan terlihat rusak karena diberi perlakuan dengan ekstrak tanaman allelopati. Dalam prinsipnya Allelopati merupakan pengaruh yang bersifat merusak, menghambat, merugikan dan dalam keadaan kondisi tertentu dapat juga menguntungkan. Dimana pengaruh ini terjadi pada perkecambahan, pertumbuhan maupun pada saat metabolisme tanaman. Pengaruh ini disebabkan oleh adanya senyawa kimia yang di lepaskan oleh suatu tanaman ke tanaman yang lainnya. Dalam persaingan antara individu-individu dari jenis yang sama atau jenis yang berbeda untuk memperebutkan kebutuhan-kehbutuhan yang sama terhadap faktor-faktor pertumbuhan, kadang-kadang suatu jenis tumbuhan mengeluarkan senyawa kimia yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dari anaknya sendiri. Peristiwa semacam ini disebut allelopati. Allelopati terjadi karena adanya senyawa yang bersifat menghambat. Senyawa tersebut tergolong senyawa sekunder karena timbulnya sporadis dan tidak berperan dalam metabolisme primer organisme organisme. Dalam percobaan allelopati ini, adapun jenis tanaman yang dijadikan ekstrak yang diketahui mengandung zat allelopati yaitu ekstrak rumput teki . Bagian-bagian tanaman yang digunakan adalah bagian akar dan daun. senyawa beracun yang dapat mempengaruhi perumbuhan tanaman. Tumbuhan yang telah mati dan sisa-sisa tumbuhan yang dibenamkan kedalam tanah juga dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Kartawinata dalam teori nya menyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi

ekstraks organ tubuh alang-alang, maka semakin besar pengaruh negatifnya terhadap pertumbuhan kecambah suatu tanaman. Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu. Alelokimia pada tumbuhan dilepas ke lingkungan dan mencapai organisme sasaran melalui penguapan, eksudasi akar, pelindian, dan atau dekomposisi. Setiap jenis alelokimia dilepas dengan mekanisme tertentu tergantung pada organ pembentuknya dan bentuk atau sifat kimianya . Mekanisme pengaruh alelokimia (khususnya yang menghambat) terhadap pertumbuhan dan perkembangan organisme (khususnya tumbuhan) sasaran melalui serangkaian proses yang cukup kompleks, proses tersebut diawali di membran plasma dengan terjadinya kekacauan struktur, modifikasi saluran membran, atau hilangnya fungsi enzim ATP-ase. Hal ini akan berpengaruh terhadap penyerapan dan konsentrasi ion dan air yang kemudian mempengaruhi pembukaan stomata dan proses fotosintesis. Hambatan berikutnya mungkin terjadi dalam proses sintesis protein, pigmen dan senyawa karbon lain, serta aktivitas beberapa fitohormon. Sebagian atau seluruh hambatan tersebut kemudian bermuara pada terganggunya pembelahan dan pembesaran sel yang akhirnya menghambat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sasaran. Alelopati tentunya menguntungkan bagi spesies yang menghasilkannya, namun merugikan bagi tumbuhan sasaran. Oleh karena itu, tumbuhan-tumbuhan yang menghasilkan alelokimia umumnya mendominasi daerah-daerah tertentu, sehingga populasi hunian umumnya adalah populasi jenis tumbuhan penghasil alelokimia. Dengan adanya proses interaksi ini, maka penyerapan nutrisi dan air dapat terkonsenterasi pada tumbuhan penghasil alelokimia dan tumbuhan tertentu yang toleran terhadap senyawa ini. Proses pembentukkan senyawa alelopati sungguh merupakan proses interaksi antarspesies atau antarpopulasi yang menunjukkan suatu kemampuan suatu organisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup dengan berkompetisi dengan organisme lainnya, baik dalam hal makanan, habitat, atau dalam hal lainnya.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari hasil dan pembahasan pada praktikum ini yaitu : 1. Perkembangan tumbuhan yang di beri allelopati tergantung pada konsentrasi ekstrak, sumber ekstrak, temperatur ruangan, dan jenis tumbuhan yang dievaluasi serta saat aplikasi. 2. Semua jaringan dalam tubuh tumbuhan mempunyai potensi untuk menegeluarkan senyawa allelopathi senyawa Allelopathi menghambat pertumbuhan kecambah. 3. 4. Allelopathi merupakan mekanisme pertahanan diri dari tumbuhan pesaing. Pada praktikum ini bahan yang digunakan adalah biji kacang hijau dan biji jagung 5. Alelopati dapat menghambat penyerapan hara, pembelahan sel-sel akar, pertumbuhan tanaman, fotosintesis, respirasi, sitesis protein, menurunkan daya permeabilitas membran sel dan menghambat aktivitas enzim. 6. Allelopati berpengaruh nyata terhadap perkecambahan jagung (Zea mays) dan kacang hijau (Phaseolus radiatus). 7. Ekstrak alang-alang (Imperata cylindrica) berpengaruh terhadap perkecambahan kacang hijau (Phaseolus radiatus). 8. Ekstrak akasia berpengaruh terhadap perkecambahan biji kacang hijau (Phaseolus radiatus).

B. Saran Saran kepada pembaca agar dapat mengetahui akibat dari senyawa allelopathi terhadap perkecambahan dan agar lebih memahami mengenai praktikum ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim b. 2009. Allelopathy. Http://iqbalali.com/2008/01/23/alelopati. Diakses tanggal 06 Mei 2013 jam 19:58 WIB. Moenandir,jody.1988. Persaingan Tanaman Budidaya dengan Gulma. Rajawali pers:Jakarta. Syamsurizal.1993.Ekologi Tumbuhan.Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan : Sumatera Barat Wiryowidgdo,sumali.2000.Kimia dan Farmakologi Bahan Alam edisi pertama.Universitas Indonesia : Jakarta Hairiah K et al. 2000. Reclamation of Imperata Grassland using Agroforestry. Lecture Note 5. ICRAF. (http://www.icraf.cgiar.org/sea). Diakses tanggal 06 Mei 2013 jam 22:45 WIB. Setyowati dan Yuniarti (1999). Efikasi allelopati teki formulasi cairan terhadap gulma. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesi (http://www.jurnal@indonesia.co.id). Diakses tanggal 06 Mei 2013 jam 22.15 WIB.

LAMPIRAN

You might also like