You are on page 1of 14

MATRIKS KAJIAN ON THE JOB LEARNING CALON KEPALA SEKOLAH KABUPATEN JENEPONTO

BAHAN KAJIAN : PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH KONDISI NYATA SMPN 1 BINAMU SMPN KHUSUS JENEPONTO A. Dokumen I 1. Ada tim yang dibentuk untuk menyusun kurikulum sekolah 2. Tidak diajukan dalam rapat dewan guru untuk persetujuan 3. Diketahui komite sekolah 4. Disahkan oleh kepala dinas pendidikan kab. Jeneponto 5. Memiliki visi 6. Memiliki misi 7. Memiliki tujuan sekolah

KONDISI IDEAL

KONTRIBUSI CALON

A. Dokumen I A. Dokumen I 1. Kurikulum sekolah disusun oleh tim 1. Ada tim yang dibentuk untuk pengembang kurikulum (TPK) menyusun kurikulum sekolah sekolah. 2. Disetujui dalam rapat dewan guru. 2. Tidak diajukan dalam rapat dewan 3. Diketahui oleh Komite sekolah guru untuk persetujuan 4. Disahkan pemberlakuannya oleh 3. Diketahui komite sekolah Kepala Dinas pendidikan 4. Disahkan oleh kepala dinas Kabupaten. pendidikan kab. Jeneponto 5. Memiliki visi yang berisi gambaran masa depan yang diinginkan 5. Memiliki visi sekolah 6. Memiliki misi yang menggambarkan aksi/tindakan 6. Memiliki misi sekolah untuk mencapai visi sekolah 7. Terdapat tujuan sekolah yang 7. Memiliki tujuan sekolah menggambarkan tahapan/langkah untuk mencapai visi dan misi sekolah 8. Terdapat struktur kurikulum yang 8. struktur kurikulum yang disusun disusun berdasarkan kebutuhan berdasarkan kebutuhan sekolah sekolah (visi,misi,tujuan) yang mengacu standar isi disusun berdasarkan Standar Isi

1. Mengupayakan adanya tim yang bekerja sesuai dengan panduan penyusunan KTSP secara utuh. 2. Mengupayakan ada sidang pleno dewan guru untuk persetujuan kurikulum.

8. struktur kurikulum yang disusun berdasarkan kebutuhan sekolah mengacu standar isi

KONDISI IDEAL 9. Tidak melebihi 36 jam pelajaran perminggu 10. Memiliki muatan lokal yang sesuai dengan karakter dan potensi daerah. 11. Membina kegiatan pengembangan diri siswa sesuai dengan karakteristik, potensi, minat dan bakat serta kondisi sekolah. 12. Mempunyai tabel ketuntasan belajar untuk setiap mata pelajaran 13. Merumuskan kriteria kenaikan kelas sesuai dengan kriteria yang diatur direktorat pembinaan terkait 14. Merumuskan kriteria kelulusan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku 15. Terdapat kalender pendidikan yang disusun berdasarkan kalender pendidikan yang dikeluarkan oleh dinas pendidikan dan memperhatikan kalender pendidikan yang ada di Standar Isi B. Dokumen II Silabus: 1. Memuat identitas : Nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, SK, dan alokasi waktu 2. Komponen silabus memuat KD, Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Indikator pencapaian kompetensi, Penilaian, alokasi

KONDISI NYATA SMPN 1 BINAMU 9. Jumlah jam pelajaran 32 jam 10. Muatan local bahasa daerah dan Baca tulis Al-quran 11. Ada pengembangan diri SMPN KHUSUS JENEPONTO 9. Jumlah jam pelajaran 32 jam 10. Muatan local bahasa daerah dan Baca tulis Al-quran 11. Ada pengembangan diri

KONTRIBUSI CALON 3. Mengupayakan memaksimalkan jumlah jam pelajaran menjadi 36 jam

12. Terdapat tabel ketuntasan relajar 13. Memiliki kriteria kenaikan kelas 14. memiliki kriteria kelulusan 15. Memiliki kalender pendidikan

12. Terdapat tabel ketuntasan relajar 13. Memiliki kriteria kenaikan kelas 14. memiliki kriteria kelulusan 15. Memiliki kalender pendidikan

B. Dokumen II Silabus: 1. Memuat identitas : Nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, SK, dan alokasi waktu 2. Komponen silabus memuat KD, Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Indikator pencapaian kompetensi, Penilaian, alokasi

B. Dokumen II Silabus: 1. Memuat identitas : Nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, SK, dan alokasi waktu 2. Komponen silabus memuat KD, Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Indikator pencapaian kompetensi, Penilaian, alokasi

4. Memperkenalkan model silabus yang memuat nilainilai karakter bangsa. 5. Memperkenalkan penyusunan silabus yang membagi kegiatan pembelajaran ke dalam: 2

KONDISI IDEAL waktu, sumber belajar, nilai karakter. 3. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan SI, SKL, dan Panduan penyusunan KTSP. 4. Pengembangan silabus dilakukan oleh guru secara mandiri atau bekelompok ( MGMP ) 5. Pengembangan silabus disusun di bawah supervisi Dinas kabupaten 1. 2. RPP: Disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Komponen RPP: identitas matapelajaran, SK, KD, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembejaran (penduhuluan, inti, penutup), penilaian hasil belajar dan sumber belajar Identitas memuat nama satuan pendidikan, kelas, semester, program, mata pelajaran, jumlah pertemuan. Rumusan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sesuai dengan standar Isi Indikator sesua dengan indikator

KONDISI NYATA SMPN 1 BINAMU waktu, sumber belajar, nilai karakter. 3. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan SI, SKL, dan Panduan penyusunan KTSP. 4. Pengembangan silabus dilakukan oleh guru secara mandiri atau bekelompok ( MGMP ) 5. Pengembangan silabus disusun di bawah supervisi Dinas kabupaten RPP: 1. Disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. 2. Komponen RPP: identitas matapelajaran, SK, KD, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembejaran (penduhuluan, inti, penutup), penilaian hasil belajar dan sumber belajar 3. Identitas memuat nama satuan pendidikan, kelas, semester, program, mata pelajaran, jumlah pertemuan. 4. Rumusan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sesuai dengan standar Isi 5. Indikator sesua dengan indikator SMPN KHUSUS JENEPONTO waktu, sumber belajar, nilai karakter. 3. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan SI, SKL, dan Panduan penyusunan KTSP. 4. Pengembangan silabus dilakukan oleh guru secara mandiri atau bekelompok ( MGMP ) 5. Pengembangan silabus disusun di bawah supervisi Dinas kabupaten RPP: 1. Disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. 2. Komponen RPP: identitas matapelajaran, SK, KD, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembejaran (penduhuluan, inti, penutup), penilaian hasil belajar dan sumber belajar 3. Identitas memuat nama satuan pendidikan, kelas, semester, program, mata pelajaran, jumlah pertemuan. 4. Rumusan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sesuai dengan standar Isi 5. Indikator sesua dengan indikator

KONTRIBUSI CALON a) kegiatan tatap muka, b) penugasan terstruktur dan c) kegiatan mandiri tidak tersetruktur

6. Penyusunan RPP mengacu pada silabus yang membagi kegiatan pembelajaran yang memuat: a) kegiatan tatap muka, b) penugasan terstruktur dan c) kegiatan mandiri tidak tersetruktur

3.

4. 5.

KONDISI IDEAL pada silabus 6. Tujuan pembelajaran Menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar 7. Cakupan materi sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai 8. Metode pembelajaran sesuai dengan karakteristik dari indikator dan kompetensi yang akan dicapai pada setiap mata pelajaran 9. Kegiatan pembelajaran terbagi kedalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. 10. Penilaian hasil belajar mengacu kepada standar penilaian 11. Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK, KD, materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi

KONDISI NYATA SMPN 1 BINAMU pada silabus 6. Tujuan pembelajaran Menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar 7. Cakupan materi sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai 8. Metode pembelajaran sesuai dengan karakteristik dari indikator dan kompetensi yang akan dicapai pada setiap mata pelajaran 9. Kegiatan pembelajaran terbagi kedalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. 10. Penilaian hasil belajar mengacu kepada standar penilaian 11. Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK, KD, materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi SMPN KHUSUS JENEPONTO pada silabus 6. Tujuan pembelajaran Menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar 7. Cakupan materi sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai 8. Metode pembelajaran sesuai dengan karakteristik dari indikator dan kompetensi yang akan dicapai pada setiap mata pelajaran 9. Kegiatan pembelajaran terbagi kedalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. 10. Penilaian hasil belajar mengacu kepada standar penilaian 11. Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK, KD, materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi Peserta Diklat Cakep,

KONTRIBUSI CALON

7. Mengusahakan penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan karakteristik dari indikator dan kompetensi yang akan dicapai pada setiap mata pelajaran

Drs. H. SYARIFUDDIN, M. Pd. NIP.19690101 199412 1 007 4

LAPORAN KAJIAN ON THE JOB LEARNING


BAHAN KAJIAN (2) PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH

OLEH :

Drs. H. SYARIFUDDIN, M. Pd.

PESERTA DIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH TINGKAT KABUPATEN JENEPONTO 2011

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN HASIL KAJIAN PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH

Drs. H. SYARIFUDDIN, M. Pd Peserta Diklat Calon Kepala Sekolah Kabupaten Jeneponto Tahun 2011 Telah melakukan pengkajian Pengelolaan Kurikulum Sekolah SMPN 1 Binamu dan SMPN Khusus Jeneponto

Jeneponto, 24 September 2011 Kepala SMPN Khusus Jeneponto, Kepala SMPN 1 Binamu,

H. SARIPUDDIN D., S. Pd., SE., MM. NIP. 19660131 198903 1 007 013

Drs. SYAHRIR SAINI NIP. 19530406 198503 1

ii

PENDAHULUAN Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang dikembangkan oleh masing-masing sekolah. KTSP disusun oleh tim pengembang kurikulum sekolah yang mengacu pada permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi, nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan dan panduan penyusunan KTSP yang diterbitkan oleh BSNP tahun 2006. Panduan tersebut memuat tentang konsep dasar, prinsip, prosedur dan kriteria pengembangan KTSP Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat memahami pengelolaan kurikulum sekolah sehingga pada saatnya nanti setelah menjadi kepala sekolah sudah dapat mengelola kurikulum sekolahnya dengan baik.

PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengisian instrumen analisis dokumen 1, dokumen 2, wawancara dengan wakil kepala sekolah urusan kurikulum dan matriks kajian pengelolaan kurikulum, berikut ini saya sajikan deskripsi hasil kajian pengelolaan kurikulum SMP Negeri 1 Binamu dan SMPN Khusus Jeneponto. 1. SMP Negeri 1 Binamu Kurikulum SMPN 1 Binamu tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh tim pengembang kurikulum yang dibentuk oleh kepala sekolah. Tim ini bekerja merampungkan kurikulum dengan menggabungkan dokumen 1 dan dokumen 2. Kurikulum 2011/2012 ditandantangani kepala sekolah, ketua komite dan kepala dinas pendidikan pemuda dan olahraga kabupaten Jeneponto namun sebelumnya tidak diajukan dalam rapat dewan guru untuk mendapatkan persetujuan. Secara umum, kurikulum SMPN 1 Binamu disusun berdasarkan panduan penyusunan KTSP yang diterbitkan BSNP untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dokumen I kurikulum disusun dengan kerangka sebagai berikut: Halaman Judul Halaman Penetapan/Pengesahan Kata Pengantar Daftar Isi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Pengembangan KTSP C. Prinsip Pengembangan KTSP BAB II. TUJUAN PENDIDIKAN SMP NEGERI 1 BINAMU A. Tujuan Pendidikan Dasar B. Visi dan Misi C. Tujuan Sekolah D. Standar Kompetensi BAB III. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM A. Struktur Kurikulum B. Muatan Kurikulum 1. Mata Pelajaran 2

2. Muatan Lokal 3. Pengembangan Diri 4. Pengaturan Beban Belajar 5. Ketuntasan Belajar 6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan BAB IV. KALENDER PENDIDIKAN Lampiran : 1.Silabus Mata Pelajaran 2.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Visi Mencetak insan berprestasi yang kompetitif berlandaskan iman dan taqwa menggambarkan tujuan yang ingin oleh SMPN 1 Binamu. Pada bagian struktur kurikulum yang mengatur tentang jumlah jam pelajaran, menetapkan kurikulum sekolah memuat 10 mata pelajaran muatan nasional, 2 mata pelajaran muatan lokal dengan jumlah jam pelajaran 32 jam perminggu. Dengan memperhatikan perolehan rata-rata nilai ujian nasional mata pelajaran bahasa Indonesia pada tahun pelajaran 2010/2011 yang mengalami penurunan dari 6,47 menjadi 5,62 maka sebagai salah satu usaha untuk mengangkat penurunan tersebut sebaiknya ditambah 1 atau 2 jam jumlah jam pelajaran bahasa Indonesia Hal ini dapat dilakukan dengan pelajaran.

memanfaatkan 4 jam cadangan karena sekolah setingkat SMP dimungkin jumlah jam pelajarannya sampai maksimal 36 jam pelajaran. Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan penyusunan KTSP. Kegiatan penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan secara mandiri ataupun berkompok dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP mata pelajaran. Diakui bahwa silabus yang dikembangkan oleh guru-guru belum sepenuhnya berasal dari hasil pemikiran sendiri namun sebahagian masih mencontoh silabus dari sekolah-sekolah lain dengan beberapa perbaikan-perbaikan. Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam silabus belum membagi ke dalam bentuk tatap muka (TM), penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT). Guru-guru memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran baik mata pelajaran muatan nasional ataupun mata pelajaran muatan lokal. Seperti halnya dengan silabus, kegiatan penyusunan RPP juga dilakukan oleh guru3

guru secara mandiri ataupun berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP mata pelajaran. RPP yang disusun guru sebahagian masih meng-copy paste RPP sekolah lain dengan beberapa perubahan-perubahan. Namun tentu ada juga beberapa guru yang telah menyusun RPP berdasarkan hasil pemikiran sendiri ataupun kelompok dengan memperhatikan lingkungan sekolah atau siswa, nilai-nilai, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat Jeneponto. Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam silabus dan RPP sebahagian sudah menggunakan metode yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi siswa. Sebahagian guru masih ada yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan model pembelajaran langsung. 2. SMP Negeri Khusus Jeneponto Kurikulum SMPN Khusus Jeneponto tidak jauh berbeda dengan kurikulum SMPN 1 Binamu. Kurikulum disusun oleh tim pengembang kurikulum yang dibentuk oleh kepala sekolah. Tim ini bekerja merampungkan kurikulum dengan menggabungkan dokumen 1 dan dokumen 2. Kurikulum ditandantangani kepala sekolah, ketua komite dan kepala dinas pendidikan pemuda dan olahraga kabupaten Jeneponto namun sebelumnya tidak diajukan dalam rapat dewan guru untuk mendapatkan persetujuan. Kurikulum tahun pelajaran 2011/2012 masih terpisah antara dokumen 1 dan dokumen 2. Silabus dan RPP sebagai lampiran kurikulum masih terpisahpisah permatapelajaran. Kurikulum SMPN Khusus Jeneponto disusun berdasarkan panduan

penyusunan KTSP yang diterbitkan BSNP untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dokumen I kurikulum disusun dengan kerangka sebagai berikut: Halaman Judul Halaman Penetapan/Pengesahan Kata Pengantar Daftar Isi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Pengembangan KTSP C. Prinsip Pengembangan KTSP 4

BAB II. TUJUAN PENDIDIKAN SMP NEGERI 1 BINAMU A. Tujuan Pendidikan Dasar B. Visi dan Misi C. Tujuan Sekolah D. Standar Kompetensi BAB III. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM A. Struktur Kurikulum B. Muatan Kurikulum 1. Mata Pelajaran 2. Muatan Lokal 3. Pengembangan Diri 4. Pengaturan Beban Belajar 5. Ketuntasan Belajar 6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan BAB IV. KALENDER PENDIDIKAN Lampiran : 1. Silabus Mata Pelajaran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan penyusunan KTSP. Kegiatan penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan secara mandiri ataupun berkompok dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP mata pelajaran. Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru belum sepenuhnya berasal dari hasil pemikiran sendiri namun sebahagian masih mencontoh silabus dari sekolah-sekolah lain dengan beberapa perbaikan-perbaikan. Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam silabus belum membagi ke dalam bentuk tatap muka (TM), penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT). Guru-guru memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran baik mata pelajaran muatan nasional ataupun mata pelajaran muatan lokal. Seperti halnya dengan silabus, kegiatan penyusunan RPP juga dilakukan oleh guruguru secara mandiri ataupun berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP mata pelajaran. RPP yang disusun guru sebahagian masih meng-copy paste RPP sekolah lain dengan beberapa perubahan-perubahan. 5

Namun tentu ada juga beberapa guru yang telah menyusun RPP berdasarkan hasil pemikiran sendiri ataupun kelompok dengan memperhatikan lingkungan sekolah atau siswa, nilai-nilai, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat Jeneponto. Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam silabus dan RPP sudah menggunakan metode yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi siswa.

PENUTUP Penyusunan dan pengembangan kurikulum sekolah idealnya dilakukan setiap tahun. Untuk itu, sebagai peserta diklat calon kepala sekolah, melalui tugas mengkaji pengelolaan kurikulum sekolah, saya telah memperoleh banyak tambahan ilmu dan pengalaman. Semoga ilmu yang saya peroleh dapat bermanfaat untuk peningkatan mutu pendidikan Indonesia di masa depan, Amin.

Lampiran 14 : Laporan Hasil Kajian Pengelolaan Kurikulum

You might also like