You are on page 1of 5

WERENG Wereng coklat merupakan salah satu hama utama tanaman padi.

Hama ini telah populer di kalangan petani sejak tahun 1970-an. Wereng coklat merupakan hama global karena bukan saja menyerang pertanaman padi di Indonesia, tetapi juga menyerang pertanaman padi di Cina, Thailand, Vietnam, India, Bangladesh, Malaysia, Filipina, Jepang, dan Korea (Baehaki, 2010). Sejarah serangan wereng coklat terbesar di Indonesia pada kurun waktu 1970-1980 mencapai 2.5 juta ha. Wereng coklat kembali menjadi sorotan di era milenium ini, dengan adanya serangan pada awal tahun 2010 dari mulai rusak ringan sampai puso. Sampai bulan Juni 2010 serangan hama ini mencapai 23.187 ha, termasuk yang puso tidak kurang dari 2.867 ha. Wereng Coklat masih dianggap hama utama pada tanaman padi. Kerusakan akibat serangan hama ini cukup luas dan hampir terjadi pada setiap musim tanam. Secara langsung wereng coklat akan menghisap cairan sel tanaman padi sehingga tanaman menjadi kering dan akhirnya mati. 1.2.1 Cara Pengendalian Hama Wereng Coklat 1. Tanam padi Serempak Pola tanam serempak dalam areal yang luas dan tidak dibatasi oleh admisistrasi dapat mengantisipasi penyebaran serangan wereng coklat karena jika serempak, hama dapat berpindahpindah ke lahan padi yang belum panen. Wereng coklat terbang bermigrasi tidak dapat dihalangi oleh sungai atay lautan. 2. Perangkap Lampu Perangkap lampu merupakan perangkap yang paling umum untuk pemantauan migrasi dan pendugaan populasi serangga yang tertarik pada cahaya, khususnya wereng coklat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan perangkap lampu antara lain, kekontrasan lampu yang digunakan pada perangkap lampu yang terdapat di sekitarnya. Semakin kontras cahaya lampu yang digunakan maka akan luas jangkauan tangkapannya. Kemampuan serangga untuk menghindari lampu perangkap yang dipasang. Perangkap lampu dipasang pada pematang (tempat) yang bebas dari naungan dengan ketinggian sekitar 1,5 meter diatas permukaan tanah. Lampu yang digunakan adalah lampu pijar 40 watt dengan voltase 220 volt. Lampu dinyalakan pada jam 18.00 sampai dengan 06.00 pagi. Agar serangga yang tertangkap tidak terbang lagi, maka pada penampungan serangga yang berisi air ditambahkan sedikit deterjen. Keputusan yang diambil setelah ada wereng pada perangkap lampu, yaitu wereng-wereng yang tertangkap dikubur, atau keringkan pertanaman padi sampai retak, dan segera setelah dikeringkan kendalikan wereng pada tanaman padi dengan insektisida yang direkomendasikan. 3. Tuntaskan pengendalian pada generasi 1 Menurut Baihaki (2011), perkembangan wereng coklat pada pertanaman padi dapat terbagi menjadi 4 (empat) generasi yaitu : Generasi 0 (G0) = umur padi 0-20 HST (hari Sesudah Tanam). Generasi 1 (G1) = Umur padi 20-30 HST, wereng coklat akan menjadi imago wereng coklat generasi ke-1.

Generasi 2 (G2) = Umur padi 30-60 HST, wereng coklat akan menjadi imago wereng coklat generasi ke-2. Generasi 3 (G3) = umur padi diatas 60 HST.

Pengendalian wereng yang baik yaitu :

1. Pada saat generasi nol (G0) dan generasi 1 (G1). 2. Gunakan insektisida berbahan aktif buprofezin, BPMC, fipronil dan imidakloprid. 3. Pengendalian wereng harus selesai pada generasi ke-1 (G1) atau paling lampat pada generasi ke -2 (G2). 4. Pengendalian saat generasi ke-3 (G3) atau puso tidak akan berhasil 4. Penggunaan Insektisida Keringkan pertanaman padi sebelum aplikasi insektisida baik yang disemprot atau butiran Aplikasi insektisida dilakukan saat air embun tidak ada, yaitu antara pukul 08.00 pagi sampai pukul 11.00, dilanjutkan sore hari. Insektisida harus sampai pada batang padi.

Tepat dosis dan jenis yaitu berbahan aktif buprofezin, BPMC, fipronil dan imidakloprid. Tepat air pelarut 400-500 liter air per hektar.

1.2.2 Pengendalian Hama Terpadu Pengendalian Hama Terpadu adalah tehnik pengendalian hama dengan cara menggabungkan beberapa cara pengendalian yang kompatibel. Demikian juga untuk mengendalikan hama wereng coklat pada tanaman padi kita juga harus menggunakan tehnik-tehnik dalam PHT. Adapun cara tepat mengendalikan hama wereng coklat pada tanaman padi adalah: 1. Gunakanlah tanaman padi dengan varietas unggul tahan wereng (VUTW) sebagai contoh adalah IR 64, IR 72, IR 74, ciherang, cimelati dll 2. Pergiliran varietas tanaman padi antar musim. Yang dimaksud pergiliran varietas antar musim adalah menanam varietas tahan saat musim hujan dan menanam varietas kurang tahan saat musim kemarau. 3. Pergiliran variatas tanaman padi satu musim tanam. Cara ini dilakukan dengan menanam padi yang tahan wereng saat awal musim hujan dan menanam varietas yang kurang tahan (rentan) saat akhir musim hujan. 4. Menggunakan jamur musuh alami hama wereng coklat sebagai contoh yang sudah biasa dipraktekkan adalah menggunakan jamur Metharizium anisopleae dan jamur Beuveria basiana. 5. Pengendalian menggunakan musuh alami/ predator (paedorus fuscifes, laba-laba, cooccinella sp, Ophionea nigrofasciata dll). Untuk memanfaatkan predator ini kita harus melakukan pengamatan minimal 1 minggu 1 kali dan gunakan insektisida yang selektif untuk menghindari terbunuhnya musuh alami tersebut. 6. Penggunaan insektisida yang selektif, jangan sekali-kali menggunakan insektisida dari golongan piretroid sintetik (fastac, matador, decis, sidametrin, dll) karena justru akan meledakkan populasi. Kalau saya boleh merekomendasikan sikahkan gunakan yang mempunyai cara kerja sitemik sebagai contoh fipronil (regent) dan imidakloprit (imidagold, winder dan lain-lain). Bisa juga gunakan yang cara kerjanya unik yaitu menghambat proses ganti kulit sebagai contoh adalah aplaud. Jangan lupa dalam

pengaplikasiannya semprotkan pada pangkal batang tanaman padi dengan dosis dan konsentrasi yang tepat. 1.2.3 Gejala Serangan Hama Wereng Coklat Gejala kerusakan akibat hama wereng coklat antara lain daun-daun berwarna kuning dan pangkal batang berwarna kehitaman. Bila serangan parah maka tanaman akan mengering seperti terbakar (hopperburn). Gejala Serangan Pada padi yang terserang wereng coklat terlihat helaian daun padi yang paling tua berangsur-angsur berwarna kuning. Bila hal itu dibiarkan akan ditandai dengan adanya massa berupa jamur jelaga. Serangan wereng coklat dengan tingkat populasi yang tinggi akan menyebabkan warna daun dan batang tanaman menjadi kuning kemudian berubah menjadi coklat dan akhirnya seluruh tanaman menjadi kering seperti terbakar. Berbeda dengan serangan hama wereng coklat, serangan penyakit tungro ini disebabkan oleh virus. Penyebaran serangan penyakit ini sangat cepat karena dibantu oleh vektor (serangga penular) yaitu we-reng hijau (Nephotettix virescens dan N. nigropictus). Adapun gejala / tanda kerusakan yang ditimbulkan dari penyakit ini adalah : Gejala serangan awal di lahan biasanya khas dan menyebar secara acak. Daun padi yang terserang virus tungro mula-mula berwarna kuning oranye dimulai dari ujung-ujung, kemudian lama-kelamaan berkembang ke bagian bawah dan tampak bintik-bintik karat berwarna hitam. Bila keadaan ini dibiarkan jumlah anakan padi akan mengalami pengurangan, tanaman menjadi kerdil, malai yang terbentuk lebih pendek dari malai normal selain itu banyak malai yang tidak berisi (hampa) sehingga tidak bisa menghasilkan. Seperti halnya wereng coklat, penyebaran penyakit ini juga sangat cepat. Cepatnya perkembangan penyakit tungro disebabkan antara lain: (1) cepatnya perkembangan serangga penular (wereng hijau). (2) masih dilakukannya penanaman bibit padi yang tidak diketahui asal usul dan kesehatannya, terutama dari daerah endemis tungro. (3) adanya penanaman varietas tidak tahan tungro yang didu-kung pola tanam tidak teratur. (4) para petani masih enggan melakukan pemusnahan (eradikasi) pada tanaman yang terkena serangan tungro akibatnya tanam padi sehat yang lain ikut terkena penyakit ini. Gagal panen/puso terjadi bila jumlah serangga lebih dari 20 ekor/rumpun, sehingga upaya pengendalian perlu segera dilakukan bila wereng coklat telah mencapai 4 ekor/rumpun pada fase vegetatif, serta 7 ekor/rumpun pada fase generatif (ambang ekonomi). Tanaman sakit kerdil hampa Peningkatan populasi wereng coklat didorong oleh : 1. Perubahan iklim global. 2. Penanaman varietas padi rentan. 3. Penanaman padi tidak serempa. 4. Penggunaan insektisida tidak tepat, baik dari jenis, dosis, waktu dan cara. 5. Pemupukan tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman;

6. Banyak varietas rentan (IR42, Cilamaya, hibrida, ketan) sebagai pemicu pertama ledakan wereng coklat 7. Melemahnya disiplin monitoring sehingga lupa dan meremehkan wereng coklat. Perlu diketahui : Bila 100 ekor nimfa wereng coklat selama 3 hari berada dalam pertanaman, maka kehilangan hasil mencapai 40%. Bila 200 ekor nimfa wereng coklat selama 3 hari berada dalam pertanaman, maka kehilangan hasil mencapai 70%.

Bila 8 imago wereng coklat selama 3 hari berada dalam pertanaman, maka kehilangan hasil mencapai 30%. Bila 16 imago wereng coklat selama 3 hari berada dalam pertanaman, maka kehilangan hasil mencapai 60%.

1.2.4 Mengendalikan Wereng Coklat 1). Dengan teknik budidaya Tanam varietas tahan seperti Memberamo, Mekongga, Ciherang, IR74, Inpari 2, Inpari 3, dan Inpari 6; Pelihara persemaian dan tanaman muda agar tidak terserang wereng coklat; Tanam padi secara serempak dalam suatu wilayah; Gunakan pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman, dapat menggunakan BWD (bagan warna daun) sebagai indikator kebutuhan pupuk; Pada saat terjadi serangan, keringkan petakan sawah untuk memudahkan teknis pengendalian 2). Dengan kimiawi Menggunakan insektisida dengan bahan aktif fipronil, bupofresin, amidaklrorid, karbofuran, atau teametoksan. 3). Hayati Menggunakan ekstrak nimba (Azadirachta indica). 4). Mekanis Deteksi dini dengan menggunakan lampu perangkap, sehingga dengan segera para petani mengetahui kehadiran wereng coklat di pertanaman. Demikian juga untuk mengendalikan hama wereng coklat pada tanaman padi kita juga harus menggunakan tehnik-tehnik dalam PHT. Adapun cara tepat mengendalikan hama wereng coklat pada tanaman padi adalah: 1. Gunakanlah tanaman padi dengan varietas unggul tahan wereng (VUTW) sebagai contoh adalah IR 64, IR 72, IR 74, ciherang, cimelati dll 2. Pergiliran varietas tanaman padi antar musim. Yang dimaksud pergiliran varietas antar musim adalah menanam varietas tahan saat musim hujan dan menanam varietas kurang tahan saat musim kemarau.

3. Pergiliran variatas tanaman padi satu musim tanam. Cara ini dilakukan dengan menanam padi yang tahan wereng saat awal musim hujan dan menanam varietas yang kurang tahan (rentan) saat akhir musim hujan 4. Menggunakan jamur musuh alami hama wereng coklat sebagai contoh yang sudah biasa dipraktekkan adalah menggunakan jamur Metharizium anisopleae dan jamur Beuveria basiana 5. Pengendalian menggunakan musuh alami/ predator (paedorus fuscifes, laba-laba, cooccinella sp, Ophionea nigrofasciata dll). Untuk memanfaatkan predator ini kita harus melakukan pengamatan minimal 1 minggu 1 kali dan gunakan insektisida yang selektif untuk menghindari terbunuhnya musuh alami tersebut. 6. Penggunaan insektisida yang selektif, jangan sekali-kali menggunakan insektisida dari golongan piretroid sintetik (fastac, matador, decis, sidametrin, dll) karena justru akan meledakkan populasi. Kalau saya boleh merekomendasikan sikahkan gunakan yang mempunyai cara kerja sitemik sebagai contoh fipronil (regent) dan imidakloprit (imidagold, winder dan lain-lain). Bisa juga gunakan yang cara kerjanya unik yaitu menghambat proses ganti kulit sebagai contoh adalah aplaud. Jangan lupa dalam pengaplikasiannya semprotkan pada pangkal batang tanaman padi dengan dosis dan konsentrasi yang tepat.
http://popt-pht.blogspot.com/2012/09/pengendalian-hama-pada-tanaman-padi.html

You might also like