You are on page 1of 33

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Tekanan darah tinggi (Hipertensi) adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. (brunner & sudart, vol 2 ). Sedangkan menurut WHO batas normal tekanan darah adalah 120-140 mmHg tekanan sistolik dan 80-90 mmHg tekanan diastolik. Seseorang menyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya >140/90 mmHg. Menurut WHO tahun 2005, mengemukakan bahwa perempuan penderita hipertensi lebih tinggi, yaitu 37% sedangkan pria 28%. Menurutnya, tingkat prevalensi hipertensi dinegara-negara maju pun cukup tinggi, yaitu mencapai 37% sementara dinegara-negara berkembang 29,9%. Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan tembakau membunuh lebih dari 5 juta pertahun dan diproyeksikan akan membunuh 10 juta sampai tahun 2010. dari jumlah itu 70% korban dari negara berkembang. Rokok merupakan penyebab kematian dini yang sebenarnya dapat dicegah. Penyebab kematian utama yang disebabkan oleh rokok adalah penyakit jantung (1,69 juta kematian) dan kanker paru (0,85 juta kematian). Nikotin adalah salah satu zat beracun yang bersifat adiktif (menimbulkan keracunan) yang berperan besar dalam

menimbulkan gangguan tubuh salah satu nya meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Berdasarkan data lancet, jumlah penderita hipertensi diseluruh dunia terus meningkat. Di India, misalnya mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan diperkirakan 107,3 juta pada tahun 2025. di Cina 98,5 juta orang dan bakal menjadi 151,3 juta orang pada tahun 2025 penduduk usia lebih dari 50 tahun. Di Indonesia, mencapai 17-21% dari populasi penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi. Data Riskesdes 2007 juga disebutkan prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar 30% dengan insiden komplikasi penyakit kardiovaskuler lebih banyak pada perempuan (52%) dibandingkan laki-laki (48%). Prevalansi hipertensi di Sumatra Selatan tahun 2007 dari penelitian menunjukan angka 6,3% sampai 9,17% penderita hipertensi. Data dari Puskesmas Tanjung Agung pada bulan januari-desember 2009 tercatat 1716 orang penderita hipertensi. Dan pada tahun 2010 periode januari-maret tercatat 295 orang penderita hipertensi. Melihat latar belakang peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitan mengenai hubungan perilaku kebiasaan merokok dengan tingkat kejadian hipertensi di Kelurahan Saung Naga wilayah kerja Puskesmas Tanjung Agung kecamatan Baturaja Barat Kabupaten OKU tahun 2010.

B. Rumusan Masalah Belum diketahuinya hubungan antara perilaku kebiasaan merokok dengan tingkat kejadian penyakit hipertensi di Kelurahan Saung Naga wilayah kerja puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten OKU tahun 2010.

C. Pertanyaan penelitian Bagaimanakah hubungan antara perilaku kebiasaan merokok dengan tingkat kejadian penyakit hipertensi di Kelurahan Saung Naga wilayah kerja Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten OKU tahun 2010.

D. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan antara perilaku kebiasaan merokok dengan tingkat kejadian hipertensi di Desa Saung Naga wilayah kerja Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten OKU tahun 2010. 2. Tujuan khusus a. Diketahuinya distribusi frekuensi merokok pada penderita hipertensi di Kelurahan Saung Naga wilayah kerja Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten OKU tahun 2010. b. Diketahuinya hubungan perilaku kebiasaan merokok dengan kejadian penyakit hipertensi di Kelurahan Saung Naga wilayah kerja Puskesmas Tanjung Agung Kecmatan Baturaja Barat Kabupaten OKU tahun 2010.

E. Manfaat penelitian 1. Bagi Puskesmas Tanjung Agung Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi puskesmas Tanjung Agung dalam menangani pasien yang menderita hipertensi. Selain itu dapat dijadikan sebagai bahan masukam dalam menyusun kebijaksanaan yang dapat mencegah kejadian hipertensi pada masyarakat sekitar wilayah kerja.

2.

Bagi institusi pendidikan Dapat menambah bahan perpustakaan di program studi keperawatan Baturaja dan

dapat menjadi bahan pengkayaan teori penelitian lanjutan tentang merokok dan hipertensi.

3.

Bagi Masyarakat Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi masyarakat agar

meminimalkan konsumsi merokok untuk menghindari kejadian hipertensi.

F. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini dilaksanakan didesa Saung Naga wilayah kerja puskesmas Tanjung Agung, pada bulan Juli 2010 untuk mengetahui hubungan perilaku kebiasaan merokok dengan tingkat kejadian hipertensi di desa Saung Naga wilayah kerja puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten OKU .

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep hipertensi 1. Pengertian Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang akan berlanjut kesuatu organ target seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertropi ventrikol kenon left (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak yang berupa stroke, hipertensi menjadi penyebab utama stroke yang membawa kematian yang tinggi (Bustan, 2007 : 60).

2. Etiologi Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : a. Hipertensi esensial ( hipertensi primer), yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Golongan hipertensi ini terdapat pada lebih dari 90% penderita hipertensi. b. Hipertensi sekunder, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain. (Anies, 2006 : 26)

3.

Klarifikasi

penderita

hipertensi

berdasarkan

tekanan

darah

( JB. Suharjo,2008)

Klarifikasi tekanan darah Normal Prehipertensi Hipertensi tahap I Hipertensi tahap II

Tekanan sistolik <120 120-139 140-159 >160

Tekanan diastolik Dan >80 Atau 80-89 Atau 90-99 Atau >100

4.

Tanda dan Gejala a. Sakit kepala dan pusing

b. Migren c. Perdarahan Hidung

d. Sukar tidur e. f. Sesak nafas Cepat marah

g. Telinga berdenging h. Tengkuk terasa berat i. j. Berdebar Sering kencing di malam hari

5.

Upaya pencegahan Menurut Bustan, 2007, ada 7 upaya pencegahan hipertensi yaitu :

a.

Mengurangi konsumsi lemak

Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak tinggi. b. Mengurangi konsumsi garam Konsumsi garam sebaiknya dibatasi, maksimal 2 gram garam dapur untuk diet setiap hari. c. Menghindari rokok Resiko yang ditimbulkan oleh kebiasaan merokok ternyata cukup besar, terutama dalam menimbulkan hipertensi maupun penyakit jantung koroner, mengingat kebiasaan ini beresiko tinggi untuk menimbulkan arthertosklerosis atau pengerasan pembuluh darah nadi termasuk pembuluh darah jantung. d. Menghindari kegemukan Hal ini dapat dilakukan dengan menjaga berat badan. Batasan kegemukan adalah jika berat badan lebih dari 10% dari berat badan normal. Cara menentukan berat badan normal dan berat badan ideal ada beberapa macam dan praktis dilakukan menggunakan rumus berikut: BB normal BB ideal Keterangan : TB-100 : (TB-100)-10%(TB-100) : BB : Berat badan TB : Tinggi badan

e.

Olahraga secara teratur Olahraga secara teratur dan terukur dapat menyerap atau menghilangkan endapan kolesterol pada pembuluh darah nadi. 7

f.

Makan banyak buah-buahan dan sayuran segar Buah-buahan dan sayuran segar mengandung serat tinggi yang dapat menurunkan kolesterol darah.

g.

Mengurangi stress emosional setiap orang berpeluang untuk mengalami stress emosional atau stress psikologis. Apalagi dalam kehidupan yang penuh dengan persaingan hidup.

6.

Pengobatan Pengobatan hipertensi yang ideal diharapkan mempunyai sifat-sifat seperti : a. Menurunkan tekanan darah secara bertahap dan aman. b. Mampu menurunkan darah secara multifektoral. c. Berkhasiat untuk semua tingkat hipertensi. d. Melindungi organ-organ vital. e. Mendukung pengobatan penyakit penyerta. f. Mengurangi frekuensi dan beratnya serangan angina. g. Memperbaiki fungsi ginjal dan menghambat kerusakan ginjal lebih lanjut. h. Efek sampingan serendah mungkin seperti batuk sakit kepala, rasa lelah dan muka merah.

i. j.

Dapat membuat jantung bekerja lebih efisien. Melindungi jantung terhadap resiko infark.

k.

Tidak terganggunya gaya dan kualitas hidup penderita misalnya ngantuk dan batuk.

Jenis-jenis obat hipertensi dapat berupa : 1. Anti hipertensi non farmakologik Tindakan pengobatan suportif sesuai anjuran Join National Comitte On Delenction Evaluation and treatment of high blood pressure : a. b. c. d. e. f. g. Turunkan berat badan pada obesitas. Pembatasan konsumsi garam dapur. Kurangi alkohol. Menghentikan rokok. Olahraga teratur. Diet rendah lemak jenuh. Pemberian kalsium dalam bentuk makanan (sayur dan buah).

2.

Obat anti hipertensi a. input b. c. d. e. f. Penyekat belt (B-Bloker). Antagonis kalsium. ACE (Anti Converting Enzyme). Obat anti hipertensi sentral (simpatokolitika). Obat penyeka alpha. 9 Diuretik : pelancar kencing yang diharapkan mengurangi volume

g.

Vasodilatator (pengendor pembuluh darah).

7.

Faktor resiko hipertensi

Factor-faktor yang dapat dimasukan sebagai faktor resiko hipertensi adalah : a. b. Umur, tekanan darah meningkat sesuai umur dimulai sejak umur 40 tahun. Ras atau suku, orang kulit hitam(black), lebih banyak kulit putih (white), sementara itu ditemukan variasi antar suku di Indonesia terendah dilembah baliem jaya, Papua(0,6%) dan tertinggi di Sukabumi (suku sunda) jawa barat (28,6%). c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. Urban : Kota>Desa. Geografis Seks : pantai >Pegunungan.

: wanita > laki-laki. : gemuk dan kurus.

Obesitas Stres.

Personality tipe A, Tipe A > Tipe B. Diet : tinggi garam.

Diabetes militus. Water composition : Sodium (natrium) Cadmium : Tidak jelas (inkonsisten).

: Ada bukti dari beberapa studi.

Lead (plimbum). Alkohol (minuman keras).

10

m. n.

Meninggi bila minum >3X / hari Konsumsi alkohol sedang (moderate) diperkirakan punya efek protektif Rokok dan kopi. Pil KB : Resiko meninggi dengan lamanya pakai yakni 5 kali dibandingkan pakai 1 tahun.

B. Konsep Merokok 1. Pengertian Rokok merupakan salah satu produk industri dan komoditi international yang mengandung sekitar 3.000 bahan kimia. Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm bervariasi tergantung negara dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tambakau yang dicacah.

2.

Jenis rokok

Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu : a. Rokok berdasarkan bahan pembungkus 1) daun jagung. 2) Kawung 3) Sigaret 4) Cerutu : Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren. : Rokok yang bahan pembungkusnya dari kertas. : Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau. Klobot : Rokok yang bahan pembungkusnya berupa

11

b. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi 1) Rokok putih : Rokok yang bahan bakunya atau isinya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. 2) Rokok kretek : Rokok yang bahan bakunya atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. 3) Rokok klembak : Rokok yang bahan bakunya atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek dan aroma tertentu.

c. Rokok berdasarkan proses pembuatan 1) Sigaret kretek tangan (SKT) : Rokok yang proses pembuatannya

dengan cara digulung atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat Bantu sederhana. 2) Sigaret kretek mesin : Rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin.

d. Rokok berdasarkan penggunaan filter 1) gabus. 2) Rokok non filter gabus. 12 : Rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat Rokok filter (RF) : Rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat

3. Racun dalam rokok Rokok yang mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen dan setidaknya 200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah Tar, Nikotin dan Karbon monoksida a. Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paruparu. b. Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. c. Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.

13

Tabel senyawa gas dalam asap rokok

Senyawa Karbon monoksida Asetaldehida Nitrigen oksida Hydrogen sianida Akrolein Amoniak Formal dehid Pirinida Akrilonitril 2-nitropropan Hidrazina Uretan Dimetilnitrosamina Vinil klorida Berbagai senyawa nirosamina

Sifat senyawa Beracun Sangat beracun Beracun Sangat beracun Sangat beracun Beracun Sangat beracun dan karsiogenik Beracun Karsiogenik Karsiogenik Karsiogenik Karsiogenik Karsiogenik Karsiogenik Karsiogenik

Kadar (mg) 17000 800 315 110 70 60 30 10 10 0,92 0,032 0,030 0,013 0,12 0,11

4. Akibat merokok a. Co,Tar,nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan : 1) 2) 3) Tangan bergetar (tremor). Ceta rasa atau selera makan berkurang. Ibu-ibu hamil yang suka merokok dapat kemungkinan keguguran

kandungan.

14

b. Tar dan asap rokok Tar dan asap rokok merangsang jalan nafas dan tar tersebut tertimbun disaluran itu yang menyebabkan : 1) 2) c. Nikotin Nikotin merangsang bangkitnya adrenalin hormon dari anak ginjal yang menyebabkan : 1) Jantung berdebar-debar. 2) Meningkatnya tekanan darah serta kadar kolesterol dalam darah, erat dengan terjadinya serangan jantung. Batuk-batuk atau sesak nafas. Tar yang menempel dijalan nafas.

d.

Gas Co (karbon monoksida) Gas Co juga berpengaruh negatif terhadap jalan nafas dari pembuluh darah.

Karbon monoksida lebih mudah terikat pada hemoglobin daripada oksigen. Oleh sebab itu, darah orang yang kemasukan Co banyak, akan berkurang daya angkutnya bagi oksigen dan orang dapat meninggal dunia karena kercunan karbon monoksida. Pada seorang perokok tidak akan sampai terjadi keracunan Co namun pengaruh Co 15

yang dihirup oleh perokok dengan sedikit demi sedikit, dengan lambat namun pasti akan berpengaruh negatif pada jalan nafas dan pada pembuluh darah.

5. Pengaruh rokok terhadap kesehatan Apakah seseorang menderita penyakit akibat rokok atau tergantung pada lama dan jumlah rokok yang dihisap. Semakin banyak yang dikonsumsi semakin tinggi resikonya. Seseorang dikatakan sebagai perokok ringan bila rokok yang dihisap kurang dari 10 batang/hari, perokok sedang bila 11-20 batang/hari, dan sebagai perokok berat bila menghisap lebih dari 21 batang/hari. Rokok merupakan penyebab kematian dini yang sebenarnya dapat dicegah. Penyebab kematian utama yang disebabkan oleh karena rokok adalah : penyakit jantung (1,69 juta kematian), penyakit paru obstruktif kronis (0,97 juta kematian), kanker paru (0,85 juta kematian). Sekitar 90% kanker paru berhubungan dengan kebiasaan merokok. Jenis penyakit kanker lain yang bisa terkait dengan rokok adalah kanker kantong kemih, gijal, kanker leher rahim, kanker esophagus, dan kanker pancreas. Nikotin adalah salah satu zat beracun yang bersifat adiftif (menimbulkan ketergantungan) yang berperan besar dalam menimbulkan gangguan tubuh. Nikotin dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Nikotin dapat mengaktivasi trombosit dan meningkatkan asam lemak, mencetuskan aterosklerosis, penyempitan pembuluh darah koroner dapat menimbulkan serangan jantung. Sumbatan pembuluh darah juga dapat terjadi ditempat lain, apabila sumbatan terjadi di pembuluh darah

16

kaki maka dapat menimbulkan pembusukan kaki (contoh : penyakit burger),sehingga perlu tindakan amputasi. Apabila sumbatan terjadi di pembuluh darah ginjal, memudahkan terjadinya hipertensi dan gagal ginjal. Rokok juga beresiko menimbulkan impotensi. Rokok juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi pada umur 30-40 tahun. Hal ini disebabkan karena bahan kimia dalam rokok menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah sekitar genital. Adanya disfungsi ereksi dapat merupakan tanda dini gangguan pembuluh darah ditempat lainnya. Selain itu nikotin dapat menurunkan kadar esterogen, sehingga menimbulkan menopause secara dini dan osteoporosis lebih berat . Zat kimia yang ada dalam rokok dapat menstimulasi trombosis di otak besar yang dapat berakibat terjadinya stroke atau kelumpuhan. Selain itu rokok juga bertanggung jawab atas terjadinya keguguran spontan, bayi dengan berat badan lahir rendah, dan meningkatnya resiko kematian bayi baru lahir. Disamping keadaan di atas, kebiasaan merokok memudahkan memunculnya gangguan gusi dan gigi, kemandulan, asma bronkiale, dan gangguan pada mata terutama katarak.

6.

Merokok sebagai faktor resiko Penyakit dimana rokok dianggap sebagai factor resiko penting : a. Batuk menahun. b. Penyakit paru seperti penyakit paru obstruktif menahun (PPOM), bronchitis, peptikum. c. Ulkus peptikum. 17

d. Infertiliti. e. Gangguan kehamilan, bisa berupa keguguran, kehamilan luar rahim f. Artherosklerosis sampai penyakit jantung koroner. g. Beberapa jenis kanker seperti kanker mulut, kanker paru, kanker sistem pernafasan lainnya, juga kanker kandung kemih, pancreas atau ginjal.

C. Konsep Prilaku dan Prilaku Kesehatan 1. Prilaku Kesehatan Skinner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangasangan dari luar). Seorang ahli lain (Becker, 1979) membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan ini : a. Perilaku hidup sehat Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.

b. Perilaku sakit (illnes behavior) Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan sebagainya. c. Perilaku peran sakit

18

Dari segi sosiologi, orang sakit (pasien) mempunyai peran yang mencakup hak-hak orang sakit dan kewajiban sebagai orang sakit.

2.

Konsep pengetahuan menurut Notoatmojo Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. a. Proses adopsi perilaku Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni : 1) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu. 2) Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus. 3) Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya) hal ini berarti sikap respons sudah lebih baik lagi.

4) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru. 5) Adoption, subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus.

b. Tingkat pengetahuan didalam domain kognitif 19

Pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan : 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. 2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut dengan benar. 3) Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan yang menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lainnya.

5) Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 20

6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek dari penelitian atau responden.

3.

Sikap (Attitude) Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang

terhadap stimulus atau objek (Notoatmojo, 2007). a. Komponen pokok sikap Didalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai komponen pokok : 1) 2) 3) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. Kecenderungan untuk bertindak (Tend to Behave).

b. Berbagai tingkatan sikap Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri berbagai tingkatan : 1) Menerima (Receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan diperhatikan stimulus yang diberikan. 21

2) Merespon (Responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut. 3) Menghargai (Valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu sikap tingkat tiga. 4) Bertanggung jawab (Resoponsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

4.

Praktik atau tindakan Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).

Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan factor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas (Notoatmojo.2007). 22

a. Persepsi (Perception) Mengenal dan memilih berbagai objek yang sehubungan dengan tindakan yang diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama. b. Respons terpimpin (Guided responses) Dapat melakukan sesuatu yang sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua. c. Mekanisme (Mecanism) Apabila seseorang yang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga. d. Adopsi (Adoption) Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

5.

Kerangka teori Kerangka teori menurut Lawrence Green dalam Notoatmojo (2007) sebagai

berikut :

23

Faktor Predisposisi (predisposising factors) Umur Jenis kelamin Pendidikan Pengetahuan Sikap Kepercayaan dan keyakinan

Faktor pendukung (enabling factors) Lingkungan Fasilitas pelayanan kesehatan

Prilaku Kesehatan

Faktor pendorong (REinrorcing factor) Sikap prilaku petugas kesehatan Sikap dan prilaku masyarakat

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

24

A. Kerangka Konsep Perilaku kebiasaan merokok

hipertensi

Variabel independen

Variabel dependen

B. Definisi Operasional No 1 Variabel Independen Prilaku kebiasaan merokok Definisi Operasional Merupakan salah satu kebiasaan yang lazim dilakukan dalam kehidupan sehari-hari Cara Ukur Angket Alat Ukur Kuisioner Hasil Ukur 1.Bila responden merokok maka diberi skor 2 2. Bila respponden tidak merokok maka diberi skor 1 Skala Ordinal

No 2

Variabel Dependen Hipertensi

Definisi

Cara

Alat Ukur Tensimeter

Hasil Ukur 1. Menderita hipertensi (Bila tekanan

Skala Ordinal

Operasional Ukur Suatu Pemerikpeningkatan tekanan saan tekanan

25

darah arteri

darah

darah sistolik >140 mmHg dan diastolic >90 mmHg) maka diberi skor 2 2. Tidak menderita hipertensi (Bila tekanan darah sistolik <140 mmHg dan diastolik <90 mmHg) maka diberi skor 2

Hipotesa : Ada hubungan antara perilaku merokok dengan penyakit hipertensi.

BAB IV METODE PENELITIAN

26

A. Jenis atau desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk melihat dinamika korelasi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dengan studi dokumentasi yang dilakukan secara bersamaan. Pemilihan rancangan ini didasarkan karena mudah serta ekonomis dari segi biaya dan waktu serta hasilnya dapat diukur secara tepat (Notoatmojo, 2005).

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah seluruh objek penelitian atau yang diteliti (Notoatmojo, 2005) Populasi dalam penelitian adalah semua penderita hipertensi di Desa Saung Naga wilayah kerja Puskesmas Tanjung Agung. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan mewakili seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi di Desa Saung Naga wilayah kerja puskesmas Tanjung Agung. Jumlah penderita hipertensi di Kelurahan Saung Naga Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten OKU pada bulan januari-maret adalah sebanyak 48 orang yang digunakan sebagai total sampel dalam penelitian ini. C. Tempat Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di desa Saung Naga kecamatan Baturaja Barat wilayah kerja puskesmas Tanjung Agung.

27

D.

Waktu Penelitian Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Mei-Juli tahun 2010.

E.

Etika penelitian Sebelum penelitian dimulai terlebih dahulu meminta izin kepada kepala

Puskesmas Tanjung Agung, serta instansi yang terkait.

F. 1.

Pengumpulan data Sumber data a. Data primer Data dikumpulkan dengan cara wawancara terstruktur dengan menggunakan kuisioner yang langsung kepada responden.

b. Data sekunder Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Tanjung Agung

2.

Teknik pengumpulan data Data diperoleh dengan melakukan wawancara langsung kepada responden

dengan menggunakan kuisioner.

28

G. Pengolahan data Data yang diperoleh dari kuisioner diolah secara komputerisasi untuk memudahkan pengolahan data maka dilakukan beberapa tahap, meliputi : 1. Editing (pengumpulan data) Dilakukan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh adalah benar-benar terisi, relevan dan dibaca dengan baik dan apakah kuisioner sudah lengkap atau belum sehingga ada kekurangan dapat segera dilengkapi. 2. Coding (pengkodean) Adalah memberikan kode pada setiap jawaban atas kuisioner yang diberikan dengan tujuan untuk memudahkan entry data. 3. Entry data Data yang sedang di coding selanjutnya dimasukan kedalam tabel. 4. Cleaning data (pembersihan data) Adalah pengulangan pembersihan data atau pengecekan data setelah di entry dalam computer untuk meminimalisasi kesalahan.

H.

Analisa data 1. Analisa data univariat Analisa univariat yaitu analisa data yang digunakan memperoleh gambaran prilaku kebiasan merokok dengan tingkat kejadian hipertensi. 29

2. Analisa Bivariat Analisa data yang dilakukan adalah bivariat yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen (penyakit hipertensi) dengan

menggunakan uji Chi-Squer pada : 0,05 dimana jika nilai signifikasinya (p) p < maka Ho ditolak artinya ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

LEMBAR KUISIONER

DAFTAR PERTANYAAN KUISIONER 30

a.

Petunjuk penggunaan kuisioner 1. Tulislah jawaban anda pada tempat yang telah disediakan (lembar pertanyaan) 2. Beri tanda () pada jawaban yang anda anggap benar 3. Evaluasi ini bukan untuk menilai anda, tetapi untuk mengetahui Hubungan kebiasaan merokok dengan tingkat kejadian penyakit hipertensi. Kejujuran anda pada saat pengisian kuisioner sangat saya hargai 4. Atas kerja sama nya saya ucapakan terimakasih

b. 1. Nama 2. Usia

Karakteristik responden : : : : : :

3. Jenis kelamin 4. Alamat 5. Pendidikan terakhir 6. Pekerjaan

c.

Perilaku (variable independent) 1. Apakah anda menderita hipertensi (darah tinggi)? Ya Tidak ( ) ( ) 31

2. Apakah anda mengkonsumsi rokok? Ya Tidak ( ) ( )

3. Apakah anda mengkonsumsi rokok lebih dari 2 bungkus perhari? Ya Tidak ( ) ( )

4. Apakah anda telah mengkonsumsi lebih dari 5 tahun? Ya Tidak ( ) ( )

5. Apakah kebiasaan merokok telah dilakukan sebelum anda menderita hipertensi (darah tinggi)? Ya Tidak ( ) ( )

6. Apakah ada gejala seperti gelisah, pusing, jantung berdebar-debar,sakit kepala, rasa sakit di dada, depresi atau kurang bersemangat setelah anda merokok? Ya Tidak ( ) ( )

7. Apakah yang anda rasakan bila anda tidak mengkonsumsi rokok? Ya Tidak ( ) ( )

32

8. Apakah bagi anda merokok merupakan kebiasaan sehari-hari dan sulit untuk dihilangkan? Ya Tidak ( ) ( )

9. Apakah anda mau menghentikan kebiasaan merokok tersebut? Ya Tidak ( ) ( )

10. Jika ya, apakah anda mengetahui cara-cara menghentikan kebiasaan merokok tersebut? Ya Tidak ( ) ( )

33

You might also like