Professional Documents
Culture Documents
MENINGKATKAN MINAT, HASIL BELAJAR, DAN LITERASI KOMPUTER SISWA oleh IB. Mardana Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja ABSTRAK
32
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada tahun ajaran 2002/2003 ini, bertujuan untuk meningkatkan minat belajar, hasil belajar, dan literasi komputer siswa melalui penerapan strategi pembelajaran pengubah miskonsepsi dengan model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme. Penelitian tindakan ini melibatkan 44 orang siswa di kelas I 3 SMUN 2 Singaraja. Data penelitian dikumpulkan dengan tes diagnostik, tes hasil belajar, angket minat belajar fisika, tes literasi komputer, dan angket respon siswa, dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I, rerata penurunan proporsi jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi di kelas I3 mencapai 54%, rerata minat belajar siswa mencapai 67,09, rerata hasil belajar 65,73, dan tingkat literasi komputer siswa 53,5. Pada siklus II, diperoleh penurunan jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi di kelas I3 sebesar 66 %, rerata minat belajar siswa mencapai 70,09, rerata hasil belajar 74,9 dan tingkat literasi komputer siswa 67,6. Hasil analisis terhadap respon siswa menunjukkan bahwa siswa memiliki respon yang positif terhadap pembelajaran. Kata kunci : Model simulasi komputer, konstruktivisme, miskonsepsi, minat, hasil belajar, literasi komputer, respon. ABSTRACT
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004
33
Classroom action research conducted in academic year 2002/2003 aimed to improve students interest, achievement and computer literacy by the implementation of misconception change of teaching strategy by using computer simulation with constructivism oriented. This action research involved 44 students at class I3 SMUN 2 Singaraja. The data of study were collected by using diagnostic test, achievement test, questionnaire, and computer literacy test. And then, they were analyzed descriptively. The research of the study showed that, in cycle one, there was decreased of students proportion whose misconception about 54%, the students interest attained 67,09, the students achievement average was 65,73, and the level of students computer literacy was about 66%, the students interest attained 70.09, the students achievement average was 74.9, and the level of students computer literacy was 67.6. The result of students response showed that the students have positive response toward teaching. Key words: model of computer simulation, constructivism, misconception, interest, achievement, computer literacy, response.
1. Pendahuluan Sampai saat ini, pembelajaran fisika di tingkat SMU pada umumnya masih dipandang sebagai pelajaran yang sulit dan tidak disenangi oleh siswa karena kurang menariknya kemasan pembelajaran fisika di kelas. Akibatnya, hasil belajar yang dicapai siswa rendah. Salah satu upaya yang dapat ditempuh adalah melakukan transformasi mendasar dalam pembelajaran fisika dari asumsi bahwa pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran siswa menuju asumsi konstruktivisme bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran siswa (Sadia, 1999). Paradigma konstruktivisme menekankan pentingnya peranan pengetahuan awal (prior knowledge) sebagai pijakan dalam mengkonstruksi konsep ilmiah siswa, sehingga pendekatan pembelajaran yang dirancang hendaknya terfokus pada upaya mengubah konsep siswa yang miskonsepsi menjadi konsep ilmiah. Berbagai pendekatan pembelajaran telah dikembangkan sebagai strategi pengubah konsep siswa (strategy conceptual change) untuk menanggulangi
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004
34
miskonsepsi siswa, yakni pendekatan pembelajaran yang tetap bertitik-tolak pada pendekatan keterampilan proses lewat kegiatan laboratorium. Namun demikian, tidak semua konsep-konsep fisika dapat dibelajarkan dengan kegiatan eksperimen di laboratorium karena keterbatasan alat atau efek negatif dari eksperimen. Komputer sebagai salah satu produk teknologi canggih dapat dimanfatkan sebagai sarana laboratorium (laboratory partner) dalam merancang kegiatan pembelajaran fisika dengan model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme sebagai media pembelajaran fisika yang interaktif (Rafi Nachmias, 1990). Hasil studi orientasi dan survei awal menunjukkan bahwa SMUN 2 Singaraja sudah dilengkapi dengan laboratorium komputer untuk proses belajar mengajar, namun belum diberdayakan secara optimal. Dari hasil penyebaran angket dan intervieu awal teridentifikasi beberapa permasalahan, yakni (1) guru fisika jarang memberi perhatian yang serius pada miskonsepsi yang dibawa siswa ke kelas; (2) hampir 75% dari 40 orang siswa kelas I 3 SMUN2 Singaraja yang diwawancarai mengemukakan bahwa pelajaran fisika tidak menarik; dan (3) guru fisika dan pihak sekolah kesulitan menemukan progam komputer yang konstruktivis di pasaran untuk digunakan dalam proses belajar mengajar. Bertolak dari identifikasi permasalahan tersebut di atas, tampaknya pembelajaran fisika di kelas I3 SMUN2 Singaraja perlu dioptimalisasi dengan menerapkan strategi pembelajaran pengubah miskonsepsi menggunakan model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Permasalahan penelitian adalah apakah penerapan strategi pembelajaran pengubah miskonsepsi dengan model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme dalam pembelajaran fisika dapat menurunkan miskonsepsi dan meningkatkan minat belajar, hasil belajar, literasi komputer, serta respon siswa kelas I3 SMUN 2 Singaraja. Pelaksanaan penelitian ini secara khusus bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran fisika di kelas I3 SMUN 2 Singaraja. Manfaat yang diharapkan diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas ini adalah
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004
35
terwujudnya suatu paket pembelajaran menggunakan strategi pengubah miskonsepsi dengan model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme. Penelitian tindakan kelas ini bertolak dari pandangan konstruktivisme bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran pebelajar. Hasil penelitian terdahulu (Stead, 1980; Anderson, 1982; Osborne, 1993,dalam Sadia 1999) menyatakan bahwa ternyata pebelajar sudah mempunyai pengetahuan awal tentang peristiwa alamiah sebelum mereka mendapat pelajaran fisika. Implikasi pengetahuan awal dalam pembelajaran adalah bahwa pengajar hendaknya memperhatikan pengetahuan awal pebelajar. Berbagai model instruksional telah dikembangkan sebagai strategi pengubah konsep fisika siswa ( strategy conceptual change) yang dimaksudkan untuk mengarahkan konsepsi siswa dari pengetahuan sehari-hari ke pengetahuan ilmiah melalui kegiatam eksperimen. Mengingat tidak semua materi ajar fisika di SMU dapat dibuatkan realita fisisnya melalui kegiatan demonstrasi atau eksperimen di laboratorium secara sederhana, untuk bisa menyajikan informasi dan penanaman konsep yang mendekati realita, perlu diupayakan suatu bentuk perangkat ajar fisika alternatif sebagai sarana untuk memvisualisasikan konsep yang masih abstrak dalam pikiran siswa melalui model simulasi komputer (Beny Soeprapto, 1993; Edward F. Redish, 1993). Model instruksional menggunakan simulasi komputer berorientasi konstruktivisme sebagai teknologi pembelajaran pengubah konsep akan menjembatani gagasan awal siswa yang sebagian besar masih berlabel miskonsepsi menuju pembentukan konsep yang ilmiah. Simulasi komputer cukup menjanjikan digunakan sebagai alat untuk meremidi miskonsepsi pada diri siswa (Robert D. Riche, 2000; Eylon.et.al, 1996) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Carisen, D.D, et al. (1992), Jonte Bernhard (200), Rafi Nachmias, et al (1990), dan Zeitsman, A.l dan Hewson, P. W (1986), Mardana (1995; 1996; 2001) juga menunjukkan bahwa penerapan simulasi komputer dalam pembelajaran fisika telah dapat membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih baik terhadap konsep-konsep fisika dibandingkan model instruksional biasa.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004
36
Pembentukan konsep-konsep fisika yang dilakukan dengan penggunaan simulasi komputer akan dapat menimbulkan ketertarikan (interest) siswa untuk belajar. Rasa tertarik akan menjadi dasar untuk menumbuhkembangkan minat, aktivitas, dan kreativitas belajar fisika siswa. Di samping itu, penggunaan model simulasi komputer sebagai alat bantu dalam pembelajaran di kelas akan dapat membiasakan siswa untuk mengoperasikan komputer secara tepat guna, sehingga dapat menumbuhkembangkan literasi komputernya (Else dan James, 1980). 2. Metode Penelitian Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas I 3 SMUN 2 Singaraja. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas dengan mengikuti beberapa tahapan, yakni tahap diagnostik, tahap terapeutik, tahap evaluasi dan tahap refleksi. Data yang dikumpulkan terdiri dari data miskonsepsi siswa, proses pembelajaran, hasil belajar ,minat belajar, literasi komputer, dan respon siswa terhadap pembelajaran. Data mengenai miskonsepsi siswa dikumpulkan dengan menggunakan tes diagnostik dan wawancara klinis, proses pembelajaran direkam dengan pedoman observasi, data hasil belajar fisika siswa dikumpulkan dengan tes hasil belajar, Data tentang minat belajar fisika siswa dikumpulkan dengan kuesioner. Data tentang literasi komputer siswa dikumpulkan dengan tes literasi komputer. Data tentang respon siswa dikumpulkan dengan kuesioner mengambil model Likert. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Materi yang diajarkan pada siklus I adalah Kinematika. Sebelum pembelajaran tampak bahwa siswa sudah memiliki gagasan awal berkaitan dengan materi pelajaran pada siklus I, namun sebagian besar masih berlabel miskonsepsi. Setelah tindakan, proporsi siswa yang mengalami miskonsepsi menurun cukup bervariasi pada masing-masing konsep. Dari analisis miskonsepsi sebelum dan
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004
37
sesudah pembelajaran di kelas I3 ditemukan bahwa pembelajaran dengan mengimplementasikan model instruksional pengubah miskonsepsi menggunakan model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme dapat menurunkan rata-rata persentase jumlah siswa di kelas I3 yang mengalami miskonsepsi, yaitu sebesar 54% untuk pokok bahasan Kinematika. Dari hasil observasi dan penyebaran kuesioner minat pada kelas I3 SMUN 2 Singaraja, diperoleh bahwa siswa sangat tertarik dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model simulasi komputer. Mereka sangat bergairah bereksperimen dengan bantuan komputer dalam membangun konsep ilmiah dan mencoba memecahkan persoalan-persoalan fisika yang telah tersedia pada layar komputer. Di lain pihak, dari analisis deskriptif terhadap data minat belajar fisika siswa kelas I3 diperoleh skor rerata minat belajar sebesar 67,09, dengan simpangan baku 7,7. Analisis statistik deskriptif terhadap hasil belajar fisika siswa pada siklus I menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas I 3 setelah tindakan berturut-turut adalah 65,73 yang berada pada katagori cukup, dengan ketuntasan kelas sebesar 56,10 %. Pengetahuan dan keterampilan siswa dalam mengoperasikan komputer (computer literacy) yang diperoleh pada siklus I menunjukkan bahwa tingkat literasi komputer siswa relatif sangat rendah. Analisis deskriptif terhadap data tingkat literasi komputer siswa menunjukkan bahwa ratarata literasi komputer siswa kelas I3 sebesar 53,5 (berada pada katagori kurang), dengan standar deviasi 9,8. Pembelajaran fisika dengan model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme pada siklus I belum mampu mengantarkan siswa pada penguasaan keterampilan dalam mengoperasikan komputer secara baik. Dari analisis terhadap keberhasian tindakan pada siklus I, diperoleh bahwa: rata-rata proporsi penurunan jumlah siswa kelas I3 sebesar 54%, rata-rata minat belajar fisika siswa kelas I3 mencapai 67,09 (katagori lebih dari cukup), rata-rata hasil belajar yang dicapai siswa kelas I 3 sebesar 65,73, Hasil ini masih lebih kecil dari 70. Rata-rata literasi komputer siswa kelas I3 53,5, ternyata masih lebih kecil dari 70 (kreteria keberhasilan tindakan). Berdasarkan angka-angka ini tampaknya
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004
38
pembelajaran menggunakan model simulasi komputer telah dapat meningkatkan ketertarikan belajar fisika siswa, menurunkan proporsi siswa yang miskonsepsi walupun belum dibarengi dengan pencapaian hasil belajar dan tingkat literasi yang diharapkan. Merefleksi proses pembelajaran dan hasil belajar yang diperoleh pada siklus I, maka tindakan pada siklus II akan dilaksanakan dengan beberapa perbaikan, seperti menambah unit komputer untuk pembelajaran di kelas, menyiapkan lebih awal sarana dan prasarana pembelajaran sehingga waktu efektif pelajaran tidak terganggu, dan membimbing siswa menggunakan komputer secara lebih intensif dalam mengeksplorasi dan menerapkan konsep dengan memanfaatkan bantuan teman sebaya. Materi yang diajarkan pada siklus II adalah dinamika. Sebelum pembelajaran, tampak bahwa siswa sudah memiliki gagasan awal berkaitan dengan materi pelajaran pada siklus II, namun sebagian besar masih berlabel miskonsepsi. Namun, setelah tindakan terjadi penurunan proporsi siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing konsep. Dari hasil analisis miskonsepsi sebelum dan sesudah pembelajaran ditemukan bahwa pembelajaran dengan mengimplementasikan model instruksional pengubah miskonsepsi menggunakan model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme dapat menurunkan rata-rata persentase jumlah siswa kelas I 3 yang mengalami miskonsepsi, yaitu sebesar 66 %, pada siklus II. Dari hasil observasi pembelajaran dan penyebaran angket minat pada siklus II tampak bahwa ketertarikan siswa dalam mengikuti pelajaran masih tetap tinggi. Hal ini kelihatan dari kegairahan siswa dalam mendiskusikan gagasan fisika yang ditampilkan dalam simulasi komputer, mengklarifikasi kebenaran konsep, dan memecahkan persoalan-persoalan fisika pada tahap ekstension pembelajaran. Dari analisis deskriptif terhadap data minat belajar diperoleh skor rerata minat belajar siswa kelas I3 sebesar 70,09 (kualifikasi tinggi), dengan simpangan baku 8,7.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004
39
Analisis statistik deskriptif terhadap hasil belajar fisika siswa pada siklus II menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas I 3 setelah tindakan adalah 74,9 (katagori baik), dengan ketuntasan kelas sebesar 66,89. Bila dibandingkan dengan kreteria keberhasilan tindakan, maka rata-rata hasil belajar yang dicapai siswa kelas I3 sudah memenuhi kretria keberhasilan tindakan (lebih besar dari 70,0.) Dari analisis deskriptif terhadap data tingkat literasi komputer siswa pada siklus II diperoleh rata-rata literasi komputer siswa kelas I 3 sebesar 67,6 (berada pada katagori cukup), dengan standar deviasi 9,8. Pembelajaran fisika dengan model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme pada siklus II juga belum mampu mengantarkan siswa pada penguasaan keterampilan dalam mengoperasikan komputer secara baik karena nilai literasi komputer yang dicapai siswa masih dibawah target keberhasilan tindakan. Namun demikian, pada siklus II, siswa relatif cukup terampil dalam menggunakan simulasi komputer di layar komputer. Hasil penelitian pada siklus I dan II selengkapnya dirangkum pada tabel 1. Tabel 1. Hasil penelitian pada siklus I dan II Rata-rata skor No 1. 2. 3. 4. 5. Aspek penelitian Penurunan miskonsepsi Minat belajar Hasil belajar Literasi komputer Respon Siklus I 54% 67,09 65,7 53,5 Siklus II 66% 70,09 74,9 67,6 52,0 Indikator keberhasilan >65% >70 (tinggi) >70 >70 positif Peningkatan 12% 7,0 9,2 14,1
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik pada siklus I maupun pada siklus II, sebelum mempelajari pokok bahasan Kinematika dan Dinamika, siswa telah memiliki gagasan atau ide-ide tentang konsep yang dipelajari. Hal ini dapat
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004
40
dilihat dari profil konsepsi siswa pada pre-test yang cukup beragam. Konsepsi awal mereka pada umumnya cukup bervariasi dan masih bersifat miskonsepsi. Hasil penelitian ini cukup sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mardana, dkk (1996) dan pendapat yang dikemukakan oleh Euwe van den Berg bahwa siswa tidak memasuki pelajaran fisika dengan kepala kosong yang dapat diisi dengan pengetahuan fisika, tetapi sebaliknya kepala siswa sudah penuh dengan pengalaman dan pengetahuan yang berhubungan dengan fisika, namun sebagian besar masih berlabel miskonsepsi. Implementasi model instruksional pengubah miskonsepsi menggunakan simulasi komputer berorientasi konstruktivisme telah mampu menurunkan proporsi siswa yang mengalami miskonspsi di kelas I3, yakni masing-masing sebesar 54% pada siklus I, dan 66% pada siklus II. Ada peningkatan proporsi penurunan jumlah siswa yang miskonsepsi sebanyak 12%, Hal ini menunjukkan bahwa model instruksional pengubah miskonsepsi menggunakan simulasi komputer berorientasi konstruktivisme mampu meningkatkan proporsi penurunan jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi. Bahkan, proporsi penurunan jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada siklus II sudah mampu melampaui target keberhasilan tindakan (65%). Simulasi komputer sangat membantu siswa dalam membangun konsep. Tampilannya yang interaktif dan konstruktivis memudahkan siswa untuk melakukan pengamatan konsep secara lebih mendalam. Temuan ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Carisen, D,d, et.al (1992), Jonte Bernhard (2000), Rafi Nachmiasm, et.al (1990), dan Seitsman, A.l dan Hewson, P.W (1986), Mardana(1995;1996;2001) yang menyatakan bahwa penerapan simulasi komputer dalam pembelajaran fisika telah dapat membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih baik terhadap konsep-konsep fisika dibandingkan model instruksional biasa, sehingga mampu mencapai hasil belajar yang lebih baik. Data tentang minat siswa belajar fisika menunjukkan bahwa siswa cukup senang belajar fisika dengan model simulasi komputer. Dari dua siklus
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004
41
pembelajaran, tampak terjadi peningkatan minat belajar fisika. Hal ini mengindikasikan bahwa model simulasi komputer dalam pembelajaran fisika telah meningkatkan ketertarikan siswa untuk belajar fisika. Rasa tertarik akan menjadi dasar untuk menumbuhkembangkan minat belajar fisika (Nachtigal, 1999). Keterlibatan dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan model simulasi komputer dapat meningkatkan hasil belajar yang dicapai siswa. Kegiatan-kegiatan pada tahapan exploration, invention, dan extension akan melibatkan proses-proses mental siswa dalam menemukan konsep-konsep fisika. Melalui tahapan-tahapan tersebut, siswa dapat membuktikan konsep awal mereka melalui simulasi komputer, sehingga siswa dapat secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya, dan menerapkannya untuk memecahkan persoalan-persoalan fisika dengan menjawab soal-soal yang tersedia di dalam simulasi komputer tersebut. Meskipun hasil belajar yang dicapai pada siklus I di kelas I3 relatif masih rendah dengan rerata 65,7, namun pada siklus II hasil belajar akhir yang dicapai siswa sudah melampaui target keberhasilan tindakan, yakni sebesar 74,9 (baik), Ada peningkatan hasil belajar sebesar 9,2. Hal ini membuktikan bahwa model instruksional pengubah miskonsepsi menggunakan simulasi komputer berorientasi konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Mardana(1995;1996), Diana Gatto (1993), Matthew Kearney (2001), dan Bob Richie (1997) yang menunjukkan bahwa strategi pembelajaran dengan pemodelan komputer dapat meningkatkan hasil belajar fisika secara signifikan. Penggunaan model simulasi komputer sebagai alat bantu dalam belajar di kelas telah dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang prinsip kerja komputer dan membiasakan siswa untuk mengoperasikan komputer secara tepat guna. Dari observasi dan analisis hasil tes literasi komputer pada siklus I dan siklus II tampak terjadi peningkatan nilai literasi komputer siswa sebesar 14,1 di kelas I 3, yakni dari 53,5 (kualifikasi kurang) menjadi 67,6 (kualifikasi cukup), Hal ini menunjukkan
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004
42
bahwa strategi pembelajaran dengan model simulasi komputer berpotensi dapat meningkatkan literasi komputer siswa. Respon siswa terhadap implementasi model instruksional pengubah miskonsepsi menggunakan simulasi komputer berorientasi konstruktivisme yang dijaring pada akhir siklus II di kelas I3 adalah positif, dengan rata-rata sebesar 52,0. Dari sudut pandang siswa, pembelajaran dengan menggunakan simulasi komputer menyenangkan, menantang dan tidak membosankan. Dengan simulasi komputer mereka lebih mudah membayangkan suatu fenomena fisis, sehingga perlu dilanjutkan dalam pembelajaran fisika pada topik yang lain. 4. Penutup Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat dikemukakan simpulansimpulan berikut. (1) Penerapan strategi pembelajaran pengubah miskonsepsi dengan model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme dalam pembelajaran fisika dapat menurunkan miskonsepsi siswa kelas I 3 SMUN 2 Singaraja; (2) Penerapan strategi pembelajaran pengubah miskonsepsi dengan model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme dalam pembelajaran fisika dapat meningkatkan minat belajar, hasil belajar fisika, dan literasi komputer siswa kelas I3 SMUN 2 Singaraja; (3) Respon siswa kelas I 3 SMUN 2 Singaraja terhadap penerapan strategi pembelajaran pengubah miskonsepsi dengan model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme dalam pembelajaran fisika berkatagori positif. Berdasarkan temuan ini, disarankan kepada guru fisika di kelas I3 untuk melanjutkan strategi pembelajaran dengan bantuan komputer untuk materi pelajaran fisika yang relevan, dan berupaya maksimal untuk menyediakan aktivitas belajar berbantuan komputer, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan literasi komputer siswa.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004
ISSN 0215 - 8250 DAFTAR PUSTAKA Beny Soprapto. 1993. Fisika Komputasi. ITB. Bandung
43
Bob Richie et. 1997. Using Computer Based Labs and Simulations in High School Science. Australian Journal of Educational Technology, 9(2) 144-156. Diana Gatto. 1993. The Use of Interactive Computer Simulations in Training . Australian Journal of Educational Tecnology, 9(2) 144-156. Edward F. Redish. 1993. What can a Physics Teacher Do With a Computer . Robert Resnick Symposium RPL, Troy NY, May, 1993. Else dan James. 1980. A Case for Universal Computer Litercy. Journal of Research and Development in Education. V.14. No.1 Euwe van den Berg. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi. Salatiga: Universitas Satya Lencana. Eylon, et.al. 1996. Computer Simulation as Tool for Teaching and Learning. Using a Simulation Environment in Optics. Journal of Science Education anf Technology. 5, 93-110. Jonte, Bernhard. 2000. Using Microcomputer Based Laboratory to Promote Conceptual Change in Mechanics among Preservice Teachers and Engineering Studens. Unpublish Research. Linkopings University Sweden. Mardana.1995. Strategi Pembelajaran Konsep Dinamika Partikel Melalui Pendekatan Pemodelan Simulasi Komputer Di SMA Laboratorium Singaraja. STKIP Singaraja. _______. 1996. Inovasi Pendekatan Keterampilan Proses dengan Bantuan Simulasi Komputer Dalam Pembelajaran Fisika Modern di Sekolah Menengah Umum Negeri Singaraja. Laporan Penelitian, STKIP Singaraja Matthew, Kearny. 2001. Constructivism as a Reference in The Design and Development of A Computer Program Using Interactive Digital Video to Enhance Learning in Physics. Australian Journal of Educational Technolgy,17(1), 64-79. Rafi, Nachmias et.al. 1990. A Microcomputer-Based Diagnostic System for Identifying Students Conception of Heat and Temperature. International Journal
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004
44
Robert D. Richie.2000. Strategies for Assisting Students Overcome Their Misconception in High School Physics. University of Newfoundland Education 63-90. Sadia, I Wayan. 1996. Pengembangan Model Belajar Konstruktivism dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Menengah Pertama. Disertasi. PPS IKIP Bandung. Squires, D. 1993. Educational Software for Constructivist Learning Environment. Educational Technology, 39(3) 4854 William M. Dwyer. 1997. Simulations in the Learning Cycle: A case Study Involving Exploring the Nardoo. University of Alabama Wouiter R. Van Joolingan. 1994. Using Computer Simulations for Learning. Faculty of Eduacational Science and Technology. University of Twente. Zeitzman, A.l., dan Hewson, P.W.1986. Effect of Instruction Using Microcomputers Simulations and Conceptual Change Strategies on Science Learning. Journal of Research and Science Teaching.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004