You are on page 1of 25

Matematika Kimia/Kalkulus Integral/

5. INTEGRAL
1. Beberapa Bentuk Integral Elementer
Seperti halnya differensial, integralpun sangat penting dalam science pada umumnya dan kimia pada
khususnya. Konsep integral yang anda pelajari pada perkuliahan sebelum ini, tidak seluruhnya
terpakai untuk memenuhi kebutuhan kita dalam mempelajari kimia. Perkuliahan ini hanya akan
berkonsentrasi pada bentuk-bentuk integral yang memang benar-benar terpakai untuk kebutuhan
mempelajari kimia. Sudah barang tentu untuk dapat mengikuti pembahasan lebih lanjut, bentuk-bentuk
integral elementer harus sudah dikuasai sebagai prasyarat. Anda tidak harus menguasai semua bentuk
integral elementer, tetapi cukup bentuk-bentuk tertentu saja misalnya :

dx x
n
;

dx
x
1
;

dx e
mx
;

dx mx sin
dan

dx mx cos
. Anda juga harus sudah mengenal teknik integral
parsial yaitu
[ ]

dU V V U dV U
. Sekedar mengingat kembali bentuk-bentuk elementer
tersebut, cobalah kerjakan sendiri soal-soal berikut:
1)

+ + dx 5) 4x x (
2
2)

+
dx
5 x
1
3)

dx x
4
3
sin 4)

dx ln x x
Catatan: Untuk no. 4, ubahlah

dx ln x x
=

dx x . ln x
=

2
x
2
1
d . ln x
selanjutnya
dikerjakan secara parsial.
Dengan menguasai bentuk-bentuk integral elementer tersebut, akan tidak sulit untuk mempelajari
bentuk-bentuk integral penting, yang dibutuhkan dalam mempelajari science pada umumnya dan kimia
pada khususnya.
2. Beberapa bentuk Integral Penting
Bentuk-bentuk yang akan dibicarakan ini sebagian besar sudah anda kenal pada kuliah kalkulus dasar,
jadi tidak akan dibahas penurunannya, tetapi hanya akan langsung kita aplikasikan. Bentuk-bentuk itu
adalah:
2.1. dx e x
~
0
x
b
a

n


= n!
b
a
n

_
,

+1
2.2 dx e x
2 x
1 x
x
b
a
n


=
b
a

'

1
1
1
]
1

dx e . x n e . x
2 x
1 x
x
b
a
1 n
2 x
1 x
x
b
a
n
2.3 Untuk n ganjil positif:
dx e x
~
0
x
b
a

n
2


= !
2
1 - n
.
2
1

,
_

,
_

,
_

1
2
1 n
a
b
2.4 Untuk n genap positif:
dx e x
~
0
x
b
a

n
2


=
2

.
!
2
n
. 2
! n
n

,
_

,
_

,
_

2
1 n
a
b
68
Matematika Kimia/Kalkulus Integral/
2.5
cos
m
x
x
x sin x dx
n
1
2

=
cos
m
x
x
x sin x
m

1
]
1
1
1
1
2
n+1
+ n
+
m
m n

+
1


2 x
1 x
n 2 m
dx x sin x cos
2.6
sin
n
x dx
x
x
1
2

=
cos x sin x
x
x
n-1
n

1
]
1
1
1
2
+
n
n
x dx
n
x
x

1
2
1
2
sin
2.7.

2 x
1 x
m
dx x cos x sin
=
2 x
1 x
1 m
1 m
x cos
1
1
]
1

+
+
2.8

2 x
1 x
n
dx x sin x cos
=
2 x
1 x
1 n
1 n
x sin
1
1
]
1

+
+

2.9

+
2 x
1 x
dx
q px
1
=
[ ]
2 x
1 x
q px ln
p
1
+
=
q px1
q px2
ln
p
1
+
+
Soal Latihan 2:
1. Tentukan dx e x
~
0
x
4
3

2


2. Tentukan dx e x
5
0
x
4
3

2


3. Tentukan
dx e x
~
0
x n


4. dx e x
~
0
x
4
3

4
2


5. Tentukan dx e x
~
0
x
4
3

3
2


6. Tentukan dx e
~
0
x
4
3

2


7. Tentukan
dx e
~
0
x
2


8. Tentukan

6
0
3
dx x cos
9. Tentukan

6
0
2
dx x sin
10. Tentukan

6
0
2 3
dx x sin x cos
11. Tentukan

100
10
dx
2x
1

12. Tentukan

+
100
10
dx
5 3x
1

3. Integral bentuk


2 x
1 x
x
b
a
n
dx e x
2
Sekilas bentuk yang akan dibahas ini mirip dengan bentuk integral 2.2 tetapi bila dicermati
tampak bahwa pangkat e-nya berbeda. Jika dibandingkan dengan bentuk 2.3 atau 2.4 tampak bahwa
batas integralnya berbeda. Jadi rumus 1.2 s/d 1.4 tidak dapat digunakan untuk menyelesaikan bentuk


2 x
1 x
x
b
a
n
dx e x
2
. Integral bentuk ini sangat banyak dipergunakan pada pembahasan kinetika gas,
terutama pada saat kita mempelajari distribusi Maxwell. Penyelesaian integral bentuk


2 x
1 x
x
b
a
n
dx e x
2
tidak terlalu sukar jika harga n nya ganjil, tetapi bila harga n-nya genap
penyelesaiannya tidak mudah. Akan kita bicarakan dulu bentuk


2 x
1 x
x
b
a
n
dx e x
2
dengan n ganjil.
69
Matematika Kimia/Kalkulus Integral/
3.1 Integral bentuk


2 x
1 x
x
b
a
n
dx e x
2
dengan n bilangan ganjil positif
Jika harga


2 x
1 x
x
b
a
n
dx e x
2
kita misalkan sama dengan I
( gl )
maka dapat ditulis:
I
( gl )
=


2 x
1 x
x
b
a
n
dx e x
2
Jika x
2
dimisalkan sama dengan y maka dapat ditulis;
x
2
= y 2x dx = dy dx = dy / (2x) sehingga:
I
( gl )
=

2 x
1 x
y
b
a
1 n
dy e x
2
1
Dengan demikian I
( gl )
menjadi bentuk integral terhadap y, sehingga x
n1
harus juga dinyatakan dalam
y. Jika dinyatakan dalam y, maka x
n1
= y
(n1) / 2
, jadi:
I
( gl )
=
( )

2 x
1 x
y
b
a
2 / 1 n
dy e y
2
1
Selanjutnya
( )

2 x
1 x
y
b
a
2 / 1 n
dy e y
dapat diselesaikan dengan menggunakan rumus integral bentuk
2.2.
Contoh: Kita selesaikan bentuk I
( 3 )
=

5 2 x
0 1 x
x
b
a
3
dx e x
2
Penyelesaian:
Jika x
2
dimisalkan sama dengan y maka dapat ditulis:
I
( 3 )
=
( )

5 2 x
0 1 x
y
b
a
2 / 1 3
dy e y
2
1
=

5 2 x
0 1 x
y
b
a
dy e y
2
1

Jika

5 2 x
0 1 x
y
b
a
dy e y
dimisalkan = A, maka:
I
( 3 )
= A / 2 dan harga A dapat dievaluasi dengan mengaplikasikan rumus integral 2.2:
A = dy e y
5 2 x
0 1 x
y
b
a

=
b
a

'

1
1
1
]
1

dy e . y e . y
2 x
1 x
y
b
a
0
5 2 x
0 1 x
y
b
a
=
b
a

'

1
1
1
]
1

dy e e . y
2 x
1 x
y
b
a
5 2 x
0 1 x
y
b
a
=
b
a

'

+
1
1
1
]
1

2 x
1 x
y
b
a
5 2 x
0 1 x
y
b
a
e d
a
b
e . y
=
b
a

'

1
1
1
]
1

+
1
1
1
]
1

e
a
b
e . y
5 x2
0 x1
y
b
a
5 2 x
0 1 x
y
b
a
=
b
a

5 x2
0 x1
y
b
a
2
5 2 x
0 1 x
y
b
a
e
a
b
e . y

1
1
1
]
1

,
_

1
1
1
]
1

Selanjutnya y dikembalikan menjadi x


2
:
70
Matematika Kimia/Kalkulus Integral/
A =
b
a

5 x2
0 x1
x
b
a
2
5 2 x
0 1 x
x
b
a
2
2 2
e
a
b
e . x

1
1
1
]
1

,
_

1
1
1
]
1

=
b
a

1
1
1
]
1

,
_

1
1
1
]
1

25
b
a
2
25
b
a
e
a
b
e . 25
=
b
a 25

2
e
a
b 25
a
b

'

+
,
_

Jadi:
I
( 3 )
= A/ 2 =
2
1
b
a 25

2
e
a
b 25
a
b

'

+
,
_

3.2 Integral bentuk


2 x
1 x
x
b
a
n
dx e x
2
dengan n bilangan genap positif
Untuk dapat menyelesaikan bentuk


2 x
1 x
x
b
a
n
dx e x
2
lebih dulu kita harus mengenal definisi x error
function dan x co-error function.
3.2.1 Error Function
Error function ditulis erf (x) adalah

2
kali harga


x
0
y
dy e
2
atau:
erf (x) =


x
0
y
dy e
2
(3-1)
Dari definisi ini dapat disimpulkan 2 hal penting, yaitu:
1. Harga


x
0
y
dy e
2
=
2

. erf (x)
Contoh:


5 , 0
0
y
dy e
2
=
2

. erf (0,5)
Dari tabel erf (x) dapat diketahui bahwa erf (0,5) = 0,521, jadi:


5 , 0
0
y
dy e
2
=
2

. 0,521 = 0,146
2. Harga erf (~) = 1, sebab:
erf (~) =


~
0
y
dy e
2
Telah pernah kita hitung


~
0
x
dx e
2
=
2

( lihat penyelesaian soal 2 .no 7). Jadi harga


~
0
y
dy e
2
juga =
2

, dengan demikian:
71
Matematika Kimia/Kalkulus Integral/
erf (~) =


~
0
y
dy e
2
=

2
.
2

= 1 (3-2)
3.2.2 Co-error function
Co-error function ditulis erfc (x) adalah

2
kali harga


~
x
y
dy e
2
atau:
erfc (x) =


~
x
y
dy e
2
(3-3)
Dari definisi ini dapat disimpulkan 2 hal penting, yaitu:
1. Harga erf (x) + erfc (x) pasti sama dengan 1. Ini dapat dibuktikan sebagai berikut:
erf (x) + erfc (x) =


x
0
y
dy e
2
+


~
x
y
dy e
2
=

2

,
_

+


~
x
y
x
0
y
dy e dy e
2 2

=

2

,
_


dy e
~
0
y
2
=

2

2

= 1
Dengan demikian :
erfc (x) = 1 erf (x) (3-4)
2. Harga


~
x
y
dy e
2
dapat diketahui yaitu:


~
x
y
dy e
2
=
2

erfc (x) atau


~
x
y
dy e
2
=
2

{1 erf (x)} (3-5)


3. Dengan mengetahui harga


x
0
y
dy e
2
,


~
x
y
dy e
2
dan


~
0
y
dy e
2
maka harga kita
dapat menghitung harga


2 x
1 x
y
dy e
2
yaitu:


2 x
1 x
y
dy e
2
=


~
0
y
dy e
2


1 x
0
y
dy e
2


~
2 x
y
dy e
2
=
2

erf (x1)
2

erfc (x2)
=
2

erf (x1)
2

(1 erf (x2)}
=
2

erf (x1)
2

+
2

erf (x2)}
72
Matematika Kimia/Kalkulus Integral/
=
2

erf (x1) +
2

erf (x2)
Jadi:


2 x
1 x
y
dy e
2
=
2

{erf (x2) erf (x1)} (3-6)


Persamaan (3 6) juga boleh ditulis:


2 x
1 x
2
x
dx e =
2

{erf (x2) erf (x1)} (3-7)


Setelah kita memahami konsep error dan co-error function, maka sekarang kita sudah dapat
melakukan evaluasi terhadap bentuk


2 x
1 x
x
b
a
n
dx e x
2
dengan n genap bulat positif.. Langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut:
Jika Integral bentuk


2 x
1 x
x
b
a
n
dx e x
2
dengan n genap dimisalkan harganya = I
( gp)
maka dapat kita
tulis:
I
( gp )
=


2 x
1 x
x
b
a
n
dx e x
2
x
2
dimisalkan = y , maka: dx = dy / 2x sehingga:
I
( gp )
=
2
1

2 x
1 x
y
b
a
1 n
dy e x
Untuk n genap variabel
1 n
x

tidak usah dinyatakan dalam y sebab kalau dinyatakan dalam y maka
pangkat y yaitu
2
1 n
akan menjadi bilangan pecah tengahan, dan itu tidak kita kehendaki.
Selanjutnya kita misalkan

2 x
1 x
y
b
a
1 n
dy e x
= A, maka:
I
( gp )
= A / 2
Dan harga A dicari dengan menggunakan teknik
[ ]

dU V V U dV U
melalui langkah
sebagai berikut:
dy e
y
b
a

=
a
b
d
y
b
a
e


Sehingga: A =
a
b

2 x
1 x
y
b
a
1 n
e d x
dan: I
( gp )
= A /2 =
a 2
b

2 x
1 x
y
b
a
1 n
e d x
Jika dimisalkan C =

2 x
1 x
y
b
a
1 n
e d x
, maka : I
( gp )
=
a 2
b
C
sedang harga:
C =


1
1
1
]
1

x2
x1
y
b
a
2 n
2 x
1 x
y
b
a

1 n
dx e x 1) (n e x
atau:
C =


1
1
1
]
1

x2
x1
x
b
a
2 n
2 x
1 x
x
b
a

1 n
dx e x 1) (n e x
2 2
Sehingga:
I
( gp )
=
a 2
b
2 x
1 x
x
b
a

1 n
2
e x
1
1
1
]
1

+
a 2
b

x2
x1
x
b
a
2 n
dx e x 1) (n
2
(5 - 7)
atau:
73
Matematika Kimia/Kalkulus Integral/


2 x
1 x
x
b
a
n
dx e x
2
=
a 2
b
2 x
1 x
x
b
a

1 n
2
e x
1
1
1
]
1

+
a 2
b

x2
x1
x
b
a
2 n
dx e x 1) (n
2
(5 -
7)
Jika kita perhatikan persamaan (5 - 7) di atas maka tampak bahwa pangkat x akan turun 2 setiap kali
menggunakan persamaan (5 - 7) dan akhirnya akan dijumpai bentuk


x2
x1
x
b
a
dx e
2
.
Setelah diperoleh bentuk


x2
x1
x
b
a
dx e
2
maka proses berikutnya adalah menyelesaikan
bentuk tersebut dengan menggunakan persamaan (5 - 6).
Contoh:
Tentukan I
( 4 )
jika I
( 4 )
= dx e . x
2
x
5
3

5 , 0
1 , 0
4

Penyelesaian:
I
( 4 )
diselesaikan menggunakan persamaan (5 - 7) dengan memasukkan harga n = 4 , a = 3 , b = 5,
batas bawah integral = 0,1 dan batas atas integral = 0,5 jadi:
I
( 4 )
= dx e . x
2
x
5
3

5 , 0
1 , 0
4

=
3 . 2
5
5 , 0
1 , 0
x
5
3

1 4
2
e x
1
1
1
]
1

+
3 . 2
5
dx e x 1) (4
0,5
1 , 0
x
5
3
2 4
2

=
6
5
5 , 0
1 , 0
x
5
3

3
2
e x
1
1
1
]
1


+
. 2
5
dx e x
0,5
1 , 0
x
5
3
2
2


Jika dx e x
0,5
1 , 0
x
5
3
2
2


disebut I
(2)
, maka
I
( 4 )
= =
6
5
5 , 0
1 , 0
x
5
3

3
2
e x
1
1
1
]
1


+
. 2
5
I
( 2 )
Dengan menggunakan persamaan (5 - 7), harga I
( 2 )
adalah:
I
( 2 )
= dx e x
0,5
1 , 0
x
5
3
2
2


=
6
5
5 , 0
1 , 0
x
5
3

2
e x
1
1
1
]
1

+
6
5


0,5
1 , 0
x
5
3
dx e
2
Jadi:
I
( 4 )
=
6
5
5 , 0
1 , 0
x
5
3

3
2
e x
1
1
1
]
1


. 2
5
6
5
5 , 0
1 , 0
x
5
3

2
e x
1
1
1
]
1

+
. 2
5

6
5


0,5
1 , 0
x
5
3
dx e
2
I
( 4 )
=
6
5
5 , 0
1 , 0
x
5
3

3
2
e x
1
1
1
]
1


12
25
5 , 0
1 , 0
x
5
3

2
e x
1
1
1
]
1

+
12
25


0,5
1 , 0
x
5
3
dx e
2
Jika


0,5
1 , 0
x
5
3
dx e
2
kita sebut I
( 0 )
maka:
I
( 4 )
=
6
5
5 , 0
1 , 0
x
5
3

3
2
e x
1
1
1
]
1


12
25
5 , 0
1 , 0
x
5
3

2
e x
1
1
1
]
1

+
12
25
I
( 0 )
dan I
( 0 )
harus diubah ke dalam bentuk


0,5
1 , 0
y
dy e
2
sebelum menggunakan konsep error function.
Caranya kita misalkan:
y x
5
3
2 2
dx =
3
5
.
x
y
dy dx =
3
5

2 / 1
5
3

,
_

dy dx =
2 / 1
3
5

,
_

dy
74
Matematika Kimia/Kalkulus Integral/
jadi:
I
( 0 )
=


0,5
1 , 0
x
5
3
dx e
2
=
2 / 1
3
5

,
_


0,5
1 , 0
y
dy e
2


0,5
1 , 0
y
dy e
2
diselesaikan dengan menggunakan persamaan (5 6). Menurut persamaan (56):


2 x
1 x
y
dy e
2
=
2

{erf (x2) erf (x1)}


Jadi:


0,5
1 , 0
y
dy e
2
=
2

{erf (0,5) erf (0,1)}


=
2

(0,521 0,112) = 0,362


Dengan demikian: I
( 0 )
=


0,5
1 , 0
x
5
3
dx e
2
=
2 / 1
3
5

,
_


0,5
1 , 0
y
dy e
2
=
2 / 1
3
5

,
_

. 0,362 = 0,467
Jadi:
I
( 4 )
=
6
5
5 , 0
1 , 0
x
5
3

3
2
e x
1
1
1
]
1


12
25
5 , 0
1 , 0
x
5
3

2
e x
1
1
1
]
1

+
12
25
I
( 0 )
=
6
5
5 , 0
1 , 0
x
5
3

3
2
e x
1
1
1
]
1



12
25
5 , 0
1 , 0
x
5
3

2
e x
1
1
1
]
1

+
12
25
. 0,467
Kita hitung dulu:
5 , 0
1 , 0
x
5
3

3
2
e x
1
1
1
]
1

=
1
1
1
]
1


2 2
1 , 0
5
3

3
5 , 0
5
3

3
e 1 , 0 e 5 , 0
dan:
5 , 0
1 , 0
x
5
3

2
e x
1
1
1
]
1

=
1
1
1
]
1


2 2
1 , 0
5
3
5 , 0
5
3

e 1 , 0 e 5 , 0
= . . . . . . . . . . . . .
Jadi:
I
( 4 )
=
6
5
5 , 0
1 , 0
x
5
3

3
2
e x
1
1
1
]
1


12
25
5 , 0
1 , 0
x
5
3

2
e x
1
1
1
]
1

+
12
25
. 0,467
=
6
5
1
1
1
]
1


2 2
1 , 0
5
3

3
5 , 0
5
3

3
e 1 , 0 e 5 , 0

12
25
1
1
1
]
1


2 2
1 , 0
5
3
5 , 0
5
3

e 1 , 0 e 5 , 0
+
12
25
. 0,467
= . . . . . . . . . . . . . . .
Tabel erf (x)
x erf (x) x erf (x) x erf (x)
0,0 0,000 0,8 0,742 1,6 0,976
0,1 0,112 0,9 0,797 1,7 0,984
0,2 0,223 1,0 0,843 1,8 0,989
75
Matematika Kimia/Kalkulus Integral/
0,3 0,329 1,1 0,880 1,9 0,993
0,4 0,48 1,2 0,910 2,0 0,995
0,5 0,521 1,3 0,934 2,2 0,998
0,6 0,604 1,4 0,952 2,4 0,9993
0,7 0,678 1,5 0,966 2,5 0,9996
dst 1
Soal Latihan 3 :
Tentukan harga:
1.


5
0
u 2 5
du e u
2
2.


~
5
u 2 5
du e u
2
3.


5
2
u 2 5
du e u
2
4.


2 , 0
0
u 2 2
du e u
2
5.


t
0
u ) n / m ( 2
du e u
2
4. Integral Dobel
Telah kita ketahui bahwa jika y = f (x) maka secara grafis y adalah sebuah garis, dan

dx y
adalah luas area kurva di bawah garis y yang dibatasi oleh sumbu x mulai dari x1 sampai dengan x2.
Kasus seperti ini adalah kasus integral tunggal. Sekarang marilah kita tinjau suatu fungsi yang
variabelnya dua macam misal z = f (x , y). Secara grafis z adalah sebuah bidang dan jika
diintegralkan, maka pengintegralannya dilakukan atas variabel pertama (x) dan atas variabel kedua.
Kasus inilah yang disebut integral dobel dan ditulis

2 y
1 y
2 x
1 x
dy dx z
. Secara grafis

2 y
1 y
2 x
1 x
dy dx z

adalah volume yang terletak di bawah bidang z, dibatasi oleh variabel x antara x1 sampai dengan x2
dan variabel y antara y1 sampai dengan y2. Pengoperasian integral dobel dilakukan secara bertahap,
yaitu diintegralkan atas variabel pertama dulu dan hasilnya diintegralkan lagi atas variabel kedua.
Contoh (1):
Berapakah

2 y
1 y
2 x
1 x
dy dx z
jika z = x
2
+ y dengan batas x = 0 s/d 2y + 1 dan batas y = 0 s/d 5
Penyelesaian:
I
( xy )
=
( )

+
2 y
1 y
2 x
1 x
2
dy dx y x
Jika dimisalkan ( )

+
2 x
1 x
2
dx y x = I
( x )
maka :
I
( xy )
=

2 y
1 y
I
( x )
dy.
Kita cari dulu I
( x )
:
I
( x )
= ( )

+
2 x
1 x
2
dx y x =
1 y 2
0
3
yx x
3
1
+
1
]
1

+
= ( ) ) 1 y 2 ( y 1 y 2
3
1
3
+ + + = ( ) ( ) y y 2 1 y 6 y 12 y 8
3
1
2 2 3
+ + + + +
=
3
1
y 3 y 6 y
3
8
2 3
+ + +
76
Matematika Kimia/Kalkulus Integral/
Jadi:
I
(xy)
=

2 y
1 y
I
( x )
dy =


,
_

+ + +
5
0
2 3
3
1
y 3 y 6 y
3
8
dy =
5
0
2 3 4
y
3
1
y
2
3
y 2 y
12
8
1
]
1

+ + +
=
1
]
1

+ + + 5
3
1
5
2
3
) 5 .( 2 ) 5 .(
12
8
2 3 4
= . . . . . . . .
Contoh (2): Berapakah
2 y
1 y
2 x
1 x
dy dx z
jika z = x
2
y dengan batas x = 0 s/d 2y + 1 dan
batas y = 0 s/d 10
Penyelesaian:
I
( xy)
=
2 y
1 y
2 x
1 x
dy dx z
=

+ 10
0
1 y 2
0
2
dy dx y x
=

10
0
I
( x )
dy
dengan :
I
( x )
=

+1 y 2
0
2
dx y x
= [ ]
1 y 2
0 x
3
y x
3
1
+

= [ ] [ ]
1 y 2
0 x
3
y 1 y 2
3
1
+

+
= ( ) y . 1 y 6 y 12 y 8
3
1
2 3
+ + +
Jadi:
I
( xy)
=

10
0
I
( x )
dy =
( ) y . 1 y 6 y 12 y 8
3
1
10
0
2 3

+ + +
dy
=
( )

+ + +
10
0
2 3 4
y y 6 y 12 y 8
3
1
dy
=
10
0
2 3 4 5
y
2
1
y 2 y 3 y
5
8
3
1

,
_

+ + +
=
( ) ( ) ( )
,
_

+ + +
2 3 4 5
10
2
1
10 2 10 3 10
5
8
3
1
Contoh (3):
Berapakah

2 y
1 y
2 x
1 x
dy dx z
jika z = x
2
y dengan batas x = 0 s/d 2 dan batas y = 0 s/d 5
Penyelesaian:
Kita dapat melakukan penyelesaian yang sama dengan cara pada contoh (2), tetapi untuk fungsi yang
berbentuk perkalian dan batas x indipenden terhadap y dan sebaliknya seperti itu maka dapat
digunakan metode lain, yaitu:
Jika z = f (x) . f (y) maka:

2 y
1 y
2 x
1 x
dy dx z
=

2 x
1 x
dx f(x)

2 y
1 y
dy ) y ( f
Jadi untuk contoh (2):

2 y
1 y
2 x
1 x
dy dx z
=
2 y
1 y
2 x
1 x
2
dy dx y x
=

2
0
2
dx x

5
0
dy y
=
2
0
3
x
3
1
1
]
1

.
5
0
2
y
2
1
1
]
1

=
1
]
1

3
2
3
1
.
1
]
1

2
5
2
1
=
2
25
3
8
x =
3
100
Catatan: Kerjakan contoh (3) dengan cara seperti pada cara contoh (2).
77
Matematika Kimia/Kalkulus Integral/
Soal Latihan 4
1. Tentukan harga


3
1 y
y
0 x
3 2
dxdy y x
2. Tentukan harga


3
1 y
5
0 x
3 2
dxdy y x
3. Sebuah benda dibatasi oleh bidang z = x + y, oleh x = 0 s/d (3y + 1) dan oleh y = 0 s/d 1.
Berapakah volume benda itu. Catatan: Volume =

2 x
1 x
2 y
1 y
dy dx z
4. Berapakah harga
dy dx y sin x cos
3 2
6 /
0 x
4 /
0 y

5. Berapakah harga



d dr sin e r
2
r
a
2
4
~
0 r 0
6. Fungsi gelombang partikel dua dimensi adalah = A sin
x
L
n
x
x

sin
y
L
n
y
y

dengan A, n, , Lx
dan Ly adalah konstan. Tentukan harga faktor normalisasi A, agar ternormalisasi. (Catatan:
Syarat fungsi ternormalisasi adalah harga integral dari kuadrat fungsi tersebut = 1).
5. Integral Tripel
Jika integral dobel dikenakan pada fungsi yang mempunyai 2 variabel bebas, maka integral tripel
digunakan untuk mengintegralkan fungsi yang mengandung tiga variabel bebas. Dalam pembahasan
mengenai fungsi gelombang partikel dan kasus-kasus yang berhubungan dengan fungsi gelombang partikel
tersebut, ketrampilan menyelesaikan integral tripel sangat diperlukan. Jika kita sudah trampil menyelesaikan
integral single dan apalagi dobel, maka menyelesaikan integral tripel tidak ada sulitnya karena caranya, persis
sama menyelesaikan integral dobel yaitu tahap demi tahap.
Jika suatu fungsi F terdiri atas tiga macam variabel bebas x, y dan z, integral fungsi tersebut
adalah
dz dy dx F
. Penyelesaian dapat dilakukan dengan cara bertahap, yaitu diintegralkan
atas x dulu dengan menganggap y dan z konstan, kemudian hasilnya diintegralkan atas y dengan
menganggap x dan z konstan dan terakhir diintegralkan atas z dengan menganggap x dan y konstan.
Jika F = f(x) f(x) f(z) dan antar variabel bebas tidak saling bergantung, maka penyelesaian dapat
dilakukan dengan cara lain yaitu menggunakan prinsip:
dz dy dx F

=

dz ) z ( f dy ) y ( f dx ) x ( f
Sengaja tidak diberikan contoh soal untuk bentuk ini, karena pada dasarnya contoh soal pada integral
dobel dapat digunakan sebagai acuan.
Soal Latihan 5
1. Tentukan harga
dz dxdy y x
1 z 2
0 y
y
0 x
3 2
1
0 z

+

2. Tentukan harga
dz dxdy ) z 1 ( y x
5
0 y
10
0 x
2 3 2
1
0 z

3. Diketahui F = 2x
2
+ y + 3z, dibatasi oleh x = 0 s/d (3y + 1) dan oleh y = 0 s/d z dan oleh z =0 s/d
1.
Berapakah harga integral F pada batas-batas tersebut ?
78
Matematika Kimia/Kalkulus Integral/
4. Berapakah harga
dz dy dx z sin y sin x cos
3 2
6 /
0 x
4 /
0 y
4 /
0 z

Berapakah harga



d d dr sin e r
2
r
a
2
4
~
0 r 0
2
0
6. Fungsi gelombang partikel tiga dimensi adalah = A sin
x
L
n
x
x

sin
y
L
n
y
y


z
L
n
z
z

dengan A,
n, , Lx dan Ly adalah konstan. Tentukan harga faktor normalisasi A, agar ternormalisasi.
(Catatan: Syarat fungsi ternormalisasi adalah harga integral dari kuadrat fungsi tersebut = 1).
6. Perubahan Variabel dalam Integral ; Formula Jacobians
Dalam banyak kasus-kasus terapan, orang lebih lazim menggunakan sistem koordinat lain
selain sistem koordinat rectangular (Cartessius) yang telah kita pergunakan. Selain koordinat
rectangular, dikenal pula dua sistem koordinat yang lain, yaitu sistem koordinat silindris, dan sistem
koordinat polar. Untuk sistem koordinat dua dimensi, orang biasanya menggunakan sistem koordinat
silindris sedang untuk tiga dimensi orang biasanya menggunakan sistem koordinat silindris sistem
koordinat spherik polar
Sistem Dua Dimensi.
Dalam koordinat rectangular kedudukan sebuah titik (sebut saja Titik A) ditulis A (x,y).
Dalam koordinat silindris ditulis A (r , ) dengan r adalah jarak dari (0,0) sampai titik A sedang
adalah besarnya sudut dihitung dari sumbu x positif sampai dengan garis r. Hubungan antara x, y dan
r, adalah:
x = r cos
y = r sin
Hal itu dapat dilihat dari gambar berikut:

( )
( ) y , x
, r
A





x = r cos
Sekarang bagaimana segmen luas yaitu dA dinyatakan dalam koordinat silindris. Telah kita ketahui
bahwa dalam rectangular, segmen luas adalah segmen garis x atau dx dikalikan dengan segmen garis y
atau dy jadi dA = dx dy. Dalam koordinat silindris, segmen luas juga perkalian segmen garis.
79
dr
r d
r
Matematika Kimia/Kalkulus Integral/
d

Segmen garis yang pertama adalah dr sedang segmen garis yang kedua adalah segmen garis yang
diapit oleh dua buah r bersudut sebesar segmen sudut . Panjang segmen garis yang diapit oleh dua
buah garis r yang membentuk sudut sebesar d adalah r d.
Jadi dalam koordinat silindris segmen luas dinyatakan:
dA = dr . r d = r dr d
Transformasi dari varibel lama ke variabel baru, dapat pula menggunakan faktor Jacobian. Misal:
Jika dari dk dl dm akan diubah menjadi dr ds dt, maka hubungannya adalah:
dk dl dm =
J
dr ds dt
dengan
J
atau determinan J adalah:
J
=
( )
( ) t s, , r
n , m , k

=

t
m

s
m

r
m


t
l

s
l

r
l


t
k

s
k

r
k

jadi:
dk dl dm =

t
m

s
m

r
m


t
l

s
l

r
l


t
k

s
k

r
k

dr ds dt
Jadi, karena koordinat rectangular variabel x dan y sedang koordinat silindris variabelnya r dan
maka kita dapat mengubah dA = dx dy menjadi dr d dengan rumus:
dA = dx dy =
J
dr d
dengan
J
adalah:
J
=
( )
( )

, r
y , x
=

y

r
y

x

r
x


Selanjutnya karena:
80
A (r , )
Matematika Kimia/Kalkulus Integral/
x = r cos
y = r sin
maka:
J
=
( )
( )

, r
y , x
=
cos r in s
sin r cos


= r cos
2
(r sin
2
) = r
Jadi: dA = dx dy =
J
dr d = r dr d.
Sistem 3 dimensi koordinat silindris
Dalam koordinat rectangular 3 dimensi kedudukan sebuah titik misal titik A dinyatakan
dengan A (x, y, z) dengan x adalah jarak dari titik acuan sampai ke proyeksi titik pada sumbu x
demikian pula y dan z. Tetapi dalam koordinat silindris kedudukan sebuah titik dinyatakan dalam (r, ,
z) dengan r adalah panjangnya garis yang menghubungkan (0,0,0) dengan titik A, adalah besarnya
sudut dihitung dari x positif r yaitu proyeksi r pada bidang xy (harga antara 0 sampai dengan 2)
sedang z jarak dari (0,0,0) sampai ke proyeksi A pada sumbu z. Hubungan antara x, y, z dan r, , z
adalah:
x = r cos
y = r sin
z = z
Jika pada dua dimensi kasus integral berhubungan dengan luas, sehingga kita harus mengetahui harga
dA, maka dalam tiga dimensi, kita berhubungan dengan volume, jadi kita butuh harga dV. Dalam
koordinat rectangular, dV = dx dy dz. Bagaimana dV dalam koordinat silindris ? Telah kita ketahui
dari koordinat silindris 2 dimensi bahwa dx dy = r dr d. Jadi dV dalam koordinat silindris:
dV = dx dy dz = r dr d dz.
Harga dV dalam koordinat silindris juga dapat menggunakan formula Jacobians. yaitu:
dV = dx dy dz =
J
dr d dz
81
Matematika Kimia/Kalkulus Integral/
dengan:
J
=
( )
( ) z , , r
z , y , x

=

z
z

z

r
z


z
y

y

r
y



z
x

x

r
x

=
1 0 0

0 cos r in s

0 cos r os c


= +cos ( r cos ) (r cos ( sin ) = r
Jadi dalam koordinat silindris:
dV =
J
dr d dz = r dr d dz
Sistem 3 dimensi dalam koordinat spheric polar (koordinat polar)
Dalam koordinat polar kedudukan sebuah titik misal titik A dinyatakan dalam bentuk A(r, ,
) dengan r adalah panjangnya garis yang menghubungkan titik tersebut dengan titik acuan, adalah
besarnya sudut antara garis r dengan sumbu z dihitung dari sumbu z positif terdekat (harga antara 0
sampai dengan ) sedang adalah sudut antara sumbu x di hitung dari sumbu x positif ke arah y
positif sampai dengan proyeksi r pada bidang xy. (Awas: sudut dalam koordinat polar tidak sama
dengan sudut pada koordinat silindris. Ini seringkali membahayakan !!! ) . Hubungan antara x, y, z
dan r, , adalah:
x = r sin cos
y = r sin sin
z = r cos
Selanjutnya dengan menggunakan formula Jacobians dapat ditentukan:
dV = r
2
sin dr d d. (Buktikan !)
7 Fungsi Gamma ( )
Pada awal bab ini kita telah mengenal bentuk :
dx e x
~
0
x
B
A
n


= n !
1 n
A
B
+

,
_

. (7-1)
Jadi jika A = 1 dan B = 1, maka:
82
Matematika Kimia/Kalkulus Integral/
dx e x
~
0
x n


= n ! (7-2)
Mengevaluasi harga n! untuk n bilangan bulat positif memang tidak menjadi masalah, tetapi akan
menjadi tidak mudah jika n bilangan pecah atau negatif. Untuk mengatasi masalah ini, kita harus
mengenal fungsi Gamma yang notasinya .
7.1 Fungsi Gamma Untuk Bilangan Positif
Fungsi Gamma untuk bilangan positif p, didefinisikan sebagai berikut:
(p) =
dx e x
~
0
x 1 p


p > 0 (7-3)
Jika p pada (7-3) diganti p = n + 1, maka p 1 boleh diganti n, sehingga persamaan (7-3) boleh
ditulis:
( n + 1 ) =
dx e x
~
0
x n


(7-4)
Komparasi antara (7-2) dan (7-4) menghasilkan:
( n + 1 ) = n ! (7-5)
Kita tahu bahwa:
n ! = n ( n 1 ) !. (7-6)
Jika menurut (7-5), harga n ! = ( n+1 ) maka,
( n 1 ) ! = ( n ) (7-7)
Kombinasi antara (7-2), (7-5), (7-6) dan (7-7) menghasilkan:
( n + 1) = n . (n) (7-8)
Contoh:
Nyatakan
dx e x
~
0
x 6 , 2


, (a) dalam bentuk fungsi Gamma dan (b) evaluasilah !
a)
dx e x
~
0
x 6 , 2


= 2,6 ! = (3,6)
b) nurut (7-8):
(3,6) = 2,6 . (2,6)
= 2,6 . 1,6 . (1,6)
= 2,6 . 1,6 . 0,6 . (0,6)
Harga (0,6) dapat dilihat dari tabel fungsi Gamma.
TABEL Fungsi Gamma (p)
p 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0,00 ~ 90,3426 82,7679 76,3586 70,8650 66,1041 61,9384 58,2629 54,9959 52,0728
0,01 49,4422 47,0622 44,8987 42,9233 41,1127 39,4470 37,9094 36,4859 35,1641 33,9335
0,02 32,7850 7,8398 8,3918 8,9209 9,4285 9,9156 10,3836 10,8334 11,2661 11,6826
0,03 10,6850 10,9887 11,2795 11,5584 11,8261 12,0831 12,3302 12,5678 12,7966 13,0170
0,04 11,5784 16,7663 16,6033 16,4500 16,3055 16,1691 16,0402 15,9181 15,8024 15,6926
0,05 13,6358 13,5755 13,5183 13,4638 13,4120 13,3626 13,3154 13,2703 13,2272 13,1860
0,06 11,7561 11,0276 11,0491 11,0695 11,0887 11,1069 11,1242 11,1406 11,1562 11,1711
83
Matematika Kimia/Kalkulus Integral/
p 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0,07 10,1879 10,1947 10,2012 10,2074 10,2132 10,2189 10,2242 10,2294 10,2343 10,2390
0,08 9,3424 9,4127 9,4106 9,4086 9,4067 9,4049 9,4033 9,4017 9,4002 9,3987
0,09 8,5973 8,5968 8,5963 8,5958 8,5953 8,5948 8,5944 8,5940 8,5936 8,5932
0,10 7,9086 7,9038 7,9039 7,9040 7,9042 7,9043 7,9044 7,9045 7,9046 7,9047
0,11 7,3130 7,3131 7,3131 7,3131 7,3132 7,3132 7,3132 7,3132 7,3133 7,3133
0,12 6,7954 6,7956 6,7956 6,7956 6,7956 6,7956 6,7956 6,7956 6,7956 6,7956
0,13 6,3398 6,3398 6,3398 6,3398 6,3398 6,3398 6,3398 6,3398 6,3398 6,3398
0,14 5,9366 5,9366 5,9366 5,9366 5,9366 5,9366 5,9366 5,9366 5,9366 5,9366
0,15 5,5779 5,5779 5,5779 5,5779 5,5779 5,5779 5,5779 5,5779 5,5779 5,5779
0,16 5,2571 5,2571 5,2571 5,2571 5,2571 5,2571 5,2571 5,2571 5,2571 5,2571
0,17 4,9689 4,9689 4,9689 4,9689 4,9689 4,9689 4,9689 4,9689 4,9689 4,9689
0,18 4,7089 4,7089 4,7089 4,7089 4,7089 4,7089 4,7089 4,7089 4,7089 4,7089
0,19 4,4732 4,4732 4,4732 4,4732 4,4732 4,4732 4,4732 4,4732 4,4732 4,4732
0,20 4,2588 4,2588 4,2588 4,2588 4,2588 4,2588 4,2588 4,2588 4,2588 4,2588
0,21 4,0630 4,0630 4,0630 4,0630 4,0630 4,0630 4,0630 4,0630 4,0630 4,0630
0,22 3,8837 3,8837 3,8837 3,8837 3,8837 3,8837 3,8837 3,8837 3,8837 3,8837
0,23 3,7189 3,7189 3,7189 3,7189 3,7189 3,7189 3,7189 3,7189 3,7189 3,7189
0,24 3,5670 3,5670 3,5670 3,5670 3,5670 3,5670 3,5670 3,5670 3,5670 3,5670
0,25 3,4267 3,4267 3,4267 3,4267 3,4267 3,4267 3,4267 3,4267 3,4267 3,4267
0,26 3,2966 3,2966 3,2966 3,2966 3,2966 3,2966 3,2966 3,2966 3,2966 3,2966
0,27 3,1759 3,1759 3,1759 3,1759 3,1759 3,1759 3,1759 3,1759 3,1759 3,1759
0,28 3,0635 3,0635 3,0635 3,0635 3,0635 3,0635 3,0635 3,0635 3,0635 3,0635
0,29 2,9587 2,9587 2,9587 2,9587 2,9587 2,9587 2,9587 2,9587 2,9587 2,9587
0,30 2,8607 2,8607 2,8607 2,8607 2,8607 2,8607 2,8607 2,8607 2,8607 2,8607
0,31 2,7690 2,7690 2,7690 2,7690 2,7690 2,7690 2,7690 2,7690 2,7690 2,7690
0,32 2,6829 2,6829 2,6829 2,6829 2,6829 2,6829 2,6829 2,6829 2,6829 2,6829
0,33 2,6021 2,6021 2,6021 2,6021 2,6021 2,6021 2,6021 2,6021 2,6021 2,6021
0,34 2,5260 2,5260 2,5260 2,5260 2,5260 2,5260 2,5260 2,5260 2,5260 2,5260
0,35 2,4543 2,4543 2,4543 2,4543 2,4543 2,4543 2,4543 2,4543 2,4543 2,4543
0,36 2,3867 2,3867 2,3867 2,3867 2,3867 2,3867 2,3867 2,3867 2,3867 2,3867
0,37 2,3228 2,3228 2,3228 2,3228 2,3228 2,3228 2,3228 2,3228 2,3228 2,3228
0,38 2,2623 2,2623 2,2623 2,2623 2,2623 2,2623 2,2623 2,2623 2,2623 2,2623
0,39 2,2050 2,2050 2,2050 2,2050 2,2050 2,2050 2,2050 2,2050 2,2050 2,2050
0,40 2,1507 2,1507 2,1507 2,1507 2,1507 2,1507 2,1507 2,1507 2,1507 2,1507
0,41 2,0992 2,0992 2,0992 2,0992 2,0992 2,0992 2,0992 2,0992 2,0992 2,0992
0,42 2,0502 2,0502 2,0502 2,0502 2,0502 2,0502 2,0502 2,0502 2,0502 2,0502
0,43 2,0035 2,0035 2,0035 2,0035 2,0035 2,0035 2,0035 2,0035 2,0035 2,0035
0,44 1,9592 1,9592 1,9592 1,9592 1,9592 1,9592 1,9592 1,9592 1,9592 1,9592
0,45 1,9169 1,9169 1,9169 1,9169 1,9169 1,9169 1,9169 1,9169 1,9169 1,9169
0,46 1,8765 1,8765 1,8765 1,8765 1,8765 1,8765 1,8765 1,8765 1,8765 1,8765
0,47 1,8380 1,8380 1,8380 1,8380 1,8380 1,8380 1,8380 1,8380 1,8380 1,8380
0,48 1,8012 1,8012 1,8012 1,8012 1,8012 1,8012 1,8012 1,8012 1,8012 1,8012
0,49 1,7661 1,7661 1,7661 1,7661 1,7661 1,7661 1,7661 1,7661 1,7661 1,7661
0,50 1,7324 1,7324 1,7324 1,7324 1,7324 1,7324 1,7324 1,7324 1,7324 1,7324
0,51 1,7002 1,7002 1,7002 1,7002 1,7002 1,7002 1,7002 1,7002 1,7002 1,7002
0,52 1,6694 1,6694 1,6694 1,6694 1,6694 1,6694 1,6694 1,6694 1,6694 1,6694
84
Matematika Kimia/Kalkulus Integral/
p 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0,53 1,6398 1,6398 1,6398 1,6398 1,6398 1,6398 1,6398 1,6398 1,6398 1,6398
0,54 1,6115 1,6115 1,6115 1,6115 1,6115 1,6115 1,6115 1,6115 1,6115 1,6115
0,55 1,5842 1,5842 1,5842 1,5842 1,5842 1,5842 1,5842 1,5842 1,5842 1,5842
0,56 1,5581 1,5581 1,5581 1,5581 1,5581 1,5581 1,5581 1,5581 1,5581 1,5581
0,57 1,5330 1,5330 1,5330 1,5330 1,5330 1,5330 1,5330 1,5330 1,5330 1,5330
0,58 1,5089 1,5089 1,5089 1,5089 1,5089 1,5089 1,5089 1,5089 1,5089 1,5089
0,59 1,4857 1,4857 1,4857 1,4857 1,4857 1,4857 1,4857 1,4857 1,4857 1,4857
0,60 1,4634 1,4634 1,4634 1,4634 1,4634 1,4634 1,4634 1,4634 1,4634 1,4634
0,61 1,4419 1,4419 1,4419 1,4419 1,4419 1,4419 1,4419 1,4419 1,4419 1,4419
0,62 1,4212 1,4212 1,4212 1,4212 1,4212 1,4212 1,4212 1,4212 1,4212 1,4212
0,63 1,4013 1,4013 1,4013 1,4013 1,4013 1,4013 1,4013 1,4013 1,4013 1,4013
0,64 1,3821 1,3821 1,3821 1,3821 1,3821 1,3821 1,3821 1,3821 1,3821 1,3821
0,65 1,3636 1,3636 1,3636 1,3636 1,3636 1,3636 1,3636 1,3636 1,3636 1,3636
0,66 1,3458 1,3458 1,3458 1,3458 1,3458 1,3458 1,3458 1,3458 1,3458 1,3458
0,67 1,3286 1,3286 1,3286 1,3286 1,3286 1,3286 1,3286 1,3286 1,3286 1,3286
0,68 1,3120 1,3120 1,3120 1,3120 1,3120 1,3120 1,3120 1,3120 1,3120 1,3120
0,69 1,2960 1,2960 1,2960 1,2960 1,2960 1,2960 1,2960 1,2960 1,2960 1,2960
0,70 1,2805 1,2805 1,2805 1,2805 1,2805 1,2805 1,2805 1,2805 1,2805 1,2805
0,71 1,2656 1,2656 1,2656 1,2656 1,2656 1,2656 1,2656 1,2656 1,2656 1,2656
0,72 1,2511 1,2511 1,2511 1,2511 1,2511 1,2511 1,2511 1,2511 1,2511 1,2511
0,73 1,2372 1,2372 1,2372 1,2372 1,2372 1,2372 1,2372 1,2372 1,2372 1,2372
0,74 1,2238 1,2238 1,2238 1,2238 1,2238 1,2238 1,2238 1,2238 1,2238 1,2238
0,75 1,2107 1,2107 1,2107 1,2107 1,2107 1,2107 1,2107 1,2107 1,2107 1,2107
0,76 1,1982 1,1982 1,1982 1,1982 1,1982 1,1982 1,1982 1,1982 1,1982 1,1982
0,77 1,1860 1,1860 1,1860 1,1860 1,1860 1,1860 1,1860 1,1860 1,1860 1,1860
0,78 1,1743 1,1743 1,1743 1,1743 1,1743 1,1743 1,1743 1,1743 1,1743 1,1743
0,79 1,1629 1,1629 1,1629 1,1629 1,1629 1,1629 1,1629 1,1629 1,1629 1,1629
0,80 1,1519 1,1519 1,1519 1,1519 1,1519 1,1519 1,1519 1,1519 1,1519 1,1519
0,81 1,1413 1,1413 1,1413 1,1413 1,1413 1,1413 1,1413 1,1413 1,1413 1,1413
0,82 1,1310 1,1310 1,1310 1,1310 1,1310 1,1310 1,1310 1,1310 1,1310 1,1310
0,83 1,1210 1,1210 1,1210 1,1210 1,1210 1,1210 1,1210 1,1210 1,1210 1,1210
0,84 1,1114 1,1114 1,1114 1,1114 1,1114 1,1114 1,1114 1,1114 1,1114 1,1114
0,85 1,1021 1,1021 1,1021 1,1021 1,1021 1,1021 1,1021 1,1021 1,1021 1,1021
0,86 1,0931 1,0931 1,0931 1,0931 1,0931 1,0931 1,0931 1,0931 1,0931 1,0931
0,87 1,0844 1,0844 1,0844 1,0844 1,0844 1,0844 1,0844 1,0844 1,0844 1,0844
0,88 1,0759 1,0759 1,0759 1,0759 1,0759 1,0759 1,0759 1,0759 1,0759 1,0759
0,89 1,0678 1,0678 1,0678 1,0678 1,0678 1,0678 1,0678 1,0678 1,0678 1,0678
0,90 1,0599 1,0599 1,0599 1,0599 1,0599 1,0599 1,0599 1,0599 1,0599 1,0599
0,91 1,0522 1,0522 1,0522 1,0522 1,0522 1,0522 1,0522 1,0522 1,0522 1,0522
0,92 1,0448 1,0448 1,0448 1,0448 1,0448 1,0448 1,0448 1,0448 1,0448 1,0448
0,93 1,0377 1,0377 1,0377 1,0377 1,0377 1,0377 1,0377 1,0377 1,0377 1,0377
0,94 1,0307 1,0307 1,0307 1,0307 1,0307 1,0307 1,0307 1,0307 1,0307 1,0307
0,95 1,0240 1,0240 1,0240 1,0240 1,0240 1,0240 1,0240 1,0240 1,0240 1,0240
0,96 1,0176 1,0176 1,0176 1,0176 1,0176 1,0176 1,0176 1,0176 1,0176 1,0176
0,97 1,0113 1,0113 1,0113 1,0113 1,0113 1,0113 1,0113 1,0113 1,0113 1,0113
0,98 1,0053 1,0053 1,0053 1,0053 1,0053 1,0053 1,0053 1,0053 1,0053 1,0053
85
Matematika Kimia/Kalkulus Integral/
p 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0,99 0,9994 0,9994 0,9994 0,9994 0,9994 0,9994 0,9994 0,9994 0,9994 0,9994
1,00 0,9994
Catatan : 1) Harga (0,5) =
2) Harga (p) . (1 p) =
p sin

7.2 Fungsi Gamma Untuk Bilangan Negatif


Kita akan mengevaluasi bentuk integral berikut:


~
0
x 6 , 3
dx e x
(7-9)
Harga integral ( 9) tersebut adalah 3,6 !. Kita tahu bahwa:
3,6 ! = (3,6 + 1) = (2,6 )
Fungsi Gamma negatif, ternyata tidak ada tabelnya, oleh karena itu fungsi Gamma negatif harus
dimanipulasi dengan menggunakan relasi yang berasal dari persamaan (7-8)
( n + 1) = n ( n ), jadi:
( n ) =
n
1
( n + 1) (7-10)
Dengan menggunakan (7-10) tersebut, maka:
(2,6) =
6 , 2
1

(1,6) =
6 , 2
1

.
6 , 1
1

(0,6)
=
6 , 2
1

.
6 , 1
1
6 , 0
1

. (0,6 =
6 , 2
1

.
6 , 1
1
6 , 0
1

. 1,4634
= . . . . . . . . . .
9 Pembuktian Rumus-Rumus Pada Section 2
9.1 Pembuktian Rumus 2.1. dx e x
~
0
x
b
a

n


= n!
b
a
n

_
,

+1
Jika dx e x
~
0
x
b
a

n


= Kita misalkan I
(n)
maka I
(n)
= dx e x
~
0
x
b
a

n


=
a
b


~
0
x
b
a

n
e d x =
a
b

~
0
x
b
a
n
e . x
1
1
1
]
1

+
a
b


~
0
n
x
b
a
x d . e
= 0 + n .
a
b

~
0
x
b
a
1 n
x d . e . x
Jika dx e x
~
0
x
b
a

n


= I
(n)
maka

~
0
x
b
a
1 n
x d . e . x = I
(n1)
Jadi:
I
(n)
= n .
a
b
. I
(n-1)
Analog dengan cara di atas, maka:
I
(n-1)
= (n1)
a
b
I
(n 2)

Sehingga:
I
(n)
= n. (n1)
2
a
b

,
_

I
(n 2)

86
Matematika Kimia/Kalkulus Integral/
Begitu seterusnya sampai akhirnya pangkat x habis, dan kita peroleh:
I
(n)
= n (n 1) (n 2) (n 3) ........ ( 1 )
n
a
b

,
_

I
9 0 )
= n ! .
n
a
b

,
_

I
9 0 )
Dengan I
9 0 )
= dx e x
~
0
x
b
a

0


= dx e
~
0
x
b
a


=
a
b


~
0
x
b
a

e d =
a
b

~
0
x
b
a
e
1
1
1
]
1

=
a
b

[ 0 1 ] =
a
b
Jadi: I
( n )
= n ! .
n
a
b

,
_

.
a
b
= n!
b
a
n

_
,

+1
Terbukti: dx e x
~
0
x
b
a

n


= n!
b
a
n

_
,

+1
9.2 Pembuktian Rumus 2.2 dx e x
2 x
1 x
x
b
a
n


=
b
a

'

1
1
1
]
1

dx e . x n e . x
2 x
1 x
x
b
a
1 n
2 x
1 x
x
b
a
n
dx e x
2 x
1 x
x
b
a
n


=
a
b


2 x
1 x
x
b
a
n
e d x =
a
b

'

1
1
1
]
1


n
2 x
1 x
x
b
a
2 x
1 x
x
b
a
n
dx e . e . x
=
b
a

'

1
1
1
]
1

dx e . x n e . x
2 x
1 x
x
b
a
1 n
2 x
1 x
x
b
a
n
Terbukti: dx e x
2 x
1 x
x
b
a
n


=
b
a

'

1
1
1
]
1

dx e . x n e . x
2 x
1 x
x
b
a
1 n
2 x
1 x
x
b
a
n
9.3 Pembuktian Rumus 2.3 Untuk n ganjil bulat positif:
dx e x
~
0
x
b
a

n
2


= !
2
1 - n
.
2
1

,
_

,
_

,
_

1
2
1 n
a
b
Kita misalkan x
2
= y, 2x dx = dy atau dx =
x 2
1
dy sehingga:
dx e x
~
0
x
b
a

n
2


= dy
2x
1
. e x
~
0
y
b
a

n


=
2
1
dy . e x
~
0
y
b
a

1 n

=
2
1
dy . e y
~
0
y
b
a

2
1 n

Bentuk dy . e y
~
0
y
b
a

2
1 n

ini sesuai dengan Rumus 2.1 yang sudah dibuktikan. Harga dari:
dy . e y
~
0
y
b
a

2
1 n

,
_

,
_

,
_


1
2
1 n
a
b
. !
2
1 n
Jadi Terbukti:
dx e x
~
0
x
b
a

n
2


=
2
1
,
_

,
_

,
_


1
2
1 n
a
b
. !
2
1 n
9.4 Pembuktian Rumus 2.4 Untuk n genap bulat positif:
87
Matematika Kimia/Kalkulus Integral/
dx e x
~
0
x
b
a

n
2


=
2

.
!
2
n
. 2
! n
n

,
_

,
_

,
_

2
1 n
a
b
Kita mulai untuk n = 0, dan integralnya kita sebut saja I
( 0 )
:
I
( 0 )
= dx e x
~
0
2
x
b
a

0


= dx e
~
0
2
x
b
a


Jika
b
a
x
2
dimisalkan = y
2
maka x =
2 / 1
a
b

,
_

y dan dx =
2 / 1
a
b

,
_

dy sehingga:
I
( 0 )
=
dy
a
b
. e
2 / 1 ~
0
2
y

,
_


=
2 / 1
a
b

,
_

dy . e
~
0
2
y


Dari section 2.1 kita ketahui bahwa:


x
0
y
dy e
2
=
2

. erf (x) jadi:


dy . e
~
0
2
y


=
2

. erf ( ~ ) =
2

Jadi:
I
( 0 )
=
2

.
2 / 1
a
b

,
_


Untuk n = 2:
I
( 2 )
= dx e x
~
0
2
x
b
a

2


. Jika x
2
diganti y maka dx = (1/2x) dy, maka dapat diperoleh:
I
( 2 )
=
,
_

2
1
dy e x
~
0
y
b
a


=
a
b


~
0
y
b
a

e d x =
a
b
.
,
_

2
1

'

1
1
1
]
1


dx . e e . x
~
0
y
b
a
~
0
x
b
a
2
=
a
b

,
_

2
1

'


dx . e 0
~
0
x
b
a
2
=
a
b

,
_

2
1
dx . e
~
0
y
b
a

=
,
_

2
1
a
b
. I
( 0 )

Jadi:
I
( 2 )
=
2

.
,
_

2
1

2 / 3
a
b

,
_

.
Untuk n = 4:
I
( 4 )
= dx e x
~
0
2
x
b
a

4


. Jika x
2
diganti y maka dx = (1/2x) dy, maka dapat diperoleh:
I
( 4 )
=
,
_

2
1
dy e x
~
0
y
b
a

3


=
a
b

,
_

2
1


~
0
y
b
a

3
e d x
=
a
b

,
_

2
1

'

1
1
1
]
1


3
~
0
y
b
a
~
0
x
b
a
3
dx . e e . x
2
=
a
b

,
_

2
1

'


dx . e x 3 0
~
0
x
b
a
2
2
= 3.
,
_

2
1
a
b
. I
( 2 )

Jadi:
88
Matematika Kimia/Kalkulus Integral/
I
( 4 )
=
2

. 3.
2
2
1

,
_


2 / 3
a
b

,
_

Analog dengan cara di atas:


I
( 6 )
= 5
,
_

2
1
4) (
I
a
b
=
2

. 3.
3
2
1

,
_


2 / 7
a
b

,
_

I
( 8 )
= 7
,
_

2
1
6) (
I
a
b
=
2

. 7. 3.
4
2
1

,
_


2 / 9
a
b

,
_

Bilangan 7. 3.
4
2
1

,
_

=
2 4. 6. . 8
2. 3. 4. 5. 6. 7. . 8
4
2
1

,
_

=
4 3
2
1
.
2 4. 2. 3. . 2
! 8
=
2 4.3. . 2
! 8
8
=
! 4 . 2
! 8
8
Jadi:
I
( 8 )
=
2

. 7. 3.
4
2
1

,
_


2 / 9
a
b

,
_

=
2

.
! 4 . 2
! 8
8

2 / 9
a
b

,
_

Jika 8 diganti n, maka 4 adalah n/2 dan 9 adalah n + 1, maka:


I
( n )
=
2

.
!
2
n
. 2
! n
n

,
_

,
_

,
_

2
1 n
a
b
Padahal:
I
( n )
= dx e x
~
0
x
b
a

n
2


Jadi terbukti bahwa untuk n genap:
dx e x
~
0
x
b
a

n
2


=
2

.
!
2
n
. 2
! n
n

,
_

,
_

,
_

2
1 n
a
b
9. 5 Pembuktian Rumus 2.5
cos
m
x
x
x sin x dx
n
1
2

=
cos
m
x
x
x sin x
m

1
]
1
1
1
1
2
n+1
+ n
+
m
m n

+
1


2 x
1 x
n 2 m
dx x sin x cos
Kita misalkan I =
cos
m
x
x
x sin x dx
n
1
2

I =
cos
m
x
x
x sin x dx
n
1
2


2 x
1 x
n 1 m
dx x cos x sin x cos
=


2 x
1 x
n 1 m
sin x d x sin x cos
=
[ ] x
1 n
sin x
1 m
cos
x2
x1
+


2 x
1 x
n 1 m
) x sin x (cos d x sin
Misal ) x sin x (cos d
n 1 m
= A
Maka:
I =
[ ] x
1 n
sin x
1 m
cos
x2
x1
+

2 x
1 x
A . x sin
A = ) x sin x (cos d
n 1 m
=
x dsin x cos x dcos x sin
n 1 m 1 m n
+
= (m 1) sin x d x sin x cos . n x cos d x cos x sin
1 n 1 m 2 m n
+
= (m 1) dx sin x x cos x sin
2 m n
+ n dx x cos x sin x cos
1 n 1 m
89
Matematika Kimia/Kalkulus Integral/
= (m 1) sin x dx x cos x sin
2 m n
+ n dx x sin x cos
1 n m
Jadi:
sin x . A = (m 1) sin
2
x dx x cos x sin
2 m n
+ n dx x sin x cos
n m

2 x
1 x
A . x sin
= (m 1)


2 x
1 x
2 m n 2
dx x cos x sin x sin
+ n

x2
1 x
n m
dx x sin x cos
= (m 1)


2 x
1 x
2 m n 2
dx x cos x sin x sin
+ n I
= (m 1)
( )

2 x
1 x
2 m n 2
dx x cos x sin x cos 1
+ n I
= (m 1)
( )

2 x
1 x
m n 2 m n
dx x cos x sin dx x cos x sin
+ n I
= (m 1)


2 x
1 x
n 2 m
dx x sin x cos
+ (m 1)

2 x
1 x
m n
dx x cos x sin
+ n I
= (m 1)


2 x
1 x
n 2 m
dx x sin x cos
+ (m 1) I + n I
= (m 1)


2 x
1 x
n 2 m
dx x sin x cos
+ (m + n 1) I
Jadi:
I =
[ ] x
1 n
sin x
1 m
cos
x2
x1
+

2 x
1 x
A . x sin
=
[ ] x
1 n
sin x
1 m
cos
x2
x1
+
+ (m 1)


2 x
1 x
n 2 m
dx x sin x cos
(m +
n 1) I
I + (m + n 1) I =
[ ] x
1 n
sin x
1 m
cos
x2
x1
+
+ (m 1)


2 x
1 x
n 2 m
dx x sin x cos
(m + n ) I =
[ ] x
1 n
sin x
1 m
cos
x2
x1
+
+ (m 1)


2 x
1 x
n 2 m
dx x sin x cos
I =
cos
m
x
x
x sin x
m

1
]
1
1
1
1
2
n+1
+ n
+
m
m n

+
1


2 x
1 x
n 2 m
dx x sin x cos
(Terbukti)
9.6 Pembuktian Rumus 2.6
sin
n
x dx
x
x
1
2

=
cos x sin x
x
x
n-1
n

1
]
1
1
1
2
+
n
n
x dx
n
x
x

1
2
1
2
sin
Misal I =
sin
n
x dx
x
x
1
2

I =
sin
n
x dx
x
x
1
2


2 x
1 x
1 n
dx x sin x sin
=


2 x
1 x
1 n
x cos d x sin
90
Matematika Kimia/Kalkulus Integral/
=
[ ] x
1 - n
sin x cos
2 x
1 x
+


2 x
1 x
1 n
x sin d x cos
=
[ ] x
1 - n
sin x cos
2 x
1 x
+
sin x d x sin x cos ) 1 n (
2 x
1 x
2 n

=
[ ] x
1 - n
sin x cos
2 x
1 x
+
dx x cos x sin x cos ) 1 n (
2 x
1 x
2 n

=
[ ] x
1 - n
sin x cos
2 x
1 x
+
dx x sin x cos ) 1 n (
2 x
1 x
2 n 2

=
[ ] x
1 - n
sin x cos
2 x
1 x
+
( ) dx x sin x sin 1 ) 1 n (
2 x
1 x
2 n 2



=
[ ] x
1 - n
sin x cos
2 x
1 x
+
( ) dx x sin x sin 1 ) 1 n (
2 x
1 x
2 n 2



=
[ ] x
1 - n
sin x cos
2 x
1 x
+

2 x
1 x
2 n
dx x sin ) 1 n (
(n 1)

2 x
1 x
n
dx x sin
=
[ ] x
1 - n
sin x cos
2 x
1 x
+

2 x
1 x
2 n
dx x sin ) 1 n (
(n 1) I
Jadi:
I + (n 1) I =
[ ] x
1 - n
sin x cos
2 x
1 x
+

2 x
1 x
2 n
dx x sin ) 1 n (
atau:
n I =
[ ] x
1 - n
sin x cos
2 x
1 x
+

2 x
1 x
2 n
dx x sin ) 1 n (
Terbukti:
I =
cos x sin x
x
x
n-1
n

1
]
1
1
1
2
+
n
n
x dx
n
x
x

1
2
1
2
sin
9.7 Pembuktian Rumus 2.7.

2 x
1 x
m
dx x cos x sin
=
2 x
1 x
1 m
1 m
x cos
1
1
]
1

+
+

2 x
1 x
m
dx x cos x sin
=

2 x
1 x
m
dx sin x x cos
=

2 x
1 x
m
x cos d x cos
=
[ ] x
1 m
cos
2 x
1 x
+
+

2 x
1 x
m
x cos d x cos
=
[ ] x
1 m
cos
2 x
1 x
+
+ m


2 x
1 x
1 m
x cos d x cos x cos
=
[ ] x
1 m
cos
2 x
1 x
+
m

2 x
1 x
m
dx x cos sin x
Jadi:

2 x
1 x
m
dx x cos x sin
+ m

2 x
1 x
m
dx x cos x sin
=
[ ] x
1 m
cos
2 x
1 x
+
91
Matematika Kimia/Kalkulus Integral/
(m + 1)

2 x
1 x
m
dx x cos x sin
=
[ ] x
1 m
cos
2 x
1 x
+
Terbukti:

2 x
1 x
m
dx x cos x sin
=
2 x
1 x
1 m
1 m
x cos
1
1
]
1

+
+
9.8 Pembuktian Rumus 2.8

2 x
1 x
n
dx x sin x cos
=
2 x
1 x
1 n
1 n
x sin
1
1
]
1

+
+

2 x
1 x
n
dx x sin x cos
=

2 x
1 x
n
dx x cos x sin
=

2 x
1 x
n
sin x d x sin
=
[ ]
1 n
sin
2 x
1 x
+

2 x
1 x
n
x sin d sin x
=
[ ]
1 n
sin
2 x
1 x
+
n


2 x
1 x
1 n
sin x d x sin sin x
=
[ ]
1 n
sin
2 x
1 x
+
n

2 x
1 x
n
dx x cos x sin
jadi:

2 x
1 x
n
dx x sin x cos
+ n

2 x
1 x
n
dx x sin x cos
=
[ ]
1 n
sin
2 x
1 x
+
(n + 1)

2 x
1 x
n
dx x sin x cos
=
[ ]
1 n
sin
2 x
1 x
+
Terbukti:

2 x
1 x
n
dx x sin x cos
=
2 x
1 x
1 n
1 n
x sin
1
1
]
1

+
+
2.9 Pembuktian Rumus 2.9

+
2 x
1 x
dx
q px
1
=
[ ]
2 x
1 x
q px ln
p
1
+
=
q px1
q px2
ln
p
1
+
+
d (px + q) = p dx dx =
p
1
d (px + q)
Jadi:

+
2 x
1 x
dx
q px
1
=
p
1

+
2 x
1 x
q px
1

d(px + q) =
[ ]
2 x
1 x
q px ln
p
1
+
=
q px1
q px2
ln
p
1
+
+
92

You might also like