You are on page 1of 41

Health care system in Indonesia

Heppi sasmita, MKep,.Sp Jiwa

01/05/2013

Heppi Sasmita MKep Sp Jiwa

Konsep dan Lingkup kebijakan publik


Analisis kebijakan kesehatan adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak, dalam mengambil kebijakan di bidang kesehatan berlandaskan atas manfaat yang optimal yang akan diterima oleh masyarakat

01/05/2013

Heppi Sasmita MKep Sp Jiwa

Metodologi untuk analisis kebijakan


Kinerja kebijakan

Hasil kebijakan

Masalah kebijakan

Masa depan kebijakan

Aksi kebijakan
01/05/2013 Heppi Sasmita MKep Sp Jiwa 3

Sistem kebijakan
Pelaku Kebijakan

Lingkungan kebijakan

Kebijakan publik

01/05/2013

Heppi Sasmita MKep Sp Jiwa

Sistem kesehatan
Sebelum melakukan analisis kebijakan kesehatan perlu dipahami terlebih dahulu mengenai sistem kesehatan. Bagaimana pengambilan kebijakan dibidang kesehatan

01/05/2013

Heppi Sasmita MKep Sp Jiwa

Unsur unsur sistem kesehatan


Sistem kesehatan

Subsistem pelayanan kesh

Subsistem Pembiayaan kesh

Mutu pelayanan

01/05/2013

Heppi Sasmita MKep Sp Jiwa

kewargaan

kebijakan
kesehatan implementasi

Keb yang ada

pendidikan
nilai

SDM dan lembaga

ekonomi

Akuntabel dan adil

01/05/2013

Heppi Sasmita MKep Sp Jiwa

Proses kebijakan kesehatan


Perumusan masalah Forecasting (peramalan) Rekomendasi kebijakan Implementasi kebijakan Monitoring kebijakan Evaluasi kebijakan

01/05/2013

Heppi Sasmita MKep Sp Jiwa

Isu strategis
Pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu belum optimal Sistem perencanaan dan penganggaran departemen kesehatan belum optimal Standar dan pedoman pelaksanaan pembangunan kesehatan masih kurang memadai Dukungan departemen kesehatan untuk melaksanakan pembangunan kesehatan masih terbatas.
01/05/2013 Heppi Sasmita MKep Sp Jiwa 9

Kebijakan kesehatan di indonesia


Visi : departemen kesehatan sebagai penggerak pembangunan kesehatan menuju terwujudnya indonesia sehat Misi :
memantapkan manajemen kesehatan yang dinamis dan akuntabel Meningkatkan kinerja dan mutu upaya kesehatan Memberdayakan masyarakat dan daerah Melaksanakan pembangunan kesehatan yang berskala nasional
01/05/2013 Heppi Sasmita MKep Sp Jiwa 10

Tujuan dan sasaran


Tujuan : terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya Tujuan tersebut dicapai melalui pembinaan, pengembangan dan pelaksanaan serta pemantapan fungsi-fungsi administrasi kesehatan yang didukung oleh sistem informasi kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan serta hukum kesehatan
01/05/2013 Heppi Sasmita MKep Sp Jiwa 11

Tujuan dan sasaran


Sasaran :
Tersedianya berbagai kebijakan dan pedoman, serta hukum kesehatan yang menunjang pembangunan kesehatan Terbentuk dan terselenggaranya sistem informasi manajemen kesehatan yang ditunjang oleh sistem informasi manajemen kesehatan daerah Terlaksananya dan termanfaatkannya hasil penelitian dan pengembangan kesehatan dalam mendukung pembangunan kesehatan
01/05/2013 Heppi Sasmita MKep Sp Jiwa 12

Tujuan dan sasaran


Sasaran :
Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan pengembangan perilaku sehat Terselenggaranya advokasi dan pengawasan oleh perorangan, kelompok dan masyarakat dibidang kesehatan Terselenggaranya sistem surveilans dan kewaspadaan dini serta penanggulangan kejadian luarbiasa Tersedianya pembiayaan kesehatan yang cukup , adil, berdaya guna dan berhasil guna Tersedianya tenaga kesehatan yang bermutu secara mencukupi dan distribusinya merata

01/05/2013

Heppi Sasmita MKep Sp Jiwa

13

Strategi kesehatan di Indonesia


Mewujudkan komitmen pembangunan kesehatan Meningkatkan pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan Membina sistem kesehatan dan sistem hukum di bidang kesehatan Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan Melaksanakan jejaring pembangunan kesehatan
01/05/2013 Heppi Sasmita MKep Sp Jiwa 14

Kebijakan kesehatan
Penggalangan kemitraan lintas sektor Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas Peningkatan kemampuan daerah Pemberdayaan masyarakat dan swasta Pengembangan sumber daya kesehatan Pelaksanaan upaya kesehatan
01/05/2013 Heppi Sasmita MKep Sp Jiwa 15

Kebijakan program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat


Pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) Pengembangan upaya kesehatan bersumber masyarakat dan generasi muda Peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat
01/05/2013 Heppi Sasmita MKep Sp Jiwa 16

Kebijakan program lingkungan sehat


Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan Pengembangan wilayah sehat
01/05/2013 Heppi Sasmita MKep Sp Jiwa 17

Kebijakan program upaya kesehatan


Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat generik esensial Peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang mencakup sekurang-kurangnya promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana
01/05/2013 Heppi Sasmita MKep Sp Jiwa 18

Kebijakan program pelayanan kesehatan


Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat generik esensial Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan
01/05/2013 Heppi Sasmita MKep Sp Jiwa 19

Kebijakan program upaya kesehatan perorangan


Pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin kelas III RS Pembangunan sarana dan parasarana RS di daerah tertinggal secara selektif Perbaikan sarana dan prasarana rumah sakit Pengadaan obat dan perbekalan RS Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan Pengembangan pelayanan kedokteran keluarga Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan
01/05/2013 Heppi Sasmita MKep Sp Jiwa 20

Kebijakan program pencegahan dan pemberantasan penyakit


Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko Peningkatan imunisasi Penemuan dan tatalaksana penderita Peningkatan surveilans epidemologi Peningkatan KIE pencegahan dan pemberantasan penyakit
01/05/2013 Heppi Sasmita MKep Sp Jiwa 21

Kebijakan program perbaikan gizi masyarakat


Peningkatan pendidikan gizi Penangulangan KEP, anemia gizi besi, GAKI, kurang vitamin A, kekuarangan zat gizi mikro lainnya Penanggulangan gizi lebih Peningkatan surveilans gizi Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
01/05/2013 Heppi Sasmita MKep Sp Jiwa 22

Kebijakan program sumber daya kesehatan


Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan terutama untuk penduduk miskin Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit

01/05/2013

Heppi Sasmita MKep Sp Jiwa

23

Kebijakan program kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan


Pengkajian dan penyusunan kebijakan Pengembangan sistem perencanaan dan pengangaran, pelaksanaan dan pengendalian, pengawasan dan penyempurnaan administrasi keuangan, serta hukum kesehatan Pengembangan sistem informasi kesehatan Pengembangan sistem kesehatan daerah Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan

01/05/2013

Heppi Sasmita MKep Sp Jiwa

24

Kebijakan program penelitian dan pengembagan kesehatan


Penelitian dan pengembangan Pengembangan tenaga, sarana dan prasarana penelitian Penyebarluasan dan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan kesehatan

01/05/2013

Heppi Sasmita MKep Sp Jiwa

25

Tantangan baru sebagai akibat perubahan sosial dan ekonomi:


1. Pola penyakit yang semakin kompleks, Indonesia saat ini berada pada pertengahan transisi epidemiologi dimana penyakit tidak menular meningkat drastis sementara penyakit menular masih menjadi penyebab penyakit yang utama. Penyakit kardiovaskuler (jantung) menjadi penyebab dari 30 persen kematian di Jawa dan Bali. Indonesia juga berada diantara sepuluh negara di dunia dengan penderita diabetes terbesar. Di saat bersamaan penyakit menular dan bersifat parasit menjadi penyebab dari sekitar 22 persen kematian. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia juga lebih tinggi dibandingkan dengan kebanyakan negara tetangga Perubahan yang diiringi semakin kompleksnya pola penyakit merupakan tantangan terbesar bagi sistem kesehatan di Indonesia.

2. Tingginya ketimpangan regional dan sosial ekonomi dalam sistem kesehatan. Dibanyak propinsi, angka kematian bayi dan anak terlihat lebih buruk dibandingkan dengan situasi di beberapa negara Asia termiskin. Kelompok miskin mendapatkan akses kesehatan yang paling buruk dan umumnya mereka sedikit mendapatkan imunisasi ataupun mendapatkan bantuan tenaga medis yang terlatih dalam proses melahirkan. Tingginya tingkat terkena penyakit, baik yang disebabkan dari penyakit menular maupun penyakit tidak menular, telah mengurangi kemampuan orang miskin untuk menghasilkan pendapatan, dan hal ini berdampak pada lingkaran setan kemiskinan.

3. Pembiayaan kesehatan yang rendah dan timpang. Pembiayaan kesehatan saat ini lebih banyak dikeluarkan dari uang pribadi, dimana pengeluaran kesehatan yang harus dikeluarkan oleh seseorang mencapai sekitar 75-80 persen dari total biaya kesehatan dan kebanyakan pembiayaan kesehatan ini berasal dari uang pribadi yang dikeluarkan ketika mereka memanfaatkan pelayanan kesehatan.

4. Pembiayaan kesehatan yang rendah dan timpang. Pembiayaan kesehatan saat ini lebih banyak dikeluarkan dari uang pribadi, dimana pengeluaran kesehatan yang harus dikeluarkan oleh seseorang mencapai sekitar 75-80 persen dari total biaya kesehatan dan kebanyakan pembiayaan kesehatan ini berasal dari uang pribadi yang dikeluarkan ketika mereka memanfaatkan pelayanan kesehatan.

5. Desentralisasi menciptakan tantangan dan memberikan kesempatan baru. Saat ini, pemerintah daerah merupakan pihak utama dalam penyediaan fasilitas kesehatan. Jumlah pengeluaran daerah untuk kesehatan terhadap total pengeluaran kesehatan meningkat dari 10 persen sebelum desentralisasi menjadi 50 persen pada tahun 2001.

6. Angka penularan HIV/AIDS meningkat namun wabah tersebut sebagian besar masih terlokalisir. Diperkirakan sekitar 120.000 penduduk Indonesia terinfeksi oleh HIV/AIDS, dengan konsentrasi terbesar berada di propinsi dengan penduduk yang sedikit (termasuk Papua) dan di kota kecil maupun kota besar yang terdapat aktifitas industri, pertambangan,kehutanan dan perikanan. Virus tersebut menyebar lebih lambat dibandingkan dengan yang diperkirakan sebelumnya. Akan tetapi penularan virus tersebut meningkat pada kelompok yang berisiko tinggi, yaitu penduduk yang tidak menerapkan perilaku pencegahan terhadap virus tersebut, seperti menggunakan kondom pada aktivitas seks komersial atau menggunakan jarum suntik yang bersih dalam kasus pecandu obat-obatan.

Tugas yang paling penting ialah memberikan perhatian lebih kepada kondisi kesehatan utama, meningkatkan kelayakan kondisi kesehatan serta pemanfaatan sistem kesehatan, melibatkan peran swasta, mengevaluasi ulang mekanisme pendanaan kesehatan dan melaksanakan desentralisasi, termasuk juga menyangkut isu tenaga kesehatan.

Langkah Prioritas untuk Meningkatkan Keadaan Kesehatan

Memusatkan penggunaan dana publik pada penyediaan kesehatan publik dan tingkatkan kelayakan kondisi kesehatan prioritas. Pembiayaan kesehatan oleh pemerintah di Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan kebanyakan negara tetangga.

3.Menurunnya kondisi dan penggunaan fasilitas kesehatan publik serta kecenderungan penyedia utama fasilitas kesehatan beralih ke pihak swasta. Angka penduduk yang diimunisasi mengalami penurunan semenjak pertengahan 1990, dimana hanya setengah dari anak-anak di Indonesia yang diimunisasi.

1. Memfokuskan pada peningkatan kondisi kesehatan utama dan pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh. Meskipun Indonesia sedang mengalami transisi epedemiologi, pendanaan pelayanan kesehatan yang diberikan melalui anggaran pemerintah harus tetap difokuskan pada sejumlah penyakit penting, yaitu pada pola penyakit infeksi yang masih mendominasi. Merubah fokus kebijakan kesehatan kepada sejumlah penyakit infeksi terpenting sambil mengontrol munculnya penyakit menular baru (NCD) merupakan tantangan terbesar dalam sistem kesehatan yang baru.

2. Memperkenalkan peran pihak swasta dalam dunia kesehatan. Sistem kesehatan di Indonesia banyak bergantung pada sektor swasta dan upaya untuk meningkatkan kondisi kesehatan tidak akan berhasil jika mereka tidak dilibatkan dalam proses ini. Sebagai contoh, lebih banyak orang yang menggunakan fasilitas kesehatan sektor swasta untuk pelayanan kesehatan yang penting dibandingkan fasilitas kesehatan pemerintah, seperti ketika bersalin (kelahiran), anak menderita diare, infeksi pernafasan yang akut. Kecenderungan ini terlihat semakin meningkat, bahkan kecenderungan ini terjadi pula pada perilaku kaum miskin. Dengan ketergantungan terhadap pelayanan kesehatan pihak swasta, Departemen Kesehatan dapat melindungi pengguna jasa kesehatan tersebut dengan menjamin kualitas dan akuntabilitas melalui intervensi di sisi permintaan (seperti dengan pemberian kupon kesehatan untuk orang miskin dan asuransi kesehatan) dan melalui regulasi maupun lisensi kesehatan.

3. Tinjau ulang pembiayaan kesehatan. Indonesia saat ini sedang mepertimbangkan perlunya reformasi penting dalam pembiayaan kesehatan melalui pengenalan asuransi kesehatan nasional. Asuransi kesehatan merupakan cara yang cukup ampuh untuk meningkatkan sumber daya perlindungan kesehatan, meningkatkan akses kesehatan bagi orang miskin dan mendorong penyedia jasa kesehatan untuk menjadi lebih bertanggung jawab (accountable). Akan tetapi UU Sistem Jaminan Sosial Nasional yang baru masih belum mampu memberikan kerangka yang menyeluruh bagi reformasi pembiayaan sektor kesehatan dan sistem pelayanan kesehatan. Pemerintahan yang baru harus segera membentuk kelompok kerja yang bertugas untuk merancang strategi pembiayaan kesehatan yang menyeluruh, dimana asuransi kesehatan sosial termasuk didalamnya, dan juga mengamandemen undangundang tersebut.

Strategi tersebut dapat ditempuh dengan Menentukan kombinasi pembiayaan kesehatan


(asuransi pemerintah, asuransi swasta dan dana pribadi) yang dapat dengan baik memenuhi tujuan pemerintah, yaitu menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan harga yang terjangkau dan dapat diakses oleh orang miskin Menganalisa dampak anggaran dari strategi kesehatan yang diajukan Mempelajari pengalaman di negara tetangga mengenai asuransi kesehatan sosial dan bentuk lain pelayanan kesehatan yang sifatnya pra-bayar. Mengajukan rencana transisi atas skema asuransi kesehatan swasta maupun asuransi kesehatan pemerintah yang telah ada. Memberikan kesempatan penyedia jasa kesehatan lainnya, tidak hanya dokter, untuk juga berhak memperoleh pembayaran melalui mekanisme asuransi sosial.

4. Mengelola desentralisasi lembaga-lembaga kesehatan publik Langkah penting berikutnya dalam pengelolaan desentralisasi antara lain: Menentukan dengan lebih baik berbagai peran dan tanggung jawab pemerintahan nasional, provinsi dan daerah tingkat dua dalam pengelolaan sistem kesehatan, serta mekanisme penyediaan lembaga kesehatan publik antar daerah tingkat dua. Meningkatkan peran pemerintahan propinsi dengan memperkuat posisi hukum dan tanggung jawab pengelolaan (manajemen) dengan maksud untuk meningkatkan koordinasi diantara pemerintahan daerah dan untuk mencapai efisiensi dalam penyediaan fasilitas kesehatan publik.

Restrukturisasi peran Departemen Kesehatan. Departemen Kesehatan saat ini dibentuk untuk memainkan peranan terdepan dalam penyediaan jasa kesehatan. Pentingnya pembangunan kembali sistem informasi kesehatan.Sistem pelaporan penyakit saat ini memberikan informasi yang masih belum lengkap dan tidak cocok dengan data kesehatan. Memasukkan isu kondisi tenaga kesehatan. Hal penting dalam anggaran sistem kesehatan adalah anggaran petugas kesehatan. Gaji untuk petugas kesehatan terhitung memakan lebih dari setengah anggaran kesehatan baik pada level pemerintah pusat maupun kabupaten, dan sekitar sepertiga dari anggaran kesehatan pemerintah propinsi. Menjamin tersedianya obat-obatan yang berkualitas pada tingkat harga yang kompetitif. Tanggung jawab untuk menjamin kualitas harus digambarkan secara jelas diantara pemerintah lokal, Kementrian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan ( BPOM).

Mengontrol penyebaran HIV/AIDS dengan fokus pada aspek pencegahan. Hal terpenting yang harus dilakukan dalam masalah ini ialah mengurangi penularan virus HIV/AIDS. Hal ini membutuhkan upaya yang terpusat pada kelompok dengan resiko tinggi terkena penyakit di daerah perkotaan besar dan di sejumlah kantong-kantong aktifitas ekonomi.

You might also like