You are on page 1of 3

Primary Survey adalah Pemeriksaan Cepat untuk Menentukan Kondisi Mengancam Nyawa

Posted by admin on April 17, 2011 in Kedokteran

PRIMARY SURVEY Adalah pemeriksaan cepat untuk menentukan kondisi mengancam nyawa. Hal ini untuk membuat keputusan kondisi kritis, tindakan, dan kecepatan transpor. Untuk pemeriksaan yang harus diingat dalam melakukan Primary Survey :

Lihat situasi keseluruhan korban pada waktu mendekati korban. o Airway dengan kontrol C Spine dan tingkat kesadaran awal.
o o o o

Breathing dan Ventilasi Circulation dengan kontrol perdarahan Dissability : status Neurologis Exposure/Environmental control : buka baju penderita tetapi cegah hipotermi.

A : Airway dengan Cervical Spine Control Yang pertama harus dinilai adalah Airway. Meliputi pemeriksaan adanya obstruksi jalan napas yang dapat disebabkan benda asing, fraktur, atau edema pada wajah, laring atau trachea. Usaha untuk membebaskan jalan nafas harus melindungi Vertebra Cervical dimana kemungkinan patahnya tulang cervical harus selalu diperhitungkan. Bila ada gangguan jalan nafas maka dilakukan penanganan sesuai BLS. B : Breathing (dan Ventilasi) Jalan nafas yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik. Ventilasi yang baik meliputi fungsi baik dari paru, dinding Thoraks, dan diafragma. Dada korban harus dibuka untuk melihat pernapasan yang baik. Auskultasi dilakukan untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru. Perkusi dilakukan untuk menilai adanya udara atau darah dalam rongga pleura. Inspeksi dan Palpasi dapat memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi. C : Circulation dengan kontrol Perdarahan

Cardiac Output (volume darah dan curah jantung). Perdarahan merupakan penyebab utama kematian pasca bedah yang mungkin dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit. Suatu keadaan hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia, sampai terbukti sebaliknya. Maka diperlukan penilaian yang cepat dari status hemodinamik penderita. Ada 3 observasi yang dalam hitungan detik dapat memberikan informasi mengenai keadaan hemodinamik, yakni : 1. Tingkat Kesadaran : Terjadi penurunan kesadaran disebabkan perfusi otak menurun akibat volume darah menurun. 2. Warna Kulit : Wajah pucat keabu-abuan dan kulit ekstremitas pucat merupakan tanda hipovolemia dimana menandakan kehilangan darah minimal 30% volume darah. 3. Nadi : Nadi yang cepat dan kecil merupakan tanda hipovolemia, namun harus diingat sebab lain. Nadi yang cepat dan tidak teratur merupakan tanda gangguan jantung. Tidak ditemukan pulsasi dari nadi sentral merupakan pertanda dilakukannya resusitasi. Jangan terlalu percaya pada tekanan darah dalam menentukan syok, karena :

Tekanan darah sebelumnya tidak diketahui Diperlukan kehilangan volume darah yang lebih dari 30% untuk dapat terjadi penurunan tekanan darah.

Kontrol Perdarahan. Perdarahan dapat terlihat (external) dan tidak terlihat (internal) dimana kemungkinan terdapat dalam rongga thoraks, rongga abdomen, fraktur pelvis dan fraktur tulang panjang. Syok jarang disebabkan perdarahan intrakranial. Perdarahan hebat dikelola pada Primary Survey. Perdarahan eksternal dikendalikan dengan penenkanan lengsung pada luka dan jangan dijahit. Jangan menggunakn torniquet karena dapat merusak jaringan dan menyebabkan iskemik distal dari torniquet. D : Dissability (Evaluasi Neurologis) Disini dinilai adalah tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil. GCS(Glasgow Comma Scale) adalah system yang paling sering digunakan. Di samping itu, juga digunakan system AVPU (Alert, Verbal, Pain, Unresponsible) untuk waktu yang singkat. Jangan dilupa agar mencatat waktu dalam setiap penilaan tingkat kesadaran agar diketahui perubahan yang terjadi. E : Exposure (Environmental Control)

Untuk evaluasi, korban harus dibuka keseluruhan pakaiannya. Setelah pakaian dibuka, penting agar korban tidak kedinginan. Harus dipakaikan selimut hangat. Ruangan yang cukup hangat, dan diberikan cairan intravena yang sudah dihangatkan. Exposure pada umumnya dilakukan di Rumah Sakit.

You might also like