You are on page 1of 17

A. DASAR TEORI 1.

Pengertian Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silikat cair likat, pijar, bersifat mudah bergerak yang dikenal dengan magma. Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada beberapa hal, seperti genesanya, senyawa kimianya, mineraloginya atau tempat terbentuknya. Berdasarkan genetiknya atau tempat terjadinya maka batuan beku dibagi atas: Batuan Ekstrusi, terdiri dari semua mineral yang dikeluarkan kepermukaan bumi baik didaratan ataupun dibawah permukaan laut. Material ini mendingin dengan cepat, ada yang terbentuk padat atau atau suatu larutan yang kental dan panas yang biasa disebut Lava. Batuan Intrusi, proses batuan ini sangat berbeda dengan kegiatan batuan ekstrusi, dimana batuan ini sifatnya menerobos lapisan batuan yang sebelumnya sudah terbentuk. Berdasarkan tempat terbentuknya batuan beku dapat dibagi menjadi : Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah bersifat mobil, bersuhu antara 9000 12000 atau lebih dan berasal dari kerak bumi bagian bawah atau selubung bumi bagian atas (lihat F. F. Grouts, 1947 : Turner dan Verhoogen, 1960; H. Williams, 1962). Bunsen (1951, W. T. Huang) mempunyai pendapat bahwa ada dua jenis magma primer, yaitu basalitis dan granitis, dan batuan beku merupakan hasil campuran dari dua magma ini yang kemudian mempunyai komposisi lain. Dally 1933, Winkler (Vide W. T. Huang, 1962) berpendapat lain yaitu magma lain yaitu magma asli (primer) adalah bersifat basa yang selanjutnya akan mengalami proses diferensiasi menjadi magma bersifat lain. Magma basa bersifat encer (viskositas rendah), kandungan unsur kimia berat, kadar H+, OH- dan gas tinggi, sedangkan magma asam sebaliknya. 2. Komposisi Mineral

Menurut Walker T. Huang, 1962, Komposisi mineral dikelompokkan menjadi tiga kelompok mineral yaitu :

A.

Mineral Utama Mineral-mineral ini terbentuk langsung dari kristalisasi magma dan kehadirannya

sangat menentukkan dalam penamaan batuan. Berdasarkan warna dan densitas dikelompokkan menjadi dua yaitu : 1. Mineral felsic (mineral berwarna terang dengan densitas rata-rata 2,52,7), yaitu : Kwarsa (SiO2) Kelompok feldspar, terdiri dari seri feldspar alkali (K, Na) ALSi3O8. Seri feldspar alkali terdiri dari sanidin, orthoklas, anorthoklas, adularia dan mikrolin. Seri plagioklas terdiri dari albit, oligoklas, andesin, labradorit, biwtonit dan anorit. Kelompok feldspartoid (Na, K Alumina silika), terdiri dari nefelin, sodalit, leusit. 2. Mineral mafik (mineral-mineral feromagnesia dengan warna gelap dan densitas rata-rata 3,0-3,6), yaitu : - Kelompok olivin, terdiri dari Fayalite dan Forsterite - Kelompok piroksen, terdiri dari Enstite, Hiperstein, Augit, Pigeonit, Diopsid. - Kelompok mika terdiri dari Biotit, Muscovit, Plogopit. - Kelompok Amphibole, terdiri dari Anthofilit, Cumingtonit, Hornblende, Rieberkit, Tremolit, Aktinolite, Glaukofan, dll. B. Mineral Sekunder Merupakan mineral-mineral ubahan dari mineral utama, dapat dari hasil pelapukan, hidrotermal maupun metamorfisma terhadap mineral-mineral utama. Dengan demikian mineral-mineral ini tak ada hubungannya dengan pembekuan magma (non pirogenetik).

Mineral sekunder terdiri dari : Kelompok kalsit (kalsit, dolomit, magnesit, siderit), dapat terbentuk dari hasil ubahan mineral plagioklas. Kelompok serpentin (antigorit dan krisotil), umumnya terbentuk dari hasil ubahan mineral mafik (terutama kelompok olivin dan piroksen). Kelompok klorit (proktor, penin, talk), umumnya terbentuk dari hasil ubahan mineral kelompok plagioklas. Kelompok serisit sebagai ubahan mineral plagioklas. Kelompok kaolin (kaolin, hallosyte), umumnya ditemukan sebagai hasil pelapukan batuan beku. B. Mineral Tambahan (Accesory Mineral) Merupakan mineral-mineral yang terbentuk pada kristalisasi magma, umumnya dalam jumlah sedikit. Apabila hadir dalam jumlah yang cukup banyak tetap tidak mempengaruhi penamaan batuan, tetapi hal ini bisa mempunyai nilai ekonomis. Termasuk dalam golongan ini antara lain: Hematite, Kromit, Muscovit, Rutile, Magnetit, Zeolit, Apatit dan lain-lain. 3. Struktur Batuan Beku Struktur batuan beku adalah bentuk batuan beku dalam skala besar, seperti lava bantal yang etrbentuk di lingkungan air (laut), seperti lava bongkah, struktur aliran dan lainlainnya. Suatu bentuk struktur batuan sangat erat sekali dengan waktu terbentuknya. Macam-macam struktur batuan beku adalah : a. Masif, apabila tidak menunjukkan adanya fragmen batuan lain yang tertanam dalam tubuhnya. b. Pillow lava atau lava bantal, merupakan struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi tertentu, yang dicirikan oleh masa berbentuk bantal dimana ukuran dari bentuk ini adalah umumnya 30-60 cm dan jaraknya berdekatan, khas pada vulkanik bawah laut.

c. Joint, struktur yang ditandai oleh kekar-kekar yang tertanam secara tegak lurus arah aliran. Struktur ini dapat berkembang columner jointing. d. Vesikuler, merupakan struktur batuan beku ekstrusi yang ditandai dengan lubanglubang sebagai akibat pelepasan gas selama pendinginan. e. Skoria, adalah struktur batuan yang sangat vesikuler (banyak lubang gasnya). f. Amigdaloidal, struktur dimana lubang-lubang keluar gas terisi oleh mineralmineral sekunder seperti, zelit, karbonat dan bermmacam silika. g. Xenolith, struktur yang memperlihatkan adanya suatu fragmen batuan yang masuk atau tertanam ke dalam batuan beku. Struktur ini terbentuk sebagai akibat peleburan tidak sempurna dari suatu batuan samping di dalam magma yang menerobos. h. Autobreccia, struktur pada lava yang memperlihatkan fragmen-fragmen dari lava itu sendiri. 4. Tekstur Batuan Beku Tekstur dalam batuan beku merupakan hubungan antar mineral atau mineral dengan massa gelas yang membentuk massa yang merata pada batuan. Selama pembentukan tekstur dipengaruhi oleh kecepatan dan stadia kristalisasi. Yang kedua tergantung pada suhu, komposisi kandungan gas, kekentalan magma dan tekanan. Dengan demikian tekstur tersebut merupakan fungsi dari sejarah pembentukan batuan beku. Dalam hal ini tekstur tersebut menunjukkan derajat kristalisasi (degree of crystallinity), ukuran butir (grain size), granularitas dan kemas (fabric), (Williams, 1982) 1. Derajat Kristalisasi Derajat kristalisasi merupakan keadaan proporsi antara massa kristal dan massa gelas dalam batuan. Dikenal ada tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu : a. Holokristalin : apabila batuan tersusun seluruhnya oleh massa krisal b. Hipokristal : apabila batuan tersusun oleh massa kristal dan gelas c. Holohylalin : apabila batuan seluruhnya tersusun oleh massa gelas

2. Granularitas Granularitas merupakan ukuran butir kristal dalam batuam beku, dapat sangat halus yang tidak dapat dikenal meskipun menggunakan mikroskop, tetapi dapat pula sangat kasar. Umumnya dikenal dua kelompok ukuran butir, yaitu afanitik dan fanerik. a. Afanitik Dikatakan afanitik apabila ukuran butir individu kristal sangat halus, sehingga tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun atas massa kristal, massa gelas atau keduanya. Selain itu dikenal pula istilah mikrokristalin dan kriptokristalin. Disebut mikrokristalin apabila kristal individu dapat dikenaldenagn mikroskop, sedangkan apabila tidak dapat dikenal dengan menggunakan mikroskop disebut kriptokristalin. b. Fanerik Kristal individu yang termasuk kristal fanerik dapat dibedakan menjadi ukuran-ukuran : Halus, ukuran diameter rata-rata kristal individu < 1 mm Sedang, ukuran diameter kristal 1 mm 5 mm Kasar, ukuran diameter kristal 5 mm 30 mm Sangat kasar, ukuran diameter kristal > 30 mm 3. Kemas Kemas meliputi bentuk butir dan susunan hubungan kristal dalam satuan batuan. a. Bentuk butir Ditinjau dari pandangan dua dimensi, dikenal tiga macam : Euhedral, apabila bentuk kristal dan butiran mineral mempunyai bidang kristal yang sempurna.

Subhedral, apabila bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang kristal yang sempurna. Anhedral, apabila bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang kristal yang tidak sempurna Secara tiga dimensi dikenal : Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang. Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi lain. Iregular, apabila bentuk kristal tidak teratur.

b. Relasi Merupakan hubungan antara kristal satu dengan yamg lain dalam suatu batuan dari ukuran dikenal : 1. Granularitas atau Equigranular, apabila mineral mempunyai ukuran butir yang relatif seragam, terdiri dari : Panidiomorfik granular, yaitu sebagian besar mineral berukuran seragam dan euhedral. Bentuk butir euhedral merupakan penciri mineralmineral yang terbentuk paling awal. Hal ini dimungkinkan mengingat ruangan yang tersedia masih sangat luas sehingga mineral-mineral tersebut sampai membentuk kistal secara sempurna. Hipiodiomorfik granular, yaitu sebagian besar mineralnya berukuran relatif seragam dan suhedral. Bentuk butiran penyusun subhedral atau kurang sempurna yang merupakan penciri bahwa pada saat mineral terbentuk, maka rongga atau ruangan yang tersedia sudah tidak memadai untuk memadai untuk dapat membentuk kristal secara sempurna. Allotiomorik granular, yaitu sebagian besar mineralnya berukuran relatif seragam dan anhedral. Bentuk anhedral atau tidak beraturan sama sekali merupakan pertanda bahwa pada saat mineral-mineral penyusun ini terbentuk hanya dapat mengisi rongga yang tersedia saja. Sehingga dapat ditafsirkan bahwa mineral-mineral anhedral

tersebut terbentuk paling akhir dari rangkaian proses pembentukan batuan beku. 2. Inequigranular, apabila mineralnya mempunyai ukuran butir tidak sama, antara lain terdiri dari : Porfiritik, adalah tekstur batuan beku dimana kristal besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar yang lebih halus. Vitroverik, apabila fenokris tertanam dalam masa dasar berupa gelas. Tekstur khusus, adalah tekstur disamping menunjukkan hubungan antara bentuk dan ukuran butir juga ada yang menunjukkan arah serta menunjukkan pertumbuhan bersama antara mineral-mineral yang berbeda. Tetapi tekstur ini sangat sulit diamati secara megaskopis. Terdiri dari : 1. Diabasik, tekstur dimana plagioklas tumbuh bersama dengan piroksen, disini piroksen tidak terkihat jelas dan plagioklas radier pirokssen. 2. Trakhitik, fenokris sanidin dan piroksen tertanam dalam masa dasar kristal sanidin yang relatif tampak penjajaran dengan isian butir-butir piroksen, oksoda besi dan aksesori mineral. 3. Intergranular, ruang antar kristal-kristal plagioklas ditempati oleh kristal-kristal piroksen, olivin atau biji besi. 5. Klasifikasi dan Penamaan Batan Beku Berbagai klasifikasi telah dikemukakan oleh beberapa ahli, kadang-kadang satu batuan pada klasifikasi yang lain penamaannya berlainan pula. Dengan demikian seseorang Petrolog harus benar-benar mengerti akan dasar penamaan yang diberikan pada suatu batuan beku. terhadap

1.

Klasifikasi berdasarkan kimiawi

Klasifikasi in telah lama menjadi standar dalam Geologi (C.J Hughes, 1962), dan dibagi dalam empat golongan, yaitu : 1. Batuan beku asam, bila batuan beku tersebut mengandung lebih 66%SiO2. Contoh batuan ini Granit dan Rhyolit. 2. Batuan beku menengah atau Intermediet, bila batuan tersebut mengandung 52%-66% SiO2. Contoh batuan ini adalah Diorit dan Andesit. 3. Batuan beku basa, bila batuan tersebut mengandung 45%-52% SiO2. Contoh batuan ini adalah Gabro dan Basait. 4. Batuan beku ultra basa, bila batuan beku tersebut mengandung kurang dari 45% SiO2. Contoh batuan tersebut adalah Peridotit dan Dunit. 2. Klasifikasi berdasarkan Mineralogi

Dalam klasifikasi ini indeks warna akan menunjukkan perbandingan mineral mafik dengan mineral felsik. S.J. shand, 1943, membagi empat macam batuan, yaitu : 1. Leucrocatic rock, bila batuan beku tersebut mengandung 30% mineral mafic. 2. Mesocratic rock, bila batuan beku tersebut mengandung 30% - 60% mineral mafic. 3. Melanocratic rock, bila batuan beku tersebut mengandung 60%-90% mineral mafic. 4. Hipermelanuc rock, bila batuan beku tersebut mengandung lebih 90% mineral mafic. Sedangkan S.J. Elis, 1948, membagi menjadi empat golongan tekstur pula, yaitu: 1. 2. 3. 4. Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10% Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10%-40%. Mafic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40%-70%. Ultra mafic, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.

3.

Klasifikasi berdasarkan tekstur dan komposisi mineral

Berdasarkan ukuran besar butir dan tempat terbentuknya, batuan beku dapat dibagi menjadi dua: yaitu Batuan beku Volkanik dan Batuan beku Plutonik. Batuan beku Volkanik adalah batuan beku yang terbentuk di atas atau di dekat permukaan bumi. Menurut Williams, 1983, batuan beku yang berukuran kristal kurang dari 1 mm adalah kelompok batuan volkanik, terutama pada matriksnya. Batuan beku yang mempunyai ukuran kristal lebih dari 1 mm dikelompokkan dalam batuan plutonik, lebih-lebih bila berukuran > 5 mm. Pembagian berdasarkan ukuran kristal saja tidak cukup karena sering kali inti suatu aliran lava yang tebal mempunyai tekstur sedang (1 5 mm), atau sebaliknya bagian tepi suatu pluton boleh jadi akan mempunyai tekstur fanerik halus atau bahkan afanitik dikarenakan pendinginan yang cepat selama kontak denagn batuan sampingnya. Oleh karena itu penamaan sekepal batuan dilaboratorium akan lebih tepat jika didukung denagn data lapangan atas batuan tersebut. Batuan volkanik. Tata nama untuk kedua kelompok tersebut disarikan dalam tabel 2.2. Batuan volkanik dinamai dengan mempertimbangkan komposisi fenokris dan warna. Fenokris Kuarsa dan feldspar alkali bersama denagn plagioklas asam dan sedikit biotit umum hadir dalam komposisi asam, seperti dalam rhyolit dan dasit. Jika fenokris kuarsa dan feldspar alkali bersama plagioklas asam yang melimpah melebihi jumlah feldspar alkali, batuan tersebut adalah dasit. Sebaliknya jika yang melimpah adalah feldspar alkali dibandingkan plagioklas asam maka batuan tersebut cenderung rhyolit. Warna dalam berbagai hal tidak terlalu berarti. Banyak dasit dan rhyolit yang berwarna abu-abu kehijauan atau bahkan agak gelap. Oleh karena itu warna baru bermanfaat jika tidak didapati satupun fenoktris dalam batuan volkanik tersebut. Fenokris homblende yang melimpah dengan disertai oleh biotit atau piroksen adalah khas pada andesit. Sungguhpun demikian sering pula didapati andesit berwarna abuabu yang mengandung fenokris piroksen dalam jumlah terbatas. Hal tersebut berkaitan erat dengan kondisi kandungan fluida H2O pada magma saat

pembentukannya. Trakit merupakan batuan berkomposisi menengah yang memperlihatkan tekstur aliran dengan melibatkan banyak sanidin didalamnya. Kenampakan penjajaran mineral pada trakit merupakan gambaran akan aliran tersebut. Tekstur pilotaksitik. Basalt merupakan batuan volkanik berkomposisi basa yang umumnya berwarna gelap dengan fenokris olivin dan piroksen yang melimpah. Ada kalanya basalt tidak berfenokris namun akan terlihat berwarna gelap dan umumnya vesikuler atau bahkan skoria. Skoria adalah tekstur batuan volkanik yang sangat vesikuler, namun karena kehadiran skoria khas pada basalt maka sering kali basalt yang bertekstur skoria disebut dengan skoria saja. Variasi nama dalam komposisi basa menjadi beragam, oleh kehadiran kandungan mineralnya. Seperti spilit misalnya. Spilit adalah batuan berkomposisi mineralogi mafik sebagaimana basalt namun sesungguhnyakandungan An plagioklasnya rendah (oligoklas). Lava basalt berstruktur bantal yang terbentuk diair laut umumnya adalah spilit. Pengamatan plagioklas dalam hal ini memerlukan bantuan mikroskop. Basanit dan teprit adalah kerabat berkomposisi basa pula yang mengandung feldspatiod dan olivin. Batuan Plutonik Setidaknya ada dua peneliti batuan beku yang telah menyusun klasifikasi dan tatanama batuan plutonik, yaitu: Streckeiisen, 1974 dan williams, 1954/1983. Williams membagi batuan plutonik berdasarkan pada indeks warna (jumlah mineral mafik dalam batuan). Indeks warna lebih kurang 10% (batuan felsik) diwakili oleh batuan granodiorit, adamelit, dan granit. Granit mempunyai kandungan feldspar alkali yang jauh melimpah dibandingkan plagioklasnya, sebaliknya granodiorit mempunyai plagioklas yang lebih dominan. Adamelit merupakan nama batuan felsik ang mempunyai feldspar alkali sebanyak plagioklasnya. Pada indeks warna 10-40% batuan plutonik diwakili diorit, monzonit, dan syenit. Kuarsa umumnya hadir dengan jumlah kurang dari 10% pada kelompok ini. Syenit adalah salah satu dari kelompok ini yang memiliki feldspar alkali yang melebihi plagioklasnya. aliran/trakitik semacam ini dikenal pula dengan istilah

Beberapa batuan plutonik mafiks denagn indeks warna 40-70% adalah gabro, diabas/dolerit. Gabro mempunyai tekstur ofitik sedangkan diabas bertekstur diabasik atau sub ofitik. Ofitik adalah kenampakan dimana plagioklas dilingkupi oleh piroksen, sedangkan diabasik adalah tumbuhan bersama antara plagioklas dan piroksen dimana plagioklas memperlihatkan pertumbuhan yang menyebar. Batuan ultra mafik diperlihatkan dengan indeks wrana lebih dari 70%. Dapat saja disusun oleh >90% olivin yang disebut dunit atau oleh gabungan olivin dan piroksen yang dikenal dengan peridotit. Jika batuan ultra mafik tersebut disusun oleh > 90% piroksen dikenal dengan piroksenit dan jika > 90% berupa homblende disebut dengan homblendit. Serpentinit adalah ubahan secara menyeluruh > 90% batuan yang kaya akan mineral mafik. Anortosit adalah batuan ultra basa yang tidak termasuk dalam ultra mafik karena hampir keseluruhan disusun oleh plagioklas basa, sehingga indeks warnanya < 10%. Klasifikasi batuan plutonik didasarkan pada kandungan mineral modal dikemukakan oleh The International union of Geological Sciences (IUGS) pada 1973 (Streckeisen, 1973;1978). Berbeda dari Williams klasifikasi ini menggunakan mineral modal yang tampak hadir dalam batuan plutonik terutama mineral felsiknya (mineral yang berwarna terang).

BAB III PEMBAHASAN Sebenarnya tujuan dari pratikum yang telah dilakukan ini adalah agar praktikan dapat ini adalah untuk memperkenalkan macam macam mineral pembentuk batuan dengan beberapa sifat fisik yang khas sehingga kita dapat membedakan batuan antara jenis yang satu dengan jenis yang lain serta mineral yang menyusun batuan tersebut. Untuk mengetahui sifat-sifat fisik tersebut maka praktikan diberikan contohbatuan beku dan Loupe. Dengan adanyan Loupe kita dapat mengetahui sifat-sifat fisik yang lainnya yang tidak dapat dilhat dengan mata telanjang. Telah kita ketahui bahwa Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silikat cair likat, pijar, bersifat mudah bergerak yang dikenal dengan magma. Sebenarnya ada terdapat beberapa jenis batuan beku yang ada di muka bumi ini namun dalam praktikum ini dipelajari jenis batuan beku yaitu Andesit dan Dorit. Untuk lebih mengetahui tntang kedua jenis batuan beku ini maka penulis menjelaskannya sebagai berkut: Batuan Andesit Andesit merupakan suatu jenis batuan beku dengan komposisi antara dan tekstur spesifik yang umumnya ditemukan pada lingkungan subduksi tektonik di wilayah perbatasan lautan seperti di pantai barat Amerika selatan. Namanya berasal dari nama Pegunungan Andes. Perakitan yang mineral adalah pada umumnya dikuasai oleh piroksin feldspar atau hornblende lebih. Biotit, kuarsa, magnesit, sphene bersifat mineral-mineral aksesori umum. Feldspar alkali bisa hadir di sejumlah kecil. Andesit dapat diperlakukan sebagai extrusive setara dengan diorit yang plutonik. Andesit-andesit adalah ciri-ciri lingkungan-lingkungan subduksi tektonis di dalam pita margin berhubungan laut yang aktif, seperti pantai yang barat dari Amerika Selatan.

Andesit terbentuk melalui beberapa proses diantaranya: 1. Pelelehan dehidrasi peridotit dan penghabluran fraksional 2. Pelelehan lembaran yang subduksi yang berisi endapan-endapan 3. Pencampuran magma antara magma basaltik mafik dan rhyolitik yang felsik dalam satu penyimpan antara sebelum dudukan meriam atau letusan.

Andesit adalah suatu batuan beku gunung berapi yang lebih tinggi di dalam silika dibanding basalt dan lebih rendah dari riolit atau felsit. Umumnya, warnanya menunjukan isi silika yang baik dari lava-lava, dengan basalt menjadi gelap dan felsit menjadi cahaya. Struktur dari jenis batuan ini adalah Masif arena tidak menunjukan adanya sifat aliran atau jejak gas, atau tidak menunjukan adanya fragmen batuan lain yang tertanam dalam tubuhnya. Secara umum tekstur jenis batuan ini adalah Hipokristalin, holokristalin, Porfiritik, vitroferik dengan masa dasar afanitik atau masa gelas. Tekstur khususya disebut Pilotasitik Tekstur batuan ini dibagi lagi menjadi beberapa bagian yaitu Ukuran butir, derajat kristalisasi, dan kemas yang menyangkut relasi dan bentuk kristal. Untuk ukuran butir dalah Afanitik atau masa gelas; derajat kristalisasinya adalah Hipokristalin karena terdiri dari masa kristal dan masa gelas. Hubungan antar kristal dalam jenis batuan ini adalah Equigranula dimana ukurannya kristal yang membentuk batun ini sama besar sedangkan bentu kristal mineralnya masih berbentuk asli. Relasinya Equigranula membentuk batuan ini sama besar. Bentuk kristal bauan jenis ini adalah Euhedral karena mineralnya masih berbentuk asli (baik). Komposisi mineral: Penyusn utamanya adalah plagioklas dan mneral mafic, yang terdapat sebagai kristal sulung, kadang mineral oksda besi hadir sebagai mineral tambahan. karena secara relatif ukuran kristalnya yang

Benda uji andesit ini adalah penuh dengan hablur-hablur. Mereka hitam kecil adalah biotit dan mereka yang putih adalah felspar kalium. Hornblenda dan piroksena bersifat mineral-mineral gelap yang umum lain di dalam andesit. Andesit mempunyai sampai dengan 20 persen kuarsa dan banyak feldspar, meski ini bisa kasat mata hanya di bawah mikroskop. Andesit dipertimbangkan ekuivalen extrusive dari diorit. Hablur-hablur yang lebih besar disebut phenocrysts. Ini yang dibentuk jauh sebelum sisa dari lava meletus dan mengeraskan, dan mereka adalah suatu petunjuk kepada sejarah dari magma. Suatu lava seperti ini, dengan banyak phenocrysts yang terkemuka, dikatakan kepada mempunyai tekstur porphyritic. Lihat lebih banyak benda uji andesit di dalam gilir foto dari Sutter Buttes, di mana ini dikumpulkan. Andesit adalah umum di dalam kebanyakan dari wilayah volkanik dunia itu. Andesitandesit terjadi sebagian besar ketika permukaan menyimpan dan, ke(pada suatu luas yang lebih sedikit, seperti(ketika tanggul/parit-tanggul/parit dan plug-plug kecil. Tidak hanya Andes, di mana nama itu pertama diberlakukan bagi satu rangkaian lava-lava, hanya kebanyakan dari cordillera (rantai-rantai gunung paralel) dari Central dan Amerika Utara berisi sebagian besar dari andesit-andesit. Tipe batu karang yang sama terjadi secara cukup di dalam gunung api sepanjang pada kenyataannya seluruh garis tepi dari Cekungan Pacific. Gunung api Montagne Pele, Soufrire dari St. Vincent, Krakatoa, Bandai-san, Popocatpetl, Fuji, Ngauruhoe, Shasta, Kap, dan Adams sudah memancarkan jumlah besar dari lava yang andesitic. Andesit paling umum berbutir halus, biasanya porphyritic. Di dalam komposisi, andesitandesit bersesuaian dengan perkiraan kasar kepada diorit batuan beku gunung berapi yang mengganggu dan berisi sangat utama dari andesin (suatu felspar felspar) dan satu atau lebih mineral feromagnesian, biasanya amfibol atau biotit. Hablur-hablur yang lebih besar dari felspar dan mineral feromagnesian sering kelihatan oleh mata telanjang; mereka tiduran suatu groundmass yang sangat lembut, biasanya kristalin, hanya kadang-

kadang seperti kaca/bodoh. Ada tiga divisi bawah dari keluarga batu karang ini: andesitandesit kuarsa bearing/tegas, atau dacites, kadang-kadang dianggap sebagai suatu keluarga yang terpisah; hornblendeand biotite-andesites; dan pyroxene-andesites. Andesit membentuk pada pita margin plat yang memusat dan dianggap sebagai hasil dari sebahagian meleleh tentang basalt-basalt crustal subducting air berhubungan laut kaya atau dari campurtangan baji dari crustal yang lebih rendah mengayun-ayun di atas plat subducting. Sementara andesit adalah umum di dalam sistem busur api yang lebih muda seperti Cascades, itu adalah hampir absen di dalam Sierra Nevadas yang lebih tua, mungkin suatu konsekuensi erosi. Suatu batuan volkanik yang khas meletus dari suatu gunung api yang dihubungkan dengan batasan-batasan plat yang memusat. Proses subduction, yang menggambarkan batasan-batasan plat memusat, litosfer dorongan-dorongan berhubungan laut di bawah yang manapun litosfer litosfer atau kontinental yang berhubungan laut. Andesit-andesit adalah pembentukan batu karang yang pokok gunung api dari ring kebakaran, rantairantai arcuate dari gunung api yang melingkari cekungan Lautan Teduh. pulau-pulau Marianas dan Izu-Bonin, pulau-pulau dari Jepang, Aleutian Islands, Cascades Range dari Amerika Serikat yang barat laut, rantai gunung Andes dari Amerika Selatan, dan Taupo Volcanic Zone dari Selandia Baru bersifat andesitic. Lihat juga Lithosphere; Tektonika lempeng; Gunung api. Andesit-andesit kebanyakan gelap mewarnai batuan volkanik efisiensi kelembaban yang pada umumnya porphyritic (berisi hablur-hablur lebih besar tiba suatu groundmass yang bagus). Phenocrysts (hablur-hablur yang lebih besar) liputi felspar; ca, kaya, ca piroksena lemah(miskin; dan oksida-oksida titanium besi/ setrika tiba suatu yang berbutir halus, sering seperti kaca/bodoh, groundmass. Beberapa andesit berisi phenocrysts dari olivin, dan sebagian orang berisi amfibol dan biotit; ini batu karang yang belakangan secara umum berisi lebih banyak kalium. Sifat yang porphyritic dari andesit-andesit adalah yang berasal dari suatu sejarah yang diper;rumit dari penghabluran dan evolusi yang magmatik seperti(ketika meleleh kenaikan terhadap permukaan dari asyik Bumi. Phenocryst mineral-mineral biasanya betul-betul zoned dan

menunjukkan bukti untuk ketakseimbangan selama pertumbuhan, konsisten dengan satu asal-muasal yang yang disertai fraksionasi hablur dan mencampur proses-proses. Andesit-andesit siap digolongkan dalam kaitan dengan?dengan menggunakan istilah dioksida silikon mereka (SiO2) isi, antara 53 dan 63 wt %, dan oksida kalium (K2O) isi pada suatu isi SiO2 yang diberi. Mereka dapat juga siap dibeda-bedakan di suatu alkali total (me)lawan SiO2 bagan. Kebanyakan gunung api andesit meletus lava-lava dan tephras (abu vulkanis) daerah yang di dalam komposisi dari andesit yang seperti basalt ke dacite. Letusan-letusan sering bahan peledak, mencerminkan secara relatif isi air pasang dan gas dari magma-magma. Alir-alir piroklastik adalah fitur tertentu dari andesit mengetik volcanism dan di antara berbahayanya dari paling bahaya gunung-api. Lihat juga Basalt; Lava; Batu karang piroklastik. Garis andesit itu adalah pembedaan paling lapisan tanah regional penting Di Pasifik Cekungan samudra. Itu memisahkan batuan volkanik seperti basalt mafik dari Central Pacific Basin dari daerah-daerah kontinental secara parsial tenggelam batuan volkanik lebih andesitic felsic di atasnya pita margin. Parallel garis andesit mintakat hunjaman dan parit-parit berhubungan laut men[dalam di sekitar cekungan Pacific. (ia) adalah ekspresi permukaan pelelehan di dalam dan di atas mencelupkan subducting lembaran. Itu mengikuti tepi yang barat dari pulau-pulau batal California dan lewat selatan dari busur api Aleutian, sepanjang tepi yang dari timur dari Kamchatka Peninsula, Kuril Islands, Jepang, Mariana Islands, Pulau-pulau Salomo, dan Selandia Baru. Perbedaan melanjutkan northeastward sepanjang tepi yang barat dari pegunungan Andes dari Amerika Selatan ke(pada Mexico, mengembalikan lalu kepada pulau-pulau batal California. Indonesia, Negara Pilipina, Jepang, Guinea Baru, dan New Zealandall perluasan-perluasan dari timur blok-blok kontinental dari Australia dan Asialie di luar garis andesit itu.

Selain beberapa hal diatas masih ada beberapa hal lain yang berhubungan dengan kelompok mineral ini. Pendasaran hal lain tersebut yaitu mengikuti seri reaksi Bowen. Menurut Bown dalam proses pendinginan magma tidak semuanya langsung membeku, tetapi mengalami penurunan temperatur secara perlahan bahkan mungkin cepat. Penurunan temperatur ini disertai mulainya pembentukan dan pengendapan mineralmineral tertentu yang sesuai dengan temperaturnya. Menurut Bowen juga mineral yang pertama kali terbentuk dalam temperature tinggi adalah Olivin dengan temperature 1200 C, akan tetapi jika magma tersebut jenuh oleh SiO2 maka piroksinlah yang terbentuk pertama kali. Olivin dan Piroksen merupakan pasangan Ingcongraent Melting dimana setelah pembentukannya Olivin akan beraksi dengan urutan sisa pembentuk piroksin. Dalam reaksi Bown piroksin termasuk dalam kelompok basa. Beberapa mineral kelompok basa yang lain adalah Olivin, Gabro, diabas/dolerit. Gabro mempunyai tekstur ofitik sedangkan diabas bertekstur diabasik atau sub ofitik. Ofitik adalah kenampakan dimana plagioklas dilingkupi oleh piroksen, sedangkan diabasik adalah tumbuhan bersama antara plagioklas dan piroksen dimana plagioklas memperlihatkan pertumbuhan yang menyebar. Secara singkat sifat-sifat piroksin adalah sebagai berikut: Warnanya adalah hijau tua hitam-hitam, perawakan kristal (crystal habit): prismatik pendek, masif dan membutir, kilapnya (luster) adalah kilap kaca dengan permukaan halus, belahannya (cleavage) adalah dua arah saling tegak lurus, rumus kimia piroksin MgSiO3 atau CaMg(SiO3)2

You might also like