You are on page 1of 1

ANALFILAKTIK SYOK

1. 2. 3. 4. 5. 6. Hentikan pemberian obat/ antigen penyebab. Tidurkan penderita segera dalam posisi Trendelenberg dengan alas keras. Bebaskan airway. Berikan oksigen melalui hidun atau mulut 5 10 L/menit. Monitoring tanda vital. Suntikan adrenalin 1:1000 sebanyak 0,3 0,5 ml secara S.C/ I.M (0,1 ml/KgBB pada anak) pada lengan atas, paha, sekitar lesi venom. Suntikan dapat diulang tiap 5 menit. Berikan adrenalin 0,1 0,3 ml I.V apabila tidak ada respon pada pemberian secara I.M atau terjadi kegagalan sirkulasi atau syok dengan dosis dewasa 0,5 ml adrenalin 1:1000 (1 mg/ml) diencerkan dalam 10 ml larutan garam faali dan berikan selama 10 menit. Pemberian cairan infus dengan cairan elektrolit seimbang atau NaCl fisiologis, bila tekanan darah sistole kurang dari 100 mmHg. Pemberian Antihistamin : Difenhidramin I.V pelan ( 20 detik) dosis 1 2 mg/KgBB sampai 50 mg dosis tunggal, berikan hanya bila timbul urtikaria. Pemberian Kortikosteroid : Hydrokortison injeksi 7 10 mg/KgBB I.M/I.V atau Dexamethason 2 6 mg/KgBB I.M/I.V untuk mencegah reaksi berulang. Antihistamin dan Kortikosteroid tidak untuk mengatasi syok anafilaktik. Pemberian Aminophilin I.V 4 7 mg/KgBB selama 10 20 menit bila terjadi tanda-tanda bronkospasme (dapat diikuti dengan infus 0,6 mg/KgBB/jam atau bronkodilator aerosol) Bila tekanan darah sistolik telah mencapai lebih dari 100 mmHg penyutikan ulang adrenalin tidak perlu dilakukan cepat. Penderita jangan disuruh pulang terlalu cepat, perlu diobservasi sebelum diperbolehkan duduk, berdiri, dan berjalan. Lakukan tindakan secara bertahap tiap 2 jam sampai keadaan fungsi membaik. Observasi ketat selama 24 jam, tiap 6 jam berturut-turut.

7.

8. 9. 10.

11. 12.

13. 14. 15. 16.

You might also like