You are on page 1of 9

Fraktur Collum Femur Pada Seorang Wanita Maria Priscilla 10-2011-352 Fakultas Kedokteran UKRIDA Jl.

Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 beckzseven7@yahoo.co.id

Pendahuluan Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan

bertanggungjawab terhadap pergerakan. Komponen utama sistem muskuloskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang,sendi,otot rangka,tendon,ligament,bursa dan jaringanjaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini. Beragam jaringan dan organ sistem muskuloskeletal dapat menyebabkan terbentuknya berbagai gangguan yang berkembang terutama dalam sistem itu sendiri atau di tempat lain namun mengenai sistem muskuloskeletal. Fraktur adalah patah tulang yang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Anamnesa Anamnesis adalah pengumpulan data status pasien yang didapat dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan keadaan pasien. Tujuan dari anamnesis antara lain: mendapatkan keterangan sebanyak mungkin mengenai penyakit pasien, membantu menegakkan diagnosa sementara dan diagnosa banding, serta membantu menentukan penatalaksanaan selanjutnya. Adapun anamnesis meliputi: pencatatan identitas pasien, keluhan utama pasien, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, serta riwayat penyakit keluarga. Berdasarkan kasus, anamnesa yang harus dilakukan terhadap pasien ialah menanyakan identitas pasien seperti umur dan pekerjaannya, menanyakan keluhan utama pasien, menanyakan riwayat penyakit yang deskriptif & kronologis dan faktor-faktor yang memperberat penyakit
1

seperti demam,lelah atau gejala sistemik lainnya(panas, penurunan BB, kelelahan, lesu, rasa tidak enak badan & mudah terangsang atau adanya gejala kekacauan mental). Berikutnya dapat ditanyakan riwayat penyakit dahulu seperti riwayat trauma dan aktivitas sosial yang dilakukan sehari-hari, menanyakan riwayat penyakit keluarga pernah menderita penyakit yang sama seperti pasien atau ada riwayat trauma. Pemeriksaan Fisik1 Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis yang memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Pada pemeriksaan ini, dapat ditentukan lokalisasi dan sifat-sifat dari suatu penyakit. Tanda tanda local yang biasanya kita periksa pada fraktur ini adalah : a. Look : Pembengkakan, memar dan deformitas (penonjolan yang abnormal, angulasi, rotasi, pemendekan) mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang penting adalah apakah kulit itu utuh; kalau kulit robek dan luka memiliki hubungan dengan fraktur, cedera terbuka b. Feel : Terdapat nyeri tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa bagian distal dari fraktur untuk merasakan nadi dan untuk menguji sensasi. Cedera pembuluh darah adalah keadaan darurat yang memerlukan pembedahan c. Movement :Krepitus dan gerakan abnormal dapat ditemukan, tetapi lebih penting untuk menanyakan apakah pasien dapat menggerakan sendi sendi dibagian cedera. Pemeriksaan Penunjang : Foto Rontgen1 Pemeriksaan dengan sinar x harus dilakukan dengan 2 proyeksi yaitu anterior posterior dan lateral. Tujuan utama dari film x-ray untuk menyingkirkan setiap patah tulang yang jelas dan untuk menentukan lokasi dan luasnya fraktur. Adanya pembentukan tulang periosteal, sclerosis, kalus, atau garis fraktur dapat menunjukkan tegangan fraktur. Radiografi mungkin menunjukkan garis fraktur pada bagian leher femur, yang merupakan lokasi untuk jenis fraktur.

Working Diagnosis : Fraktur Collum Femur Fraktur colum femur adalah fraktur yang terjadi pada colum femur. Fraktur kolum femur merupakan fraktur intrakapsular yang terjadi pada bagian proksimal femur, yang termasuk kolum femur adalah mulai dari bagian distal permukaan kaput femoris sampai dengan bagian proksimal dari intertrokanter. 1 Fraktur collum femoris bisa timbul pada region subkapital, medioserviks, atau basal. Collum femoris di dalam sendi, sehingga tanpa perosteum. Oleh karen itu, reduksi dan perapatan tulang yang tepat diperlukan untuk penyembuhan endosteal. Suplai darah caput femoris terutama dari sisi femoral. Peningkatan usia, pergeseran fraktura serta lama waktu sejak cedera sampai terapi, semua meningkatkan nekrosis avaskuler. 2 Fraktur collum femur pada usia muda disebabkan oleh high energy trauma, sedangkan pada usia tua sering disebabkan oleh karena jatuh terpeleset.

Different Diagnosis : Fraktur Sub-trochanter Fraktur subtrochanter merupakan fraktur yang terjadi antara trochanter minor dan di dekat sepertiga proksimal corpus femur. Fraktur dapat meluas ke proksimal sampai daerah intertrochanter. Fraktur ini disebabkan oleh trauma berenergi tinggi pada pasien muda atau perluasan fraktur intertrochanter ke arah distal pada pasien manula. Fraktur subtrochanter dapat menyebabkan deformitas pada musculus gluteus maksimus yang menyebabkan kaki terbuka keluar (abduksi) dan musculus ilio psoas yang menyebabkan flexi dan external rotasi.3 Klasifikasi 3 a. Berdasarkan arah sudut garis patah dibagi menurut Pauwel : Tipe I : garis fraktur membentuk sudut 30 dengan bidang horizontal pada posisi tegak Tipe II : garis fraktur membentuk sudut 30-50 dengan bidang horizontal pada posisi tegak Tipe III: garis fraktur membentuk sudut >50 dengan bidang horizontal

Klasifikasi Pauwels untuk Fraktur Kolum Femur1 Klasifikasi ini berdasarkan atas sudut yang dibentuk oleh garis fraktur dan bidang horizontal pada posisi tegak. b. Dislokasi atau tidak fragment ( menurut Gardens) adalah sebagai berikut : Grade I : Fraktur inkomplit ( abduksi dan terimpaksi) Grade II : Fraktur lengkap tanpa pergeseran/dislokasi Grade III : Fraktur lengkap dengan pergeseran sebagian (varus malaligment) Grade IV : Fraktur dengan pergeseran seluruh fragmen tanpa ada bagian segmen yang bersinggungan. Caput femoris dapat mengalami nekrosis avaskular.

Klasifikasi Gardens untuk Fraktur Kolum Femur1

Epidemiologi Fraktur collum femur merupakan cedera yang banyak dijumpai pada pasien usia tua dan menyebabkan morbiditas serta mortalitas. Dengan meningkatnya derajat kesehatan dan usia harapan hidup, angka kejadian fraktur ini juga ikut meningkat. Fraktur ini merupakan penyebab utama morbiditas pada pasien usia tua akibat keadaan imobilisasi pasien di tempat tidur. Rehabilitasi membutuhkan waktu berbulan-bulan. Imobilisasi menyebabkan pasien lebih senang berbaring sehingga mudah mengalami ulkus dekubitus dan infeksi paru. Angka mortalitas awal fraktur ini adalah sekitar 10%. Bila tidak diobati, fraktur ini akan semakin memburuk. Fraktur collum femur sering terjadi pada usia di atas 60 tahun dan lebih sering pada wanita yang disebabkan oleh kerapuhan tulang akibat kombinasi proses penuaan dan osteoporosis pasca menopause.4 Insiden pada pasien muda sangat rendah dan terutama dikaitkan dengan trauma energi tinggi. Kebanyakan terjadi pada usia tua dengan umur rata-rata 72, sebagai hasil terjatuh dengan energi rendah. Insiden fraktur collum femur di Amerika Serikat adalah 63,3 dan 27,7 tiap 100,000 populasi/tahun untuk pria dan wanita. Faktor resiko termasuk jenis kelamin wanita, ras kulit putih, peningkatan umur, kesehatan yang buruk, pengguna tembakau dan alkohol, riwayat fraktur terdahulu, riwayat terjatuh dan rendahnya kadar estrogen. Angka pasti kasus fraktur collum femur tidak diketahui.4 Etiologi Fraktur kolum femur sering tejadi pada wanita yang disebabkan oleh kerapuhan tulang akibat kombinasi proses penuaan dan osteoporosis pasca menopause. Fraktur dapat berupa fraktur subkapital, transervikal dan basal, yang kesemuannya terletak didalam simpai sendi panggul atau intrakapsular, fraktur intertrochanter dan sub trochanter terletak ekstra kapsuler. Dapat disebabkan pula high energy trauma.1 Mekanisme Trauma 5 Fraktur dapat terjadi akibat peristiwa trauma tunggal. Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba tiba dan berlebihan, yang dapat berupa benturan, pemukulan,

penghancuran, penekukan atau terjatuh dengan posisi miring. Insiden pada pasien muda sangat rendah dan terutama dikaitkan dengan trauma energi tinggi. Kebanyakan terjadi pada usia tua, sebagai hasil terjatuh dengan energi rendah. Bila terkena kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena, juga bisa terjadi kerusakan pada jaringan lunak. Fraktur ini disebabkan kontraksi dan tonus otot besar dan kuat antara tungkai dan tubuh yang menjembatani fraktur, yaitu m. iliopsoas, kelompok otot gluteus, quadriceps femur, flexor femur, dan adductor femur. Inilah yang menggangu keseimbangan pada garis fraktur. Adanya osteoporosis tulang mengakibatkan tidak tercapainya fiksasi kokoh oleh pin pada fiksasi interna. Ditambah lagi, periosteum fragmen intrakapsuler leher femur tipis sehingga kemampuannya terbatas dalam penyembuhan tulang. Oleh karena itu, pertautan fragmen fraktur hanya bergantung pada pembentukan kalus endosteal. Yang penting sekali ialah aliran darah ke kolum dan kaput femur yang robek pada saat terjadinya fraktur. Bila terkena kekuatan tak langsung tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari tempat yang terkena kekuatan itu; kerusakan jaringan lunak di tempat fraktur mungkin tidak ada. Kekuatan dapat berupa : 1. Pemuntiran (rotasi), yang menyebabkan fraktur spiral 2. Penekukan (trauma angulasi atau langsung) yang menyebabkan fraktur melintang 3. Penekukan dan Penekanan, yang mengakibatkan fraktur sebagian melintang tetapi disertai fragmen kupu kupu berbentuk segitiga yang terpisah 4. Kombinasi dari pemuntiran, penekukan dan penekanan yang menyebabkan fraktur obliq pendek 5. Penatikan dimana tendon atau ligamen benar benar menarik tulang sampai terpisah

Tekanan yang berulang ulang. Retak dapat terjadi pada tulang, seperti halnya pada logam dan benda lain, akibat tekanan berulang ulang.
6

Kelemahan abnormal pada tulang (fraktur patologik). Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah (misalnya oleh tumor) atau kalau tulang itu sangat rapuh.

Gejala Klinis Pada penderita muda ditemukan riwayat mengalami kecelakaan berat namun pada penderita usia tua biasanya hanya dengan trauma ringan sudah dapat menyebabkan fraktur collum femur. Penderita umumnya datang dengan keluhan tidak bisa jalan setelah jatuh dan terasa nyeri. Penderita tidak dapat berdiri karena rasa sakit sekali pada pada panggul. Posisi panggul dalam keadaan fleksi dan eksorotasi. Didapatkan juga adanya pemendekakan dari tungkai yang cedera. Tungkai dalam posisi abduksi dan fleksi serta eksorotasi.pada palpasi sering ditemukan adanya hematom di panggul. 5

Faktor Resiko Pelari dan penari berada pada risiko tertentu untuk terkena fraktur ini. Tetapi pada umumnya fraktur ini terjadi karena adanya trauma berkekuatan tinggi. Tetapi pada sebagian besar orang tua yang berusia 60 tahun ke atas, trauma berkekekuatan kecil saja bisa menyebabkan fraktur ini. Faktor risiko lain untuk patah fraktur collum femoralis meliputi berat badan rendah, pengobatan radiasi sebelumnya (iradiasi), gaya hidup, gangguan penglihatan dan keseimbangan yang mengakibatkan jatuh, dan patah tulang pinggul sebelumnya. 6 Komplikasi 7 Perpanjangan imobilitas dapat menyebabkan batu ginjal (renal calculi), gumpalan darah (tromboemboli), pneumonia, atau luka tidur. Terutama pada orang lanjut usia, komplikasi ini dapat mengancam nyawa. Bahkan pada orang yang lebih muda, lemak dilepaskan dari tulang yang patah (emboli lemak) dapat masuk ke aliran darah, menyebabkan kematian akibat stroke. Orang lanjut usia mungkin mengalami beberapa tingkat kemunduran mental setelah fraktur collum femur dioperasi disebabkan oleh faktor depresi.

Komplikasi lambat a. Delayed union: proses penyembuhan tulang yang berjalan dalam waktu yang lebih lama dari perkiraan (tidak sembuh setelah 3-5 bulan) b. Non union: kegagalan penyambungan tulang setelah 6-9 bulan. c. Mal union: proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi dalam waktu semestinya, namun tidak dengan bentuk aslinya atau abnormal Penatalaksanaan Medika mentosa Dapat diberikan tramadol untuk mengurangi nyeri yang hebat pada kasus fraktur. Dosis yang dapat diberikan pada dewasa dan anak berusia lebih dari 16 tahun sebanyak 1 tablet pada awal, dosis kedua dapat diberikan 30-60 menit kemudian. Maksimal 8 kapsul/hari. Dapat juga diberikan 1-2 Amp IV/IM, dengan dosis maksimal 8 Amp/hr. Kontraindikasi adalah

hipersensitif terhadap alcohol, analgesic, dan obat psikotropik. Mempunyai efek samping pusing, lelah, sakit kepala, berkeringat, kulit kemerahan, mulut kering, mual, muntah, dyspepsia, obstipasi, ketergantungan obat. 8 Non-medika Mentosa : Dynamic Hip Screw (DHS) 9 Patah tulang pinggul (fraktur leher femur) kebanyakan terjadi para orang yang sudah tua akibat dari tulang keropos dan jatuh. Pengobatan yang paling efektif untuk patah tulang pinggul yaitu dengan menggunakan Sekrup Pinggul Dinamis atau juga dinamakan Dynamic Hip Screw (DHS). Dynamic Hip Screw (DHS) digunakan untuk fiksasi internal fraktur leher femur dan daerah intertrochanteric. Tujuannya adalah untuk menempatkan tulang kembali ke posisi yang lebih baik. Tulang-tulang akan ditempatkan menggunakan sekrup logam dan plat. Keuntungan dari operasi ini yaitu anda bisa berjalan kembali setelah operasi (jika sebelum operasi dapat berjalan), operasi ini akan mengurangi rasa sakit pada pinggul.

Total Hip Replacement10 Total Hip Replacement atau penggantian sendi pinggul adalah prosedur operasi di mana tulang rawan (cartilage) dan tulang yang berpenyakit (rusak) dari sendi pinggul secara operasi diganti dengan materi-materi buatan. Sendi pinggul yang normal adalah sendi bola dan socket (rongga). Socket (rongga) adalah tulang pelvis yang berbentuk mangkok yang ` Penggantian total sendi pinggul melibatkan pengeluaran dari bola dan socket yang berpenyakit (rusak) secara operasi dan menggantikan mereka dengan bola dan batang metal yang dimasukan kedalam tulang femur dan socket mangkok plastik buatan. Daftar pustaka 1. Irwanto. Frakturcollum Femur. www.scribd.com. Diunduh dari: http://id.scribd.com/doc/46314872/Frakturcollum-Femur, 24 Maret 2013. 2. Sabiston DC. Buku Ajar Bedah. Jakarta: EGC; 1994.h.380-1. 3. Thimas, Mark A. Terapi dan Rehabilitasi Fraktur. Jakarta: EGC; 2011.h.245,276-7. 4. Kristianto T. Fraktur Collum Femur. www.scribd.com. Diunduh dari:

http://id.scribd.com/doc/91201050/Fraktur-Collum-Femur, 24 Maret 2013. 5. .Putriamengkutyas. Fraktur Femur. www.scribd.com. Diunduh dari:

http://id.scribd.com/doc/30287504/Fraktur-Femur, 24 Maret 2013. 6. Malanga, Gerard A., and Jennifer Solomon. "Femoral Neck Fracture." eMedicine. Eds. Janos P. Ertl, et al. Medscape. Diunduh dari: http://www.mdguidelines.com/fracturefemoral-neck, 24 Maret 2013. 7. Ilham. Kondas Fraktur Collum Femur. www.blogspot.com. Diunduh dari: http://healthreference-ilham.blogspot.com/2008/07/kondas-fraktur-collum-femur.html, 24 maret 2013. 8. Santoso A, Djuned A, Sani A. MIMS. Jakarta: CMP Medika; 2009.h.157. 9. Yip K. Pergantian Sendi Pinggul Total. www.bone.co.id. Diunduh dari:

http://bone.co.id/2011/04/27/penggantian-sendi-pinggul-total/, 24 Maret 2013. 10. Yip K. Sekrup Panggul Dinamis. www.bone.co.id. Diunduh dari:

http://bone.co.id/2011/04/27/penggantian-sendi-pinggul-total/, 24 Maret 2013.

You might also like