You are on page 1of 3

CATATAN KULIAH KEUANGAN NEGARA

21 Maret 2009 – Kuliah ke 4

Dosen : Bpk. Salomo - HP : 0816 93 8805

Keuangan Negara : Aktivitas financial pemerintah dan lembaga yang bisa dikategorikan
sebagai lembaga Negara / pemerintah
 misal : BUMN, BUMD, komisi independen yang tergantung keuangan negara

Mempelajari pengeluaran negara dan teknik – tekniknya, misal : pajak


Membicarakan mengenai siapa dapat apa dan atas beban siapa

PUBLIC GOODS :

1. Non exclusive : tidak bisa mengecualikan seseorang dalam mengkonsumsi barang dan
jasa  misal : Hankam
2. Non rivalry : tidak bersaing
3. Joint consumption : digunakan bersama - sama
4. Externalities : dampak (+ ) atau ( - ) terhadap pihak lain yang tidak mengkonsumsi
langsung barang ybs
Pemerintah harus mengusahakan public goods yang gersifat positive externalities misal :
Hankam, panti asuhan, pendidikan dasar.
5. Indivisible : tidak bisa dibagi – bagi dalam satuan unit yang standar untuk bisa di delivery.
6. Marginal Cost = 0  = tidak ada tambahan biaya untuk memproduksi tambahan 1 unit
output.
Contoh : biaya untuk bikin jalan tol utk satu atau 100 orang adalah sama.

MARGINAL COST : tambahan biaya yang harus dikeluarkan karena menambah


output sebesar 1 unit.

Public Goods disediakan oleh pemerintah, hal ini merupakan konsekuensi dari public goods,
bukan karakter public goods.
Public Goods dibayai oleh pajak
Dikelola melalui ekonomi pasar. Seandainya masih dikelola pemerintah, maka harus
diprivatisasi.

PRIVATE GOODS :

Barang dan jasa yang sifatnya berlawanan dengan Public Goods


1. Excludable : bisa dikecualikan
2. Rivalry : ada persaingan
3. Individual consumption
4. Non externalities / externalities sangat kecil
5. Divisible : bisa dibagi – bagi dalam satu satuan unit standar.
6. Marginal Cost tidak sama dengan nol.

Dibiayai oleh tarif / harga


Disediakan melalui mekanisme birokrasi / politik

1
MIXED GOODS :

Private goods yang mempunyai externalities.


Contoh :
a. Jalan tol  (+) externalities : karena ada jalan tol, maka jalan tradisional jadi berkurang
macetnya.
b. Wabah Demam berdarah ( DBD ) : pengobatan dibiayai pemerintah  sehingga orang yang
sehat tidak tertular.
c. PAM

 Mixed Goods disediakan oleh pemerintah ( BUMD / BUMN ) atau pasar


 Mixed Goods dibiayai oleh tarif dan subsidi.

Privatisasi : The key to better government

Toll Goods :
Sumber : http://www.fao.org/docrep/w7483e/w7483e05.htm#toll%20goods%20and%20services

When the feasibility of exclusion is relatively easy (as with a private good) but consumption of benefits is
joint rather than subtractive, then the output is known as a toll good or service.
( Bila fisibilitas dari eksklusivitas relative mudah ( seperti private goods ) namun penggunaan dari
manfaatnya lebh banyak bersama- sama daripada sendiri – sendiri ).
Contoh : Taman bermain, Taman safari, aksesnya bisa dikontrol, jadi hanya yang membayar yang bisa
masuk, namun outputnya bisa dinikmati bersama – sama oleh banyak pengunjung, Misalnya pengunjung
bisa kemping, memotret satwa dll.
Jadi Toll Goods mirip dengan private goods dimana ada insentif untuk para wirausaha yang berinvestasi
di bidang ini.

MENGAPA PERLU EKONOMI SEKTOR PUBLIK

Baca buku : PUBLIC SECTOR ECONOMIES

1. Karena adanya Public Goods terutama karena externalities


2. Karena ada sejumlah barang dan jasa yang mau tidak mau harus ada di tangan negara :
a. Penegakan hukum dan keadilan dalam masyarakat : polisi, sistem peradilan.
b. Hankam : TNI
3. Karena kegagalan pasar / market failure
4. Fungsi redistribusi pendapatan dalam masyarakat
5. Alokasi sumber daya
6. Stabilisasi  misal : Ekonomi Amerika hancur  pemerintah turun tangan.
7. Fungsi Regulasi  merupakan alat untuk stabilisasi

Misal : pembangunan jalan  ada eksternalitas : dengan tumbuhnya warung makan, pom
bensin, industri dll& subsektor ekonomi lain di sepanjang jalan itu

BKMD / BKPM : mendorong eksternalitas dengan pemberian ijin industri.

2
Barang dan Jasa

Pasar Politik / Birokrasi

Redistribusi Pendapatan

Sedikit orang dengan income besar


Banyak orang dengan income sedikit
Jadi pemerintah mengupayakan pemerataan pendapatan

Pajak Progresif : makin besar pendapatan, makin besar beban pajaknya.


 dikembalikan dalam bentuk pelayanan publik yang sarat subsidi.
Kalau ternyata subsidi diterima oleh orang kaya  kesalahan dari pembuat kebijakan publik.

Buku :
Richard Aronson – Public Finance
Suparmoko – Keuangan Negara
Ekonomi Sektor Publik
Richard Bird – Taxation and Economy Development

You might also like