You are on page 1of 8

MODUL 11 PERENCANAAN JEMBATAN GANTUNG (1) 11.

1 Pengertian umum Jembatan gantung merupakan jembatan yang paling sering digunakan untuk jembatan dengan bentang yang panjang. Keuntungan jembatan gantung adalah dapat dibuat dengan bentang panjang tanpa tiang/pilar ditengahnya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Edifrizal Darma, MT PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN

The Akashi Kaikyo Bridge Struktur jembatan gantung terdiri atas : 1. Deck jembatan Deck ( sistem lantai ) berfungsi sebagai pendukung beban lalu lintas yang lewat diatasnya. Dalam perencanaan deck jembatan perlu mempertimbangkan faktor aliran udara vertikal dan beban mati dari deck itu sendiri. Dengan penggunaan sistem lantai ( deck ) dapat menambah kekakuan dari konstruksi jembatan gantung. Deck biasanya berupa beton bertulang dengan berat yang relatif ringan, deck orthotropic, atau baja berrongga yang sebagian diisi dengan beton (komposit baja beton ). Pada sistem lantai ( deck ) ini, pengaruh kembang-susut material baja atau beton perlu diperhatikan dengan cermat. Apabila kembang-susut tidak terkontrol akan dapat menyebabkan penambahan tegangan pada struktur deck itu sendiri, selain itu dapat pula menimbulkan kerusakan pada konstruksi deck. Untuk itu penggunaan expantion joint sebaiknya diberikan setiap 30 40 m untuk mencegah kerusakan deck dan struktur utama ( Troitsky, 1994 ). Apabila menggunakan sistem lantai dengan deck yang diperkuat (stiffening floor), balok-balok stringer sebaiknya dibuat secara komposit dengan deck agar mendapatkan kekakuan dan kekuatan yang lebih besar. Untuk balok lantai ( floor beam ) bisa dipakai dari plate girder atau truss.

Gambar 2.1. Contoh Potongan melintang Jembatan Gantung Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Edifrizal Darma, MT PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN

2. Batang penggantung ( hanger/suspender ) Hanger ini berfungsi sebagai penggantung deck dan menyalurkan beban deck dan lalu lintas ke kabel utama ( main cable/suspension cable ) 3. Kabel utama ( main cable/suspension cable ) Kabel utama berfungsi sebagai penahan hanger dan menyalurkan beban dari hanger ke menara ( tower/pylon ). 4. Menara ( tower/pylon ) Menara pada sistem jembatan gantung akan menjadi tumpuan kabel utama. Beban yang dipikul oleh kabel selanjutnya diteruskan ke menara yang kemudian disebarkan ke tanah melalui pondasi. Agar menara dapat menyalurkan beban dengan baik, perlu diperhatikan pula bentuk atau macam menara yang akan digunakan. Bentuk menara dapat berupa portal, multistory, atau diagonally braced frame. Konstruksi menara tersebut dapat juga berupa cellular, yang terbuat dari plat baja lembaran, baja berrongga, atau beton bertulang. Tumpuan menara baja biasanya dapat diasumsikan jepit atau sendi. Sedangkan tumpuan kabel di bagian atas menara sering diguakan tumpuan rol untuk mengurangi pengaruh ketidakseimbangan menara akibat lendutan kabel. 5. Pelabuhan ( anchorage ) Pelabuhan ( anchorage ) merupakan bagian dari struktur jembatan gantung yang berfungsi sebagai penahan kabel utama pada kedua ujung jembatan. 2.1. Struktur Kabel Kabel merupakan bahan atau material utama dalam struktur jembatan gantung. 2.7.1. Karakteristik kabel kaitannya dengan struktur jembatan gantung antara lain : a) Mempunyai penampang yang homogen ( seragam ) pada seluruh bentang b) Tidak dapat menahan momen dan gaya desak c) Gaya-gaya dalam yang bekerja selalu merupakan gaya tarik aksial d) Bentuk kabel tergantung pada beban yang bekerja padanya e) Bila kabel menderita beban terbagi melengkung parabola f) Pada jembatan gantung, kabel menderita beberapa beban titik sepanjang beban mendatar merata, maka wujudnya akan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Edifrizal Darma, MT PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN

2.7.2. Kompatibilitas lendutan Kabel dan Truss Kabel dan dek pada jembatan gantung dengan pengaku tipe rangka batang kaku (stiffening truss) akan bersama-sama mendukung beban sesuai dengan prinsip kompabilitas lendutan yaitu bahwa lendutan yang terjadi pada jembatan adalah hasil perubahan bentuk dan pertambahan panjang kabel serta lendutan deck (rangka batang). Kekakuan deck (rangka batang) harus diperhitungkan dengan tepat agar kabel benar-benar berfungsi dengan baik. Karena untuk kekakuan rangka batang yang berlebihan dapat menjadikan kabel tidak berfungsi sama sekali (struktur boros). Hubungan antara kabel dengan kekakuan rangka batang dinyatakan dalam bentuk N, yaitu:
N = 8 3EI + (1 + 8n 2 ) 5 Af 2 Es

dengan, E = modulus elastisitas bahan dek I = momen inersia penampang dek A = luas penampang kabel utama Es = modulus elastisitas kabel utama N = faktor pengurangan lendutan akibat pengaku Tegangan kabel awal :
1 qtotal .l 2 ( 1 + 16n 2 ) 2 8f

T =

Komponen horisontal atau tegangan horisontal kabel :


H max = 1 Pl (5 Nn )

n=

f l

Panjang kabel setelah pembebanan


L = H .l 2 16 2 1 + n E s .A 3

Lendutan sag :

f =

L 16 n(5 24n 2 ) 15
H xf f

Tambahan komponen horisontal akhir :


H =

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Edifrizal Darma, MT PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN

Komponen horizontal akhir :


H akhir = H H

Dan lendutan maksimum pada deck adalah :

5.qtotal .l 4 8 d= 1 384 EI 5 N
dengan, qtotal = beban hidup + beban mati ( kg/m ) l = panjang kabel = bentang ( m ) f = ordinat ( sag ) maksimum ( m ) persamaan kabel utama :

y =4f

x (l x) l2

y f x

11.2

. Tipe Kabel Ada dua jenis kabel dalam struktur, yakni strand dan rope. Strand

merupakan gabungan dari beberapa kawat (wire) yang mengelilingi satu buah kawat pusat dan dibuat berdasarkan Spesifikasi standar ASTM A-586. Rope terbuat dari beberapa strand dengan satu buah pusat dan harus sesuai dengan Spesifikasi Standar ASTM A-603.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Edifrizal Darma, MT PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN

Gambar 2.8. Strand

Gambar 2.9. Rope Penggunaan strand lebih disukai dalam pembuatan jembatan kabel karerna beberapa alasan. Pada ukuran yang sama, strand memiliki tegangan putus yang lebih besar, modulus elastisitas yang lebih tinggi, kemampuan melendut yang lebih rendah, dan memiliki kawat yang lebih besar pada diameter yang sama. Kabel sesuai dengan keperluannya, terdiri dari berbagai macam tipe. Menurut standard DIN 18 800 semua kabel yang digunakan untuk struktur bangunan dikategorikan sebagai high tensile members. Secara umum kabel-kabel tersebut mempunyai kekuatan rencana yang lebih tinggi dari pada batang tarik baja, sehingga dengan luas penampang yang sama dapat memikul beban lebih besar. Tetapi modulus elastisitas kabel adalah antara E = 155.000 N/mm2 sampai E = 165.000 N/mm2, jelas lebih rendah dari pada modulus elastisitas yang dipakai untuk batang tarik baja (E = 210.000 N/mm 2). Ada pula kabel yang mempunyai lapisan krom dan nikel, agar bersifat tahan terhadap karat. Untuk keperluan konstruksi bangunan, dikenal 3 tipe penampang kabel, yaitu spiral strands, full locked coil cables dan structural wire ropes

Gambar 2.10. Berbagai Tipe Kabel Konstruksi (A: spiral strands,B: full locked coil cables dan C: structural ropes)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Edifrizal Darma, MT PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN

Spiral strands terutama digunakan untuk bangunan di mana bebannya relatif kecil seperti untuk pendukung antena telekomunikasi, cerobong asap, ikatan angin (bracing) pada jaringan kabel, struktur kayu dan baja. Spriral strands diproduksi dengan diameter antara 5 mm sampai 40 mm. Spiral strands hanya terdiri dari kawat-kawat yang berpenampang lingkaran, akibat adanya celah-celah spiral strand dikelompokkan pada material yang kurang tahan terhadap bahaya korosi. Full locked coil cables terutama digunakan sebagai kabel utama pada berbagai konstruksi, antara lain kabel utama pada suspension bridge dan stay cables bridge, kabel tepi pada jaringan kabel. Sifat-sifat khusus dari full locked coil cables, adalah: Mempunyai E modulus yang tinggi Permukaan kabel mempunyai daya tahan tinggi Permukaan kabel tertutup, sehingga tahan terhadap bahaya korosi Penampang kabel bagian dalam atau bagian inti terdiri dari kawat-kawat dengan penampang lingkaran, sedangkan bagian luar, penampangnya berbentuk Z. Structural wire ropes, terutama digunakan sebagai kabel tepi pada struktur membran (textile structure). Kabel ini terdiri dari beberapa strands, sehingga sifatnya fleksibel. Tabel 2.6. Tegangan ijin Kabel

Tabel 2.7. Modulus Elastisitas Strand dan Rope

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Edifrizal Darma, MT PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Edifrizal Darma, MT PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN

You might also like