Professional Documents
Culture Documents
darah putih. Ini menyebabkan pasien anemia aplastik mengalami aneia (kurang sel darah merah), cenderung mengalami perdarahan (kurang trombosit) dan rentan terhadap infeksi (kurang sel darah putih)
APA SAJA YANG MENJADI TANDA DAN GEJALA PENYAKIT ANEMIA APLASTIK?
Pada penderita anemia aplastik dapat ditemukan gejala utama yaitu : 1. Anemia (kurang sel darah merah) 2. Trombositopenia (kurang trombosit) 3. Leukopenia (kurang leukosit) Ketiga gejala ini disertaii dengan gejala-gejala lain yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Anemia biasanya ditandai dengan pucat, mudah lelah, lemah, hilang selera makan, dan palpitasi 2. Trombositopenia ditandai dengan perdarahan gusi, epistaksis, ekimosa dan lain lain 3. Leukopenia ditandai dengan infesi Selain itu, hepatosplenomegali dan limfadenopati juga dapat ditemukan pada penderita anemia aplastik ini meski jarang terjadi
Transplatasi sumsum Tulang Transplatasi sumsum tulang ini dapat dilakukan pada pasien anemia aplastik jika memiliki donor yang cocok HLA-nya (misalnya saudara kembar atau pun saudara kandung). Terapi ini sangat baik pada pasien yang masih anak-anak. Transplatasi sumsum tulang ini dapat mencapai angka keberhasilan lebih dari 80% jika memiliki donor yang HLA-nya cocok. Namun angka ini dapat menurun bila pasien yang mendapatkan terapi semakin tua. Artinya, semakin meningkat umur, makin meningkat pula reaksi penolakan sumsum tulang donor. Kondisi ini biasa disebut GVHD atau graftversus-host disease. Kondisi pasien akan terus memburuk Terapi imunosupresif Terapi imunosupresif dapat dijadikan pilihan bagi mereka yang menderita anemia aplastik. Terapi ini dilakukan dengan konsumsi obat-obatan. Obat-obatan yang termasuk terapi imunosupresif ini antara lain antithymocyte globulin (ATG) atau antiliphocyte globulin (ALG), siklisporin A (CsA) dan oxymethalone. Oxymethalone juga memiliki efek samping diantaranya, retensi garam dan kerusakan hati. Orang dewasa yang tidak mungkin lagi melakukan terapi transplatasi sumsum tulang, dapat melakukan terapi imunosupresif ini
SUMBER REFERENSI:
Bakhshi, Sameer, MD. (October 2009). Aplastic Anemia, http://www.emedicine.com Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Penerbit IPD FKUI Pusat. Jakarta. 2007: 627-633 Bakta, I Made, Prof.Dr. hematologi Klinik Ringkas. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2006: 98-110