You are on page 1of 4

ANALISIS KASUS KEKERASAN TERHADAP ANAK PEREMPUAN KORBAN PERKOSAAN Identitas Korban Nama : HN Umur : 14 tahun Agama : Islam

Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) Alamat : Jln. Hibrida 14 no. 52 Rt.1 Rw. 3 Bengkulu Kronoligi Kasus Pada tanggal 21 November 2009 ( Hari Sabtu ), Hn dan dua orang temanya (He & Pu) di ajak oleh temannya yang bernama Oc untuk pergi liburan ke jakarta, di sana ada om Oc yang akan mengajak mereka shoping di salah satu mall Jakarta. Hn pergi dari rumah dengan membohongi orang tuanya bahwa ia akan belajar kelompok di salah satu rumah temannya. Hn pergi menemui OC di terminal Panorama. Dari terminal panorama tersebut Oc, Hn, Pu dan He pergi ke bandara Fatmawati Bengkulu pada saat itu Jam 18:30 wib Hn dan 3 temannya berangkat ke Jakarta dengan menggunakan Pesawat LION AIR, sempai di jakarta Pukul 20:30 wib. Sampai di Bandara Sukarno-Hatta Hn dan 3 temannya dijemput oleh pelaku 2 ( IW ) dan temannya inisial ( RH ) dengan menggunakan mobil suzuki APV. Setelah itu Hn dan 3 temannya di bawa ke Hotel ARYA DUTA di Daerah Tugu Tani Jakarta, mereka tidur di kamar 712 dan 726. Sesampai di hotel Iw memesan makanan. Tak lama setelah memesan makanan pelaku 1( Sl ) datang. Pada Jam 23:00 pelaku I mengajak ke diskotik. Sampai di diskotik pelaku 2 menyuruh He dan Pu untuk istirahat di kamar diskotik karena pada saat itu Pu dalam kondisi sakit, sedangkan Hn dan Oc tetap di ruangan diskotik. Setelah itu mereka ditawari minuman oleh pelaku 1. Mereka memesan orange juice. Hn merasakan orange juice itu pahit tidak seperti orange juice biasa yang diminum, selama 1 jam temannya istirahat di kamar diskotik, pelaku 1 dan pelaku 2 bergantian masuk ke kamar tempat 2 orang temannya istrahat. Setelah itu ke dua orang temannya keluar dan bergabung kembali dengan Hn dan Oc. Jam 3 pagi ( tanggal 22 november ) Hn dan tiga temannya serta dua pelaku Iw dan Sl kembali ke hotel untuk istirahat di dalam kamar 726. namun kemudian pelaku 2 mengajak 2 orang temannya (Oc & He) pindah ke kamar 712. sedangkan pelaku I (SL) tidur dikamar 726 bersama Hn & Pu. Setengah jam saat Hn tertidur pelaku menarik lengan tangan Hn dan memaksa membuka baju Hn. Kedua tangan Hn dicengkram dengan posisi terlentang dibagian atas kepala, saat itu pelaku 1 hanya menggunakan selimut untuk menutupi tubuhnya, pelaku I(SL) memaksa memasukan alat kelaminnya kedalam Vagina Hn dan kemudian Hn menangis sambil melakukan perlawanan dengan cara

menendang-nendang pelaku, tetapi Hn tidak mempunyai tenaga karena badan pelaku lebih besar. Pelaku1 berkata Udalah kau dak usah malu-malu kemudian Hn menjawab Ambo Bukan cewek murahan. Tetapi pelaku 1 tidak perduli dengan apa yang diucapkan Hn. Perkosaan terjadi pada kondisi Hn yang sedang Menstruasi. Setelah itu Hn mandi kemudian tertidur. Minggu paginya mereka pergi ke Mall Taman Anggrek dengan pelaku 1 dan 2, saat akan berangkat ke Mall Pelaku 1 mendapat telepon dari istrinya, karena itu pelaku 1 tidak jadi ikut pergi ke Mall. Hn dan ketiga temannya serta pelaku 2 pergi ke Mall Taman Anggrek, di sana mereka berbelanja baju. Setelah dari Mall mereka pergi ke bandara Soekarno-Hatta untuk pulang ke Bengkulu tetapi mereka ketinggalan Pesawat. Hn dan 3 temannya serta pelaku 2 kembali ke hotel. Pukul 17:00 wib. Kemudian Hn dan 3 temannya pergi ke Mall Atrium dan masing-masing korban diberi uang sebesar 500rb oleh pelaku 1 dan 2. Pukul 22:00wib mereka kembali ke hotel dan pelaku 2 datang ke hotel untuk menemui Hn dan 3 orang temannya, Hn dan Pt serta pelaku 2 tidur dalam satu kamar, malamnnya pelaku2 menarik Hn dan mengajak untuk melakukan hubungan seksual pada saat itu waktu menunjukan jam 04:00 wib ( 23 November 2009 ) pada saat pelaku 2 (IW) memaksa melakukan hubungan seksual terhadap Hn dan Hn bekata Jangan Om Pelaku Marah kemudian mengatakan Payah Nian Kau, Padahal kaukan lah sering cak Iko. Kemudian korban menangis dan menendang pundak pelaku 2 untuk memberikan perlawanan. Pelaku 2 ( IW) marah dan mengancam korban dengan mengatakan Kalau kau idak ndak dak usah balik kau, ambo idak akan urus kamu untuk balik ke Bengkulu. Pelaku terus memaksa untuk melakukan hubungan seksual, saat itu HN masih dalam keadaan menstruasi. HN sangat ketakutan saat diancam pelaku 2 (IW). Pelaku tetap memaksakan hubungan seksual tanpa peduli dengan HN yang sudah kesakitan dan menangis. Setelah itu HN pergi ke kamar mandi. Setelah itu paginya HN dan ketiga temannya pulang ke Bengkulu dengan menggunakan pesawat Mandala Air yang terbang pukul 07:45 Pagi. Hn dan 3 orang temannya pergi ke Bandara Soekarno Hatta dengan menggunakan taksi. Pelaku 1 (SI) pelaku 2 (IW) tidak bisa mengantarkan HN dan ketiga orang temannya karena pelaku mengatakan akan pergi ke Medan. Upaya yang sudah dilakukan Melaporkan kasus ke Polda Bengkulu Melakukan visum et revertum Meminta pendampingan ke lembaga Cahaya Perempuan WCC Bengkulu. Perkembangan kasus Saat ini kasus berada dalam tahap penyidikan di Polda Bengkulu. Opini hukum Bahwa tindak pidana yang dilakukan oleh pelaku terhadap korban adalah bukan merupakan tindak pidana biasa atau umum seperti pembunuhan, pencurian,

penganiayaan, tetapi ini adalah tindak pidana ASUSILA. Jika terhadap tindak pidana umum dapat dilakukan penuntutan atau pemidanaan dengan mempertimbangkan rasa kemanusiaan, namun untuk kasus ASUSILA aspek kemanusiaan sangat tidak beralasan karena dampak psikologis yang dialami korban sangat berat sampai korban dewasa dan teringat seumur hidup. semua pihak aparat penegak hukum harus tegas, tidak perlu menawarkan damai atau mencabut kasus itu kepada pihak korban. Standar penanganan korban kejahatan seksual yang ada saat ini, seperti penyidikannya dan persidangannya tertutup, harus dijalani dengan benar dan tepat. Sehingga korban benar- benar terlindungi, tidak menjadi "korban" lagi dari aparat hukum yang menangani kasusnya dan tidak memperparah trauma kejiwaan korban. Kejahatan terhadap anak, khusus kejahatan seksual pada anak, bukan delik aduan. Dengan demikian, aparat penegak hukum harus memproses kasus itu tuntas tanpa harus menunggu laporan korban. Aparat penegak hukum harus tidak lagi menganjurkan para korbannya berpikir kembali untuk melanjutkan kasus tersebut ke persidangan. Kejahatan terhadap anak-anak, apalagi pemerkosaan, adalah kejahatan yang sangat serius. Bukan delik aduan. Polisi harus menanganinya dengan cepat dan serius. Penjatuhan vonis hakim pun harus keras sehingga benar-benar memberi efek jera bagi pelaku dan juga orang yang ingin melakukannya," Bahwa penyidik sebagai aparat penegak hukum yang mewakili negara dapat memberikan keadilan bagi korban dengan melanjutkan proses hukum yang sekarang masih tahap penyidikan. Sesuai dalam UU NO.23 TAHUN tentang Perlindungan Anak telah di jelaskan bahwa jika seseorang melakukan kekerasan atau ancaman kekerasaan, memaksa melakukan tipu muslihat atau membiarkan dilakukan perbuatan persetubuhan, pencabulan dipidana penjara paling lama 15 tahun dan paling singkat 3 tahun penjara( pasal 81 dan 82)

Perkembangan Terakhir : 1. Berdasarkan keterangan media massa dan hasil cross check dengan keluarga korban benar telah terjadi perdamaian antara pelaku dan 3 korban. Hanya satu korban dan keluarganya yang tidak mau berdamai dan masih ingin meneruskan proses konseling dan proses hukum. 2. Tiga orang korban, memutuskan tidak menjalani konseling dengan alasan telah terjadi damai. 3. Kekhawatiran pengalihan pasal yang akan dikenakan polisi ke pasal 293 KUHP, yang akan melemahkan korban. Karena isi Pasal 293 (1) barang siapa dengan mempergunakan hadiah atau perjanjian akan memberi uang atau barang, dengan salah mempergunakan pengaruh yang berkelebih-lebihan yang ada disebabkan oleh perhubungan yang sesungguhnya ada atau dengan tipu, sengaja membujuk orang yang belum dewasa yang tidak bercacat kelakuannya, yang diketahui atau patut disangkanya belum dewasa, akan melakukan perbuatan cabul dengan dia atau membiarkan dilakukan perbuatan yang demikian pada dirinya dihukum penjara selama-lamanya lima tahun., (2) Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan orang yang dikenai kejahatan itu.

You might also like