Professional Documents
Culture Documents
id
I. Chapter 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam praktek dunia industri yang berhubungan dengan berlangsungnya proses kerja suatu sistem sering kali dilakukan tindakan pengamatan besaran waktu, seperti mengukur selang waktu dari suatu kejadian yang terjadi ke kejadian berikutnya dalam suatu lingkup proses tertentu. Hal ini tentu saja dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan teknologi berupa alat pengukur waktu dengan tingkat ketelitian yang tinggi, sebab besaran waktu umumnya merupakan salah satu hal yang dipandang penting dalam berlangsungnya kerja proses suatu sistem. Penerapan suatu teknologi menyebabkan adanya alat-alat.. Secara garis besar, teknologi alat dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu: 1. Mekanik 2. Elektronik Teknologi mekanik (mekanik sika klasik) hadir dalam kehidupan manusia lebih awal dari teknologi elektronik dan penerapannya pada kegiatan yang berhubungan dengan kerja otot manusia atau gejala-gejala dari benda makro dimana tingkat ketelitian untuk besaran waktu masih rendah atau tidak sensitif. Beberapa alat yang dibuat berdasarkan teori mekanik ialah alat-alat yang disebut sebagai kelompok pesawat sederhana, seperti katrol, bidang miring, ataupun jam arloji dan sebagainya. Teknologi elektronik hadir dalam kehidupan manusia dengan adanya alat-alat penerang, hitung, jam digit, komunikasi dan sebagainya yang dicirikan dengan adanya bagian dari alat tersebut yang mengolah gaya gerak listrik dengan frekuensi tertentu menjadi suatu energi untuk kerja tertentu. Jadi ada perbedaan yang jelas antara alat mekanik dan elektronik yaitu bentuk energi yang diolah pada proses kerja alat. Hal ini membuat jelas bahwa kecepatan proses kerja alat elektronik lebih cepat atau lebih teliti terhadap besaran waktu dari pada alat mekanik karena bekerja dengan mengolah listrik yang mana listrik tersebut ialah suatu bentuk energi berupa aliran arus listrik kecepatan tinggi pada tegangan kerja tertentu. 1 2 Saat ini perkembangan teknologi elektronik berkembang pesat dengan adanya rangkaian terintegrasi, yaitu suatu cara pemadatan sejumlah komponen elektronik ke dalam sebuah kemasan keping tunggal yang berukuran kecil. Tingkat pemadatan telah mencapai....... For further detail, please visit UG Library (http://library.gunadarma.ac.id) II. Chapter 2 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mikrokontroler AT89C51 Perkembangan teknologi elektronik yang semakin maju telah mengarah kepada penerapan mikrokontroler, yaitu sebuah komponen elektronik yang bekerja sesuai dengan program yang dimuatkan ke dalam mem-
orinya, seperti layaknya sebuah komputer sederhana. Dalam pembuatan karya ilmiah Pembuatan alat pengukur waktu ini, penulis menggunakan mikrokontroler AT89C51. Mikrokontroler AT89C51 adalah mikrokontroler yang dikeluarkan oleh Atmel pada tahun 1994, sebuah perusahaan yang bergerak dalam produksi piranti semikonduktor. Dengan memadukan arsitektur perangkat keras keluarga mirokontroler MCS51 dan teknologi Flash Memory, maka AT89C51 terbentuk sebagai sebuah mikrokontroler dengan fasilitas pewaktu, jalur komunikasi serial, 32 kaki I/O, memori RAM dan Flash Memory untuk keperluan penyimpanan programnya pada keping tunggal. Dengan teknologi ini, sebuah disain elektronik akan semakin ringkas, praktis dan juga ekonomis karena mirokontroler ini cukup mudah diperoleh di pasaran dengan harga yang sangat ekonomis. Dengan desain arsitektur perangkat keras yang sesuai dengan mikrokontroler keluarga MCS51 pada generasi pendahulunya seperti 8031 dan 8051 yang masih membutuhkan memori eksternal untuk penyimpanan program, maka AT89C51 juga mempunyai susunan pin-pin yang sama pula sehingga dengan mudah mikrokontroler ini dapat menggantikan generasi pendahulunya. Dan dengan alasan bahwa tipe ini banyak digunakan karena fasilitas on chip ash memori. [1] Berikut akan dijelaskan tur-tur mikrokontroler tipe 89C51 buatan ATMEL ini. 5 yang terdapat pada 6 4K bytes ROM. 128 bytes RAM. 4 buah 8-bit I/O (Input/Output) port. 2 buah 16 bit timer. Interface komunikasi serial . 64K pengalamatan code (program) memori. 64K pengelamatan data memori. Prosesor Boolean (satu bit satu bit). 210 lokasi bit addressable. 4 us operasi....... For further detail, please visit UG Library (http://library.gunadarma.ac.id) III. Chapter 3 BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Saklar Mulai dan Berhenti Mikrokontroller AT89C51 8 Unit 7 Segmen Keluaran Osilator External Gambar 3.1 : Diagram Blok Sistem Pengukur waktu 3.1.1 Saklar Mulai dan Berhenti Blok saklar mulai dan berhenti adalah saklar yang digunakan untuk memulai perhitungan waktu pada mikrokontroler dengan tampilan 7 segmen, jika dilakukan penekanan pada saklar mulai maka mikrokontroler akan mulai menghitung dari hitungan mikro detik sampai dengan jam. Sedangkan pada saat 25 26 dilakukan penekanan saklar berhenti maka perhitungan secara otomatis akan selesai. Proses penekanan pada tombol saklar diterjemahkan pada Mikrokontroler sebagai interupsi (permintan penanganan). Adapun interupsi yang digunakan pada penekanan ini adalah interupsi 0 dan interupsi 1. Berikut ini adalah bagian proses penanganan interupsi pada saat program dijalankan. Gambar 3.2 : Penanganan Interupsi Adapun Pin yang digunakan untuk penanganan Interupsi pada Mikrokontroler adalah sebagai berikut: Gambar 3.3 : Fungsi pin Sebagai Penanganan Interupsi 3.1.2 Mikrokontroller AT89C51 Mikrokontroller adalah single chip prosesor yang di dalamnya terdapat
rangkaian pewaktu, I/O device, memori, Osilator on Chip, Serial interface, ADC, DAC dan lain-lain. Dengan kata lain IC mikrokontroller ini adalah sebagai pelaksana program dari Sistem pengukur waktu. Pada IC ini terdiri dari 4 port 27 yang disediakan sebagai jalur komunikasi sinyal masuk dan keluar, yang masing masing port terdiri dari 8 bit, jadi pin yang dapat digunakan sebanyak 32 pin I/O. Pada Sistem pengukur waktu dengan menggunakan Mikrokontroller AT89C51, port yang digunakan adalah sebanyak dua port.. Adapun pada blok mikrokontroler ini digunakan modul yang dibuat sendiri dengan melakukan proses uji coba. Adapun skema dari modul tersebut adalah sebagai berikut : Gambar 3.4 : Sistem Minimum [1] 3.1.3 Osilator Eksternal Pada blok osilator eksternal ini adalah penghasil sumber pulsa untuk menjalankan....... For further detail, please visit UG Library (http://library.gunadarma.ac.id) IV. Chapter 4 BAB 4 UJI COBA ALAT Untuk membuktikan hasil analisis perancangan rangkaian dan cara kerja alat yang telah diuraikan pada BAB 3, maka dalam bab ini akan dibahas tentang sejumlah hasil percobaan yang telah dilakukan terhadap rangkaian Sistem pengukur waktu dengan menggunakan mikrokontroler AT89C51 dengan menggunakan tampilan 8 unit 7 segmen. Serangkaian Uji coba yang dilakukan akan dibahas dalam subbab berikut, dilengkapi dengan keterangan cara kerja dari masingmasing uji coba yang meliputi : 1. Uji karakteristik pembacaan karakteristik pada 7 segmen. 2. Uji pengukuran Waktu, pada saat saklar interup dilakukan penekanan. 3. Uji Coba Mikrokontroler AT89C51 berdasarkan penggunaan ash memori. 4.1 Pembacaan Karakteristik Pada 7 Segmen Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui data yang dikirim pada Mikrokontroler dan karakter yang ditampilkan pada 7 Segmen, pada pengujian ini dilakukan mengetahui bilangan yang ditampilkan pada 7 segmen tersebut untuk melakukan counter bilangan desimal dari 0 sampai dengan 9. Pada gambar 4.1 diperlihatkan bilanganbilangan desimal yang dapat ditampikan pada 7 segmen. Gambar 4.1: Bilangan-bilangan desimal yang tampil pada 7 Segmen 30 31 Keterangan Inisialisasi Angka yang ditampilkan pada 7 Segmen : Tabel 4.1 : Angka yang tampil pada 7-segmen Angka desimal 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 a 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 KELUARAN YANG DITAMPILKAN b c D E F g 0 0 0 0 0 10011110100100001100011001001001000 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 Untuk melakukan proses pengujian pada 7 segmen ditentukan dengan common yang digunakan pada segmen....... For further detail, please visit UG Library (http://library.gunadarma.ac.id) V. Chapter 5 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil uji coba yang dilakukan maka akan dibahas beberapa terjadinya perbedaan pengukuran waktu yang terjadi pada
sistem pengukur waktu dengan menggunakan mikrokontroler AT89C51 dengan handphone yang digunakan. 5.1 Perbedaan Kecepatan Pengiriman Data Frekuensi yang digunakan pada mikrokontroler AT89C51 adalah 12 Mhz. maka akan didapat waktu sekitar 1 mikro detik untuk melakukan satu instruksi program. Pada gambar 5.1 berikut ini akan diperlihatkan diagram waktu dari kerja suatu mikrokontroler dalam melaksanakan satu instruksi program. Gambar 5.1. Siklus Mesin [8] Keterangan: S1 : State 1 S4 : State 4 S2 : State 2 S5 : State 5 S3 : State 3 CLK : denyut (clock) S6 : State 6 35 37 Satu siklus mesin berisi urutan 6 keadaan (state), diberi nomor S1 sampai S6. Setiap keadaan waktu adalah sepanjang dua perioda osilator, sehingga siklus mesin membutuhkan 12 perioda osilator. Eksekusi satu siklus instruksi dimulai selama keadaan 1 (state 1) dari siklus mesin, saat kode operasi (opcode) ditahan dalam register instruksi (IP, instruction register). Pengambilan kedua terjadi selama S4 pada siklus mesin yang sama. Eksekusi secara lengkap selesai pada akhir keadaan 6 dari siklus mesin. [8] Dari gambar 5.1 didapati bahwa 1 siklus Mesin = 6 State 1 State = 2 T maka 1 Siklus Mesin = 6 X 2 T 1 Siklus Mesin = 12 T diketahui: F (denyut) = 12 MHz Atau 12. 106 Hz maka 1 Siklus Mesin = 12 T = 12 . 1/F = 12 . 1/ 12. 106 = 1/106 = 1 .10-6 1 Siklus Mesin = 1 mikro detik Jadi Kecepatan transfer data itu bergantung dari kecepatan prosesor dalam melakukan eksekusi dan jalur data yang dipasang. 37 5.2 Prosesor yang digunakan Prosesor yang digunakan adalah teknologi Atmel....... For further detail, please visit UG Library (http://library.gunadarma.ac.id)