You are on page 1of 8

Intended Use Ca-Techs febrile antigen (bacterial agglutination aggens) are bacterial suspension for use in either slide

or tube agglutination test to detect the presence of bacterial agglutinins associated with bacterial infection or previous exposure to a related organism Two test procedures are recommended, the rapid slide agglutination test. The rapid slide test is recommended as a screening procedure and should be to establish the presence or absence of homologous antibody, if antibody is present in the serum specimen, then the tube procedure should be used to establish antibody titer PENGGUNAAN Ca-Techs febrile antigen (bacterial agglutination aggens) adalah suspense bakteri yang digunakan baik di dalam slide ataupun tabung aglutinasi untuk mendeteksi kehadiran agglutinin bakteri yang berkaitan dengan terjadinya infeksi bakteri atau paparan sebelumnya ke organisme terkait. Dua prosedur pengujian yang dianjurkan, uji cepat aglutinasi slide. Uji cepat slide direkomendasikan sebagai prosedur penyaringan dan untuk menetapkan ada atau tidaknya antibody homolog. Jika antibody hadir dalam sampel serum, maka tabung prosedur harus digunakan untuk menetapkan titer antibodi PRINSIP Prinsip dari tes ini adalah reaksi imunologi antara antibody yang diproduksi untuk kehidupan bakteri (agglutinin) dan antigen lain yang merupakan bagian dari kontra demam REAGEN *Brucella abortus *Brucella melitens *Antigen Salmonella Grup A *Antigen Salmonella Grup B *Antigen Salmonella Grup C *Paratyphoid A (Antigen Salmonella Flagellar a ) *Paratyphoid B (Antigen Salmonella Flagellar b ) *Paratyphoid C (Antigen Salmonella Flagellar c ) *Proteus OX2 *Proteus OX19

*Proteus OXK *Typhoid O (Salmonella Group D, somatic)

PENGAWETAN Brucella abortus, Brucella melitens, Selmonella Somatic Group A, B, C, D . Proteus OX2, OX19 and OXK diawetkan dengan 1,0% fenol. Antigen flagellar terdiri dari Paratyphoid A,B,C dan Typhoid H diawetkan dengan 1,0 formalin PERINGATAN Hanya digunakan dalam diagnosis in vitro KONDISI PENYIMPANAN Antigen dan sera control disimpan dalam refrigerator (2-8 STABILITAS Tiga tahun dalam temperature refrigerator SPESIMEN Sera harus bersih dan tidak boleh CARA KERJA Bahan yang harus tersedia Pilihan FEBRILE ANTIGEN Bahan yang dibutuhkan tetapi tidak disediakan *Transparent plain glass ring slide *Pipet serum *Applicator sticks *Tabung tes *Larutan NaCl 0,9% *Mechanical rotator (pilihan) PEMBAWA ANTIGEN (S) UNTUK TEMPERATUR RUANGAN )

METHOD A : RAPID SLIDE TEST 1. Obtain a clear transparent glass slide and divide it into 1 inch square with a wax pencil or a diamond tipped pencil. A small window pane can be used for this purpose. The use of ring slide is also recommended 2. Using a suitable pippete add the following amounts of serum to be tested from left to right to consecutive squares of rings: 0,08 mL, 0,04 mL , 0,02 mL , 0,01 mL , 0,05 mL. Serum should be clear and unheated. Repeat this procedure with positive and negative control sera 3. Shake antigen gently to insure a uniform suspension 4. By holding the dropper vertically, add one dropp of antigen suspension just bellow each quantity of serum 5. Mix the serum and antigen well using a place of applicator stick. Push separate applicator sticks for each serum quantity or use the same stick and proceed from right to left. Each mixture should from an area approximately inch by 1 inch 6. Rotate slide by hand or on mechanichal shaker at 150 RPM for 2-3 minutes 7. Obbserve for agglutination using any good indirect light agains a dark background 8. A positive serum of known titer and a negative serum so be included as controls CARA KERJA A: RAPID SLIDE TEST 1. Sediakan slide kaca bening dan bagi menjadi 1 inci persegi dengan pensil lilin atau berlian tip pensil. Sebuah panel jendela kecil dapat digunakan untuk tujuan ini. Penggunaan cincin slide juga dianjurkan 2. Gunakan pipet untuk menambahkan serum yang akan diuji dari kiri ke kanan ke dalam kotak cincin berturut-turut: 0,08 mL, 0,04 mL, 0,02 mL, 0,01 mL, 0,05 mL. Serum harus bersih dan tidak panas. Ulangi prosedur ini dengan serum kontrol positif dan negative 3. Kocok antigen dengan lembut untuk memastikan suspensi tercampur merata 4. Dengan memegang pipet secara vertikal, tambahkan satu drop suspensi antigen setiap jumlah serum 5. Campur serum dan antigen menggunakan applicator stick. Dorong pemisah applicator stick untuk setiap serum atau gunakan stick yang sama dan lanjutkan dari kanan ke kiri. Setiap campuran harus dari area sekitar inci oleh 1 inch. 6. Putar slide dengan tangan atau pengocok mekanik pada kecepatan 150 rpm selama 2-3 menit 7. Amati aglutinasi dengan pencahayaan tidak langsung atau latar yang gelap 8. Serum positif oleh titer yang dikenali dan negative serum termasuk ke dalam control

HASIL Derajat aglutinasi sebagai berikut 4+ 100% organisme mengalami aglutinasi

3+ 2+ 1+ +

75% organisme mengalami aglutinasi 50% organisme mengalami aglutinasi 25% organisme mengalami aglutinasi kurang dari 25% organisme mengalami aglutinasi

Negatif tidak ada aglutinasi Walaupun tes slide tidak dianjurkan untuk menentukan titer, jumlah serum yang memberikan aglutinasi 60% dapat digunakan untuk menetapkan pengenceran serum. Pengenceran serum pada tes slide setara dengan pengenceran pada tes tabung seperti di bawah ini Volume serum 0,08 mL 0,04 mL 0,02 mL 0,01 mL 0,005 mL Pengenceran Tabung 1:20 1:40 1:80 1:160 1:320

METHOD B: TEST TUBE TITRATION TEST 1. 2. 3. 4. Place ten 12 x 75 mm test tube in suitable rack. Add 1,9 mL of 0,9% sodium chloride solution to the first tube Add 1,0 mL of 0,9 % sodium chloride solution to the remaining tube Add 0,1 mL of the serum to be tested to the firs tube. Mix well and transfer 1,0 mL of the diluted serum from the first tube to the second tube. Repeat this procedure until all ten tube contain serial two fold serum dilution of 1: 20 through 1: 10240. Remove 1,o mL of the dilluted serum from tube 10 and dicard. Tube no. 1 is considered a 1:20 dillution. Repeat this procedure with positive and negative control sera. Place one tube at the end of the series dilution tubes and add 1,0 mL of the 0,9 % sodium chloride solution used the dillute the serum. Label this tube Saline control Mix the antigen suspension well by gently shaking the botol. Add one drop of antigen to each tube. Shake the rack well to mix the antigen and serum and place in waterbath. The recommended time and temperature of incubation is as follow : After incubation, carefully remove the rack containing test tube ang observe for agglutination. The use of an indirect light source again a black background will give opyimal condition for reading tube test

5. 6. 7. 8.

9. Record the test result as follow 10. Record titer reactive serum as the last dilution which gives a 2+ reaction CARA B: TES TITRASI TABUNG 1. 2. 3. 4. Sediakan Sepuluh tabung berukuran 12 x 75 mm letakkan di rak yang sesuai. Tambahkan 1,9 mL larutan natrium klorida 0,9% ke tabung pertama Tambahkan 1,0 mL larutan natrium klorida 0,9% ke tabung yang tersisa Tambahkan 0,1 mL serum yang akan diuji ke tabung pertama. Aduk rata dan pindahkan 1,0 ml serum yang diencerkan dari tabung pertama ke tabung kedua. Ulangi prosedur ini sampai semua tabung sepuluh mengandung seri dua - kali lipat pengenceran serum 1: 20 sampai 1: 10240. Kurangi 1, 0 mL pengencer serum dari tabung 10 dan buang. Tabung no. 1 dianggap sebagai pengenceran 1:20. Ulangi prosedur ini dengan serum kontrol positif dan negatif. 5. Tempatkan satu tabung di ujung tabung seri pengenceran dan tambahkan 1,0 mL larutan natrium klorida 0,9% menggunakan dillute serum. Labeli dengan "Control Saline 6. Campur suspensi antigen dengan lembut dengan mengunakan botol pengocok. Tambahkan satu tetes antigen untuk setiap tabung. 7. Kocok rak untuk mencampur antigen dan serum dan tempatkandi waterbath. Waktu yang dianjurkan dan suhu inkubasi adalah sebagai berikut: Antigen Salmonella O Group A Salmonella O Group B Salmonella O Group C Salmonella (Typhoid O) O Group Temperature 45 - 50 45 - 50 45 - 50 D 45 - 50 Waktu Inkubasi 18 jam 18 jam 18 jam 18 jam

45 - 50 Salmonella H a Salmonella H b Salmonella H c Salmonella H d (Typhoid H) 45 - 50 45 - 50 45 - 50

2 jam

2 jam 2 jam 2 jam 48 jam

Brucella abortus dan Brucella 37 meltonois Proteus OX2, OX19 dan OXK 37

18 jam

Catatan : Typhoid H dan antigen Salmonella flagellar harus diinkubasi selama 2 jam pada suhu 45 - 50 diikuti dengan 10 jam pada suhu 2 - 8 sebelum pembacaan terakhir. 8. Setelah inkubasi, hati-hati memindahkan rak yang berisi tabung dan untuk mengamati aglutinasi. Penggunaan sumber cahaya tidak langsung terhadap latar belakang hitam akan memberikan kondisi optimal untuk pembacaan tabung 9. Catat hasil tes sebagai berikut 4+ Semua organisme berkumpul di dasar tabung dan cairan supernatant bersih 3+ Sekitar 75% organisme berkumpul dan supernatant sedikit keruh 2+ Sekitar 50% organisme berkumpul dan supernatant dengan kekeruhan sedang 1+ Sekitar 25 % organisme berkumpul dan supernatant keruh Negatif Tidak ada aglutinasi yang teramati dan muncul kekeruhan pada suspensi 10. Titer serum reaktif sebagai pengenceran terakhir, memberikan reaksi 2 +

PRECAUTIONS 1. For greater proficieny in the test interpretation, always include positive and negative serum control as well as a saline control in each test protocol 2. All sera to be tested should be clear and free from bancterial contamination 3. Do not heat sera prior to testing 4. Shake antigen vial well before use to insure a smooth uniform suspension 5. Antigen should be stored in refrigerator at 2 - 8 when not in use 6. Antigen should not be frozen TINDAKAN 1. Untuk kemampuan lebih besar dalam interpretasi hasil, harus selalu menyertakan kontrol serum positif dan negatif serta saline kontrol di setiap uji 2. Semua sera yang diuji harus bersih dan bebas dari kontaminasi bakteri 3. Jangan dipanaskan sebelum pengujian 4. Kocok botol antigen baik sebelum digunakan untuk memastikan suspensi tercampur merata 5. Antigen harus disimpan dalam lemari es pada suhu 2 - 8 saat tidak digunakan 6. Antigen tidak boleh dibekukan LIMITATIONS OF THE PROCEDURE 1. Agglutinins are not always produced in bacterial infections 2. Cross reaction may occur in certain pathologies. For instance Tularemia infections may produce agglutinins to Brucella antigens 3. Vaccinations for several disease may produce cross reacting agglutinins. Typhus vaccination may produce antibodies to Proteus antigens NOTE : accurate diagnosis of disease depends on a close working relation ship between the clinical laboratory and the physician. A rise antibody titer between acute phase serum specimens and convalescent phase serum specimens accompanied by usual signs and symptoms

of a given disease in a patient is the best basis for accurte diagnosis PEMBATASAN PROSEDUR 1. Aglutinin tidak selalu diproduksi pada infeksi bakteri 2. Reaksi silang mungkin terjadi pada patologi tertentu. Untuk infeksi Tularemia sampel dapat menghasilkan aglutinin terhadap antigen Brucella 3. Vaksinasi untuk penyakit dapat menghasilkan beberapa aglutinin yang bereaksi silang. Vaksinasi tifus dapat menghasilkan antibodi terhadap antigen Proteus. CATATAN: diagnosis akurat penyakit tergantung pada hubungan kerja yang erat antara klinisi laboratorium dan dokter. Kenaikan titer antibodi antara spesimen serum pada fase akut dan fase penyembuhan spesimen serum disertai dengan tanda-tanda dan gejala yang biasa dari penyakit tertentu pada pasien adalah dasar terbaik untuk diagnosis yang akurat EXPECTED VALUES When viable bacteria are introduced into a susceptible host, animmune response generally occurs which is capable of producing antibodies called agglutinins. These agglutinins are capable of reacting specifically with suspensions of Salmonella species responsible for the infection, causing them agglutinate. Aglutinins are produced slowly during the acute phase of infection and continue to form during the convalescent phase of infection. The titer of the concentration of antibody rises considerably between acute infection and convalescence. Therefore, a rise in the titer between serum collected during the acute or febrile stage of infection and serum collected during the convalescent stage can be diagnostic significance. The following table indicates the agglutinin titer normally expected during the course of infection with several bacterial species. PERKIRAAN NILAI Ketika bakteri masuk ke dalam host yang rentan, respon imun umumnya terjadi dimana terjadi produksi antibodi yang disebut aglutinins. Aglutinin ini mampu bereaksi secara khusus dengan suspensi dari spesies Salmonella yang bertanggung jawab dalam infeksi, menyebabkan mereka mengalami aglutinasi. Aglutinin diproduksi secara perlahan selama fase akut infeksi dan berlanjut selama fase penyembuhan infeksi. Titer konsentrasi antibodi meningkat jauh antara infeksi akut dan pemulihan. Oleh karena itu, kenaikan titer antara serum dikumpulkan selama tahap akut atau infeksi demam dan serum dikumpulkan selama tahap penyembuhandapat menghasilkan diagnosis yang penting. Tabel berikut menunjukkan titer aglutinin yang biasanya diharapkan selama perjalanan infeksi dengan beberapa spesies bakteri. Penyakit Antigen Febrile Munculnya yang digunakan antibody untuk tes agglutinin Brucella Abortus 2-3 minggu Titer puncak Signifikan titer antibody biasanya muncul

Brucellosis

3-5 minggu

1:80

atau

lebih

Demam Paratyphoid Demam Paratyphoid Rocky Mountain Spotted Fever Tularama

Salmonella Flagellar a Salmonella Flagellar a Proteus OX19

2-3 minggu

4-5 minggu

besar 1:80*

2-3 minggu 1-2 minggu

4-5 minggu 2-3 minggu 4-8 minggu 4-5 minggu

1:80* 1:160 1:160 1:80*

Francisolla 2 minggu tularansis Demam Typhoid Salmonella 2-3 minggu Flagellar d (Typhoid H) Demam Typhoid Salmonella Group 1-2 minggu D (Typhoid O) Typhus Proteus OX 19 1-2 minggu *Signifikan dalam individu yang belum divaksinasi

3-6 minggu 2-3 minggu

1:80* 1:160

You might also like