You are on page 1of 15

KONSEP PENGEMBANGAN

AGROINDUSTRI TERPADU
(Integrated Agro Industry)
Pusat stimulus ekonomi masyarakat di KTM Telang melalui pengembangan agroindusti terpadu

Strategi Pembangunan Transmigrasi

Paradigma baru transmigrasi :


Transmigrasi sebagai pilar ketahanan pangan nasional, Transmigrasi sebagai basis ketahanan nasional, Transmigrasi sebagai fundamen penyediaan energi alternative, Transmigrasi sebagai instrument pemerataan investasi dan Transmigrasi sebagai wahana penanggulangan kemiskinan dan pengangguran

Salah satu implementasi paradigma baru transmigrasi adalah pembangunan Kota Mandiri Terpadu (KTM) KTM merupakan pusat pertumbuhan ekonomi melalui pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan KTM bertujuan untuk merevitalisasi fungsi koordinasi penyelenggaraan transmigrasi sehingga menjadi integrated development planning process yang utuh Fungsi KTM :

Pusat kegiatan pertanian berupa pengolahan barang pertanian jadi dan setengah jadi serta kegiatan agribisnis; Pusat pelayanan agroindustri khusus dan pemuliaan tanaman unggul; Pusat kegiatan pendidikan dan pelatihan di Sektor Pertanian, Industri, dan Jasa; Pusat perdagangan wilayah yang ditandai dengan adanya pasar-pasar grosir dan pergudangan komoditas sejenis;

Permasalahan Pengembangan KTM

Perkembangan untuk menjadi KTM sebagaimana konsep yang diharapkan masih lambat Keterbatasan pendanaan pemerintah (penyediaan infrastruktur dasar lambat) Investasi masyarakat masih rendah Peran sebagai pusat pertumbuhan ekonomi belum tercipta Keterlibatan masyarakat masih kurang Berbagai sarana yang ada masih belum dapat berfungsi optimal

Potensi KTM

Konsep pembangunan yang menjadi sasaran program pembangunan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Meliputi lebih dari 50 kawasan di seluruh Indonesia Pembangunan KTM akan berdampak pada masyarakat transmigrasi dan kawasan dalam jumlah yang sangat besar Infrastruktur dasar telah tersedia walaupun masih perlu ditingkatkan Mencakup lahan pertanian yang sangat luas dan belum tergarap secara optimal

Revitalisasi KTM

Berbasis konsep dasar pengembangan KTM dan potensi lokal Memfungsikan secara optimal sebagian besar infrastruktur dasar yang telah ada Beroreientasi pasar (baik pada tahap budidaya maupun pasca panen) dengan prinsip efektivitas dan efisiensi Agro industri sebagai basis untuk untuk menciptakan nilai tambah (Agro industri : pembangunan pertanian dengan menggunakan prinsip-prinsip sebuah industri)

Tujuan

Mempercepat pengembangan KTM sebagai pusat penggerak ekonomi Menciptakan (kluster) agroindustri terpadu yang dapat menjadi :

Motor penggerak utama pembangunan KTM dan kawasan sekitarnya Pusat informasi bisnis Pusat pengetahuan tentang agro industri Pusat pengembangan teknologi pertanian Pusat pasar Kelembagaan yang mandiri Bagian dari pembangunan ketransmigrasian

Mengembangkan potensi lokal yang ada di KTM dan kawasan sekitarnya secara optimal Mendorong terciptanya pertanian sebagai sebuah industri Menggabungkan usahatani (budidaya) dengan industri pemasok sarana produksi dan industri pasca panen

Sasaran
Terciptanya kawasan (kluster) agro industri terpadu di KTM Mengoptimalkan fungsi seed center dan pusat bisnis Optimalisasi potensi intelektual profesional yang ada di KTM untuk mendorong pengembangan masyarakat

Alur Pengembangan Agro Industri Terpadu


Klinik Pertanian Pengemb. Pusat Benih/ Bibit Pengemb. Pusat Saprodi

Penyedia sarana dan Teknologi

Pengemb. Pasar

Pusat Informasi Bisnis

Pusat Informasi Teknologi Budidaya

Klinik Bisnis

Lembaga Permodalan

Green House

Pengemb. Ternak

Pengemb. Industri Alsintan

Industri Saprodi

Budidaya Tanaman

R and D

Penyedia Input Industri

Pengolahan Hasil

R and D

ON FARM

OFF FARM

Pengembangan On Farm

Pengembangan infrastruktur dasar (kluster) agro industri terpadu :


Irigasi dan drainase Jalan produksi Sarana dan prasarana pendukung

Pengembangan klinik pertanian, sebagai pusat informasi berbagai permasalahan tentang pertanian Pengembangan informasi teknis budidaya pertanian, sebagai pusat pengembangan inovasi teknis budidaya Green House, sebagai sarana untuk pengembangan produk secara isolasi dan percontohan Pengembangan kemitraan budidaya tanaman, sebagai sumber penerimaan untuk kemandirian dan percontohan Pengembangan pusat benih dan bibit, sebagai sarana untuk mengembangkan dan penyedia benih dan bibit berkualitas dan bersertifikat dan dapat dilakukan melalui kemitraan Pengembangan pusat saprodi, sebagai pusat penyediaan sarana produksi baik untuk internal maupun masyarakat Pengembangan ternak, sebagai inti untuk pengembangan ternak baik yang dilakukan internal maupun yang dilakukan oleh masyarakat, ternak sebagai penghasil bahan baku pupuk Reseach and Development, sebagai pusat penelitian dan pengembangan sederhana yang berfungsi melakukan berbagai pengujian atas inovasi yang budidaya akan diterapkan

Pengembangan Off Farm


Sinergi dengan pengembangan on farm dengan fokus pada pengembangan bisnis dan teknologi pertanian Pengembangan pasar, sebagai pusat pengembangan produk pertanian untuk melayani pasar dan pengembangan nilai tambah produk Pengembangan Klinik bisnis, merupakan tempat pelayanan konsultasi bisnis di KTM dan sekitarnya Pengembangan industri alsintan, merupakan pusat informasi, produksi, perbaikan dan pasar alsintan Pengolahan hasil, pusat pengembangan yang memberikan layanan pengolahan hasil pertanian maupun konsultasi teknis berbagai pengolahan hasil Pusat informasi bisnis, merupakan pusat data dan informasi tentang pelaksanaan bisnis di (kluster) agro industri maupun perkembangan dan potensi bisnis Lembaga permodalan, pengembangan kelembagaan yang akan menyediakan permodalan bagi masyarakat Industri saprodi, pengembangan berbagai industri berbasis lokal untuk penyediaan sarana produksi seperti pupuk (organik), benih, bibit dan sebagainya Reseach and Development, sebagai pusat penelitian dan pengembangan sederhana yang berfungsi melakukan berbagai pengujian atas teknologi mesin maupun rekayasa sosial kemasyarakatan yang akan diterapkan

Manajemen Agro Industri Terpadu


Dikelola oleh kelembagaan manajemen (pemerintah pusat atau daerah, koperasi atau UPT) Berorientasi kemandirian Melibatkan masyarakat secara aktif Profesional Berkelanjutan

Pengembangan Tahun I

Agro Industri Terpadu :


Pengembangan kelembagaan Pengembangan manajemen Penyusunan disain kluster agro industri Pembangunan sarana dan prasarana pendukung Pembangunan jalan produksi Pembangunan drainase Pembangunan green house tahap I Pengembangan ternak tahap I Pengembangan pusat benih dan bibit tahap I Pengembangan kemitraan budidaya tanaman padi, jagung dan hortikultur Pengembangan industri saprodi (pupuk organik) tahap I Pengembangan lembaga permodalan Pengembangan klinik bisnis

Pengembangan on farm :

Pengembangan off farm :


Pengembangan Tahun II

Agro Industri Terpadu :


Pengembangan kelembagaan dan manajemen Pengembangan klinik pertanian Pengembangan pusat informasi teknis budidaya pertanian Pengembangan pusat informasi pasca panen Pengembangan pusat benih dan bibit tahap II Pengembangan ternak tahap II Pengembangan kemitraan budidaya tanaman padi, jagung dan hortikultur Pengembangan pasar tahap I Pengembangan industri saprodi (toko saprodi) tahap II Pengembangan lembaga permodalam tahap II Pengembangan industri alsintan tahap I Pengembangan pengolahan hasil Pengembangan Pusat informasi bisnis

Pengembangan on farm :

Pengembangan off farm :


Pengembangan Tahun III

Agro Industri Terpadu :


Pengembangan kelembagaan dan manajemen

Pengembangan on farm :
Pengembangan pusat benih dan bibit tahap III Pembangunan green house tahap II Pengembangan pusat saprodi Pengembangan kemitraan budidaya tanaman padi, jagung dan hortikultur Pengembangan R & D

Pengembangan off farm :

Pengembangan industri alsintan tahap II Pengembangan lembaga permodalam tahap III Pengembangan R & D

Pembiayaan (rincian terlampir)


Total Tahun 2011

: Rp. 43,2 milyar : Rp. 15,7 milyar


: Rp. 17,5 milyar : Rp. 10,0 milyar

Sumber efisiensi : Rp. 5,0 milyar Sumber APBNP : Rp. 10,7 milyar

Tahun 2012 Tahun 2013

You might also like