You are on page 1of 53

Wanita Pembantu Di Pondok Gede Dibunuh Oleh Pacar Yang Baru Dikenal 3 Bulan Di Facebook

Posted on Februari 5, 2013 | Tinggalkan Komentar Kasus pembunuhan wanita pembantu di Pondok Gede, Bekasi terungkap sudah.Ternyata Desi Juwitasati dibunuh pacarnya yang dikenal lewat facebook. Wanita berusia 23 tahun itu dihabisi karena menolak diajak berhubungan badan. Tersangka Asep Kamaludin alias Asep alias Indra,24 dibekuk polisi di daerah Bogor, Jawa Barat. Menurut tersangka, ia baru kenal Desi Juwitasari, 3 bulan lalu lewat jejaring sosial. Saat majikannya tidak di rumah karena pergi ke Ambon, Desi mengundang lelaki itu datang ke rumah majikannya Perumahan Kranggan Permai Jalan Cendrawasih V BP 6 No 6 RT 04/15 Kelurahan Jatisampurna, Kota Bekasi, Sabtu malam. Ketika mereka berbincang-bicang di ruang tamu, Asep, lelaki pengangguran ini minta kepada Desi agar dilayani berhubungan badan. Namun lantaran ditolak, Asep marah lalu menganiaya korban. Wanita asal Cibungbulang Bogor ini dicekek. Bibir dan wajah korban luka akibat dipukuli. Diduga akibat cekikan tadi, Desi akhirnya tewas. Ia pun diletakkan di sofa di ruang tamu dengan ditutupi selimut. Esoknya, korban ditemukan saudara pemilik rumah (bukan pemilik seperti diberitakan sebelumnya) sudah tidak bernyawa. Kasus ini lalu dilaporkan ke Polsek Pondok Gede yang lalu mengirim jasad korban ke RS Kramatjati. Setelah diotopsi. Setelah diotopsi, jasad Desi dikebumikan di kampung halamannya Kampung Cibereum Desa Ciaruteun Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Berdasarkan keterangan saksi tiga anak majikan, maupun tetangga dan saudara majikan korban, petugas Polsek Pondok Gede menangkap Asep Kamaludin di Kampung Pasir Benda, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, sekitar 8 jam kemudian. Tersangka Asep mengaku melakukan perbuatan itu lantaran kesal hasrat hubungan intim layaknya suami istri ditolak Desi. Sejumlah barang bukti berupa 4 HP, sepeda motor Honda Beat Hijau F 2121 PP, jam tangan, kasur dan selimut ada sperma dan bercak darah disita. Kini tersangka menjalani pemeriksaan intensif petugas Polsek Pondok Gede. Kapolsek Pondok Gede Kompol Dermawan Karosekali didampingi Kanitserse Iptu Agus Adiwijaya, Senin(3/9) siang, mengungkapkan, pembunuhan yang dilakukan tersangka Asep, berawal sejoli ini berkenalan melalui jejaring sosial facebook.

Dari perkenalan itu, Asep sempat sekali datang ke rumah majikan menemui Desi. Pada Sabtu(2/9) malam, Asep datang lagi menemui Desi, dimana saat itu yang ada di rumah tiga anak majikan Rina,11, Amelia,7, dan Regina,4, terlelap di kamarnya. Sedangkan Ny Risma Panjaitan,45,majikan perempuan menyusul suami pelaut yang kapalnya sedang sandar di daerah Ambon. Di ruang tamu rumah majikannya di Kranggan dua sejoli ini memadu kasih, Namun Asep masih saja kurang puas meski telah diberikan kepuasan, Bujang tunakarya ini minta lebih, agar Desi mau berhubungan intim layaknya suami istri. Desi menolak, Asep marah. Asep kemudian memukuli tengkuk Desi dari belakang sebanyak 5 kali. Menerima perlakuan kasar sang pacar, membuat Desi membela diri dengan melakukan perlawanan. Desi pun terjatuh saat didorong Asep. Lagi-lagi Asep memukul hingga bibir sang pembantu berdarah. Tak sampai disitu, Asep terus menganiaya pembantu ini lalu mencekik leher dan membekap mulut korban hingga meregang nyawa. Sebelum pergi, Asep menutupi wajah korban pakai bantal dan selimut dengan posisi telungkup. Setela itu, Asep pamit pada Amelia, anak kedua majikan yang saat itu berada dalam kamar. Mbaknya tidur lagi sakit, tukas Asep, ditirukan Kapolsek. Bocah wanita usia tujuh tahun ini pun percaya saja. Setelah membukakan pintu pada tamu pembantunya itu, Amelia kembali ke kamar tidur. Esoknya, (Minggu, 3/9) sekiitar pukul 11.00, anak majikan korban menghubungi Ny Simangunsong, saudra orantunya kalau Desi, wanita pembantunya itu tak bangun-bangun di ruang tamu. Ny Simangunsong pun datang memeriksa kondisi wanita pembantu yang dikatakan Asep sakit. Ternyata korban sudah meninggal, Ny Mangunsong pun menghubungi polisi. Petugas yang datang ke lokasi memeriksa jasad korban. Korban masih mengenakan celana dalam, sedangkan di wajah memar. Tersangka Asep ditangkap saat tidur di rumahnya di Bogor.Kami jerat pasal 338 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara, papar Ka;olsek Kompol Dermawan Karosekali

Perampok Uang Nasabah Beraksi Di Bank Mandiri Puri Sentra Niaga Jakarta Timur 317 Juta Lenyap
Posted on Februari 4, 2013 | Tinggalkan Komentar Perampokan nasabah Bank Mandiri terjadi di Jaktim. Agung, kehilangan uang Rp 317 juta saat hendak menyetorkan uangnya di Bank Mandiri cabang pembantu Jakarta di Puri Sentra Niaga, Jaktim. Kejadiannya cepat, sekitar 10 menitan, kata seorang satpam, Ujang di lokasi, Senin (4/2/2013).

Saat itu sekitar pukul 10.30 WIB. Saat itu korban berjalan menuju ke dalam bank. Tiba-tiba datang pelaku dengan menggunakan motor Suzuki Satria. Pelaku yang berboncengan memegang senjata api. Pelaku seperti koboi gayanya, pistolnya warna silver, jelasnya. Pelaku melepaskan tembakan ke udara. Korban Agung pun segera dihampiri seseorang yang berlari dan merampas tas. Pelaku kemudian kabur dengan membawa tas korban. Pelaku kemudian naik motor bertiga, tidak lama ada motor lain lagi, motor bebek, seorang pelaku pindah ke motor itu. Mereka kabur ke arah Kalimalang, jelasnya. Seorang pelaku memakai helm, sedangkan pelaku lainnya memakai topi dan jaket. Korban teman saya, dia kena terserempet pelipis, tuturnya. Kasus ini masih ditangani kepolisian. Agung, nasabah Bank Mandiri yang hendak menyetor uang Rp 317 juta dirampok. Peristiwa perampokan ini terjadi di depan Bank Mandiri cabang pembantu Jakarta di Puri Sentra Niaga di Jl Wiraloka, Cipinang, Jaktim. Uang yang dibawa kabur pelaku Rp 317 juta-an, kata Kapolsek Makasar Kompol Sutarji di lokasi, Senin (4/2/2013). Perampokan ini terjadi sekitar pukul 10.30 WIB. Perampok berjumlah 4 orang. Mereka menggunakan 2 motor. Seorang pelaku membawa pistol dan sempat meletuskannya. Seorang lagi membawa parang. Saat itu, korban Agung, setelah pelaku memberi tembakan ke udara segera dihampiri. Pelaku merampas tas korban. Ada security bank, Andang Syaifullah dirawat karena luka terserempet peluru di bagian pelipis, imbuhnya. Polisi segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Lokasi kejadian sudah diberi garis polisi. Tapi aktivitas bank tetap berjalan. Peristiwa perampokan terjadi di luar bank, saat Agung yang diduga membawa uang setoran SPBU hendak masuk ke bank. Ada bekas peluru di dekat pinu masuk bank, imbuh Sutarji.

Kasus Pemerkosaan Anak Mendominasi Kejahatan Tahun 2012


Posted on Januari 19, 2013 | Tinggalkan Komentar Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Maria Ulfah Anshor mengatakan kejahatan pada anak di tahun 2012 didominasi kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual.

Di tahun 2012 tertinggi adalah kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual terhadap anak dengan nilai 30 persen, kata Maria Ulfah Anshor kepada ANTARA di Jakarta, Rabu. Kasus kejahatan kepada anak selanjutnya menurut dia adalah kekerasan di lembaga pendidikan. Dia mengatakan dari hasil pemantauan KPAI sebanyak 87 persen anak sekolah mengaku telah mendapatkan kekerasan di sekolah. Kekerasan di sekolah angkanya cukup tinggi yaitu 87 persen anak mengaku mendapatkan kekerasan di sekolah yang dilakukan oleh guru, wali kelas, petugas administrasi, dan satuan pengaman (satpam) sekolah, ujarnya. Dari hasil temuan di tahun 2012 itu menurut dia KPAI memiliki beberapa rekomendasi di 2013, yaitu untuk menghindari kekerasan di sekolah maka perlu disosialisasikan konsep sekolah ramah anak. Melalui langkah itu menurut dia diupayakan semua pihak yang ada di sekolah mengetahui tentang konsep dan aplikasi perlindungan terhadap anak. Sehingga ketika anak mengalami dan mengetahui kekerasan bahwa ada temannya dianiaya bisa diadukan dan pihak sekolah harus terbuka yaitu dengan menyediakan layanan aduan dan konseling, katanya. Dia mengatakan untuk kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual pada anak, KPAI mewacanakan pemberian pengetahuan pada anak mengenai berbagai indikasi yang mengarah pada kedua kasus tersebut. Hal ini menurut dia ketika anak akan dilecehkan mereka bisa melawan. Lingkungan juga harus peka, jika mendengar atau menyaksikan seorang anak dilecehkan harus melaporkan kepada Polisi, katanya. Maria mengatakan selama ini kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual terhadap anak masih dianggap hal yang tabu, terutama dengan pelaku dari keluarga sendiri. Mereka menurut dia, tidak mau melaporkan kepada polisi dan lebih memilih untuk diselasikan di tingkat keluarga. Padahal pemerkosaan dan pelecehan seksual itu masuk pidana dengan ancaman hukuman penjara minimal tiga tahun dan maksimal 15 tahun, tegas Maria. Dia menegaskan kasus kejahatan tertinggi pada anak berbeda-beda tiap tahunnya. Dia mencontohkan di tahun 2011 banyak anak berhadapan dengan hukum dan di rumah tahanan (rutan) anak sering mengalami kekerasan

Karena Kasus Pemerkosaannya Belum Ditangani Oleh Polisi Siswi SMP Malu Masuk Sekolah
Posted on Januari 19, 2013 | Tinggalkan Komentar Malu akibat kasus pelecehan disertai pemerkosaan oleh seorang pegawai negeri sipil (PNS), PH (15) memilih berhenti dari sekolahnya. Padahal, peristiwa yang menimpa gadis malang itu sudah dilaporkan kepada pihak kepolisian sejak tiga bulan lalu. Orang tua korban, Nurjanah (39) mengaku bingung mendengar keputusan putrinya tersebut. Terlebih, tempat PH bersekolah segera melaksanakan ujian dalam waktu dekat. Saya bingung membujuknya untuk kembali sekolah. Padahal sebentar siswa kelas III akan ujian, keluhnya. Tidak hanya Nurjanah, pihak sekolah juga mengharapkan agar PH kembali bersekolah karena namanya sudah terdaftar sebagai peserta UN 2013. Namun, keputusan untuk berhenti tetap berlanjut jika polisi belum melanjutkannya ke jalur hukum. Pihak sekolah sudah meminta kami untuk membujuk PH sekolah, tapi anaknya tetap tidak mau. Katanya malu. Dan memilih berhenti kalau persoalannya belum selesai di jalur hukum, ungkap dia. Diakui Nurjanah, hingga saat ini kasus pemerkosaan yang dialami oleh anaknya belum juga selesai ditangan kepolisian. Bahkan, dia juga tidak mendapat Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) dari unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polresta Jambi. Padahal saya sudah datangi polresta. Tapi kata polisi dua saksi bernama Firman dan Dara tidak datang ketika dipanggil untuk dimintai keterangan, jadi SP2HPnya belum ada, jelas Nurjanah. Nurjanah mengaku bingung, pasalnya sudah lebih dari tiga bulan kasus ini ditangani oleh pihak yang berwajib, namun sampai kini belum juga ada kejelasan dari yang berwajib. Bahkan pengacara yang mendampingi anak saya dari LSM perlindungan anak memilih mengundurkan diri dari urusan ini. Dia mengaku tidak tahan ditekan dan diancam oleh banyak pihak. Jadi saya haru mengadu kemana lagi? lanjut Nurnajah memelas. Kanit PPA Polsresta Jambi, Iptu Sri Kurniati yang dikonfirmasi wartawan terkait masalah ini tidak mengangkat panggilan. Pesan pendek yang dikirim tidak dibalas.

Nurjanah melaporkan PNS Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi berinisial U (46) ke polisi dengan tuduhan telah mencabuli PH (15) siswa kelas IX salah satu SMP di Kota Jambi pada 25 Oktober 2012 lalu. Pada saat melapor, kata Nurjanah, pelaku sempat berunding dan meminta perdamaian dan ditandatangani di atas materai. Isi surat perjanjian itu menyatakan bahwa pelaku mengaku telah menyetubuhi anak di bawah umur, namun dia berjanji menyelesaikan persoalan ini secara kekeluargaan, katanya. Selain itu, pelaku berjanji akan akan menanggung biaya sekolah PH sampai dia kuliah. Dan pihak keluarga korban akan mencabut laporan dan tuntutan di kepolisian, kejaksaan serta Pengadilan Negeri Jambi. Karena tidak merealisasikan isi perjanjian perdamaian, keluarga PH kemudian mencabut perjanjian tersebut dan melaporkan kembali U ke Unit PPA Polresta Jambi pada Sabtu 15 Desember 2012. Tapi telah lebih tiga bulan sejak kejadian itu, sampai kini pelaku tidak juga bertanggung-jawab atas apa yang menimpa anak saya, sehingga dia merasa malu ke sekolah dan bermain, pungkas Nurjanah.

Supriyanto Ditangkap Karena Rekam Celana Dalam Wanita Cantik Pakai Kamera Ponsel Di Halte Bus Trans Jakarta Harmoni
Posted on Desember 4, 2012 | 1 Komentar Supriyanto (29) ini memang keterlaluan. Tega-teganya dia melakukan aksi cabul pada perempuan penumpang bus TransJ. Bermodal pulpen perekam, diam-diam dia merekam daleman rok perempuan yang berdiri di depannya. Aksinya dilakukan di Halte TransJ Harmoni. Ketahuan sama penumpang yang lain, terus diteriakin, kata penjaga Halte Harmoni, Adov (30) kepada wartawan di Mapolres Jakpus, Jakarta, Selasa (4/12/2012). Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 07.00 WIB. Sang korban merupakan karyawati di sebuah perusahaan yang berkantor di kawasan Sudirman. Korban yang berusia 28 tahun itu memang biasa naik dari kawasan Harmoni. Begitu ada penumpang teriak, pelaku langsung diamankan penumpang yang lain, jelas Adov. Supriyanto, dengan gayanya yang perlente dengan kemeja dan celana jeans memang tidak mencurigakan. Namun ketika diam-diam dia mengeluarkan pulpen dan memasukkan di sela-sela rok penumpang wanita itu, aksinya terendus. Langsung kita laporkan ke pihak kepolisian, tegas Adov.Aksi cabul Supriyanto (29) di TransJ, merekam daleman rok penumpang perempuan benar-benar tak bisa

ditolerir. Untung saja, aksi bejatnya diketahui penumpang lain. Supriyanto pun segera dibekuk penumpang lain dan diserahkan ke polisi. Supriyanto melakukan aksinya di rute Blok M-Kota pada Selasa (4/12/2012) pukul 07.00 WIB. Aksinya diketahui saat bus melaju dari Halte Harmoni menuju Blok M. Seorang penumpang memergoki pria berpakaian kemeja lengan panjang kotak-kotak merah dengan jeans rapih itu tengah mengeluarkan pulpen dan merekam daleman rok penumpang di depannya. Supriyanto langsung diteriaki penumpang lain. Dia pun dibekuk dan diserahkan ke petugas halte Harmoni. Pelaku kita serahkan ke polisi, kata petugas TransJ Adov (30) di Mapolres Jakpus, Jakarta. Dalam melakukan aksinya, Supriyanto memang lihai. Dia menutupi pulpen yang dipegangnya dengan tas selempang. Kemudian pulpen berkamera pun dia keluarkan. Korban Supriyanto, seorang perempuan pekerja kantoran di kawasan SCBD Sudirman. Perempuan yang baru menikah 2 bulan itu, tinggal di kawasan Jakarta Barat. Saat diperiksa sebagai saksi pelapor, korban terlihat shock. Anak saya baru menikah, kerja di Sudirman, jelas ayah korban yang mendampingi di Mapolres Jakpus. Polisi hingga kini belum bisa memberikan keterangan karena masih melakukan pemeriksaan. Supriyanto (29) diduga tidak hanya sekali melakukan perbuatannya merekam daleman rok perempuan penumpang TransJ. Diduga dia sudah melakukan beberapa kali. Tak heran kalau polisi kemudian melakukan penggeledahan rumah Supriyanto di sebuah tempat di Jakarta. Rumahnya digeledah, bisik seorang penyidik yang enggan disebutkan namanya, Selasa (4/12/2012). Penggeledahan dilakukan sejak pukul 18.00 WIB. Tim penyidik Polres Jakpus bergerak ke rumah Supriyanto yang ditangkap pagi tadi di TransJ karena kedapatan merekam daleman rok seorang perempuan di kawasan Harmoni. Tim sudah bergerak sejak tadi, cari barang bukti rekaman lain, jelas penyidik itu. Supriyanto diketahui merekam daleman rok dengan menggunakan telepon seluler. Dia menggunakan pulpen dengan senter sebagai penerang. Pria yang tampil perlente ini pun sempat mengaku dirinya melakukan itu karena mudah terangsang bila melihat perempuan memakai rok. Aksi cabulnya dipergoki penumpang lain yang berteriak. Sehingga Supriyanto dibekuk penumpang lain dan diserahkan ke polisi. Sementara itu Kapolres Jakpus Kombes Pol AR Yoyol yang dikonfirmasi mengaku belum tahu soal kasus ini. Saya cek dulu ya, terang Yoyol. Kasus pelecehan seksual itu, terjadi pada Selasa (4/12/2012) pagi, sekitar pukul 07.00 WIB. Pelaku sepertinya sudah berniat untuk melakukan tindak asusila. Sebab, saat mengantri di halte bus TransJakarta, Supriyanto telah menyiapkan ponsel berkamera dan pena dengan senter di tas selempangnya. Kemudian, Supriyanto berdiri dibelakang seorang wanita berinisial TR (26), yang saat itu mengenakan rok. Memanfaatkan kepadatan antrean, pelaku pun kemudian

merekam bagian vital korban dari bawah. Namun, saat sedang merekan, tindak asusila Supriyanto dipergoki penumpang lain, yang kemudian langsung meneriakinya. Pria itu pun, kemudian langsung diamankan dan diinterogasi ke petugas, sampai akhirnya pelaku dibawa ke Polres Jakarta Pusat. Adof (26), petugas pengamanan Bus Transjakarta mengatakan awalnya korban tidak mau melaporkan kejadian tersebut karena mau mengikuti rapat. Namun setelah dibujuk akhirnya melapor. Awalnya tidak mau karena mau kerja katanya, tapi akhirnya korban mau juga melapor, ucapnya. Sementara, dalam pemeriksaan, pelaku mengaku sudah sering melakukan aksi asusila dengan cara mengintip celana dalam wanita di halte bus TransJakarta. Namun, ia mengaku biasanya hanya mengintip saja, dan baru kali ini nekat merekam. Saya baru kali ini merekam, tadi spontan saja, kata Supriyanto. Saat ini, Supri dan korban TR, masih menjalani pemeriksaan di ruang Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jakarta Pusat. Supriyanto, pelaku yang merekam celana dalam penumpang wanita di halte bus TransJakarta, koridor I Harmoni, mengaku telah dua kali merekam celana dalam. Supriyanto yang bekerja sebagai karyawan swasta ini melakukan aksinya di halte bus TransJakarta Pulogadung dan Harmoni. Yang pertama di Pulogadung, saya khilaf mas, sesal Supriyanto di Mapolres Jakarta Pusat, Selasa (4/12/2012). Dalam menjalankan aksinya, pelaku merekam celana dalam korban menggunakan telepon genggam merek Cross. Kalau ngintip celana dalam diangkot udah sering mas, tapi kalau di bus TransJakarta baru dua kali, jelasnya. Pelaku juga mengaku baru satu bulan menikah dan saat ini tinggal di Pulogadung. Polisi menemukan dua rekaman di HP pelaku. Kedua rekaman tersebut adalah gambar celana dalam korban di halte bus TransJakarta. Seperti diberitakan, seorang wanita berinisial ATG (28) warga Kalideres, Jakarta Barat, menjadi korban aksi Supriyanto. Menurut pengakuan ayah ATG, Andi Nasrullah, putrinya mengalami pelecehan seksual ketika akan menuju lokasi bekerja. Korban saat itu hendak berangkat kerja dari rumahnya di Kalideres ke kantornya. Anak saya bekerja di Bursa Efek Indonesia (BEI), kata Andi. Kronologis kejadian bermula ketika pelaku mengantri di dalam halte. Saat itu, halte tersebut sedang ramai. Korban menggunakan HP merekam penumpang pada saat mengantri. Pelaku ditangkap penumpang karena kepergok tengah merekam celana dalam karyawati BEI tersebut. Saat ini pelaku ditahan di Mapolres Jakarta Pusat. Karyawati Bursa Efek Indonesia (BEI) yang direkam celana dalamnya di halte bus TransJakarta koridor I Harmoni, Jakarta Pusat mengalami trauma yang mendalam. Hal tersebut diungkap ayah korban, Andi Nasrullah. Iya anak saya shock, saat ini dia ingin bertemu suaminya, ujar Andi di Mapolres Jakarta Pusat, Selasa (4/12/2012). Menurut Andi, suami anaknya itu adalah seorang pilot dan mereka baru menikah dua bulan yang lalu. Suaminya saat ini lagi tidak terbang, mereka baru menikah

dua bulan yang lalu, ujarnya. Dia menambahkan, bahwa anaknya tersebut memakai pakaian yang sopan. Namun entah kenapa pelaku merekam celana dalam anaknya itu. Seperti diketahui, seorang pria ditangkap karena merekam celana dalam dan bokong wanita di halte bus TransJakarta koridor I Harmoni. Pelaku bernama Supriyanto warga Jalan Poncol 2 No 42, Gandaria, Cilandak, Jakarta Selatan. Kronologis kejadian bermula ketika pelaku mengantri di dalam halte. Saat itu, halte tersebut sedang ramai. Pelaku menggunakan HP dan pulpen senter merekam celana dalam korban. Pelaku ditangkap penumpang karena kepergok merekam celana dalam karyawati BEI itu. Saat ini pelaku ditahan di Mapolres Jakarta Pusat. Korban pelecehan seksual dengan merekam celana dalam dan bokong yang terjadi di halte Harmoni TransJakarta diketahui berinisial ATG (28) warga Kalideres, Jakarta Barat. Menurut pengakuan ayah korban, Andi Nasrullah, putrinya mengalami pelecehan seksual ketika akan menuju lokasi bekerja. Korban saat itu hendak berangkat kerja dari rumahnya di Kalideres ke kantornya. Anak saya bekerja di Bursa Efek Indonesia (BEI), kata Andi di Mapolres Jakarta Pusat, Selasa (4/12/2012). Andi mengatakan bahwa putrinya juga sudah menikah satu tahun yang lalu. Atas peristiwa tersebut, Andi meminya agar pelayanan dan keamanan TransJakarta lebih ditingkatkan. Kami juga minta agar pelayanan di Bus TransJakarta ditingkatkan lagi, ujarnya. Seperti diketahui, seorang pria ditangkap karena merekam celana dalam dan bokong wanita di halte bus TransJakarta koridor I Harmoni. Pelaku bernama Supriyanto warga Jalan Poncol 2 No 42, Gandaria, Cilandak, Jakarta Selatan. Kronologis kejadian bermula ketika pelaku mengantri di dalam halte. Saat itu, halte tersebut sedang ramai. Pelaku menggunakan HP dan pulpen senter merekam penumpang pada saat mengantri. Korban ditangkap penumpang karena kepergok tengah merekam celana dalam karyawati BEI tersebut. Saat ini pelaku ditahan di Mapolres Jakarta Pusat. Seorang pria ditangkap karena berusaha merekam celana dalam dan bokong penumpang wanita di halte bus TransJakarta koridor I Harmoni. Pelaku diketahui bernama Supriyanto, warga Jalan Poncol 2 No 42, Gandaria, Cilandak, Jakarta Selatan. Kronologis kejadian bermula ketika pelaku mengantri di dalam halte. Korban pakai rok, pelaku di belakang korban. Saat itu pelaku merekam celana dalam korban dengan HP dan pulpen center, kata Kanit Resmob AKP Mustakim kepada Okezone, Selasa (4/12/2012). Menurut Mustakim pelaku kini masih dimintai keterangan di Polres Jakarta Pusat. Sementara itu, petugas PAM Halte Bus TransJakarta menambahkan, kejadian tersebut sekira pukul 07.00 WIB. Saat itu sedang ramai mengantri, pelaku memakai tas selempang yang digunakan untuk menyembunyikan HP, ujarnya. Setelah itu, penumpang lain menangkap dan meneriakin pelaku di lokasi. Kami

langsung membawa dan menginterogasikan di dalam pos dan dia mengakuinya, pungkasnya. Supriyanto, pelaku perekam celana dalam dan bokong wanita di halte bus TransJakarta koridor I Harmoni, mengaku mudah terangsang jika melihat wanita. Saya mudah terangsang jika melihat wanita (salah satu ciri hipersex), ujar Supriyanto di Mapolres Jakarta Pusat, Selasa (4/12/2012). Saat itu korban yang memakai blazer dan rok merah marun berada di belakang korban. Niat jahat pelaku timbul melihat korban dan langsung mengeluarkan HP untuk merekam celana dalam. Pelaku juga sudah berhasil merekam beberapa menit dengan kameranya. Namun pelaku langsung dibekuk penumpang yang memergokinya. Pria 29 tahun ini kapok dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya tersebut. Saya kapok mas, sesalnya. Saat ini, Supriyanto mendekam di Mapolres Jakarta Pusat. Polisi mengamankan HP dan pulpen senter yang digunakan pelaku untuk menjalankan aksinya.

Mahasiswi Asal Jerman Diperkosa di Karo Sumatera Utara Oleh Tukang Becak
Posted on November 23, 2012 | 2 Komentar Wanita Warga Negara Jerman diperkosa di Kabupaten Karo, Sumatera Utara.Sarah Walter,22, mahasiswi yang saat ini tugas belajar di ITB Bandung, diperkosa dan dirampok pengemudi becak Jamirto Tambunan, 29, penduduk Desa Situnggaling, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Pengakuan Sarah kepada wartawan, Kamis (22/11), ia tinggal di Jalan Tubagus Ismail, Bandung. Sementara keluarganya tinggal Germani C 2 V RPTJV 8.0A.90 dan Home Adres Imbaoh Garten 9 5676.Brachten Dorf Germani. Kejadiannya kemarin petang, saat ia bermaksud mengunjungi tempat wisata Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Saya seorang diri dengan berjalan kaki mengunjungi lokasi wisata itu,katanya. Di perjalanan, lanjut Sarah, tiba-tiba hujan turun, dan ia berteduh sejenak. Usai hujan reda, Sarah melanjutkan perjalanannya ke Desa Tongging. Dalam perjalanannya itu Sarah sempat nyasar ke arah Sipiso-piso. Merasa jalan yang dilaluinya tersesat dan tidak sesuai dengan peta yang dibawanya, ia pun balik menelusuri jalan tersebut. Saat berjalan, tiba-tiba datang dari arah belakang becak yang di kemudikan Jamirto. Dan Sarahpun menumpang becak menuju Desa Tongging. Setengah jam setelah sampai di Tongging, korban pulang kembali dengan menumpangi becak tersebut. Di perjalanan tersangka tiba-tiba menghentikan becaknya dan menarik korban ke tengah semak belukar. Karena merasa heran tak ada kata-kata yang dimengerti, Sarahpun melawan dan berteriak minta tolong.

Mendengar teriakan Sarah, membuat tersangka semakin berutal. Karena meronta korban dipukuli oleh tersangka. Melihat kebringasan tersangka dan merasa dirinya tak berdaya lagi untuk melawan, akhirnya korbanpun pasrah menerima perlakuan tersangka. Korban masih sempat menyarankan supaya tersangka mengambil kondom di dalam tasnya untuk dipakaikan tersangka. Saran wanita bule itupun dituruti tersangka. Tidak puas hanya memperkosa, selanjutnya dengan paksa mengambil uang milik korban Rp. 1.300.000,- dari dalam tasnya. Usai melakukan aksinya itu, si pelakupun kabur bersama becanya. Aparat Polres Karo yang menerima laporan korban langsung melakukan penyelidikan dan meringkus tersangka Jamirto di kediamannya Desa Situnggaling, Kamis dinihari. Kapolres Karo AKBP Marcelino Sampouw, melalui Kasat Reskrim AKP Hary Azhar SH SIK, membenarkan kejadian itu dan pelakunya berhasil diringkus. Sumber berita:

Daerah Pondok Aren Bintaro Rawan Jambret dan Pemerasan


Posted on November 23, 2012 | 2 Komentar Wilayah Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan rawan penjambretan dengan sasaran wanita, terutama korban yang sedang naik motor. Dalam dua minggu ini setidaknya telah terjadi tiga aksi pejambretan terhadap wanita. Pengendara motor dengan kerugian uang didompet dan Hp.dirampas pelaku. Atas bantuan warga, petugas Polsek Pondok Aren meringkus 8 tersangka termasuk dua pelaku pemerasan.Mereka kini menjalani pemeriksaan di polsek,tegas Kapolsek Pondok Aren Kompol Parmono,Kamis (22/11) Diungkapkan Kapolsek, pada Minggu (4/11) dua wanita ibu rumah tangga jadi korban penjambretan dekat Lotte Mart Bintaro sekitar pk.11.00.. Korban sedang menelepon pakai HP tiba-tiba disambar dua pelaku pengendara motor. Kedua pelaku berinisial AG,19 dan CC,15 dibekuk berkat keberanian korban mengejar pelakunya. Pelaku sempat jatuh dari motor akibat ditendang lalu dibekuk warga. Peristiwa serupa terjadi di Jalan Raya Jombang. Seorang wanita pulang kerja mengendarai motor dijambret tasnya pada Minggu (11/11) Dua pelaku AA,26 dan NA,28 diringkus setelah jatuh menabrak motor lainnya,sewaktu hendak kabur meninggalkan korban.

Kasus ketiga pejambretan di Jalan Graha Raya menimpa seorang ibu pegendara motor, NY Eka. Dompet berisi dua HP yang disimpan di keranjang motor bagian depan dirampas pelaku. Dua tersangka WA,17 dan AG,16 diringkus karena terjatuh dari motornya. Saya mengimbau ibu-ibu jangan menaruh barang berharga di keranjang motor,karena akan mengundang pelaku kriminal, tegas Kompol Parmono

Ibu Hamil dan Anaknya Dibantai Kakak Beradik Supardan Irianto dan Achmad Suganda Karena Dendam
Posted on November 16, 2012 | 5 Komentar Pembunuhan yang menimpa ibu bernama Rika R. Damayanti (32) beserta anaknya, Benyamin Nataniel (8), diduga dipicu dendam. Dua orang karyawan yang diduga pelaku sempat terlibat cekcok dengan korban. Umri (40), salah seorang warga yang biasa beraktifitas di sekitar Toko Kasur Murah Jaya Makmur di Jalan Jatinegara Barat, RT 01 RW 06 Bali Mester, Jatinegara, Jakarta Timur itu mengungkapkan, dua karyawan yang diduga sebagai pelaku baru bekerja selama tiga bulan. Tadi pagi mereka dipecat. Pemilik tokonya bilang, kamu kan sudah dipecat, ngapain lagi datang ke sini? Gitu, ujarnya meniru pembicaraan karyawan yang diduga sebagai pelaku dengan korban saat ditemui, Kamis (15/11/2012). Sekitar pukul 15.00 WIB, Umri baru mengetahui insiden pembunuhan tersebut dari tukang parkir setempat. Pemilik toko yang menjual karpet dan kasur atas nama Daniel itu datang dan mendapati tokonya dalam kondisi rolling door tertutup. Saya baru tahu ada kejadian pembunuhan itu juga jam 15.00 WIB, kondisi toko sudah ramai. Masalah karyawannya itu saya sudah enggak ngeh lagi deh, lanjutnya. Sementara, Senut (60), salah seorang warga lainnya mengatakan, pukul 15.15 WIB dirinya mendengar teriakan pembunuh dari toko itu. Ia yang tengah berjualan di belakang toko pun mendatangi toko tersebut dan masuk ke dalam. Kedua korban ditemukan tewas dengan kondisi usus terburai akibat sabetan senjata tajam. Ditemukan di dalam WC dua-duanya. Saya yang ngeliat pertama kali karena enggak ada yang berani liat. Ibu menghadap kanan, anaknya menghadap kiri, ujarnya.

Rika yang tengah mengandung empat bulan mengalami luka sabet senjata tajam jenis golok. Begitu juga dengan sang anak yang juga mengalami luka sabet senjata tajam di perut, lengan, dan luka memar di wajah. Berdasarkan informasi di lapangan, dua orang karyawan itu berinisial S dan AS. Keduanya diketahui adalah kakak beradik yang bekerja di toko tersebut. Keduanya pun diketahui telah menghilang dari indekost pelaku di bilangan Kampung Melayu atau pun lokasi kejadian. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Timur, AKBP M. Soleh membenarkan pelaku adalah kedua karyawannya. Kini, pihaknya tengah melakukan penyelidikan. Pelaku sudah kami identifikasi, mereka sedang kami buru, ujarnya. Seorang ibu yang dibunuh di toko miliknya di Jalan Jatinegara Barat, Jatinegara, tewas dalam kondisi tengah mengandung empat bulan. Selain korban dan janinnya, anak korban juga tewas dibunuh di toko tersebut. Korban bernama Rika Rahma Damayanti (32) dan putra kandungnya Benyamin Nataniel (8) ditemukan tewas bersimbah darah di kamar mandi toko karpet dan kasur Murah Jaya Makmur, Kamis (15/11/2012) sore. Mereka ditusuk di bagian perut dengan senjata tajam yang digunakan pelaku. Ibunya lagi hamil empat bulan. Tangan sama perutnya disabet pakai golok. Saya sempat lihat korban soalnya, ujar Winson (46), salah seorang warga setempat, Kamis (15/11/2012). Berdasarkan informasi dari petugas Polres Jakarta Timur, kedua korban ditemukan pertama kali oleh suami Rika bernama Daniel sekitar pukul 15.15 WIB di dalam kamar mandi lantai satu toko mereka. Kondisi fisik korban mengenaskan. Rika yang tengah mengandung empat bulan mengalami luka sabet senjata tajam jenis golok. Begitu juga dengan sang anak yang juga mengalami luka sabet senjata tajam di perut, lengan dan luka memar di wajah. Warga tak menyangka kedua korban tewas dengan cara yang mengenaskan. Enci (Rika) sama engkohnya (Daniel) padahal baik-baik loh orangnya, ujar Winson. Saksi mengatakan, sebelum peristiwa tersebut, dua orang karyawan yang diduga pelaku tidak boleh masuk bekerja pada pagi harinya. Itu terjadi karena keduanya terlibat cekcok mulut dengan orang lain yang belum diketahui identitas dan persoalannya. Hingga kini, belum diketahui kronologi lengkap pembunuhan tersebut. Kedua jenazah telah dibawa ke ruang jenazah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sekitar pukul 17.30 WIB. Sementara, lokasi kejadian telah diberi garis polisi.

Pembunuhan sadis yang menimpa seorang ibu hamil bernama Rika R Damayanti (32) dan anaknya, Benyamin Nataniel (8), menyingkap fakta baru. Selain membunuh, pelaku yang diduga karyawan korban dan berjumlah dua orang tersebut juga melakukan aksi perampokan. Saya kecewa, itu di televisi polisi ngomongnya dendam. Itu bukan dendam, itu perampokan. Masalahnya HP, duit, dan ATM anak saya hilang semua, ujar Ali Suwandi, ayah Rika, kepada Kompas.com, Jumat (16/11/2012). Ali menjelaskan, setelah insiden tersebut, harta anaknya yang hilang berupa uang sebesar Rp 1,5 juta, dua unit ponsel merek Samsung dan Flexi, serta dompet berisi KTP, ATM, dan dokumen penting lain. Menurut Ali, kedua karyawan berinisial S dan AS, yang diduga pelaku pembunuhan disertai perampokan itu, baru bekerja di toko anaknya selama tiga bulan terakhir. Dua pemuda tersebut direkrut dari mantan karyawan atas nama Alfian. Ali sangat menyesalkan kejadian berdarah yang merenggut cucu, anak, dan calon cucu yang tengah dikandung oleh Rika. Saya tanya Pian (Alfian), dia bilang dua orang itu baik, makanya saya percaya. Sekarang anak saya, cucu saya, sama janin yang ada di anak saya sudah enggak ada, ujarnya. Kini jenazah Rika dan Benyamin masih disemayamkan di Rumah Duka Santo Carolus, Salemba, Jakarta Pusat. Keluarga korban masih akan melakukan koordinasi terkait pemakaman korban, apakah dengan kremasi atau dikubur. Rika dan putranya ditemukan tewas bersimbah darah di kamar mandi toko kasur dan karpet Murah Makmur Jaya, Jalan Jatinegara Barat, Nomor 39, RT 01 RW 06, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (15/11/2012) sore. Rika kena sabetan senjata tajam jenis golok di perut bagian kanan sehingga mengalami luka parah. Begitu juga dengan anaknya, yang mengalami luka sabet golok di perut, lengan, dan luka sobek di wajah. Dua orang kakak beradik yang diduga melakukan pembunuhan terhadap majikannya di Jatinegara, Jakarta Timur, dikenal kerap berbuat onar. Salah satu perbuatan onar pelaku terjadi beberapa hari sebelum insiden pembunuhan, Kamis (16/11/2012) lalu. Hasaniah (60), ibu angkat dua orang terduga pelaku mengungkapkan, beberapa hari sebelum insiden pembunuhan, kakak beradik yang baru bekerja selama tiga bulan di toko kasur dan karpet milik korban itu terlibat keributan dengan sesama penghuni indekos. Rumah indekos itu milik orangtua Rika R Damayanti, ibu hamil yang dibunuh oleh kedua pelaku berinisial SR dan AS tersebut. Si AS itu memang orangnya rusuh. Anak kos yang lain enggak suka karena mau tidur enggak bisa karena AS berisik, ujar Hasaniah saat ditemui Kompas.com, Jumat (16/11/2012).

SR diketahui sebagai kakak, AS adalah adiknya. Kedua terduga tersangka menghuni indekos di Jalan Permata II, RT 02/RW 06, Kebon Pala, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, milik orangtua korban. Ikut tersulut amarah atas keributan yang melibatkan adiknya AS, SR pun turun tangan. Ia mengambil golok dan mengancam para penghuni indekos. Keributan tersebut cepat berakhir karena penghuni lain di indekos itu mengalah kepada SR dan AS. Namun, karena kesal terhadap perilaku kedua kakak beradik perantauan itu, penghuni indekos mengadukan ulah mereka kepada Ali Suwandi, sang pemilik indekos. Kebetulan SR dan AS bekerja di toko milik anak Ali. Si SR sama AS diusir sama Koh Ali gara-gara kelakuannya kayak gitu. Anakanak kostan lain bilangnya suka kehilangan barang juga, kata Hasaniah. Keputusan berisiko Ali membenarkan bahwa ia sempat mengusir SR dan AS dari indekos. Atas kelakuan kakak beradik tersebut, Ali pun menyuruh Rika, anaknya, untuk menasihati SR dan AS. Namun, ia tak menyangka justru berujung pada insiden pembunuhan terhadap anak dan cucunya. Saya bilang, Kamu enggak boleh tidur di sini lagi. Saya enggak ngeh kalau itu berisiko merenggut anak dan cucu saya, ujar Ali sambil menangis, Jumat. Kini jenazah Rika dan Benyamin masih disemayamkan di Rumah Duka Santo Carolus, Salemba, Jakarta Pusat. Keluarga korban masih akan melakukan koordinasi terkait pemakaman korban, apakah dengan kremasi atau dikubur. Rika dan putranya ditemukan tewas bersimbah darah di kamar mandi toko kasur dan karpet Murah Jaya Makmur, Jalan Jatinegara Barat, Nomor 39, RT 01 RW 06, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (15/11/2012) sore. Rika kena sabetan senjata tajam jenis golok di perut bagian kanan sehingga mengalami luka parah. Begitu juga dengan anaknya, yang mengalami luka sabet golok di perut, lengan, dan luka sobek di wajah. Pelaku pembunuhan terhadap Rika Ramadayanti (32) dan putranya, Benjamin Nataniel Septian (8), ternyata tak bisa berlama-lama lari dari perbuatan kejam mereka. Supardan Irianto alias Andi dan Achmad Suganda alias Anda berhasil ditangkap petugas reserse gabungan Polrestro Jakarta Timur dan Polsektro Jatinegara. Kedua pelaku ditangkap di daerah Kotabumi, Lampung Utara, sekitar pukul 16.30 WIB tadi, ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto dalam pesan singkatnya, Jumat (16/11/2012) sore. Kedua tersangka ditangkap tanpa perlawanan setelah sempat buron sejak melakukan aksi kejamnya, Kamis (15/11/2012) di Toko Kasur Murah Jaya

Makmur di Jalan Jatinegara Barat, RT 01 RW 06 Bali Mester, Jatinegara, Jakarta Timur. Kedua pelaku merupakan eks karyawan toko tersebut. Berdasarkan keterangan dari saksi mata, pelaku diduga sakit hati setelah dipecat dan diusir akibat sering membuat keributan. Rika dan putranya ditemukan tewas dalam keadaan mengenaskan dengan usus terburai. Para korban ditemukan oleh Daniel, suami Rika sekaligus ayah Benjamin. Di hari kejadian, Daniel sedang keluar rumah untuk membeli makanan. Saat kembali, ia justru menemukan keluarganya telah tergeletak tak bernyawa. Hingga berita ini diturunkan, kedua pelaku dan anggota reserse masih berada dalam perjalanan pulang dari Lampung menuju Jakarta. Dua orang pelaku pembunuhan sadis terhadap ibu hamil bernama Rika R Damayanti dan putranya, Benyamin Nataniel, di Jatinegara, Jakarta Timur, akhirnya ditangkap oleh polisi, Jumat (16/11/2012). Keluarga korban menuntut pelaku dihukum berat sesuai undang-undang. Kalau saya bilang anak cucu saya mati, nyawa harus dibalas nyawa. Tapi kan enggak begitu caranya. Kita serahkan saja ke polisi, ujar Ali Suwandi, ayah Rika, kepada Kompas.com, Jumat. Ali mengutuk peristiwa pembunuhan tersebut. Ia kesal karena selain membunuh anak dan cucunya dengan sadis, pelaku juga mencuri sejumlah harta milik korban. Harta yang diambil oleh pelaku itu meliputi uang tunai sebesar Rp 1,5 juta, dua unit ponsel Samsung dan Flexi, serta dompet berisi KTP, ATM dan dokumen penting lain. Ali tak menyangka jika pelaku yang merupakan karyawan toko milik korban berbuat sesadis itu. Sekitar tiga bulan lalu, Ali mencari orang untuk dipekerjakan sebagai karyawan di toko kasur dan karpet Murah Jaya Makmur milik Rika dan suaminya Daniel. Ali kemudian meminta bantuan kepada Alfian, mantan karyawannya, untuk mencari orang yang tepat. Alfian kemudian merekomendasikan SR dan AS. Saya nanya sama Pian (Alfian), Mereka itu orangnya gimana? Dia bilang baik anaknya. Tapi saya bilang harus suka kerja karena sehari di toko cuma dikasih Rp 30.000, kata Ali. Akibat merekrut kedua pelaku itu, Ali merasa bersalah karena dituduh turut bertanggung jawab atas kematian anak dan cucunya. Ali pun menyesal karena kedua orang itu telah menjemput nyawa anak dan cucunya dengan cara begitu sadis.

Kini jenazah anak serta cucunya tersebut masih disemayamkan di Rumah Duka Santo Carolus, Salemba, Jakarta Pusat. Keluarga korban masih akan melakukan koordinasi terkait pemakaman korban, apakah dengan kremasi atau dikubur. Rika dan putranya ditemukan tewas bersimbah darah di kamar mandi toko kasur dan karpet Murah Jaya Makmur, Jalan Jatinegara Barat Nomor 39, RT 01 RW 06, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (15/11/2012) sore. Rika kena sabetan senjata tajam jenis golok di perut bagian kanan sehingga mengalami luka parah. Begitu juga dengan anaknya, yang mengalami luka sabet golok di perut, lengan, dan luka sobek di wajah. Dua orang tersangka yang sempat buron seharian tersebut ditangkap di Kotabumi, Lampung Utara, Jumat tadi sekitar pukul 16.30 WIB. Ditulis pada bertetangga dengan penjahat, kekerasan pada wanita, pelanggaran HAM, pembunuh berantai, pembunuhan, perampokan, psikopat

4 ABG Jadi Pembunuh Bayaran Karena Tergiur Uang 2 Juta Rupiah


Posted on Oktober 8, 2012 | 3 Komentar Tiga anak baru gede (ABG) ditangkap karena dituduh jadi pembunuh bayaran. Mereka menghabisi bos restoran ayam kremas dengan imbalan Rp2 juta per orang . Sebelum melakukan aksinya ketiga ABG itu terlebih dahulu menenggak minuman keras. Namun ketiga remaja itu; At, 16, Ja, 16, dan Vi, 15, kini meringkuk di sel polisi. Mereka dibekuk di rumah masing-masing di Meruya Selatan, Jakarta Barat. Petugas gabungan Jatanras Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Barat dan Polsek Kembangan yang menangani kasus ini awalnya meringkus Bayu, 19, di rumahnya di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Jumat (5/1). Bayu yang memberi order membunuh. Tersangka Bayu berutang Rp20 juta pada korban. Ia membunuh agar utangnya tak ditagih lagi, kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto, Senin (8/10) didampingi Kasubdit Jatanras AKBP Herry Heriawan. Dalam pemeriksaan terungkap, ajakan untuk membunuh dilakukan Bayu dengan janji upah Rp8 juta untuk empat remaja itu. Mereka memang berteman. Upaya memuluskan niatnya, Bayu juga mencekoki mereka dengan minuman yang dicampur dengan obat yang membuat keempatnya agresif dan mabuk berat. KORBAN DIJEMPUT Pembunuha itu terjadi Rabu (26/9) malam. Saat itu, Bayu menjemput korban di kawasan Blok M Square, Jakarta Selatan. Kepada pegawai Kementrian Pekerjaan Umum itu, Bayu berdalih akan melunasi utangnya. Yayan yang tak curiga. Ia mau saja dibonceng anak buahnya dengan Yamaha Mio.

Namun bukannya utangnya dibayar namun korban justru dibawa Bayu ke lapangan bola di belakang komplek pemadam kebakaran. Di lokasi itu, empat pembunuh bayaran menanti. Tersangka At langsung menarik tubuh Yayan dari motor hingga terjatuh. Belum sempat bangun, korban dibacok clurit yang diayunkan tersangka Vi. Tak cuma itu, wajah pria lajang juga disayat-sayat dengan clurit. Kesadisan berlanjut. Dua pelaku lain, termasuk Bayu, menghantam batu ke wajah korban hingga pengusaha muda itu tal lagi bergerak. Upaya menghilangkan jejak, kawanan pembunuh membakar wajah korban lalu meninggalkannya begitu saja dengan membawa dua HP dan dompet berisi Rp142.000. Keesokannya, jasad Yayan ditemukan . Saat itu, tak ada identitas apapun. Jati dirinya baru diketahui lima hari kemudian ketika ada keluarga mendatangi kamar mayat RSCM, tempat jasad Yayan diotopsi. Keluarga itu memastikan korban adalah Yayan, anggota keluargaya. Atas perbuatannya, polisi menjerat Bayu dengan pasal 340 KUHP tentang pembunuan berencana dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati. Sedangkan, tersangka lainnya dikenakan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan, kata Kombes Rikwanto Tersangka Vi mengaku mau membunuh karena tergiur upah Rp2 juta. Ia percaya Bayu akan memberinya uang. Orangtua Bayu punya usaha konveksi di Tangerang. Daim, 38, bapak At, terkejut mengetahui putranya membunuh orang. Saya tidak menyangka anak itu ikut membunuh. Selama ini, meskipun anak saya tidak sekolah lagi tapi sering diawasi. Biarin saya dibilang cerewet, asalkan anak saya tidak nakal, ujar bapak tiga anak yang tinggal di Meruya Selatan, Jakarta Barat. Pelaku pembunuhan berencana pegawai Dinas Pekerjaan Umum (PU), Yayan Suryana, 28, berinisial BR berniat mengambil alih usaha korban Bebek Remes, seusai menghabisi nyawanya bersama teman tersangka. Rencananya, saya akan ambil usaha milik korban, seolah-olah korban punya utang kepada saya, kata BR di Markas Polda Metro Jaya, Senin. BR juga akan mempekerjakan empat tersangka lainnya, MFM (17), AT (15), JB (16) dan CM (16), jika rencana pembunuhan terhadap korban sudah dilakukan. Tersangka BR yang merupakan mantan pegawai korban di tempat makan Bebek Remes Blok M Square itu, menyebutkan dirinya menjanjikan pekerjaan kepada para pelaku lainnya. Awalnya, BR menjanjikan akan membayar Rp2 juta, namun para tersangka meminta upah membunuh Yayan sebesar Rp5 juta, kemudian BR menawarkan akan mempekerjakan tersangka di rumah makan tersebut.

BR dan empat tersangka lainnya diduga terlibat pembunuhan berencana terhadap Yayan dengan motif utang piutang di sekitar Komplek Pemadam Kebakaran, Joglo, Kembangan, Jakarta Barat, Minggu (26/9). Diketahui, BR merasa sakit hati karena Yayan kerap menagih utang sebesar Rp15 juta yang digunakan untuk modal dagang celana di Blok M, Jakarta Selatan. Selanjutnya, BR dan empat orang temannya merencanakan pembunuhan terhadap Yayan hingga pakaian korban dibakar di atas tubuh jasadnya. Beberapa hari kemudian, anggota Polda Metro Jaya berhasil menangkap para tersangka pada beberapa lokasi di wilayah Jakarta Barat.

Kisah Germo Keyko dan 7 Polwan Cantik Yang Menyamar Jadi Pelacur
Posted on September 25, 2012 | 4 Komentar Sekian lama beroperasi sebagai manajer bisnis esek-esek, Yunita alias Keyko dikenal amat berhati-hati. Salah satu kunci kesuksesannya menyelenggarakan bisnis rahasia ini adalah kemampuannya menjaga identitas klien sekaligus perempuan yang bekerja untuknya. Maklum, para wanita yang bekerja untuk Keyko rata-rata punya profesi lain sehari-hari, seperti mahasiswa, perawat, dan pekerja kantoran. Satu prinsip kehati-hatian yang dipegang Keyko adalah dia nyaris tak pernah bertemu dengan germo dan pelacur di bawah jaringannya sendiri. Semua transaksi dilakukan via BlackBerry Messenger. Keyko kerap memamerkan koleksi terbaru pelacurnya dengan memajang foto mereka di profil BlackBerry-nya. Ia juga rajin mengirimkan foto barang terbaru kepada para pelanggan. Sebagian foto itu ia simpan di laptopnya. Saat Keyko ditangkap di rumahnya, polisi menemukan foto-foto perempuan panggilan koleksinya. Semua ini, menurut sejumlah penyelidik, Akan dijadikan bukti di pengadilan. Tiga germo Keyko: Nugroho Tjahjojo alias Dion, Lanny Agustina alias Nonik, dan Gloria Nansiska Maulina, misalnya, tak pernah sama sekali bertatap muka dengan bosnya. Ketiganya ditangkap polisi pada 11 September 2012 lalu dan dipertemukan dengan Keyko di Markas Kepolisian Resor Kota Surabaya. Mereka hanya berkomunikasi lewat telepon tanpa tatap muka, kata sumber Tempo. Terbongkarnya jaringan bisnis seks Yunita alias Keyko bisa dibilang tak sengaja. Awal Agustus lalu, polisi menangkap seorang pelacur muda berusia 16 tahun di sebuah hotel berbintang di Surabaya. Remaja ini mengaku berasal dari Malang dan datang ke hotel itu untuk melayani permintaan seseorang. Diinterogasi berjam-jam, remaja ini akhirnya buka mulut.

Ternyata dia bagian dari jaringan Nita di Malang, kata Kepala Unit Kejahatan Umum Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris M.S. Ferry kepada majalah Tempo pekan lalu. Dari si remaja inilah, polisi mendapat banyak keterangan yang berujung pada penangkapan Keyko di Bali, akhir Agustus 2012 lalu. Kini, dia bersiap untuk duduk di kursi terdakwa. Tuduhan terhadap perempuan ini tak main-main: pemimpin jaringan prostitusi di berbagai kota di Pulau Jawa dan Kalimantan. Kliennya tersebar di sejumlah kota. Dia juga melayani pesanan PSK untuk ke Papua, kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Hilman Thayib kepada Tempo, Rabu pekan lalu. Menurut polisi, Keyko memiliki 2.000 lebih pelacur dalam jaringannya. Para pelacur itu tersebar di berbagai kota: mulai Surabaya, Malang, Semarang, Jakarta, Bandung, hingga Banjarmasin. Dalam mengoperasikan jaringan ini, ia dibantu 50 germo. Untuk menangkap germo terkenal asal Surabaya, Yunita alias Keyko, Polda Jawa Timur harus bekerja keras. Mereka bahkan sempat menugaskan tujuh polisi wanita untuk menyamar menjadi pelacur, anak buah Keyko. Mereka bukan polwan sembarangan. Mereka ini yang paling cantik se-Polda Jatim, ujar seorang penyidik kepada Majalah Tempo pekan lalu. Dari tujuh polwan yang ditugaskan, hanya satu yang berhasil lolos dan masuk jaringan Keyko. Keyko rupanya sangat selektif dalam soal ini. Tak sekadar wajah atawa bodi molek yang dipertimbangkan Nita, rekomendasi dari germo atau pelacur lain yang mengenal perempuan itu pun menjadi pertimbangan. Setelah polisi masuk ke lingkaran Keyko, penyidik lain berusaha memancing Nita keluar dari sarangnya. Caranya, polisi menelepon dan berpura-pura memesan teman kencan. Namun, cara ini kandas karena perempuan itu ternyata memiliki aturan tersendiri untuk memverifikasi kesahihan calon pelanggannya. Meskipun jumlah pelanggannya banyak, ia sangat mengutamakan prinsip kehati-hatian, kata Hilman. Polisi juga mengepung rumah Nita di Jalan Dharmahusada Megah Permai Kavling 29, Surabaya. Polisi berharap bisa menangkap perempuan itu di sana. Namun, rumah itu selalu kosong. Setiap hari selalu ada beberapa polisi bergantian menunggu di sana, ujar seorang penjaga kompleks rumah Nita menunjukkan rumah di kavling 29 itu kepada Tempo pekan lalu. Sebelum terjun ke bisnis esek-esek, Yunita alias Keyko adalah model laris di Surabaya, Jawa Timur. Profesi model ini dia jalani saat awal-awal duduk di bangku kuliah di sebuah perguruan tinggi ternama di Surabaya.

Dunia model ini pula yang membawa Keyko ke gaya hidup glamor. Dia selalu memakai tas dan baju bermerek serta makan dan minum di hotel berbintang. Seiring dengan berjalannya waktu, Keyko pun mulai merintis agensi modelnya sendiri. Menurut sumber Tempo yang mengaku cukup mengenal Keyko, perubahan mulai terjadi ketika honor model dan pendapatan agensinya tak lagi mendukung gaya hidupnya yang jetset. Dia pun memilih jalan pintas menjadi pelacur. Untuk layanannya yang spesial ini, ia mematok harga tinggi. Ia laris karena wajahnya manis, kata sumber Tempo ini. Para modelnya, seperti juga dirinya, ternyata juga tertarik melayani lelaki hidung belang. Tanpa disangka, bisnis sampingan ini ternyata berkembang pesat. Para model yang memiliki fungsi ganda ini senang bekerja sama dengan Keyko. Soalnya, harga jasa yang ditawarkan Keyko ke para klien dianggap masuk akal dan pembagiannya dengan sang model pun memuaskan. Lebih dari itu, Keyko bisa menjamin identitas para pelanggannya selalu tertutup. Kerahasiaan ini yang membuat bisnisnya, ujar seorang penyelidik kasus ini, jauh mengalahkan bisnis sejenis yang dilakukan oleh legenda esek-esek Hartono Ayam di Jakarta pada 1990-an. Hartono dulu jaringannya hanya kuat di Jakarta dan hanya memiliki beberapa ratus perempuan, sedangkan ini ribuan, ujar sumber Tempo sambil gelenggeleng kepala. Bisnis esek-esek Keyko sudah amat terkenal di Surabaya. Para lelaki hidung belang tahu persis bagaimana menghubungi perempuan ini dan menyewa jasa hiburannya. Rahasia kesuksesan Keyko adalah kemampuannya menghimpun para perempuan muda dari berbagai profesi untuk menjajakan diri pada klien-klien terpilih. Pekan lalu, seorang sumber Tempo menunjukkan puluhan file foto koleksi milik Keyko. Dari file itu, tampak bahwa Keyko sangat rapi menyusun daftar anak asuh-nya itu. Setiap file foto diberi nama sesuai dengan nama si pelacur, lokasi, dan tarifnya. Kebanyakan berasal dari Surabaya, Bandung, Malang, dan Semarang. Di sana tercantum tarif mulai Rp 1,5 juta hingga Rp 15 juta. Seorang penyelidik kepada Tempo menyatakan angka itu juga diakui Keyko saat ia diinterogasi. Penampilan para perempuan dalam file Keyko itu memang bisa membuat darah pria berdesir. Wajah mereka tak kalah cantik dibanding artis sinetron yang kerap muncul di layar televisi. Rambut terawat segar dan baju yang dikenakan terlihat mewah. Sebagian berpose seperti sengaja menampilkan dada mereka yang busung. Seorang penyidik telah mengidentifikasi sebagian foto para pelacur itu. Usia mereka 19-23 tahun. Kebanyakan masih berstatus mahasiswa dan karyawan

berbagai perusahaan, termasuk bank swasta. Beberapa foto bahkan menunjukkan si pelacur berada di Hollywood dan sedang berada di limusin. Tempo juga menemukan seorang pelacur yang masih mengenakan baju perawat sebuah rumah sakit di Surabaya. Jadi, profesi sampingan mereka itu menjual diri dengan masuk jaringan Nita (Yunita atau Keyko), kata sumber Tempo. Kepada penyidik, Keyko mengaku tak perlu repot merekrut para pelacur itu. Kebanyakan dari mereka justru menawarkan diri kepada sejumlah germo untuk mencari uang tambahan demi menutupi gaya hidup mewah mereka. Beberapa di antaranya ada yang langsung datang kepada Keyko. Keberhasilan polisi mengungkap bisnis pelacuran kelas tinggi yang dikelola Keyko kabarnya membuat sejumlah pejabat tinggi di Jawa Timur panas-dingin. Maklum, pelanggan Keyko selama ini ditengarai sebagian merupakan para pejabat. Sejumlah sumber Tempo membenarkan bahwa pelanggan Keyko berasal dari kalangan atas. Kencan dengan pelacurnya biasa dilakukan di sejumlah hotel mewah di Surabaya, tempat wisata sekitar Malang, atau Denpasar. Kencan itu bisa hanya beberapa jam, sehari, atau berhari-hari. Pelanggan saya banyak yang pejabat, kata Keyko kepada wartawan saat jumpa pers di Polrestabes Surabaya, dua pekan lalu. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur dan Surabaya kini gonjangganjing lantaran Keyko sempat menyebut nama beberapa anggota Dewan sebagai pelanggannya. Kepada Tempo, seorang polisi bercerita, Keyko juga menyebut nama seorang pejabat Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai pelanggannya. Karena itu, beberapa hari setelah Nita (Yunita alias Keyko) ditangkap, ada pejabat yang merayu penyidik agar kasus ini dibuat berakhir damai, ujarnya. Jumlah pelanggan Nita, sesuai dengan jumlah koleksi pelacurnya, sangat banyak. Saat ia ditangkap, menurut seorang polisi, puluhan pesan pendek dan pesan BBM masih masuk ke teleponnya. Isi pesan itu menanyakan apakah dia punya barang baru atau tidak, ujar polisi tersebut. Polisi pun kini sudah punya daftar siapa saja pelanggan Keyko. Sebelum ditangkap polisi, Keyko hidup mewah dari penghasilannya sebagai germo papan atas. Penghasilan Keyko sendiri murni berasal dari kutipan jasa anak buahnya. Dia memang mengendalikan semua transaksi sebelum membagi honor untuk perempuan yang bekerja pada jaringannya. Ketika seorang pelanggan menghubungi Keyko lewat BlackBerry, biasanya si klien sudah memesan siapa perempuan yang dia inginkan. Keyko lantas mengontak germonya sesuai dengan kota tempat pemesan berada. Setelah dipastikan pelacur yang dipesan tersedia, klien diminta mentransfer sejumlah uang ke rekening Bank Central Asia milik Keyko.

Meski berperan sebagai bos, Keyko ternyata hanya mengambil Rp 500 ribu dari setiap transaksi. Sisanya, dia kirim langsung pada pelacur dan germo yang mengatur jaringannya di kota itu. Setelah ada uang, baru pelacur itu melayani pelanggan, kata sumber Tempo. Polisi memperkirakan pendapatan Keyko dari bisnis ini per hari tak kurang dari Rp 25 juta.

Polisi Ungkap Identitas Mayat ABG Yang Ditemukan Tewas Setengah Telanjang Di Hutan Pinus Bogor
Posted on September 24, 2012 | 4 Komentar Identitas mayat ABG yang ditemukan di hutan pinus, Leuwiliang Kabupaten Bogor, Senin (10/9) sekitar pukul 06.30 pagi lalu, akhirnya diketahui, Senin (24/9) atau tepatnya dua minggu kemudian. Korban diketahui bernama Nopianti 14, warga Kampung Ciemas Desa Banyu Asih Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor. Pihak Polsek Leuwiliang, belum mau memberikan keterangan detail tentang pengungkapan identitas korban yang saat ditemukan dalam kondisi tanpa celana dengan baju tersingkap keatas hingga terlihat payudaranya. Alasannya, sedang mengejar pelaku yang diduga orang dekat korban. Identitas korban diketahui, dari temuan bukti baru disamping tebing sejauh 12 meter dari lokasi temuan mayat. Kanit Reskrim Polsek Leuwiliang, AKP Asep Triono melalui pesan singkatnya enggan mengungkap kronolis hingga pengungkapan identitas korban, dengan alasan, pihaknya sedang memburu pelaku. Memang benar mayat gadis berjilbab yang ditemukan warga dalam posisi tertelungkup ditengah hutan pinus yang sekitarnya hanya di huni 70 rumah warga, diketahui bernama Nopianti. Detailnya nanti saya kabarin, karena sekarang saya lagi ngejar pelaku,kata AKP Asep dalam pesan singkatnya. Seperti diberitakan sebelumnya, jasad cewek ABG tanpa identitas ditemukan dua warga Senin (10/9) sekitar pukul 06.30 pagi. Korban diduga dihabisi teman dekatnya sekitar pukul 00.00. Hal ini karena sekitar pukul 23.30, masih ada warga yang melihat korban duduk diatas motor bebek dengan ditemani seorang pemuda yang umurnya sebaya.

Oknum Polisi Bantul Diduga Memperkosa Dua Gadis Bergantian Di Pos Polisi Karena Tidak Memiliki SIM
Posted on September 16, 2012 | 13 Komentar Seorang oknum Polantas Polres Bantul diduga memerkosa dua gadis secara bergantian. Lebih bejat lagi, perbuatan tersebut dilakukan di pos penjagaan di bawah ancaman pistol. Oknum anggota polisi lalu lintas (polantas) berisial Briptu SLS ini dilaporkan dua korbannya, yaitu Ew,25, warga Gunungkidul dan Len,16, warga Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Keduanya kos di Panggungharjo, Kecamatan Sewon. Pelaku bertugas di Pos Penjagaan Perempatan Druwo,Jalan Parangtritis,Bantul. Kapolres Bantul AKBP Dewi Hartati menegaskan bila anggotanya nanti terbukti melakukan tindak pemerkosaan tersebut, maka akan dikenakan sanksi tegas berupa pemecatan. Kalau terbukti bersalah, kepolisian tidak segan melakukan pemecatan kepada yang bersangkutan, ungkap Kapolres kemarin. Setelah para korban melapor ke Polda DIY, lanjut dia, Briptu SLSlangsungditahandiMapolda guna pemeriksaan lebih lanjut. Kasus pemerkosaan sendiri pada Selasa (11/9) pukul 00.30 WIB. Sedangkan korban melaporkannya pada Kamis (13/9) lalu. Kejadian tersebut berawal sekitar satu bulan lalu saat keduanya yang berboncengan terjaring razia operasi lalu lintas. Seperti para pengendara lainnya, korban dimintai surat-surat kelengkapansepedamotoroleh Briptu SLS.Namun, korban tidak bisa menunjukkan Surat Izin Mengemudi (SIM). Kemudian, kedua korban disuruh masuk ke dalam pos polisi dulu. Di dalam pos korban bukannya diberikan surat tilang, malah dimintai nomor telepon seluler (ponsel) dan langsung disuruh pergi. Beberapa waktu kemudian, setiap kali kedua korban melintas di jalan itu Briptu SLS memintai uang kepada keduanya. Perbuatan ini dilakukan karena mengetahui mereka tidak memiliki SIM. Pada malam laknat itu, Selasa (11/9), Ew dan Len yang melintas di jalan tersebut dengan berboncengan langsung dihentikan oleh Briptu SLS.Pelaku mencabut kunci kontak motor. Terpaksa mereka mengikuti Briptu SLS masuk ke dalam pos penjagaan. Saat itulah korban dipaksa untuk melayani nafsu bejat Briptu SLS di bawah ancaman pistol. Dikonfirmasi,kemarin pagi, Ew tidak mau mengatakan hal yang dialaminya secara detail. Hanya dia mengaku memang menjadi korban pemerkosaan. Iya, saya (memang) menjadi korban pemerkosaan,ucapnya. Sementara itu, kriminolog dari Universitas Janabadra, Hartanti menilai sejauh ini pembinaan di lingkup kepolisian sudah baik.

Namun, kejadian tersebut kembali menyebabkan nama baik kepolisian kembali disorot. Lebih lanjut dikatakan, latar belakang oknum tersebut juga berpengaruh terhadap aksi bejat yang diduga dilakukannya. Tindak pemerkosaan tersebut, kata dia,memang sudah sering dilakukan dan baru ketahuan sekarang,atau memang baru sekali dilakukan. Namun Hartanti menambahkan, dalam kasus ini korban sendiri kurang berhatihati.Yang perlu dipertanyakan adalah korban melintas di jalan tersebut pada malam hari.Kadang (apa yang dilakukan korban) juga berpengaruh menimbul niat jahat (seseorang),tambahnya. Terpisah, psikolog dari Universitas Sanata Dharma,Paulus Eddy mengungkapkan, kedua korban pasti akan merasakan trauma karena perilaku kekerasan seksual tersebut. Untuk mengatasi trauma, saran dia, para korban membutuhkan peran pendamping agar bisa lebih cepat menerima kejadian itu. Bebannya berat kalau sesuatu yang berharga seperti itu diambil secara paksa oleh orang lain.Korban akan merasakan stres, malu, mengasingkan diri,pungkasnya. Sungguh kelewat batas kelakukan Briptu Sl, anggota polisi Polres Bantul. Polisi yang seharusnya mengayomi masyarakat malah dilaporkan melakukan tindakan asusila memperkosa dua gadis. Parahnya lagi, Sl dilaporkan memperkosa di dalam pos lalu lintas. Pada laporan dua korban ke Mapolda DIY, kelakukan bejat oknum polisi itu dilakukan di dalam pos lalu lintas, Druwo, Jalan Parangtritis, Bantul, Selasa (11/9) sekitar pukul 03.00 dini hari. Namun kedua korban Ew (25) dan (16) Yogya, baru melaporkan kejadian itu pada Jumat (14/9). Keduanya mengaku telah dipaksa melayani nafsu Sl sembari diancaman menggunakan pistol. Laporan itu masih diproses di kepolisian. Belum selesai kasus itu, nasib apes menimpa Ew, Minggu (16/9) siang, EW mengaku sedang berada di Mapolda DIY guna melaporkan kendaraannya yang hilang. Saya di Polda, Motor saya hilang,ujarnya singkat kemudian menutup pembicaraan. Perlu diketahui, laporan kasus perkosaan oleh Briptu Sl itu bermula ketika sekitar satu bulan yang lalu saat keduanya berboncengan sepeda motor, terjaring operasi lalu lintas. Kedua korban kemudian diminta menunjukkan surat-surat oleh Briptu Sl namun hanya bisa menunjukkan STNK karena korban Ew tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). Baik Ew maupun Len kemudian digiring ke Poslantas Druwo. Namun anehnya, oknum polisi itu hanya meminta nomor telepon seluler (ponsel) Ew dan kemudian mengembalikan STNK korban. Keduanya pun juga disuruh pulang oleh pelaku.

Beberapa waktu kemudian, pelaku selalu memeras korban saat melewati perempatan Druwo saat hendak pulang di tempat kosnya yang terletak di daerah Panggungharjo, Sewon Bantul. Perbuatan ini dilakukan pelaku karena mengetahui jika korban tidak memiliki SIM. Pelaku selalu meminta uang dengan paksa kepada korban dengan cara menghentikan kendaraan korban dan langsung membuka jok dan isi dompet setiap korban melewati Poslantas itu. Kejadian pemerasan ini telah berlangsung berulang kali. Namun pada 11 September 2012, saat korban Ew berboncengan sepeda motor dengan Len, Briptu Sl langsung menghentikan kedua korban dan mencabut kunci kontak motor saat keduanya melewati Tempat Kejadian Perkara (TKP) atau tepat di depan traffic light perempatan Druwo. Karena kunci kontak dicabut, kedua korban yang saat itu lewat sekitar pukul 00.30 WIB dini hari, terpaksa mengikuti pelaku yang saat itu memasuki Poslantas Druwo lewat pintu belakang. Sesudah keduanya memasuki ruangan Poslantas, Briptu Sl kemudian mencabut pistol miliknya sembari mengancam kedua korban. Korban lalu ditelanjangi satu persatu dan dipaksa untuk melayani pelaku secara bergiliran. Selain itu, pelaku juga melempar kursi kepada korban Len yang sempat menolak melayani dirinya. Setelah puas melampiaskan nafsunya, pelaku kemudian membentak-bentak kedua korban dan menyuruh dengan kata-kata kasar agar keduanya pulang sembari melontarkan ancaman agar korban tidak membuka mulut. Kejadian itu benar, dia Dia mengancam akan menembak jika kami berteriak,kata Ew saat melapor. Menanggapi kasus tersebut, Kapolres Bantul AKBP Dewi Hartati, berjanji akan memberikan sanksi tegas berupa pemecatan bagi kedua anggotanya bila nanti terbukti melakukan tindak pidana. Saya tak tebang pilih, sesuai aturanlah, bila memang terbukti faktanya ada anggota terlibat tindak pidanan maka akan saya pecat, ujarnya ketika dikonfirmasi Tribun via telepon selulernya, Minggu (16/9/2012).

Polisi Belum Mengetahui Identitas Mayat Wanita Telanjang Di Pondok Aren Bintaro
Posted on September 13, 2012 | Tinggalkan Komentar Polisi menyebar sketsa wajah wanita tanpa busana yang ditemukan di rumah kosong di Pondok Aren, Tangerang Selatan. Polisi berupaya keras mengungkap identitas wanita yang mengenakan cincin di jarinya itu. Belum diketahui apakah wanita yang ditaksir berusia lebih dari 35 tahun itu korban pembunuhan atau bukan. Kita sudah sebar selebaran sketsa wajahnya. Kita juga mengimbau masyarakat yang tahu agar melapor, kata Kapolsek Pondok Aren, Kompol Kompol Pramono, saat dikonfirmasi, Rabu (12/9/2012). Mayat wanita itu ditemukan Selasa (11/9) di sebuah rumah kosong di Kelurahan Pondok Jaya, Pondok Aren, Tangerang Selatan. Penemuan bermula saat warga sekitar mencium bau busuk dari rumah kosong yang ada di pinggir jalan. Setelah dicek ternyata ditemukan jenazah wanita. Polisi memperkirakan korban sudah meninggal 4-5 hari yang lalu. Di sekitar tubuh korban ditemukan celana dalam dan daster. Ditemukan juga sebilah pisau dan botol minuman keras. Wanita itu rambutnya sebahu agak sudah beruban, giginya ada yang sudah ompong. Ada cincin berwarna emas di tangan kanan di jari tengahnya, terangnya. Mayat wanita itu masih diautopsi di RSUD Tangerang untuk diperiksa apakah ada tanda kekerasan atau tidak. Kita berharap identitasnya bisa segera terungkap, harap Pramono

Yunita Germo Dengan Jaringan Ribuan PSK Antar Kota Ditangkap Polisi
Posted on September 12, 2012 | Tinggalkan Komentar Tertangkapnya Yunita (34) alias Keyko, penyalur pekerja seks komersial (PSK) kelas atas, tidak hanya menghanguskan omzet ratusan juta rupiah, tetapi juga meninggalkan para pelanggan yang selama ini setia mencari teman kencan darinya. Siapa saja pelanggan Yunita? Menurut pengakuan Yunita, karena yang disediakan adalah para PSK kelas atas, pelanggannya juga kalangan menengah ke atas. Mereka mulai dari kalangan pejabat hingga pengusaha besar, kata perempuan yang pada 25 Agustus lalu ditangkap di Kuta, Bali, itu. Namun, sayangnya, dia

tidak pernah bertatap muka dengan para pelanggannya demi kerahasiaan praktiknya. Kompol Suparti, Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya, mengatakan setelah klien memilih teman kencan lewat BBM (Blackberry Messenger), sebagian ongkos ditransfer ke rekeningnya sebagai tanda jadi. Sisanya baru diberikan langsung kepada PSK yang dipilih, ujarnya Senin (10/9/2012). Adapun tarif yang dipatok untuk sekali kencan, mulai Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta. Data yang dihimpun di Polrestabes Surabaya menyebutkan, setiap kota ada seorang subgermo yang membawahi PSK-PSK tersebut. Di Surabaya sebanyak 790 orang, Malang 50 orang, Semarang 400 orang, Banjar sebanyak 125 orang, dan Jakarta sebanyak 500 orang. Para PSK di bawah kendali Yunita ini bukanlah PSK sembarangan. Bahkan, Yunita melakukan seleksi dari foto yang dikirim melalui subgermo. Para subgermo ini mengirimkan foto ke Yunita dan selanjutnya dia yang menyeleksi calon PSK dan diteruskan kepada pelanggan yang memesan, katanya. Polisi yakin aksi Yunita tidak dilakukan sendiri. Oleh karena itu, Unit Jatanum Subnit Vice Control (VC) Satreskrim Polrestabes Surabaya terus mengembangkan penyelidikan jaringan perdagangan manusia antarkota ini.

Santri Pondok Pesantren Bondowoso Diperkosa Tiga Kali Oleh Duda Kesepian
Posted on September 10, 2012 | 2 Komentar Nekat memerkosa seorang santri sebuah pondok pesantren di Kabupaten Bondowoso, Suryadi (27), warga Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Situbondo, Jawa Timur, Minggu (9/9/2012) dilaporkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polres Situbondo oleh Sadin (50), tetangga sekaligus bekas mertuanya. Suryadi yang menduda setahun lalu diduga memaksa Bunga (13 tahun), santri yang juga mantan adik iparnya, untuk melayani nafsu bejatnya. Bahkan, pelaku melakukan hubungan layaknya suami istri sebanyak tiga kali. Perbuatan itu dilakukan pada Kamis (6/9/2012) lalu, di rumah nenek pelaku di Desa Wringin Anom, Kecamatan Panarukan, Situbondo. Terungkapnya kasus perkosaan ini bermula dari pengakuan Bunga kepada orang tuanya, karena setiap akan membuang air kecil korban diketahui selalu merengek kesakitan. Awalnya anak saya tidak mengaku telah diperkosa oleh pelaku, namun setelah didesak anak saya akhirnya mengaku dipaksa untuk melayani nafsu bejat mantan

suami kakaknya, ujar Sa (50), orang tua korban, saat melaporkan ke SPK Polres Situbondo. Karena mantan menantunya itu terbukti melakukan perbuatan bejat terhadap Bunga, pihaknya berharap Suryadi diberi hukuman setimpal. Kasubag Humas Polres Situbondo AKP Wahyudi membenarkan adanya laporan dugaan perkosaan dengan korban anak di bawah umur tersebut. Menurutnya, berdasarkan keterangan orang tua korban, sebelum diperkosa korban dijemput di pondoknya di Bondowoso, serta dibujuk untuk diajak jalan-jalan, hingga akhirnya pelaku melakukan perbuatan bejatnya. Tersangka dapat dijerat Pasal 81 dan 82 No 23 Tahun 2002 tentang Pencabulan Anak di Bawah Umur, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara, katanya.

Perampokan MiniMarket Marak Di Bekasi


Posted on September 8, 2012 | 1 Komentar Kasus perampokan terus merajalela di Bekasi. Baik di kota maupun kabupaten. Sepanjang Bulan Puasa, yang paling banyak terjadi adalah perampokan minimarket. Ada lima aksi yang terekan lewat pemberitaan. Catatan Pos Kota, menjelang Lebaran, minimarket di Bintara disatroni delapan bandit pada 9 Agustus. Mereka menganiaya menginjak-injak satu dari tiga pegawai lalu menguras uang Rp60 juta dari brankas. Kawanan bersenjata api dan senjata tajam ini kabur dengan dua mobil. Sehari sebelumnya, 8 Agustus, minimarket di Jalan Medan Satria, Kota Bekasi, juga menjadi sasaran perampokan. Penjahat menggasak uang Rp40 juta dari brankas. Perampokan juga dilakukan bandit bersenjata tajam di toko swalayan di Perumahan Permata Harapan Baru, Medan Satria, Kota Bekasi, pada 7 Agustus. Mengikat dua pegawai, mereka membawa kabur uang dan barang hingga pengusaha merugi Rp15 juta. Aksi dua bandit bermotor juga dilakukan di toko swalayan di Jatiasih, Kota Bekasi, 13 Agustus. Perampok berhelm dan cadar ini melumpuhkan empat pegawai untuk membawa kabur uang hasil penjualan Rp28 juta. Tak hanya toko swalayan, penjahat juga mengincar motor. M. Riza Alfani, 29, yang sedang mencari makanan sahur dirampok saat bermotor di Jalan Raya Harapan Indah, Medan Satria, Kota Bekasi, 10 Agustus. Tangan kanannya dibacok dua bandit bermotor yang langsung membawa kabur kendaraan roda dua miliknya.

Meski begitu, petugas juga menangkap komplotan perampok minimarket bersenjata api di wilayah Kota Bekasi. Dua orang tersangka tewas karena tertembak dalam penangkapan . Enam tersangka perampokan yang ditangkap adalah Budi, Samsul, Agung Gunawan, Zulkarnaen, Ali Wardaya, dan Idar. Ali Wardaya dan Idar tewas tertembak saat penangkapan di Jalan Raya Jatibening

Istri Di Gerayangi Oleh Calon Pegawai Ketika Suami Tidur Pulas


Posted on Agustus 31, 2012 | 1 Komentar Lis (16) mengaku masih beruntung karena Ded gagal memerkosanya. Ketika ditemui di Mapolsek Belinyu, Kamis (30/8/2012) siang, Lis memastikan Ded hanya meraba-raba beberapa bagian tubuhnya. Dia hanya meraba-raba saya, tapi saya terbangun dari tidur. Saya tepis tangannya, saya berusaha melawan, kata Lis yang mengaku sedang hamil lima bulan. Sedangkan sang suami, Sut alias Ar, mengaku sama sekali tak mengetahui istrinya dicabuli. Entah mengapa, saya seolah tertidur pulas, seperti sedang mabuk kapal. Saya sama sekali tak tahu, tak terbangun walaupun tidur bersebelahan dengan istri saya, ujarnya. Kejadian ini diakui Sut membawa hikmah. Di kemudian hari, ia harus lebih berhati-hati pada pria yang baru dikenalnya. Saya tidak kenal dengan dia (Ded). Kami ketemu dia karena dia diajak oleh kakak saya, dengan maksud akan dipekerjakan di TI (tambang inkonvensional) apung di Batuatap. Karena TI masih ada masalah, maka sementara waktu disuruh menginap di kontrakan, tutur Sut.

Guru Mengaji Di Bogor Cabuli 13 Anak Gadis Muridnya Dari Usia 8 Hingga SMA
Posted on Agustus 27, 2012 | 2 Komentar Seorang guru mengaji di Desa Wanaherang, Kecamatan Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, Nana Suryana, 44 tahun, diringkus Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Gunung Putri. Pria paruh baya ini harus mendekam di penjara karena diduga telah mencabuli 13 anak gadis dibawah umur, yang menjadi muridnya.

Menurut Kepala Satuan Resese Kriminal Kepolisian Resor Bogor, Ajun Komisaris Imron Ermawan, pelaku melakukan perbuatan tidak terpuji tersebut di kamar anaknya di Kampung Wanaherang Pasar, Desa Wana Herang, Kecamatan Gunung Putri. Saat diciduk dari rumahnya, Nana yang juga karyawan perusahaan swasta tak bisa berkutik. Pelaku pasrah dan mengakui semua perbuatan bejatnya. Bahkan, seorang korban yang kini duduk di kelas 3 sekolah menengah atas masih dipaksa melayani nafsu binatangnya. Padahal, korban sudah dicabulinya sejak berusia 8 tahun. Semua korban yang berjumlah 13 orang, Imron menjelaskan, rata-rata berusia antara 7-9 tahun. Usai mengaji anak yang mau dicabuli selalu diajak pulang terakhir. Korban ditarik kedalam kamar anaknya. Setelah dicabuli, pelaku memberi korban uang sebesar Rp 2.000, kata Imron di kantornya, Sabtu, 25 Agustus 2012. Terungkapnya perbuatan cabul guru mengaji bejat ini bermula dari laporan salah seorang keluarga korban, sebut saja namanya Bunga,9 tahun. Ibu korban, Ir, 39 tahun, tanpa sengaja mendengar ungkapan anak bungsunya yang sedang bertengkar dengan kakaknya, Bunga. Ir berusaha melerai pertikaian antara kakak dan adik itu. Rupanya, tindakan ibu kedua anak gadis tersebut dinilai tidak adil. Sang adik jengkel karena ibunya dinilai selalu membela Bunga. Nah adiknya ini lalu mengatakan kenapa kemarin kakak ditiduri guru ngaji ibu diam. Dari sini ibu Bunga lalu lapor dan pelaku kami tangkap, kata Imron. Keluarga korban membuat laporan polisi pada tanggal 22 Agustus 2012 lalu. Polisi langsung bergerak dan meringkus pelaku di rumahnya. Sementara korban melakukan visum karena mengaku telah digagahi guru mengajinya. Alat vital pelaku masuk kedalam alat vital korban, ujar Imron. Kepada petugas, pelaku yang sudah beristri dan punya tiga anak itu mengaku puas jika berhasil mencabuli anak didiknya. Perbuatan terkutuk yang sudah berlangsung bertahun-tahun itu dilakukan Nana ketika anak dan istrinya tak ada di rumah. Korbannya digagahi secara bergiliran. Para anak gadis ini tak berani melapor karena takut dengan ancaman sang guru. Saya merasa kenikmatan lain usai berhubungan dengan anak-anak. Ada satu anak yang sekarang sudah kelas 3 SMA, masih suka saya setubuhi, kata pelaku kepada penyidik. Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 81 dan 82 UU-RI nomor 15 pidana penjara 15 tahun.

Saiful Dian Effendi Dihukum 5 Bulan Penjara Karena Kirim SMS Cabul Pada Adelian Ayu Septiana
Posted on Agustus 15, 2012 | 3 Komentar Hati-hati mengirim SMS kepada teman Anda sebab bisa saja berakhir penjara. Apalagi jika SMS tersebut berisi kata-kata cabul, seronok atau mengandung pelecehan. Seperti yang dialami mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Madiun, Jawa Timur, Saiful Dian Effendi (22). Kasus ini bermula saat Saiful mengirimkan perkataan cabul, jorok dan porno kepada beberapa nomor di handphone-nya pada awal 2011. Semua yang dia kirimi adalah perempuan, salah satunya Adelian Ayu Septiana. Isi SMS seronok tersebut membuat Adel merasa risih dan dilecehkan. Apalagi SMS dikirim berkali-kali. Adel pun melaporkan hal ini ke polisi. Setelah melalui proses hukum, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri (Kejari) Madiun menuntut Saiful untuk dihukum 10 bulan penjara dan denda Rp 1 juta. Jika tidak mau membayar denda, maka diganti pidana kurungan selama 3 bulan. Namun tuntutan JPU ini tidak dipenuhi majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Madiun. Ketua majelis hakim, Arif Budi Cahyono, menghukum Saiful dengan hukuman percobaan. Yaitu jika selama 10 bulan Saiful tidak mengulangi perbuatannya maka tidak dipenjara. Tetapi jika dalam 10 bulan mengulangi, maka Saiful harus mendekam 5 bulan penjara tanpa proses hukum lagi. Mendapati putusan ini, JPU pun banding namun Pengadilan Tinggi Surabaya bergeming dan tetap dengan putusan PN Madiun. JPU tidak patah arang dan mengajukan kasasi. Setelah dipertimbangkan matang, MA pun mengabulkan permohonan JPU. Mengabulkan permohonan jaksa. Menghukum terdakwa dengan hukuman 5 bulan penjara, demikian bunyi putusan kasasi MA yang didapat detikcom, Rabu (15/8/2012). Putusan ini dibuat oleh ketua majelis Djoko Sarwoko dengan hakim anggota Komariah Emong Sapardjaja dan Surya Jaya. Putusan yang menggunakan UU Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) ini diketok pada Senin, 6 Agustus 2012 lalu dan menjadi kasus pertama yang masuk MA terkait SMS cabul yang dipidana. Putusan kasasi ini mengubah nasib Saiful. Sebab hukuman percobaan dihapus. Selain menghapus hukuman percobaan, pidana denda pun dihapus oleh MA. Meski demikian, Saiful harus meringkuk selama 5 bulan di hotel prodeo untuk mempertangungjawabkan SMS seronok yang dikirimnya itu.

Latar Belakang Keluarga dan Perkawinan Korban Pembunuhan Kakak Beradik Di Surabaya
Posted on Agustus 13, 2012 | Tinggalkan Komentar Bagaimanakah sosok Sunarsih kakak kandung Supiati yang juga menjadi korban pembunuhan yang diduga dilakukan Warja Suwatman Mandala Putra alias Jaja suami Sunarsih. Dari keterangan keluarganya, Sunarsih dan Barja jahat dan berbalik dengan Supiati yang dikenal baik hati. Supiati itu baik. Kalau Sunarsih dan suaminya Jaja itu jahat, ujar kakak korban beda bapak, Saguni saat bincangbincang dengan detiksurabaya.com di rumahnya, Senin (13/8/2012). Sunarsih setelah lulus sekolah di Surabaya sudah merantau ke daerah Jakarta. Kemudian, ia menikah dengan seorang laki-laki. Sayangnya, pernikahan pertamanya yang barus berusia sebulan sudah pecaha dan keduanya bercerai. Dari suami pertamanya, Sunarsih mempunyai 1 anak. Namun, usianya juga tak berumur panjang. Kemudian, Sunarsih (46) sering berkunjung ke Surabaya dengan seorang laki-laki yang usianya lebih muda yakni Warja alias Jaja (25) asal Subang Jawa Barat. Sunarsih sering tinggal di sini sama Jaja. Sunarsih bisanya mengenalkan ke warga kalau Jajaj itu suaminya, tuturnya. Sayangnya, meskipun keduanya menempati rumah adiknya di Simo Prona Jaya, keduanya nampaknya seperti menjadi tuannya. Bahkan, Jaja pernah melempar cangkir ke Supiati hingga lari meminta perlindungan ke keluarga Saguni. Saguni pun sempat akan bertengkar dengan Jaja, namun dihalau oleh Marnikem. Kalau keduanya nggak ada, Supiati mau berkunjung ke rumah kami. Tapi kalau sudah ada 2 orang itu, nggak berani ke sini, takut dimarahinya, ujarnya. Memang kalau sama tetangga, keduanya baik. Tapi kalau sama keluarga kita, ibaratnya air dengan minyak, nggak akan nempel. Kalau sama tetangga bisa tersenyum. Kalau sama keluarga kami, ya ibaratnya seperti minyak dan air, nggak pernah tegur sapa, cetusnya. Sunarsih dan Jaja sering Bogor-Surabaya. Bahkan ketika di Surabaya dan melahirkan anak pertamnya, Alif, Sunarsih dan Jaja menjual rumah Supiati yang di kawasan Simo Prona Jaya, dengan dalih untuk membiayai persalinan Alif. Ya sering bolak balik ke Surabaya. Ya sekiranya ke Surabaya untuk mengambil harta atau uang. Kalau uangnya sudah habis, balik lagi ke Surabaya. Pokoknya apa saja yang di Surabaya, kalau bisa di jual ya dijual, tuturnya. Saguni menceritakan, dirinya pernah ditipu oleh Sunarsih dan Jaja. Rumahnya yang berda di Citarum, Kampung Karang Suko, Semarang, pernah dijual Sunarsih. Namun, sampai sekarang ini, Saguni tidak pernah merasakan hasil dari penjualan rumahnya. Katanya Sunarsih, nanti kalau sudah dijual akan dibagikan. Tapi sampai sekarang nggak pernah dikasihkan. Kami sekeluarga nggak mau mengungkit-ngungkit lagi, ujarnya.

Sunarsih dan Jajaj sudah sering menjual harta benda keluarga Supiati di Surabaya seperti di Semarang. Kemudian rumah kontrakan di Simorejo Timur II dan SImo Prona Jaya III. Namun, hasil penjualan itu tak pernah dirasakan oleh Supiati maupun keluarga lainnya seperti Saguni. Bahkan, ketika Supiati dan Sunarsih tidak ada, Jaja berani mengontrakan rumah Supiati yang juga menjadi tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan dan kakak adik itu yang dikubur di kamar belakang. Rumah di Simo Prona Jaya III/2 ukuran 57 meter itu dikontrakan seharga Rp 4 juta untuk 2 tahun. Bahkan, rumah Supiati untuk kos-kosan di Simorejo Timur hendak dijual ke orang lain. Namun transaksi tersebut gagal, karena diketahui oleh anak angkat Juri. Anak angkatnya Pak Juri mengetahui kalau rumah di Simorejo itu ditawarkan Jaja mau dijual. Akhirnya nggak jadi dijual, ujarnya. Saguni menilai Jaja sudah tidak beres dan hanya mengincar harta bendanya. Bahkan, sebelum kejadian ini maupun kelahiran anak kedua Sunarsih dari pasangan Jaja yang hanya berumur 2 hari, Saguni curiga dengan keberadaan Alif yang usainya baru 2,5 tahun. Kata tetangga, Alif sudah dipulangkan ke rumah neneknya di Subang. Tapi saya tidak percaya begitu saja. Sampai sekarang ini di mana anaknya juga belum jelas, katanya. Ia berharap agar kasus ini terbongkar, sehingga semua permasalahan dapat terselesaikan, termasuk ijazah Supiati dan surat-surat sertifikatnya, maupun sertifikat rumah Saguni di Simo Prona Jaya III/5. Sertifikatnya saya titipkan ke Supiati, karena dia itu primpen (pandai menyimpan). Saya dengar-dengar rumah ini juga mau dijual oleh (Sunarsih dan Jaja). Kalau sampai ditawarkan ke orang lain, ta jak gelut mas (Saya ajak bertengkar), jelasnya. Kabar tertangkapnya pelaku pembunuhan kakak adik, Sunarsih dan Supiati, membuat lega hati keluarga korban. Mereka meminta Warja Suwatman Mandala Putra alias Jaja suami dari Sunarsih, dihukum mati. Saya nggak terima, harus dihukum mati, cetus Saguni kepada detiksurabaya.com, Senin (13/8/2012). Setelah mendengar kabar tertangkapnya Warja alias Jaja suami dari Sunarsih oleh kepolisian, Saguni dengan emosi tidak bisa mengutarakan lagi dan menyerahkan ke istrinya, Manikem untuk berbicara. Saya mewakili keluarga meminta pelaku dihukum mati. Karena dia sudah membunuh 2 orang sekeligus sekeluarga, ujar Manikem. Selain itu, Jaja suami korban Sunarsih bukan hanya membunuh saja, tapi juga merampok harta benda Supiati seperti semua isi rumah Supiati di Simo Prona Jaya III/2, seperti lemari dan perabotan rumah lainnya sudah habis dijual ke orang lain. Rumah tersebut juga dikontrakkan ke orang lain sebesa R 4 juta untuk 2 tahun. Dan uang tersebut dibawa kabur Jaja. Rencananya juga mau menjual rumah di Simorejo, tapi nggak jadi karena ketahuan. Pokoknya saya nggak terima harus dihukum mati, katanya. Selain itu, keluarga juga meminta aparat kepolisian untuk mengusut keberadaan Alif (2,5) anak pertama pasangan dari Sunarsih

dengan Warja (pelaku). Yang kabarnya dibawa Jaja ke rumah neneknya di Subang. Mereka khawatir Alif menjadi korban trafficking (perdagangan manusia). Kami harap keberadaan Alif juga dipertanyakan, jelasnya. Supiati adalah salah satu korban pembunuhan yang dikubur dalam 1 liang lahat bersama kakaknya, di dalam kamar belakang rumahnya sendiri di Simo Prona Jaya III/2, Simo Mulyo Baru Surabaya. Siapakah sosok Supiati ? Sama tetangga juga baik. Sama keluarga juga baik, ujar Suci yang juga keponakannnya saat bincang-bincang dengan detiksurabaya.com di rumahnya, Senin (13/8/2012). Dari informasi yang dihimpun, Supiati sebelumnya tinggal di kawasan Simorejo Timur Surabaya. Kemudian pada sekitar Tahun 2000, ia pindah dan tinggal di rumah orang tua Suci atau kakak beda bapak, Saguni di Simo Prona Jaya. Saat tinggal di rumah tersebut, Supiati sudah keluar dari tempat kerjanya sebagai Caddy Golf di salah satu lokasi di Surabaya barat. Setelah keluar dari Caddy, sudah tidak bekerja lagi, tuturnya. Meskipun tidak bekerja lagi sebagai caddy, Supiati masih mendapatkan pendapatan dari hasil 2 rumahnya di Simorejo yang dikontrakan dan indekos. Kemudian, sekitar 2002 Supiati membangun rumahnya sendiri di Simo Prona Jaya III/2. Dalam kurun kurang dari setahun, rumah tersebut sudah bisa ditempati. Sekitar 5 tahun lagi, Supiati berkenalan hingga menjalin hubungan pernikahan dengan duda purnawirawan TNI AL, Pak Juri. Meskipun umur keduanya selisih 30 tahun, hubungan rumah tangga mereka baik-baik saja dan tidak ada masalah dengan tetangga maupun keluarganya. Ya kalau berjalan seperti anak sama bapaknya. Pak Juri orangnya juga baik kok, tuturnya. Sayangnya, hubungan Supiati dengan Juri tak berlangsung lama. Juri yang baru tinggal di rumah Supiati kurang dari setahun, mengidap penyakit diabetes hingga akhirnya meninggal dunia dan dikebumikan di tempat pemakaman umum di kawasan Simo Tambaan. Supiati pun menjanda dan sampai terbunuh pun belum pernah menikah lagi. Mbang Supiati itu orang sayang dan setia. Dia nggak mau menikah lagi, karena takut dengan laki-laki dan khawatir laki-laki hanya mau menikah untuk mengincar hartanya saja, tuturnya. Selama menjanda, Supiati selalu mendapatkan penghasilan dari usaha rumah kontrakannya di kawasan Simo Prona Jaya, dan rumah kontrakan serta rumahnya yang di-koskan sebanyak 5 kamar di kawasan Simorejo Timur. Selain itu juga mendapatkan pensiunan dari suaminya purnawirawan Pak Juri, terangnya. Sementara itu, Manikem yang juga kakak iparnya, mengaku Supiati adalah anak yang baik. Bahkan, tak jarang Supiati selalu mengajak istri dari kakak beda bapak, Saguni itu untuk belanja di pasar. Ya baik sekali mas. Kalau setelah mengambil uang pensiunan, biasanya mengajak ke pasar, ujar Manikem sambil menirukan ajakan Supiati, Ayo yuk

belanja ke pasar. Sampeyan mau beli apa,. Meski mempunyai rumah sendiri, Supiati masih sering berkunjung ke rumah kakaknya, Saguni suami Manikem yang masih sekampung. Kalau Supiati itu orangnya baik, sama tetangga juga baik, ujar Ketua RT 1 RW 8, Agus. Bambang juga menilai Supiati masih sering berkomunikasi dengan tetangganya. Orangnya baik mas. Sama tetangga juga baik, kata Bambang yang juga tetangganya

BERITA HAM

Dua Mayat Wanita Kakak Beradik Ditemukan Dikubur Di Satu Liang Di Jalan Simo Prona Jaya III/2 Surabaya
Posted on Agustus 12, 2012 | Tinggalkan Komentar Perkampungan di Simo Prona Jaya, Surabaya, digemparkan dengan penemuan mayat wanita kakak adik yang dikubur di kamar rumah mereka. Jenazah kakak adik itu dikubur dalam satu liang. Keduanya itu diperkirakan korban pembunuhan. Memang benar ada 2 jenazah perempuan yang dikubur di dalam rumah, kata Kapolsek Sukomanunggal Kompol M Baderi, Minggu (12/8/2012) pagi. Kedua jenazah perempuan yakni, Sunarsih yang diperkirakan berumur 46 tahun dan adiknya Supiati 34 tahun. Saat digali kuburannya, Sunarsih masih mengenakan pakaian daster. Bambang, warga setempat yang ikut menyaksikan evakuasi menyatakan bila kedua jenazah telah membusuk. Kedua jenazah itu dikubur di kamar belakang. Di rumah itu ada 2 kamar, jelasnya. Setelah mendapatkan laporan dari warga pada Minggu dini hari, polisi langsung melakukan penyelidikan ke lokasi. Kemudian, kedua jenazah yang dikubur di kedalaman sekitar 60 sentimeter, langsung dievakuasi ke kamar mayat RSU dr Soetomo Surabaya. Pantauan detiksurabaya.com, rumah Supiati berukuran 5 x 7 meter di Kelurahan Simo Mulyo Baru Kecamatan Sukomanunggal telah diberi garis police line. Ratusan warga sekitar masih bergerombol ingin menyaksikan rumah yang rencananya akan dikontrakkan itu. Kematian dua wanita kakak beradik masih misterius. Polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku yang mengubur dua korban dalam satu liang di kampung Simo Prona Jaya III/2, Surabaya.

Dua wanita itu yang kuburannya dibongkar polisi adalah Sunarsih yang diperkirakan berumur 46 tahun dan adiknya Supiati 34 tahun. Kapolsek Sukomanunggal Kompol M Baderi masih belum bisa memastikan motif pembunuhan yang korbannya dikubur di dalam kamar belakang tersebut. Rumah milik Supiati itu kini diberi garis police line. Kita masih menyelidikinya, kata Baderi, Minggu (12/8/2012). Informasi yang dihimpun, selain kakak beradik itu yang tinggal di rumah tersebut adalah Barja. Pria asli Subang, Jawa Barat, itu adalah suami Sunarsih. Saat polisi membongkar kuburan korban di kamar belakang, Barja tak terlihat. Saat dikonfirmasi, polisi masih enggan memberi penjelasan banyak. Sementara saya belum bisa bicara banyak. Tunggu hasil penyelidikan dulu ya mas, kata Baderi.

Ibu Hamil dan Anaknya Dibantai Kakak Beradik Supardan Irianto dan Achmad Suganda Karena Dendam
Posted on November 16, 2012 | 5 Komentar Pembunuhan yang menimpa ibu bernama Rika R. Damayanti (32) beserta anaknya, Benyamin Nataniel (8), diduga dipicu dendam. Dua orang karyawan yang diduga pelaku sempat terlibat cekcok dengan korban. Umri (40), salah seorang warga yang biasa beraktifitas di sekitar Toko Kasur Murah Jaya Makmur di Jalan Jatinegara Barat, RT 01 RW 06 Bali Mester, Jatinegara, Jakarta Timur itu mengungkapkan, dua karyawan yang diduga sebagai pelaku baru bekerja selama tiga bulan. Tadi pagi mereka dipecat. Pemilik tokonya bilang, kamu kan sudah dipecat, ngapain lagi datang ke sini? Gitu, ujarnya meniru pembicaraan karyawan yang diduga sebagai pelaku dengan korban saat ditemui, Kamis (15/11/2012). Sekitar pukul 15.00 WIB, Umri baru mengetahui insiden pembunuhan tersebut dari tukang parkir setempat. Pemilik toko yang menjual karpet dan kasur atas nama Daniel itu datang dan mendapati tokonya dalam kondisi rolling door tertutup. Saya baru tahu ada kejadian pembunuhan itu juga jam 15.00 WIB, kondisi toko sudah ramai. Masalah karyawannya itu saya sudah enggak ngeh lagi deh, lanjutnya.

Sementara, Senut (60), salah seorang warga lainnya mengatakan, pukul 15.15 WIB dirinya mendengar teriakan pembunuh dari toko itu. Ia yang tengah berjualan di belakang toko pun mendatangi toko tersebut dan masuk ke dalam. Kedua korban ditemukan tewas dengan kondisi usus terburai akibat sabetan senjata tajam. Ditemukan di dalam WC dua-duanya. Saya yang ngeliat pertama kali karena enggak ada yang berani liat. Ibu menghadap kanan, anaknya menghadap kiri, ujarnya. Rika yang tengah mengandung empat bulan mengalami luka sabet senjata tajam jenis golok. Begitu juga dengan sang anak yang juga mengalami luka sabet senjata tajam di perut, lengan, dan luka memar di wajah. Berdasarkan informasi di lapangan, dua orang karyawan itu berinisial S dan AS. Keduanya diketahui adalah kakak beradik yang bekerja di toko tersebut. Keduanya pun diketahui telah menghilang dari indekost pelaku di bilangan Kampung Melayu atau pun lokasi kejadian. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Timur, AKBP M. Soleh membenarkan pelaku adalah kedua karyawannya. Kini, pihaknya tengah melakukan penyelidikan. Pelaku sudah kami identifikasi, mereka sedang kami buru, ujarnya. Seorang ibu yang dibunuh di toko miliknya di Jalan Jatinegara Barat, Jatinegara, tewas dalam kondisi tengah mengandung empat bulan. Selain korban dan janinnya, anak korban juga tewas dibunuh di toko tersebut. Korban bernama Rika Rahma Damayanti (32) dan putra kandungnya Benyamin Nataniel (8) ditemukan tewas bersimbah darah di kamar mandi toko karpet dan kasur Murah Jaya Makmur, Kamis (15/11/2012) sore. Mereka ditusuk di bagian perut dengan senjata tajam yang digunakan pelaku. Ibunya lagi hamil empat bulan. Tangan sama perutnya disabet pakai golok. Saya sempat lihat korban soalnya, ujar Winson (46), salah seorang warga setempat, Kamis (15/11/2012). Berdasarkan informasi dari petugas Polres Jakarta Timur, kedua korban ditemukan pertama kali oleh suami Rika bernama Daniel sekitar pukul 15.15 WIB di dalam kamar mandi lantai satu toko mereka. Kondisi fisik korban mengenaskan. Rika yang tengah mengandung empat bulan mengalami luka sabet senjata tajam jenis golok. Begitu juga dengan sang anak yang juga mengalami luka sabet senjata tajam di perut, lengan dan luka memar di wajah. Warga tak menyangka kedua korban tewas dengan cara yang mengenaskan. Enci (Rika) sama engkohnya (Daniel) padahal baik-baik loh orangnya, ujar Winson.

Saksi mengatakan, sebelum peristiwa tersebut, dua orang karyawan yang diduga pelaku tidak boleh masuk bekerja pada pagi harinya. Itu terjadi karena keduanya terlibat cekcok mulut dengan orang lain yang belum diketahui identitas dan persoalannya. Hingga kini, belum diketahui kronologi lengkap pembunuhan tersebut. Kedua jenazah telah dibawa ke ruang jenazah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sekitar pukul 17.30 WIB. Sementara, lokasi kejadian telah diberi garis polisi. Pembunuhan sadis yang menimpa seorang ibu hamil bernama Rika R Damayanti (32) dan anaknya, Benyamin Nataniel (8), menyingkap fakta baru. Selain membunuh, pelaku yang diduga karyawan korban dan berjumlah dua orang tersebut juga melakukan aksi perampokan. Saya kecewa, itu di televisi polisi ngomongnya dendam. Itu bukan dendam, itu perampokan. Masalahnya HP, duit, dan ATM anak saya hilang semua, ujar Ali Suwandi, ayah Rika, kepada Kompas.com, Jumat (16/11/2012). Ali menjelaskan, setelah insiden tersebut, harta anaknya yang hilang berupa uang sebesar Rp 1,5 juta, dua unit ponsel merek Samsung dan Flexi, serta dompet berisi KTP, ATM, dan dokumen penting lain. Menurut Ali, kedua karyawan berinisial S dan AS, yang diduga pelaku pembunuhan disertai perampokan itu, baru bekerja di toko anaknya selama tiga bulan terakhir. Dua pemuda tersebut direkrut dari mantan karyawan atas nama Alfian. Ali sangat menyesalkan kejadian berdarah yang merenggut cucu, anak, dan calon cucu yang tengah dikandung oleh Rika. Saya tanya Pian (Alfian), dia bilang dua orang itu baik, makanya saya percaya. Sekarang anak saya, cucu saya, sama janin yang ada di anak saya sudah enggak ada, ujarnya. Kini jenazah Rika dan Benyamin masih disemayamkan di Rumah Duka Santo Carolus, Salemba, Jakarta Pusat. Keluarga korban masih akan melakukan koordinasi terkait pemakaman korban, apakah dengan kremasi atau dikubur. Rika dan putranya ditemukan tewas bersimbah darah di kamar mandi toko kasur dan karpet Murah Makmur Jaya, Jalan Jatinegara Barat, Nomor 39, RT 01 RW 06, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (15/11/2012) sore. Rika kena sabetan senjata tajam jenis golok di perut bagian kanan sehingga mengalami luka parah. Begitu juga dengan anaknya, yang mengalami luka sabet golok di perut, lengan, dan luka sobek di wajah. Dua orang kakak beradik yang diduga melakukan pembunuhan terhadap majikannya di Jatinegara, Jakarta Timur, dikenal kerap berbuat onar. Salah satu perbuatan onar pelaku terjadi beberapa hari sebelum insiden pembunuhan, Kamis (16/11/2012) lalu.

Hasaniah (60), ibu angkat dua orang terduga pelaku mengungkapkan, beberapa hari sebelum insiden pembunuhan, kakak beradik yang baru bekerja selama tiga bulan di toko kasur dan karpet milik korban itu terlibat keributan dengan sesama penghuni indekos. Rumah indekos itu milik orangtua Rika R Damayanti, ibu hamil yang dibunuh oleh kedua pelaku berinisial SR dan AS tersebut. Si AS itu memang orangnya rusuh. Anak kos yang lain enggak suka karena mau tidur enggak bisa karena AS berisik, ujar Hasaniah saat ditemui Kompas.com, Jumat (16/11/2012). SR diketahui sebagai kakak, AS adalah adiknya. Kedua terduga tersangka menghuni indekos di Jalan Permata II, RT 02/RW 06, Kebon Pala, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, milik orangtua korban. Ikut tersulut amarah atas keributan yang melibatkan adiknya AS, SR pun turun tangan. Ia mengambil golok dan mengancam para penghuni indekos. Keributan tersebut cepat berakhir karena penghuni lain di indekos itu mengalah kepada SR dan AS. Namun, karena kesal terhadap perilaku kedua kakak beradik perantauan itu, penghuni indekos mengadukan ulah mereka kepada Ali Suwandi, sang pemilik indekos. Kebetulan SR dan AS bekerja di toko milik anak Ali. Si SR sama AS diusir sama Koh Ali gara-gara kelakuannya kayak gitu. Anakanak kostan lain bilangnya suka kehilangan barang juga, kata Hasaniah. Keputusan berisiko Ali membenarkan bahwa ia sempat mengusir SR dan AS dari indekos. Atas kelakuan kakak beradik tersebut, Ali pun menyuruh Rika, anaknya, untuk menasihati SR dan AS. Namun, ia tak menyangka justru berujung pada insiden pembunuhan terhadap anak dan cucunya. Saya bilang, Kamu enggak boleh tidur di sini lagi. Saya enggak ngeh kalau itu berisiko merenggut anak dan cucu saya, ujar Ali sambil menangis, Jumat. Kini jenazah Rika dan Benyamin masih disemayamkan di Rumah Duka Santo Carolus, Salemba, Jakarta Pusat. Keluarga korban masih akan melakukan koordinasi terkait pemakaman korban, apakah dengan kremasi atau dikubur. Rika dan putranya ditemukan tewas bersimbah darah di kamar mandi toko kasur dan karpet Murah Jaya Makmur, Jalan Jatinegara Barat, Nomor 39, RT 01 RW 06, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (15/11/2012) sore. Rika kena sabetan senjata tajam jenis golok di perut bagian kanan sehingga mengalami luka parah. Begitu juga dengan anaknya, yang mengalami luka sabet golok di perut, lengan, dan luka sobek di wajah. Pelaku pembunuhan terhadap Rika Ramadayanti (32) dan putranya, Benjamin Nataniel Septian (8), ternyata tak bisa berlama-lama lari dari perbuatan kejam mereka. Supardan Irianto alias Andi dan Achmad Suganda alias Anda berhasil

ditangkap petugas reserse gabungan Polrestro Jakarta Timur dan Polsektro Jatinegara. Kedua pelaku ditangkap di daerah Kotabumi, Lampung Utara, sekitar pukul 16.30 WIB tadi, ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto dalam pesan singkatnya, Jumat (16/11/2012) sore. Kedua tersangka ditangkap tanpa perlawanan setelah sempat buron sejak melakukan aksi kejamnya, Kamis (15/11/2012) di Toko Kasur Murah Jaya Makmur di Jalan Jatinegara Barat, RT 01 RW 06 Bali Mester, Jatinegara, Jakarta Timur. Kedua pelaku merupakan eks karyawan toko tersebut. Berdasarkan keterangan dari saksi mata, pelaku diduga sakit hati setelah dipecat dan diusir akibat sering membuat keributan. Rika dan putranya ditemukan tewas dalam keadaan mengenaskan dengan usus terburai. Para korban ditemukan oleh Daniel, suami Rika sekaligus ayah Benjamin. Di hari kejadian, Daniel sedang keluar rumah untuk membeli makanan. Saat kembali, ia justru menemukan keluarganya telah tergeletak tak bernyawa. Hingga berita ini diturunkan, kedua pelaku dan anggota reserse masih berada dalam perjalanan pulang dari Lampung menuju Jakarta. Dua orang pelaku pembunuhan sadis terhadap ibu hamil bernama Rika R Damayanti dan putranya, Benyamin Nataniel, di Jatinegara, Jakarta Timur, akhirnya ditangkap oleh polisi, Jumat (16/11/2012). Keluarga korban menuntut pelaku dihukum berat sesuai undang-undang. Kalau saya bilang anak cucu saya mati, nyawa harus dibalas nyawa. Tapi kan enggak begitu caranya. Kita serahkan saja ke polisi, ujar Ali Suwandi, ayah Rika, kepada Kompas.com, Jumat. Ali mengutuk peristiwa pembunuhan tersebut. Ia kesal karena selain membunuh anak dan cucunya dengan sadis, pelaku juga mencuri sejumlah harta milik korban. Harta yang diambil oleh pelaku itu meliputi uang tunai sebesar Rp 1,5 juta, dua unit ponsel Samsung dan Flexi, serta dompet berisi KTP, ATM dan dokumen penting lain. Ali tak menyangka jika pelaku yang merupakan karyawan toko milik korban berbuat sesadis itu. Sekitar tiga bulan lalu, Ali mencari orang untuk dipekerjakan sebagai karyawan di toko kasur dan karpet Murah Jaya Makmur milik Rika dan suaminya Daniel. Ali kemudian meminta bantuan kepada Alfian, mantan karyawannya, untuk mencari orang yang tepat. Alfian kemudian merekomendasikan SR dan AS.

Saya nanya sama Pian (Alfian), Mereka itu orangnya gimana? Dia bilang baik anaknya. Tapi saya bilang harus suka kerja karena sehari di toko cuma dikasih Rp 30.000, kata Ali. Akibat merekrut kedua pelaku itu, Ali merasa bersalah karena dituduh turut bertanggung jawab atas kematian anak dan cucunya. Ali pun menyesal karena kedua orang itu telah menjemput nyawa anak dan cucunya dengan cara begitu sadis. Kini jenazah anak serta cucunya tersebut masih disemayamkan di Rumah Duka Santo Carolus, Salemba, Jakarta Pusat. Keluarga korban masih akan melakukan koordinasi terkait pemakaman korban, apakah dengan kremasi atau dikubur. Rika dan putranya ditemukan tewas bersimbah darah di kamar mandi toko kasur dan karpet Murah Jaya Makmur, Jalan Jatinegara Barat Nomor 39, RT 01 RW 06, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (15/11/2012) sore. Rika kena sabetan senjata tajam jenis golok di perut bagian kanan sehingga mengalami luka parah. Begitu juga dengan anaknya, yang mengalami luka sabet golok di perut, lengan, dan luka sobek di wajah. Dua orang tersangka yang sempat buron seharian tersebut ditangkap di Kotabumi, Lampung Utara, Jumat tadi sekitar pukul 16.30 WIB. Taufikqurahman Pengurus RW 10 Utan Kayu Selatan Memotong Tangan Penjual Bubur Taman Bronbek Yang Menolak Disuruh Pindah Berjualan Posted on Juni 4, 2011 | Tinggalkan Komentar Pengurus Rukun Warga (RW) di kawasan Utan Kayu Selatan, Jakarta Timur, membacok seorang pedagang bubur. Ini dilakukan karena dia ingin menjadikan taman di wilayahnya bersih dari pedagang. Taufiqrahman, 40, membacok Urip Sunarto, 49, hingga tangan kirinya putus. Selain itu, leher korban juga terkena sabetan parang yang dibawa pelaku dari rumahnya. Peristiwa itu terjadi di Jl. Kelapa Sawit 3, RT 001/10, tepatnya di depan Taman Bronbek Jumat (3/6) sore. Kala itu sang pengurus RW ini menertibkan pedagang yang berjualan di taman, namun kehadiran pengurus RW rupanya ditentang pedagang. Akhirnya cekcok mulut dengan para pedagang. Perkelahian itu hanya karena cekcok mulut karena pedagang disuruh pindah dari tempat mereka mangkal, kata Slamet, salah satu warga sekitar. Merasa kalah beradu argumentasi dengan 20 pedagang , pelaku ingin menunjukan kehebatannya dengan langsung memukul Edi salah satu pedagang kecil yang berjualan sosis yang sedang dalam keadaan lengah. Pedagang lain yang tidak terima dengan perlakuan Taufik akhirnya melempari pelaku dengan batu. Merasa kalah dengan pedagang, Taufik pulang dan mengambil parang. Pedagang yang takut akhirnya melarikan diri, namun Urip terlambat melarikan diri. Akhirnya perkelahian pun terjadi, korban yang berusaha melawan serangan dari

pelaku dengan menggunakan sebatang kayu akhirnya tidak berdaya setelah leher ditebas parang pelaku. Tak hanya itu, tangan kirinya yang kala itu berupaya menahan parang putus sebatas di bawah lengan. Darah pun berceceran di sepanjang jalan tersebut, tangan kiri korban yang sudah putus dipegang dan diacung-acungkan pelaku menuju rumahnya sambil berkata Siapa lagi yang berani sama saya. Habis berantem dan tangannya putus, pelaku membawa tangan korban dan diangkat-angkat sambil bilang siapa lagi yang berani sama saya, kata Slamet yang hanya bisa menyaksikan kejadian perkelahian dari jauh. Korban yang sudah terkapar tak berdaya akhirnya ditolong warga sekitar dengan dibawa ke rumah sakit St. Carolus untuk mendapat pertolongan. Sementara berselang 20 menit pelaku akhirnya dapat diringkus kepolisian dekat rumahnya. Kita sudah menangkap pelaku dekat rumahnya tanpa adanya perlawanan, kata Kapolsek Matraman Kompol Uyun Rifai. Polisi pun tengah memeriksa beberapa saksi untuk dimintai keterangan. Saat ini pelaku sudah diamankan petugas dan mendekam dipenjara atas perbuatannya. Bermusyawarah, dinilai cara terbaik untuk menghindari jatuhnya korban dalam upaya penertiban dan menjaga keindahan taman. Demikian Lurah Utan Kayu Selatan, Sri Ratnawati terkait pembacokan yang dilakukan pengurus RW terhadap pedagang bubur. Menurut Sri, Sabtu (4/6) kawasan Taman Bronbek, Utan Kayu, Jakarta Timur, bukan kawasan yang digunakan untuk berjualan. Maka dari itu, pihak RW berupaya menertibkan kawasan tersebut. Pihak kelurahan yang saat ini tengah berupaya memperbaiki wilayahnya, bertujuan agar masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas taman yang ada. Untuk itulah upaya penertiban tengah digalangkkan oleh petugas di setiap Rukun Warga. Seperti diberitakan sebelumnya, Jumat kemarin (3/6) Urip Sunarto, 49, seorang tukang bubur, tangan kirinya dibacok hingga putus oleh Taufikqurahman, salah satu oknum pengurus RW. Ini terjadi karena belasan pedagang tidak terima dilarang berjualan di taman tersebut, padahal mereka sudah membayat uang jago kepada oknum tersebut. Kasus tersebut masih ditangani Polsek Metro Matraman. Pasca terjadinya insiden perkelahian yang menyebabkan tangan kiri tukang bubur putus tangan akibat dibacok, kondisi Taman Bronbek, Utan Kayu Selatan, Jakarta Timur masih terlihat sepi dari pedagang. Seperti yang terlihat Sabtu (4/6) siang ini, tidak ada kumpulan pedagang yang biasanya mangkal di kawasan tersebut. Sardi, 41, salah satu warga menyebutkan,gara-gara perkalhian kemarin hari tidak ada yang jualan. Taman Bronbek yang berada di kawasan Jl. Kelapa Sawit Kel. Utan Kayu Selatan, Kec. Matraman, Jaktim, sebelum kejadian kemarin selalu dipenuhi pedagang aneka makanan. Atas dasar itulah, pihak RW setempat yang berupaya menertibkan pedagang agar tidak berjualan di tempat itu demi keindahan. Namun saat penertiban tersebut, Urip Sunarto, 49, tukang bubur menjadi korban dari keberingasan Taufik pengurus RW setempat. Tangan kiri Urip putus setelah

ditebas parang oleh pelaku. Tersangka Taufiqurahman saat ini mendekam di tahanan Polsek Matraman. Kapolsek Matraman Kompol Uyun Rafei, mengatakan pelaku dijerat dengan pasal 351 tentang penganiayaan dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara

Anggota Dewan Roy Surya Dengan Sombong Menzalimi Penumpang Lion Air
Posted on Maret 26, 2011 | Tinggalkan Komentar Anggota Dewan Roy Suryo membuat keributan saat akan naik pesawat Lion Air dari Bandara Soekarno Hatta tujuan Yogyakarta Sabtu (26/3) pagi. Namun, kali ini ia apes, karena diusir penumpang dan pilot. Seorang penumpang Lion, dengan akun @ernestprakasa, dalam kicauannya di Twitter, mengatakan dirinya yang akan naik Lion Air 6:15 ke Yogya terkejut ketika di kursinya dan temannya telah diduduki oleh Roy Suryo dan istrinya. Setelah dicek, ternyata tiket Roy Suryo adalah untuk penerbangan pukul 7.45, bukan 6.15. Tapi dia kekeuh gamo turun, pk bw2 nama dir. Lion Air (dia berkukuh tidak mau turun, pake bawa-bawa nama direktur Lion Air), tulisnya. Karena bingung, awak Lion Air pun kasak-kusuk di mulut pintu pesawat. Sementara pilot yang bernama Captain Vino meminta lewat speaker: Door close please. Tapi karena Ernest masih berdiri, pintu pesawat tidak bisa ditutup. Dan kebetulan semua kursi sudah terisi. Akhirnya Capt. Vino keluar dari cockpit dan teriak ke pramugari: Jam berapa ini? Kita sudah terlambat! Saat itu sudah jam 6.30, penerbangannya jam 6.15. Pramugari mencoba menjelaskan ke Captain Vino, lalu mereka diskusi sebentar. Setelah itu pramugari mulai sibuk ber-HT. Captain pun masuk lagi. Ernest pun berpikir untuk mengalah dan keluar pesawat. Tiba-tiba seisi pesawat riuh. Jangan mau mas, jangan ngalah sama pejabat! Salah satu penumpang berteriak Roy Suryo, turun! Jangan kayak Nurdin Halid gak mau turun. Captain Vino pun keluar dari cockpit dan membanting pintu serta membawa tas. Dia jalan ke gerbang pesawat, lalu menjatuhkan tasnya, seraya berteriak kesal. Pramugari bilang ke Ernest, Kalau kalian gak bisa berangkat, Captain Vino gak mau jalanin pesawat. Tak lama kemudian, beberapa petugas bandara datang.

Pramugari mencegat petugas itu: Mas, kalau dua orang ini disuruh turun, penumpang yang lain akan mengamuk. Ia menjawab: nggak kok mbak, tenang aja. Mereka ngobrol sama Roy Suryo. Tak lama kemudian Roy berdiri lalu menghadap ke seisi pesawat: Saya mohon maaf sudah mengganggu penerbangan anda. Ia dan istrinya berjalan keluar. Para penumpang pun menyoraki sambil tepuk tangan. Ernest dan temannya akhirnya duduk. Captain Vino pun kembali ke cockpit.

Tak Kuat Melayani Nafsu Suami Barunya, Seorang Istri Menyerahkan Anak Gadisnya Sebagai Pengganti
Posted on Maret 3, 2011 | 13 Komentar Perempuan 19 tahun ini terus menangis saat menceritakan aib yang menimpanya. Saya diperkosa bapak tiri saya. Lebih sakitnya, ibu kandung saya membantu suaminya melepaskan pakaian saya, kata Bunga sebut saja begitu kepada ketua majelis hakim di Pengadilan Negeri Sungguminasa, Gowa, kemarin. Kalimat itu nyaris tidak kedengaran lantaran Bunga tak kuasa menahan sakit hati dan malu kepada kedua orang tuanya yang duduk di sebelah kanan ruang sidang. Sampai-sampai ketua majelis hakim meminta ia berhenti menangis dan memperjelas ucapannya. Namun pelajar sebuah sekolah menengah kejuruan ini tetap tak mampu menyempurnakan ucapannya. Ibu saya sangat tega. Dia terus memegang kaki saya sampai selesai diperkosa, ujar Bunga, dengan suara bergetar. Saat menceritakan awal kejadian, Bunga menutupi mukanya dengan baju berwarna cokelat. Namun ia berusaha menguasai diri sambil memandang ibu kandung dan ayah tirinya. Bunga menuturkan bahwa pemerkosaan itu berulangulang sejak 2007. Selama itu pula sang ibu ikut membantu. Tragedi itu pertama kali terjadi sekitar pukul 10 malam. Ayah tiri Bunga, DL, yang baru pulang kerja, langsung tidur di sebelah istrinya, R. Novi berada di sisi lain ibunya itu. Tak lama kemudian, DL bangkit dan langsung tidur di sebelah Bungasambil memeluknya. Bunga pun bangun dan berontak. Ia akhirnya pasrah karena diancam dengan gunting. Ibu saya tidak menghiraukan saya, justru disuruh layani, kata Bunga seraya menunjuk ibunya.

Karena tidak tahan lagi, Bungamenceritakan kebuasan ayah tirinya itu kepada teman-teman dan tantenya, Muli. Laporan tersebut pun diteruskan ke ayah kandung Bunga, yakni N. Bersama Muli, N melaporkan tindakan bejat DL ke Kepolisian Resor Gowa tahun lalu. R membenarkan semua cerita Bunga. Suami saya minta berhubungan, tapi saya tolak. Makanya saya tawarkan Bunga, anak pertama saya, katanya. Kedua terdakwa diancam hukuman penjara maksimal 15 tahun.

Pembunuh Satu Keluarga Di Probolinggo Tertangkap Dan Karena Ingin Uang Mudah Sebanyak 500 Ribu
Posted on Februari 25, 2011 | 2 Komentar Empat tersangka pembunuhan satu keluarga pemilik Toko Pusaka Jaya di Kota Probolinggo, Jawa Timur, dan satu tersangka penadah barang-barang milik korban tertangkap, Rabu (23/2) sore. Pembunuhan pada Minggu (20/2) tersebut dilatarbelakangi dendam. Empat tersangka pembunuhan tersebut adalah MNR (29), MT (31), M (24), dan R (17). Adapun tersangka penadah barang curian milik korban adalah P (31), istri MT. Mereka ditangkap di rumah masing-masing. MNR dan M adalah warga Desa Randupakis, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang. MT dan P adalah warga Desa Umbul, Kecamatan Randuagung, Kabupaten Lumajang. Adapun R adalah warga Sumbertaman, Kota Probolinggo. Motif pembunuhan adalah dendam setelah MNR tidak dipinjami uang oleh korban Freddy Yuwono, kata kepala Polresta Probolinggo Ajun Komisaris Besar Agus Wijayanto, Kamis (24/2), di Markas Polresta Probolinggo. Freddy Yuwono (22) adalah anak Mulyani A Kardjono (58), keponakan pemilik Toko Pusaka Jaya, Liem Soe Niang alias Sri Murni (76). Mereka bersama Yuli Melyanti (28), anak Mulyani, ditemukan tewas dengan luka bacokan di toko yang sekaligus rumah mereka di Jalan Panglima Besar Sudirman 28, Kota Probolinggo, Minggu (20/2). Kepada polisi, MNR mengaku, awalnya dia berniat utang Rp 500.000 kepada Freddy, tetapi Freddy menolak. MNR kenal dengan Freddy dan juga anggota keluarganya karena dia sudah lama bekerja di toko bangunan milik Mulyono, adik Mulyani. Dia tidak meminjam uang kepada Mulyono karena memiliki utang hampir Rp 400.000 kepada bosnya itu.

Merasa tersinggung tidak diberi utang, MNR mengajak MT, R, dan M membunuh Freddy dan keluarganya. Saya waktu itu pokoknya tidak punya pikiran apa-apa. Yang ada pokoknya pikiran gelap saja. Saat ini, setelah semua terjadi, ya saya menyesal, kata MNR. Setelah mematangkan rencana, MNR pun memimpin rencana pembunuhan itu. Dengan berboncengan satu motor, mereka berangkat dari rumah MNR pada Sabtu (19/2) pukul 10.00 WIB menuju rumah korban. Masuk lewat atap R dan M bertugas mengawasi situasi dari luar rumah korban, sementara MNR dan MT masuk ke rumah korban pada Minggu sekitar pukul 03.00 WIB. Mereka memanjat tanaman di depan rumah korban dan naik ke atap. Mereka masuk rumah dengan cara membuka enam genteng dan menjebol eternit. Pertama, mereka mendatangi Siti Aisyah (25), pembantu keluarga tersebut, dan menyekap Siti di kamarnya. Kemudian mereka ke kamar Mulyani, Freddy, dan Yuli. Saat mereka hendak beraksi, Yuli bangun sehingga dia dibunuh terlebih dahulu, baru kemudian Mulyani dan Freddy. Terakhir mereka membunuh Sri Murni yang berada di kamar sebelah. Eksekutor utama adalah MT, dia menggunakan celurit dalam aksinya. MNR yang menjadi otak pembunuhan sekaligus pemilik celurit bertugas memegangi para korban. Selain membunuh, mereka juga mengambil sejumlah barang milik korban, antara lain sepeda motor, enam buah HP, uang, dan rokok. Barang-barang tersebut disimpan di rumah P dan MT di Lumajang. Agus Wijayanto mengatakan, MNR, MT, R, dan M diancam dengan Pasal 340 Kitab Undang-undang Hukum Pidana tentang pembunuhan berencana, Pasal 365 tentang tindakan kekerasan yang menyebabkan hilangnya nyawa seseorang, serta Pasal 338 tentang pembunuhan. Ancaman hukumannya adalah hukuman mati, kata Agus. Mulyono mengaku tidak menduga pelaku pembunuhan keluarganya adalah karyawannya. Ia ikut saya sejak kecil. Ia juga kenal keluarga kakak saya, ujar Mulyono Setelah Dipacari dan Disetubuhi Gadis ABG Ini Dipekerjakan Sebagai Pelacur dan Pemandu Karaoke Posted on Januari 29, 2011 | Tinggalkan Komentar Seorang pria bernama Teguh Rianto (21), warga Dukuh Ledoksari, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, ditangkap polisi karena mempekerjakan

pacarnya yang masih berusia belasan tahun sebagai pemandu karaoke di kompleks Lokalisasi Gambilangu Semarang. Terbongkarnya kasus yang termasuk kasus perdagangan manusia ini bemula dari operasi rutin yang kami gelar di kompleks lokalisasi Gambilangu beberapa hari yang lalu, kata Kepala Kepolisian Sektor Tugu, Kompol Hendro Widyanto, di Semarang, Jumat (28/1/2011). Saat di kompleks lokalisasi di perbatasan Kota Semarang dengan Kabupaten Kendal tersebut, katanya, beberapa anggota reserse kriminal yang melakukan operasi menemukan korban berinisial SW (15) di salah satu tempat karaoke. Menurut dia, saat ditemukan korban yang merupakan pacar dan tetangga tersangka di tempat tinggalnya itu sedang duduk menunggu tamu di salah satu tempat karaoke. Anggota kemudian langsung membawa korban ke kantor polisi untuk dimintai keterangan dan setelah ditelusuri ternyata yang bersangkutan mengaku berada di kompleks lokalisasi karena diajak tersangka bekerja di Semarang, ujarnya. Selain mempekerjakan sebagai pemandu karaoke, tersangka diduga juga telah menjerumuskan korban yang masih di bawah umur tersebut sebagai pekerja seks komersial (PSK) dengan nama samaran Angel. Ia mengatakan, di hadapan penyidik, tersangka yang bekerja sebagai operator karaoke di kompleks Lokalisasi Gambilangu Semarang menolak dikatakan telah mempekerjakan pacarnya di tempat tersebut. Saat pulang ke desa, SW yang menjadi pacar saya sejak beberapa bulan terakhir mengaku ingin ikut bekerja apa saja di Semarang, katanya. Saat mereka di Semarang, katanya, tersangka mengaku menawarkan pekerjaan sebagai pemandu karaoke di Lokalisasi Gambilangu sedangkan SW akhirnya menerima tawaran itu. SW bekerja sebagai pemandu karaoke di sini atas kemauannya sendiri dan tanpa ada paksaan dari siapapun termasuk saya, kata tersangka. Hingga saat ini, penyidik masih meminta keterangan tersangka secara intensif untuk mengetahui kemungkinan adanya jaringan perdagangan manusia dengan mempekerjakan perempuan yang masih berusia di bawah umur di kompleks lokalisasi. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 88 Undang-undnag Nomor 23 Tahun 2003 dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Eksploitasi Ekonomi dan Anak Dibawah Umur dengan ancaman hukuman selama sepuluh tahun penjara.

SIswi Madrasah Tsanawiyah Diperkosa Ayah Tiri Selama Empat Tahun


Posted on Januari 29, 2011 | 2 Komentar Bejat sekali perbuatan Misdana Saputra (58). Bapak tiga anak ini tega mencabuli anak tirinya, Mawar (14)bukan nama sebenarnya, sejak duduk di kelas V sekolah dasar (SD). Selama empat tahun perbuatan keji Misdana tidak ketahuan karena Mawar tidak berani bercerita. Peristiwa itu berawal ketika Mawar masih duduk di SD. Ayah tirinya yang tinggal serumah di Desa Jamil, Kecamatan Labuan Amas Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, memerkosa gadis ingusan tersebut tidak hanya sekali, tetapi berulang-ulang. Mawar dinodai petani serabutan itu saat seisi rumah sedang tidur. Tak tahan dengan perlakuan ayahnya, siswi kelas IX sebuah madrasah tsanawiyah di Pantai Hambawang itu mencurahkan isi hatinya kepada ibunya, Hap (32), hingga kasus ini terbongkar. Setelah kasus ini dilaporkan ke polisi, Misdana kabur. Beruntung, tujuh bulan setelah ia melarikan diri, polisi berhasil membekuknya di rumah kontrakannya, Jalan Pendidikan, Sangatta, Kutai Timur, Rabu (26/1/2011) malam lalu. Kami sedang meluncur ke Barabai dari Kutai untuk membawa pelaku, kata Kapolres Hulu Sungai Tengah AKBP Hendro Wahyudin melalui Kapolsek Labuan Amas Selatan Ipda Nur Alam, yang memimpin langsung penangkapan. Saat ditangkap, Misdana sedang santai di rumah kontrakannya. Misdana hendak kabur, tetapi kami berhasil mencegahnya, tambahnya. Menurut dia, tersangka biasanya tidur seranjang dengan korban, sedangkan ibunya justru tidur dengan adik korban di bawah. Pencabulan dilakukan tersangka sejak korban masih duduk di kelas V SD. Awalnya korban disuruh memijat, lamakelamaan tersangka bernafsu dan menyetubuhi korban. Korban terpaksa menerima ajakan ayah tirinya karena diancam pelaku, katanya. Kejadian itu berulang-ulang hingga korban duduk di kelas III madrasah tsanawiyah. Perbuatan pelaku baru terbongkar pada 27 Juli 2010. Saat itu pelaku yang kembali ingin mengulang perbuatannya ditolak korban. Pelaku lalu marah-marah dan bahkan hendak mengusir korban serta mengancam memberhentikan sekolah yang dibiayainya, terang Nur Alam. Ibu korban, Hap, yang mencoba membela Mawar, kena imbas. Tidak hanya dimarahi, tetapi Hap juga dipukuli Misdana. Keesokan harinya, ibunya bertanya

kepada Mawar penyebab ayah tirinya marah. Mawar pun bercerita soal penolakannya untuk kembali disetubuhi, sebut Alam. Mendengar pengakuan polos Mawar, Hap langsung kaget. Ibu tiga anak ini tidak percaya suami yang menjadi tulang punggung keluarganya tega melakukan hal itu. Namun, setelah itu ibu korban belum melapor ke polisi karena diancam pelaku. Setelah ibunya bercerita kepada keluarganya, lalu diperintahkan langsung melapor, kata Nur Alam. Atas perbuatannya, pelaku diancam pasal berlapis, yakni Pasal 81 UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak mengenai Pencabulan dan Pasal 47 UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang KDRT yang ancaman hukumannya 15 tahun penjara.

Sepasang Kekasih Yang Diduga Berbuat Mesum Di Telanjangi dan Diarak Keliling Pasuruan Agar Warga Puas dan Tidak Marah
Posted on November 24, 2010 | Tinggalkan Komentar Nahas menimpa pasangan selingkuh If (30) dan Bm (45), warga Bugul Kidul, Kota Pasuruan, Senin (22/11) malam. Saat bercinta, mereka digerebek warga setempat. Tak hanya itu, mereka diarak beramai-ramai sambil diborgol dan ditelanjangi. Perselingkuhan mereka sudah dicium warga sejak sebulan lalu. Saat itu, If yang sudah bersuami dan beranak dua itu memasukkan pria lain ke rumahnya. Warga menggerebek ketika pria tersebut bertamu dan membawa mereka ke pengurus RT, namun mereka dilepas kembali. Senin (23/11) malam adalah puncak kegeraman warga. Saat If dan Bm diduga bermesraan di rumah If, warga kembali menggerebeknya. Warga meminta pasangan itu keluar rumah dan mereka mengaraknya beramai-ramai. Awalnya si pria saja yang tidak boleh berpakaian, sedangkan If masih mengenakan daster. Tapi, di tengah jalan, warga menyobek daster If hingga perempuan ini telanjang bulat, terang Betty, warga setempat. Pasangan ini tak berdaya saat dipermalukan di muka umum. Pasalnya, tangan If dan Bm sama-sama diborgol di belakang badan. Mereka hanya bisa meneteskan air mata. Warga mengarak pasangan itu hingga sejauh sekitar satu kilometer, mulai dari kampung menuju bagian belakang Pasar Gadingrejo dan berputar kembali ke kampung. Puas melampiaskan amarah, warga menyerahkan mereka ke ketua RT.

Ada warga yang sempat memukul pasangan yang dianggap mencemarkan nama baik kampung itu. Untungnya waktu itu polisi cepat datang ke sini kalau tidak mungkin yang wanitanya akan diperkosa rame rame. Mungkin ada yang menelepon ya. Polisi langsung membawa keduanya, imbuh Betty. Kasat Reskrim AKP Ponasit, mewakili Kapolres AKBP Agung Yudha, menyatakan, Masih kami periksa. Kami belum bisa memberi penjelasan. Ada tinjauan beberapa pasal hukum terkait peristiwa ini. Nanti hasilnya akan kami sampaikan kepada wartawan, tandas AKP Ponasit

Siswa SMA Ambon Bersama Teman Teman Sekelasnya Memaksa Teman Putri Untuk Membuat Video Porno
Posted on November 22, 2010 | 2 Komentar Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease AKBP Djoko Susilo mengatakan, pihaknya telah menahan pelajar SMA Negeri 5 Ambon, pelaku dan perencana pembuatan video mesum yang dilakukan pada 8 Oktober 2010. Pelajar pria kelas XII berinisial F itu ditahan dengan dugaan sementara telah merencanakan aksi mesum bersama kekasihnya Y, yang kemudian direkam untuk disebarluaskan, katanya di Ambon, Kamis (11/11/2010). Bahkan, F sengaja mengancam Y menggunakan sebilah pisau untuk memenuhi nafsu bejatnya. Pelaku telah ditahan guna pemeriksaan selanjutnya, kata Djoko Susilo. Dia mengatakan, selain F, sebelumnya juga telah ditahan lima orang saksi yakni Y, E1, E2, B dan C yang juga merupakan pelajar kelas XII SMA Negeri 5 Ambon. F dan E1 berjenis kelamin laki-laki, sedangkan Y, E2, B dan C perempuan. Karena usia mereka di bawah 17 tahun, maka mereka dipulangkan dengan syarat wajib lapor, katanya. Djoko Susilo menegaskan, penyelidikan kasus ini akan terus dilakukan sehingga pelakunya dapat diproses hukum. Tunggu saja perkembangan hasil penyelidikan, ujarnya. Adegan mesum ini terjadi di rumah B, yang berlokasi di BTN Passo, Kecamatan Baguala, sekitar pukul 09.00 WIT ketika kedua orang tua B sudah berangkat ke kantor.

Agar Y tidak curiga, semua teman-temannya telah hadir terlebih dahulu di rumah B tanpa F. Kemudian Y menghubungi F via pesan singkat (sms) dari telepon genggamnya agar segera datang. Karena hari itu mereka bersekolah siang, semua berpakaian santai dan hanya Y yang memakai seragam sekolah. Y yang sebelumnya sempat memberi perlawanan terhadap aksi mesum F, akhirnya luluh setelah sebilah pisau ditodongkan ke lehernya. Selain sebagai pemilik rumah, B juga bertugas merekam aksi itu dengan handycam miliknya, dibantu E1, E2 dan C yang turut menyaksikan peristiwa tersebut. Wanita Muda Disekap Bertahun Tahun Dan Dijadikan Budak Seks Oleh Suami Sementara Istri Menjualnya Secara Online Posted on Oktober 24, 2010 | Tinggalkan Komentar Seorang perempuan muda disekap selama bertahun-tahun sebagai budak seks oleh pasangan suami istri di Missouri. Dia dikunci dalam sangkar dan disetrum. Sebagian tubuhnya dipakukan ke papan kayu. Jaksa Agung Amerika Serikat, Beth Phillips, bahkan menyebutnya sebagai salah satu kasus paling mengerikan yang pernah diajukan ke pengadilan di wilayah itu. Para pejabat berwenang mengatakan, perempuan itu dipekerjakan sejak usia 16 tahun oleh Ed Bagley (43) dan istrinya, Marilyn. Ia harus hidup dalam rumah yang terbuat dari trailer sehingga bisa dibawa ke mana-mana oleh BagleyMarylin. Kasus itu akhirnya terbongkar pada awal 2009 setelah si perempuan muda, kini 23 tahun, dibawa ke rumah sakit dan jaksa mengungkapkannya ke publik. Tapi semakin detail peristiwa itu muncul, semakin banyak pula pertanyaan terkait tuduhan itu. Antara lain, keterlibatan si perempuan muda itu dalam praktik kekerasan seks, posenya di sebuah majalah porno dan pekerjaannya sebagai penari telanang di kelab malam. Para pendukung terdakwa juga berkata lantang, banyak aktivitas seperti yang disebutkan dalam surat dakwaan itu sebetulnya juga dipraktekkan orang dewasa setiap hari. Ed Bagley, menghadapi 11 dakwaan, termasuk konspirasi perdagangan seks, pencurian dan kekerasan. Ada empat lelaki lain yang juga dituduh dengan berbagai tindak kriminal.

Surat dakwaan setebal 21 halaman dilengkapi gambar menunjukkan, alat-alat seksual seperti dari zaman pertengahan digunakan pada perempuan muda itu dalam rumah bergerak Bagley yang memakai trailer tadi. Marilyn, istri Bagley, mengaku tahu perempuan itu karena dia berkencan dengan anak lelakinya. Hubungan itu berakhir, tetapi si perempuan ingin hidup dengan keluarga Bagley-Marilyn dengan alasan hubungannya dengan orangtua angkatnya memburuk. Marilyn mengatakan, perempuan muda itu bergabung dengan keluarganya ketika berusa 17 tahun, bukan 16 tahun, dan tidak pernah berhubungan seks dengan suaminya hingga setelah berusia 18 tahun. Dia bukan pelarian, kata Marilyn. Kami mengambilnya dari ayah angkatnya dan ibu tirinya. Menurut Marilyn, jaksa mengancam akan memperkarakan jika dirinya tidak bersedia bersaksi jujur soal suaminya, Bagley. Namun, dia menolak karena merasa tidak berbuat salah. Sementara, jaksa mengatakan, Ed Bagley mengunggah video dan gambar lainnya ke internet yang menunjukkan perempuan muda itu sedang beraktivitas seksual. Pada situs internet itu, Ed Bagley dituduh menerangkan bahwa perempuan muda itu merupakan budak seks dan diiklankan pula bahwa dia siap melayani seks untuk orang lain, serta bersedia disiksa saat pertemuan online maupun secara pribadi. Bagley juga dituduh menerima pembayaran tunai, rokok, hard drive komputer, bahkan daging, agar lelaki lain ke rumahnya dan menyiksa si perempuan muda itu.

You might also like