You are on page 1of 2

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan 1. Hasil rancangan secara perhitungan antena mikrostrip segitiga memiliki dimensi dengan panjang sisi segitiga ( = 48,39 ), tinggi = 41,9 mm, lebar saluran 200 = 1,278 mm, lebar saluran 100 = 2,557 mm, panjang saluran 100 = 18,1 mm, lebar saluran 50 = 5,113 mm. 2. Simulasi dengan IE3D dilakukan dengan memberikan nilai parameter antena kemudian menggambar patch segitiga dan saluran pencatu. 3. Berdasarkan hasil simulasi, antena mikrostrip segitiga memiliki dimensi dengan panjang sisi segitiga ( = 48,39 ), tinggi = 41,9 mm, lebar saluran 200 = 1,278 mm, panjang saluran 200 = 25 mm, lebar saluran 100 = 2,557 mm, panjang saluran 100 = 18,1 mm, lebar saluran 50 = 5,113 mm, panjang saluran 50 = 97,5 mm. Namun berdasarkan hasil pengukuran, ada sedikit perbedaan dari dimesi yang didapat dari hasil simulasi, yaitu panjang sisi segitiga ( = 49,39 ) dan panjang saluran 50 = 95 mm. 4. Pembuatan antena mikrostrip dilakukan dengan proses pencetakan, pelarutan dengan FeCl3, dan pemerakan. 5. Nilai Return Loss antena mikrostrip segitiga saat frekuensi 1,906 GHz dari hasil simulasi adalah -20,54 dB sedangkan hasil pengukuran adalah 20,7 dB. 6. Nilai VSWR antena mikrostrip segitiga saat frekuensi 1,906 GHz dari hasil simulasi adalah 1,207 sedangkan pada hasil pengukuran adalah 1,203. 7. Bandwidth antena mikrostrip segitiga yang terukur pada Spectrum Analyzer adalah 20 MHz, yaitu dari 1,9 GHz sampai 1,92 GHz. 8. Nilai gain antena mikrostrip segitiga hasil simulasi pada frekuensi 1,906 GHz adalah -10,795 dBi, sedangkan gain hasil pengukuran adalah 0,35 dBi.

55

56

9. Pola radiasi antena mikrostrip segitiga mendekati directional dengan banyak side lobe yang muncul disekitar main lobe. 10. Polarisasi antena mikrostrip segitiga mendekati polarisasi linier vertikal. 11. Berdasarkan hasil impelementasi, dapat diketahui bahwa dengan menggunakan antena mikrostrip segitiga penerimaan sinyal pada modem naik 5 dBm lebih besar dibanding tanpa menggunakan antena mikrostrip segitiga. 5.2 Saran 1. Dalam proses fabrikasi antena sebaiknya digunakan alat penunjang yang memiliki nilai ketelitian tinggi sehingga antena hasil fabrikasi dapat sama persis seperti hasil desain. 2. Dalam proses pengukuran parameter antena sebaiknya dilakukan pada ruangan khusus pengukuran antena yang tidak menyebabkan pantulan, sehingga data yang didapatkan dari hasil pengukuran bisa akurat.

You might also like