Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
3. Jenis Histopatologi
Hampir seluruh jenis histopatologi tumor jinak dan ganas
dapat tumbuh di daerah sinonasal. Termasuk tumor jinak epitelial
yaitu adenoma dan papiloma, yang non-epitelial yaitu fibroma,
angiofibroma, hemangioma, neurilemomma, osteoma, displasia
fibrosa dan lain-lain. Disamping itu ada tumor odontogenik misalnya
ameloblastoma atau adamantinoma, kista tulang dan lain-lain5.
Tumor ganas epitelial adalah karsinoma sel skuamosa,
kanker kelenjar liur, adenokarsinoma, karsinoma tanpa diferensiasi
dan lain-lain. Jenis non epitelial ganas adalah hemangioperisitoma,
bermacam-macam sarkoma termasuk rabdomiosarkoma dan
osteogenik sarcoma ataupun keganasan limfoproliferatif seperti lim-
foma malignum, plasmasitoma atau pun polimorfik retikulosis sering
juga ditemukan di daerah ini5.
4. Klasifikasi Tumor :
1. Tumor Jinak
Tumor jinak tersering adalah papiloma skuamosa. Secara
makroskopis mirip dengan polip, tetapi lebih vaskuler, padat dan
tidak mengkilap. Ada 2 jenis papiloma, pertama eksofitik atau
fungiform dan yang kedua endofitik disebut papiloma inverted.
Papiloma inverted ini bersifat sangat invasive, dapat merusak
jaringan sekitarnya. Tumor ini sangat cenderung untuk residif
dan dapat berubah menjadi ganas. Lebih sering dijumpai pada
anak laki-laki usia tua. Terapi adalah bedah radikal misalnya
rinotomi lateral atau maksilektomi media5.
Tumor jinak angiofibroma nasofaring sering
bermanifestasi sebagai massa yang mengisi rongga hidung
bahkan juga mengisi seluruh rongga sinus paranasal dan
mendorong bola mata ke anterior5.
2. Tumor Ganas
Tumor ganas yang tersering adalah karsinoma sel
skuamosa (70%), disusul oleh karsinoma yang berdeferensiasi
dan tumor kelenjar5.
Sinus maksila adalah yang tersering terkena (65-80%),
disusul sinus etmoid (15-25%), hidung sendiri (24%), sedangkan
sinus sphenoid dan frontal jarang terkena5.
Metastasis ke kelenjar leher jarang terjadi (kurang dari
5%) karena rongga sinus sangat miskin dengan system limfa
kecuali bila tumor sudah menginfiltrasi jaringan lunak hidung dan
pipi yang kaya akan system limfatik5.
5. Pemeriksaan
1. Gejala dan tanda
Gejala tergantung dari asal primer tumor serta arah dan
perluasannya. Tumor di dalam sinus maksila biasanya tanpa
gejala. Gejala timbul setelah tumor besar, sehingga mendesak
atau menembus dinding tulang meluas ke rongga hidung, rongga
mulut, pipi, orbita atau intrakranial5.
Tergantung dari perluasan tumor, gejala dapat dikategorikan
sebagai berikut5:
1. Gejala nasal. Gejala nasal berupa obstruksi hidung
unilateral dan rinorea. Sekretnya sering bercampur darah
atau terjadi epistaksis. Tumor yang besar dapat mendesak
tulang hidung sehingga terjadi deformitas hidung. Khas
pada tumor ganas ingusnya berbau karena mengandung
jaringan nekrotik.
2. Gejala orbital. Perluasan tumor kearah orbita menimbulkan
gejala diplopia, protosis atau penonjolan bola mata,
oftalmoplegia, gangguan visus dan epifora.
3. Gejala oral. Perluasan tumor ke rongga mulut
menyebabkan penonjolan atau ulkus di palatum atau di
prosesus alveolaris. Pasien megeluh gigi palsunya tidak
2. Pemeriksaan Fisik
Saat memeriksa pasien, pertama-tama perhatikan wajah
pasien apakah terdapat asimetri atau tidak. Selanjutnya periksa
dengan seksama kavum nasi dan nasofaring melalui rinoskopi
anterior dan posterior. Permukaan yang licin merupakan
pertanda tumor jinak sedangkan permukaan yang berbenjol-
benjol, rapuh dan mudah berdarah merupakan pertanda tumor
ganas. Jika dinding lateral kavum nasi terdorong ke medial
berarti tumor berada di sinus maksila5.
Pemeriksaan nasoendoskopi dan sinuskopi dapat
membantu menemukan tumor pada stadium dini. Adanya
pembesaran kelenjar leher juga perlu dicari meskipun tumor ini
jarang bermetastasis ke kelenjar leher5.
3. Pemeriksaan Penunjang
6. Diagnosis
Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
histopatologi. Jika tumor tampak di rongga hidung atau rongga
mulut, maka biopsi mudah dan harus segera dilakukan. Biopsi
tumor sinus maksila, dapat dilakukan melalui tindakan sinoskopi
atau melalui operasi Caldwel-Luc yang insisinya melalui sulkus
ginggivo-bukal5.
Jika dicurigai tumor vaskuler, misalnya angofibroma, jangan
lakukan biopsi karena akan sangat sulit menghentikan perdarahan
yang terjadi. Diagnosis adalah dengan angiografi5.
DAFTAR PUSTAKA