You are on page 1of 14

Australia

GAMBARAN UMUM NEGARA AUSTRALIA I. GENERAL OVERVIEW A. Data Umum Ibukota: Canberra Sistem pemerintahan: Federal, dengan 6 negara bagian dan 2 Territory. Bahasa: Inggris Jumlah penduduk: 21.200.000 jiwa (2007), terdiri dari indigenous people (suku bangsa Aborigin) dan imigran dari lebih kurang 200 negara Negara dengan wilayah terbesar keenam di dunia, berdasarkan luas wilayah daratan (7.692 km) Produk ekspor utama (2007-08): batubara A$ 24.366 juta; biji besi A$ 20.402 juta; emas A$ 12.046 juta; minyak mentah A$ 9.610 juta; biji aluminium A$ 5.903 juta. Produk impor utama (200708): minyak mentah A$ 16.677 juta; kendaraan bermotor A$ 15.082 juta; minyak yang disuling A$ 12.062 juta; emas A$ 7.316 juta; peralatan telekomunikasi A$ 6.784 Industri: pertambangan, alat-alat industri dan transportasi, pengolahan makanan, bahan-bahan kimia, dan baja GDP 2008 (IMF Forcase): US$ 1.069.3 milyar; GDP per kapita 2008 : US$ 50.150 (Inflasi: 4.8 % (2008) B. Sistem Politik dan Pemerintahan 1. Nama resmi Australia adalah Commonwealth of Australia dengan sistem Pemerintahan monarki konstitusional. Kepala Negara Australia adalah Ratu Elizabeth II, yang diwakili oleh Gubernur Jenderal, yang saat ini dijabat oleh H.E. Ms. Quentin Bryce AC. Kepala Pemerintahan adalah Perdana Menteri. 2. Australia menganut sistem politik multi partai namun terdapat hanya sekitar empat artai penting yaitu Liberal Party, Australian Labour Party, National Party of Australia, dan Green Party. Sistem politik pemerintahan Australia memiliki tiga pilar utama (three pillars system), yaitu the Australian Constitution, Commonwealth or National Constitution dan State and Local Government. 3. Pemilu Federal dilaksanakan setiap tiga tahun dan Pemerintah dapat melaksanakan Pemilu yang dipercepat (snap election) setelah 2 tahun masa pemerintahannya. Pemilu untuk memilih anggota House of Representatives dilaksanakan atas dasar pembagian calon dari tiap distrik (electoral division) dan menggunakan preferential voting system. Pemerintah dibentuk oleh Partai yang memenangkan pemilu untuk House of Representatives. 4. Pemilu Australia berlangsung setiap tiga tahun dan dilaksanakan atas persetujuan Gubernur Jenderal. The House of Representatives yang terdiri dari 150 anggota mempunyai fungsi utama, antara lain, memprakarsai pengajuan Rancangan UU, mewakili rakyat dan berbicara dalam forum perdebatan untuk menyampaikan kebijakan, usul serta kritik untuk penyelenggara negara. 5. Senat memiliki 76 anggota, yang mencakup wakil dari Negara Bagian masing-masing 12 orang dan 2 orang dari setiap daerah istimewa atau Teritori. Peran utama Senat adalah untuk mewakili Negara Bagian/Teritori masing-masing secara merata dan bertindak sebagai dewan peninjau untuk meneliti Pemerintahan sebelum sebuah Rancangan UU ditetapkan menjadi UU dan memastikan bahwa semua itu untuk kepentingan umum. 6. Pemilu terakhir di Australia yang diselenggarakan tanggal 24 November 2007 untuk memilih 150 anggota House of Representatives dan 40 anggota Senate diikuti oleh sekitar 13.6 juta masyarakat yang menggunakan hak pilihnya. Pemilu tersebut dimenangkan Partai Buruh dan The Honourable Kevin Michael Rudd, MP terpilih sebagai Perdana Menteri Australia ke-26 hingga tahun 2010. Ketua Oposisi yang baru terpilih tanggal 1 Desember 2009 dijabat oleh The Honourable Tonny Abbott, MPR menggantikan The Hon Marcolm Turnbull, MP. C.

Pertahanan 7. Kebijakan pertahanan Australia dengan konsep Defending Australians Territory memprioritaskan pengembangan kemampuan udara dan laut, karena dengan kedua kekuatan tersebut Australian Defence Force (ADF) akan mampu menghancurkan musuh sebelum masuk ke wilayah Australia. Sebagai implementasi dari kebijakan pertahanannya, strategi yang diterapkan adalah self reliance. Adapun prioritas utama ADF ialah pengendalian jalur pendekat baik lewat laut maupun udara (maritime strategy) dan penghancuran musuh sejauh mungkin dari wilayah Australia (pro-active operation). Prioritas kedua adalah memberikan kontribusi pasukan dalam rangka menciptakan stabilitas keamanan maupun membantu menyelesaikan konflik di kawasan terdekatnya. Dan prioritas ketiga adalah berperan aktif dalam kegiatan peace keeping force maupun bantuan kemanusiaan. 8. Angkatan Bersenjata Australia atau disebut Australian Defence Force (ADF) terdiri dari Australian Army (AA), Royal Australian Navy (RAN) dan Royal Australian Air Force (RAAF). Kebijakan pertahanan Australia yang tertuang dalam Defence White Paper 2000, yang kemudian dilaksanakan Update tahun 2003, 2005, 2007, dan 2009 Australia menempatkan 4 prioritas utama dalam pelaksanaan strategi pertahanannya, yaitu: 8.1. Pertama, strategi pertahanan Australia didasarkan pada 3 (tiga) prinsip, yaitu : a. Angkatan Bersenjata Australia harus mampu mempertahankan wilayah Australia tanpa bergantung pada kekuatan Angkatan Bersenjata Negara lain (Self Reliance). b. Australia harus mampu mengontrol wilayah udara dan perairan/laut di sekitar benua Australia (Maritime Strategy). c. Australia akan menghancurkan musuh sejauh mungkin sebelum masuk ke wilayah perairan Australia (Proactive Operations). 8.2. Kedua, kontribusi Australian Defence Force dalam mendukung stabilitas keamanan negara tetangga. 8.3. Ketiga, Angkatan Bersenjata Australia dalam mendukung kepentingan Australia secara luas dan dapat memberikan kontribusi yang efektif kepada pasukan koalisi/ internasional untuk membantu penyelesaian keamanan Negara tetangga. 8.4. Keempat, dalam mendukung kepentingan strategis Australia, Australian Defence Force ikut bertanggungjawab dalam tugas-tugas baik reguler maupun khusus dalam mendukung tugas-tugas nasional di masa damai. 9. Saat ini Australia masih melaksanakan Update Defence White Papernya yang rencananya akan selesai pada akhir tahun 2008 ini. D. Sistem Ekonomi 10. Australia menganut sistem ekonomi kapitalis liberal dengan tingkat pendapatan per kapita sejajar dengan negara-negara maju di Eropa Barat. Australia merupakan negara utama di dunia pengekspor produk pertanian, mineral, logam, dan bahan tambang. Nilai ekspor komoditi agrikultur mencapai 57% dari seluruh ekspor Australia, sehingga Australia sangat berkepentingan terhadap stabilitas harga komoditi di pasaran dunia. 11. Sebagai hasil reformasi struktur dan kebijakan yang berkesinambungan sejak tahun 1970-an, Australia memiliki institusi modern dan struktur yang stabil, sehingga dapat menyediakan kepastian dalam berbisnis dan menawarkan diri sebagai tempat tujuan investasi yang menjanjikan. Reformasi struktur ekonomi Australia diarahkan untuk menciptakan perekonomian Australia yang sehat melalui adanya anggaran belanja yang selalu surplus, regulasi usaha yang bersifat business-oriented, ekonomi terbuka yang ditandai dengan minimnya hambatan perdagangan dan investasi, dan pembaharuan sistem peraturan ketenagakerjaan dan perpajakan. 12. Australia secara bertahap telah menurunkan bahkan menghapuskan berbagai tarif yang bersifat proteksi, memperkenalkan hukum persaingan domestik, menghilangkan

campur tangan pemerintah terhadap pasar finansial, mengambangkan nilai tukar, desentralisasi pasar tenaga kerja dan mengokohkan kebijakan makro ekonomi. Selain itu, Australia telah menurunkan hambatan-hambatan perdagangan dan investasi, sehingga terdapat kompetisi dalam perekonomiannya, termasuk dalam segmen-segmen penting seperti sektor finansial, transportasi udara dan telekomunikasi. E. Kondisi Perekonomian Australia 13. Menurut OECD, standar hidup Australia meningkat pesat dan saat ini telah melampaui standar hidup di seluruh negara G-8 kecuali Amerika Serikat. 14. Sektor agrikultur dan pertambangan merupakan kontributor utama ekspor Australia. Komoditi ekspor seperti besi, wool, gandum dan gula masih merupakan unggulan Australia, namun perkembangan terakhir menunjukan bahwa para pembeli dan investor di dalam dan luar negeri telah mulai melirik ke arah diversitas dan kualitas komoditi ekspor dan jasa lainnya di Australia. 15. Komponen-komponen otomotif, nautika udara, tekstil, produk-produk bangunan, teknologi internet, turisme dan jasa juga memberikan kontribusi terutama dalam memenuhi permintaan pasar internasional. 16. Dalam menghadapi dampak krisis keuangan global dan membantu mengatasi krisis ketahanan keuangan nasional yang terjadi di Australia, pada tanggal 12 Oktober 2008 Perdana Menteri Australia Kevin Rudd telah menetapkan 3 (tiga) langkah penting untuk menciptakan stabilitas sistem keuangan Australia, yaitu: Menjamin pembiayaan bank-bank Australia yang beroperasi dalam pasar kredit internasional dimana setiap orang yang meminjam dana ke bank Australia akan mendapat jaminan bahwa dana yang diperolehnya dalam keadaaan aman; Menjamin deposito dalam berbagai bentuk pada lembaga keuangan Australia untuk 3 (tiga) tahun kedepan dimana penawaran Pemerintah Australia adalah sebesar A$ 20,000 atau kurang dari jumlah tersebut; dan Mengarahkan Australian Office of Financial Management untuk menyediakan dana tambahan sebesar A$ 4 milyar untuk pinjaman pembelian rumah untuk memastikan pasar pinjaman perumahan Australia mendapatkan dana yang cukup untuk operasinya di masa mendatang. 17. Selain untuk terhindar dari dampak krisis keuangan global, upaya Pemerintah Australia tersebut dapat juga membantu mengatasi krisis ketahanan keuangan nasional yang terjadi di Australia. Indikator ekonomi untuk tahun 2006 sampai 2008 adalah sebagai berikut: Indikator Ekonomi 20062007 ^ 2007- 2008 * Pertumbuhan Ekonomi (%) 3,25 2,75 Angka Kesempatan Kerja (%) 2,7 2,5 Angka Pengangguran (%) 4,5 4,25 Inflasi (%) 3 4 Rasio deficit neraca berjalan dengan GDP (%) -5,6 -6,25 ^ Perhitungan sementara, * Perkiraan F. Perdagangan Luar Negeri Australia 18. Kebijakan Australia dalam berbagai forum global dan regional di bidang ekonomi dan perdagangan secara umum didasarkan pada pendekatan multi-facet yaitu menggunakan kerjasama bilateral, multilateral dan regional dalam rangka memperluas akses pasar dan mengamankan daya saing produk ekspor Australia. Dalam kaitan ini, keanggotaan Australia pada berbagai organisasi dan fora kerjasama ekonomi dan perdagangan baik di tingkat global seperti WTO dan OECD maupun regional seperti APEC, IOR-ARC, Closer Economic Relationship dengan New Zealand, dan South Pacific Organizations menjadi sangat penting artinya. Terdapat kaitan yang erat antara kepentingan Australia terhadap suatu sistem perdagangan multilateral yang efektif dengan agenda politik domestik Pemerintah Australia yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, peningkatan standar hidup dan kesempatan kerja untuk warga negara Australia. 19. Perdagangan Australia dalam

barang dan jasa memiliki nilai sebesar $443.6 milyar pada tahun 2006-07, atau sekitar 1% dari seluruh jumlah perdagangan dunia. Jepang merupakan partner dagang terbesar Australia, diikuti oleh China, Amerika Serikat, Inggris dan Singapura. 20. Ekspor barang dan jasa Australia meningkat 16% sehingga mencatat nilai tertinggi sebesar $215.8 milyar pada tahun 2006-07 sekitar 21% dari jumlah total GDP Australia. Bisnis Australia sangat kompetitif dalam berbagai sektor. Australia telah lama menjadi eksporter utama dalam komoditas agrikultur, pertambangan dan energi. Akhir-akhir ini, Australia telah mendiversifikasi komoditas ekspor manufaktur dan jasa-jasa lainnya. 21. Komposisi perdagangan ekspor Australia (2007-08) dengan dunia adalah sebagai berikut: Asia Utara (A$ 85.5 milyar, 47.3 %), Eropa (A$ 20.5 milyar, 11.3 %), ASEAN (A$ 20.6 milyar, 11,4%), Americas (A$ 14.5 milyar, 8,1%), Oceania (A$ 12.2 milyar, 6.8 %), Asia Selatan (A$ 10.3 milyar, 5.7 %), Timur Tengah (A$ 7.9 milyar, 4.4 %), dan Kawasan lainnya (A$ 9.3 milyar, 15.1 %). Lima besar negaranegara tujuan utama ekspor Australia adalah Jepang, China, Republik Korea, Amerika Serikat dan New Zaeland. Sementara lima besar negara-negara asal impor Australia adalah Cina, Amerika Serikat, Jepang, Singapura dan Jerman. 22. Saat ini, Australia telah membentuk FTA dengan Amerika Serikat, Selandia Baru, Singapura, Thailand dan Chilie. Australia sedang bernegosiasi untuk pembentukan FTA dengan China, Malaysia, Jepang dan Gulf Cooperation Council. Australia juga berencana untuk melakukan negosiasi dengan Korea, Indonesia, India dan negara-negara Kepulauan Pasifik. 23. Perundingan Free Trade Agreement (FTA) antara ASEAN dengan Australia dan New Zealand telah selesai dari segi substansi. Australia, Indonesia dan Malaysia masih perlu menyelesaikan schedule of tariff commitments khususnya disektor otomotif. Indonesia dan Australia sepakat untuk menuntaskan isu sektor otomotif ini. Melalui FTA ini pembukaan pasar Australia akan terjadi lebih cepat, yakni 92,7% pos tarif pada saat entry into force ( 1 Juli 2009) dan 98% pada tahun 2010 dan menjadi 100% pada tahun 2018. Pembukaan pasar bagi Indonesia mencakup produk-produk tekstil, pakaian jadi dan sepatu yang selama ini dikenakan tarif bea masuk yang tinggi. 24. Untuk tahun 2008 prioritas perdagangan Pemerintah Australia terfokus pada Doha Round berdasarkan negoisasi World Trade Organisation, di mana Doha Round menawarkan great potencial market untuk para farmers, manufacturers, miners, dan service providers. G. Bantuan Luar Negeri Australia 25. Program bantuan luar negeri Australia berkomitmen kuat untuk memperbaiki efektifitas bantuan dengan memperkuat orientasi kinerja, memerangi korupsi, meningkatkan keterikatan Australia dengan Kawasan Asia Pasifik serta melakukan kerjasama dengan negara-negara penerima bantuan dan para donor. Official Development Assistance (ODA) untuk Indonesia periode 2008-2009 adalah A$ 462 juta yang diperuntukkan bagi program bantuan pertumbuhan ekonomi, penanggulangan masalah lingkungan hidup, bantuan proses demokrasi, stabilitas dan keamanan manusia dan untuk peningkatan pelayanan sosial. Jumlah tersebut terdiri dari dana Australia Indonesia Partnership for Reconstruction and Development (AIPRD) sejumlah A$ 230.9 juta dan bantuan country program sebesar A$ 182,7 juta. 26. Untuk membangun kerjasama dengan Pemerintah Indonesia dalam upaya menciptakan Indonesia yang lebih sejahtera, demokratis dan aman, dengan berkoordinasi dengan Pemerintah Indonesia, AusAID tengah merancang Strategic Framework : Australia Indonesia

Partnership 2008-2013 dengan menempatkan partnership, gender equality, combating corruption dan performance sebagai isu proritas. 27. Sebagai bagian dari kerjasama pembangunan Indonesia Australia untuk periode 2008-2013, Pemerintah Australia akan menyediakan bantuan sebesar $50 juta untuk pembangunan Aceh pasca tsunami dan konflik. Bantuan tersebut akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, membantu Pemerintah dalam pemberian pelayanan lebih baik, mendorong partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan, mengembangkan upaya mata pencaharian, dan mempercepat pembangunan ekonomi. 28. Isu perubahan iklim merupakan tantangan pembangunan global yang menjadi salah satu perhatian utama kerjasama Indonesia dan Australia. Pemerintah Australia telah mengeluarkan kebijakan dalam membantu pengurangan emisi CO2 dalam program International Forests Climate Initiative (IFCI) dalam rangka penurunan greenhouse gas emissions, pencegahan kerusakan hutan, peningkatan rehabilitasi hutan dan penanaman kembali kawasan hutan serta penerapan sustainable forest management. Indonesia menjadi prioritas dengan pertimbangan Indonesia merupakan Negara terdekat yang hutannya mengalami kerusakan cukup berat. Dalam hal ini, Australia memberikan bantuan sebesar A$ 10 juta untuk program reforestrasi di Indonesia dalam rangka pengurangan emisi CO2. 29. Australia akan terus mendukung Indonesia dalam upaya penguatan governance, demokrasi, penegakan hak asasi manusia, penanganan bencana alam, dan peningkatan people-to people links. H. Pers Australia 30. Dalam suatu negara yang menganut paham demokrasi liberal seperti Australia, media memiliki kedudukan independen. Mereka memiliki kewajiban untuk menyampaikan informasi seluas-luasnya kepada publik, termasuk kritikan-kritikan terhadap berbagai ketimpangan yang terjadi di tengahtengah masyarakat, kalangan pemerintahan, bahkan di negara lain. Kebebasan pers semacam ini sudah beralangsung di Australia sejak tahun 1824 pada saat pemerintah mengakhiri kontrolnya atas dunia pers 31. Sistem pers Australia memiliki sekurang-kurangnya empat unsur penting yaitu: proprietors (pemilik usaha), pengelola (management) dan eksekutif (editors) serta wartawan (journalists). 32. Hak dan kewajiban media massa dalam rangka kebebasan pers bersifat self-imposed dan dilakukan oleh suatu institusi yang disebut The Australian Press Council (Dewan Pers Australia). Sedangkan media elektronik masih diatur Pemerintah, namun pengaturannya lebih terfokus pada masalah teknis yang tercantum dalam Broadcasting Services Act (BSA, 1992). UU ini memberikan jaminan pada publik Australia atas ketersediaan jasa tayangan siaran radio dan TV yang meliputi bidang hiburan, pendidikan, dan berita, serta berfungsi untuk menciptakan lingkungan kondusif bagi tumbuhnya industri siaran yang kompetitif, efisien dan tanggap terhadap kebutuhan pemirsa. UU dimaksud memberikan kewenangan kepada Australian Broadcasting Authority (ABA) dalam hal mengatur kepemilikan media, pemberian perijinan, baik untuk siaran komersial maupun non-komersial, dan penetapan standar siaran baik siaran komersial maupun non-komersial terutama yang berkaitan dengan kebutuhan anak-anak di bawah umur, serta pengaturan pengajuan complain. 33. Anggota masyarakat yang merasa dirugikan oleh pemberitaan suatu media massa, terutama dalam hal pencemaran nama baik, dapat mengajukan media massa yang bersangkutan ke pengadilan sebagaimana yang dijamin oleh Defamation Law Australia. 34. Pengaturan lain yang melibatkan pemerintah adalah yang berkaitan

dengan perlindungan terhadap hak-hak publik untuk mengetahui informasi yang dikuasai oleh pemerintah sebagaimana yang tercantum dalam Freedom of Information Act (1982). 35. Berdasarkan oplahnya, media cetak Australia yang dikategorikan sebagai harian national dan metropolitan adalah sebagai berikut : Harian Nasional : a. The Australian, merupakan satu-satunya harian Australia yang bersifat nasional yang didirikan di Sydney. Harian ini terbit setiap Senin Jumat dengan oplah sekitar 136.000 eksemplar dan perkiraan pembaca 471.000, sedangkan untuk terbitan Weekend Australia beroplah sekitar 301.000 eksemplar dengan perkiraan pembaca 872.000 (data Agustus 2008). Berita utama yang dimuat umumnya mengenai masalah politik, pertahanan dan ekonomi baik nasional maupun internasional. Untuk terbitan Weekend, menonjolkan pemberitaan mengenai sosial budaya, pendidikan dan olahraga. b. The Australian Financial Review (AFR), merupakan satu-satunya harian ekonomi nasional Australia yang berpusat di Sydney dan didirikan pada tahun 1951. AFR terbit setiap hari Senin Jumat dengan oplah 89.329 eksemplar dengan perkiraan pembaca 265.000, sedangkan untuk terbitan The Weekend Financial Review (Sabtu) memiliki oplah sekitar 92.415 eksemplar dengan perkiraan pembaca sebanyak 164.000 (data Juni 2008). Harian ini mengulas berita tentang ekonomi/bisnis dan keuangan, dan serta berita-berita ekonomi yang berkaitan dengan masalah ekonomi dan bisnis. Harian Metropolitan : c. The Sydney Morning Herald (SMH), terbit pertama kali di Sydney pada 18 April 1931. Harian ini memfokuskan berita politik dan ekonomi, serta berbagai peristiwa pada tingkat nasional dan khusus negara bagian New South Wales. Untuk terbitan Senin Jumat sebanyak 212.500 eksemplar dengan perkiraan pembaca 954.000, sedangkan untuk terbitan Sabtu sebanyak 358.224 eksemplar dengan perkiraan pembaca sebanyak 1.185.000. Pada akhir minggu SHM terbit sebagai The Sun Herald dengan jumlah sirkulasi 483.220 eksemplar dan perkiraan pembaca sebanyak 1.326.000. d. The Age, merupakan harian yang terbit di Melbourne dan didirikan di Victoria pada tahun 1854 dengan fokus berita pada isu politik dan ekonomi, dan berbagai peristiwa pada tingkat nasional dan khusus untuk negara bagian Victoria. Sirkulasi untuk terbitan Senin Jumat sebanyak 208.000 eksemplar dengan perkiraan pembaca 752.000, sedangkan untuk terbitan Sabtu sebanyak 301.000 eksemplar dengan perkiraan pembaca sebanyak 959.000. Pada hari Minggu, harian ini terbit sebagai The Sunday Age dengan oplah sekitar 227.500 dan perkiraan pembaca sebanyak 729.000, dan memuat berita-berita seni, sosial budaya, kemasyarakatan, wisata dan olahraga. e. The Canberra Times, merupakan harian lokal terbitan Canberra tahun 1926. Meskipun bersifat lokal, harian ini dibaca oleh para politisi, diplomat dan aparat pemerintahan di tingkat Federal. Harian ini umumnya memuat berita terkait perkembangan politik tingkat Federal, disamping isu lokal lainnya. Berita internasional yang dimuat umumnya diambil dari berbagai kantor berita seperti AFP, Reuters, AP atau IMP. Untuk terbitan Senin Jumat beroplah 36.695 eksemplar dengan perkiraan pembaca 124.000, sedangkan terbitan Sabtu beroplah 68.743 eksemplar dengan perkiraan pembaca 184.000. Untuk hari Minggu terbit sebagai The Sunday Times dengan oplah 37.844 eksemplar dan perkiraan pembaca 112.000. f. The Daily Telegraph (DT), merupakan harian bergaya tabloid community yang terbit di Sydney. Meskipun sebagai koran komunitas dan bersifat lokal yang memuat pula isu politik, ekonomi dan sosial budaya, harian ini lebih banyak terfokus pada berita

kemasyarakatan yang menyentuh kehidupan sehari-hari baik nasional maupun internasional. DT juga memuat berita dan ulasan yang dapat dijadikan referensi dan pembanding terhadap suatu berita nasional. Oplah untuk terbitan Senin Jumat sebanyak 409.000 dengan perkiraan pembaca 1.151.000, untuk Sabtu oplahnya sebanyak 345.000 eksemplar dengan perkiraan pembaca sejumlah 904.000, dan untuk hari Minggu terbit dengan nama The Sunday Telegraph dengan oplah 730.000 dan perkiraan pembaca sejumlah 1.806.000. g. The West Australian, pertama kali diterbitkan pada tahun 1833 di Perth, Australia Barat. Harian ini terbit setiap hari Senin - Sabtu dengan oplah untuk Senin - Jumat sebanyak 207.914 eksemplar, sementara untuk akhir minggu sebanyak 380.417. Berita yang diturunkan berkisar antara berita politik, ekonomi, sosial, budaya dan berbagai berita lokal. Sedangkan berita mengenai olah raga dan pariwisata banyak diturunkan pada hari Sabtu. h. The Northern Territory News, harian ini terbit di Darwin, Northern Territory mulai tahun 1952. NT News terbit dari Senin sampai dengan Minggu. Untuk Senin - Jumat, oplah harian ini mencapai 22.997 eksemplar dengan pembaca sekitar 53.000. Sementara pada hari Sabtu oplahnya sebanyak 32.548 eksemplar dengan pembaca sejumlah 65.000 dan pada hari Minggu oplahnya mencapai 26.014 dengan perkiraan pembaca sejumlah 51.000. Berita di harian ini sama seperti umumnya harian Australia yang memuat berita politik, ekonomi, sosial dan budaya, tanpa melupakan muatan lokal. Selain pembacanya yang berasal dari Northern Territory, terdapat juga sejumlah warga Australia Barat yang berdekatan dengan Darwin yang menjadi pembaca harian ini. i. The Advertiser merupakan harian terbesar di South Australia yang terbit di kota Adelaide setiap hari Senin sampai dengan Sabtu. Sementara untuk hari Minggu harian ini terbit dengan nama Sunday Mail. Oplah pada hari Senin sampai Jumat sebanyak 188.936 eksemplar dengan perkiraan pembaca 577.000, dan pada hari Sabtu mencapai 259.893 eksemplar dengan perkiraan pembaca 727.000. Sedangkan Sunday Mail dengan oplah 333.346 eksemplar dengan perkiraan pembaca 781 .000. Berita yang dimuat pada umumnya berita politik, ekonomi, sosial, budaya termasuk berita internasional dan berita lokal setempat. Sementara itu berita mengenai olah raga dan pariwisata banyak diturunkan pada akhir minggu. j. The Courier Mail. Harian ini terbit di Brisbane, Queensland, pada tahun 1846. Para pembacanya terutama dari negara bagian Queensland dan yang perbatasan dengan New South Wales. Harian ini terbit Senin - Sabtu dengan oplah untuk Senin - Jumat sebanyak 227.000 eksemplar dengan perkiraan pembaca 622.000, dan Sabtu dengan oplah 331.000 eksemplar dengan perkiraan pembaca 952.000. Sementara untuk hari Minggu terbit dengan nama Sunday Mail dengan oplah sebanyak 613.212 eksemplar dan perkiraan pembaca 1.512.000. Media Elektronik 36. ABC TV/Radio (Australian Broadcasting Corporation) merupakan jaringan TV/Radio lokal dan nasional. Berita yang ditayangkan media ini bersifat nasional maupun internasional dari berbagai segi baik politik, ekonomi/bisnis maupun sosial-budaya. Sejak bulan Februari 2002 ABC telah meluncurkan program ABC-Asia Pacific yang memfokuskan berita aktual dari kawasan Asia Pasifik. Radio ABC-News mewartakan berita-berita aktual mencakup seluruh aspek kehidupan. Untuk gelombang pendek, sampai saat ini ABC radio masih memancarkan siaran ke wilayah Asia dengan menggunakan bahasa setempat termasuk Indonesia melalui siaran programa bahasa Indonesia. ABC TV/Radio juga memuat siaran/tayangan dengan fokus pendidikan terutama di pagi hari. 37.

Program siaran berita ABC TV andalan yang sering menayangkan berbagai peristiwa aktual baik berasal dari dalam negeri maupun luar negeri, termasuk Indonesia, adalah: o ABC News yang disiarkan setiap malam dari pukul 19.00 19.30 menampilkan program siaran berita mengenai isu lokal, nasional dan internasional. o 7.30 Report dengan presenter Kerry OBrien disiarkan setiap Senin-Jumat pukul 197.30 20.00 malam, dan yang ditampilkan umumnya semacam insight story suatu isu aktual. o Four Corners disiarkan oleh beberapa reporter setiap Senin pukul 20.30 - 21.15 dan diulangi keesokan harinya, pada Selasa pukul satu siang. Program ini merupakan program nasional dan internasional current affairs yang menayangkan laporan bersifat investigatif. o Foreign Correspondent disiarkan setiap Selasa pukul 21.20 22.00 oleh Jennifer Byrne. Isu yang ditampilkan umumnya mengenai konflik sosial di Iuar negeri. Program ini juga disiarkan dalam program Asia Pacific Focus yang dipancarkan melalui Australia Network. o Lateline ditampilkan oleh Anthony Jones setiap Selasa sampai Kamis pukul 10.30 malam. Berita yang disiarkan umumnya isu politik aktual disertai dengan wawancara eksklusif. 38. SBS TV/Radio (Special Broadcasting Service) dikenal pula sebagai media multietnis Australia yang berjangkauan nasional. Stasiun TV/Radio tersebut menyiarkan berita-berita nasional dan internasional seperti ABC, namun lebih memfokuskan diri pada muatan keragaman budaya Australia yang multi-ras. Program SBS TV/Radio banyak menyoroti isu-isu tentang hak-hak minoritas, kelompok-kelompok yang tertindas, dan ketidak-adilan, serta masaIah-masaIah yang berkaitan dengan konflik-konflik dalam masyarakat dan negara. 39. SBS TV me-relay Siaran Berita TVRI dalam bahasa Indonesia yang sejak awal 2004 ditayangkan setiap hari Senin - Sabtu pukul 12.00 - 12.30 siang. SBS Radio juga memiliki siaran Bahasa Indonesia yang sumber beritanya umumnya berasal dari Indonesia dan disiarkan oleh orang Indonesia. II. HUBUNGAN BILATERAL INDONESIAAUSTRALIA A. Politik 40. Komitmen peningkatan hubungan Australia dengan negara-negara Asia Pasifik memasuki babak baru dengan adanya pergantian pemerintahan di Australia dari koalisi Partai Liberal Nasional ke Partai Buruh, di bawah pimpinan PM Kevin Rudd. Hal ini dapat dimengerti mengingat kebijakan luar negeri Partai Buruh yang bertumpu pada tiga pilar, yaitu aliansi dengan Amerika Serikat, engagement dengan PBB dan engagement dengan Asia Pasifik. Penyebutan secara eksplisit engagement dengan Asia Pasifik menandakan Australia berniat untuk menjadi bagian dari Asia Pasifik dalam arti menjadi mitra setara negara-negara kawasan. 41. Namun demikian, hubungan bilateral Indonesia-Australia dapat dikatakan stabil terlepas dari partai yang membentuk pemerintahan. Adapun milestone penting dalam hubungan kedua negara adalah dengan penandatanganan Joint Declaration on Comprehensive Partnership between the Republic of Indonesia and Australia oleh Presiden RI dan Perdana Menteri Australia pada saat kunjungan kenegaraan Presiden RI ke Australia tanggal 3-6 April 2005. Pada saat inilah, proses rekalibrasi hubungan kedua negara dimulai. Dalam Joint Declaration tersebut kedua pemimpin bertekad mempererat hubungan antar pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang mencakup kerjasama ekonomi dan teknik, keamanan dan peningkatan hubungan people-to-people. Bidang kerjasama meliputi keamanan, counter-terrorism dan ancaman transnasional lainnya, avian influenza, pencegahan dan penanganan bencana, interfaith dialogue, pendidikan, illegal fishing, infrastruktur, energi dan

mineral serta kerjasama pembangunan lainnya. 42. Sebagai salah satu tindak lanjut dari Joint Declaration tersebut, Indonesia-Australia menandatangani Perjanjian Kerangka Kerjasama Keamanan Indonesia dan Australia (Lombok Treaty) pada tanggal 13 November 2006 di Lombok oleh Menteri Luar Negeri RI, Dr. Hassan Wirajuda dan Menteri Luar Negeri Australia, Alexander Downer. Perjanjian ini menjadi landasan pengembangan hubungan kedua negara khusus pada isu-isu keaman komprehensif. Dalam perjanjian tersebut, kedua negara secara prinsip menegaskan posisi untuk saling menghormati kedaulatan dan wilayah masing-masing. Dalam perkembangannya, pada tanggal 7 Februari 2008 telah dilakukan pertukaran nota Lombok Treaty antara Pemri dan pemerintah Australia, yang masing-masing diwakili oleh Menlu Hassan Wirajuda dan Menlu Stephen Smith, yang sekaligus menandakan Lombok Treaty berlaku secara resmi dan mengikat kedua negara. Pada saat ini, kedua pemerintah sedang menyusun rencana aksi Lombok Treaty guna menyediakan arah dan efektivitas implementasi. 43. Landmarks penting dalam hubungan bilateral kedua negara, khususnya setelah adanya pemerintahan baru di Australia ialah, antara lain, pertemuan bilateral antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan PM Kevin Rudd di sela-sela UNCCC di Bali tanggal 11 Desember 2007, yang berintikan penegasan pemerintahan baru di Australia bahwa Indonesia tetap merupakan prioritas dalam hubungan luar negeri Australia. Pada tanggal 12 14 Juni 2008, PM Kevin Rudd mengadakan kunjungan kenegaraan ke Indonesia. Hasil-hasil kunjungan tersebut, antara lain, joint announcement mengenai carbon partnership dan penandatanganan antara pemerintah Australia dan pengurus besar Nahdlatul Ulama mengenai pengembangan kapasitas sekolah Islam. PM Kevin Rudd juga menyatakan kesediaan menjadi co-chair inisiatif Pemri mengadakan Bali Democracy Forum. 44. Sementara itu, antara tanggal 11 13 Agustus 2008 Menlu Smith telah mengadakan kunjungan bileteral resmi yang pertama. Hasil kunjungan tersebut, antara lain, menegaskan komitmen kerjasama pembangunan sebesar A$ 2.5 milyar, Peresmian perbaikan gedung sekolah dasar bantuan pemerintah Australia di Sulawesi Selatan dan komitmen untuk melalui people-topeople contact. 45. Disamping peningkatan kerjasama antar pemerintah, hubungan kedua negara juga diperkuat oleh jejaring dan kontak antar parlemen. Pimpinan dan anggota parlemen kedua negara telah saling kunjung dan mulai terdapat saling paham akan keadaan dan proses domestik masing-masing negara. Sebagai contoh delegasi DPR komisi VIII, BURT dan Pansus RUU Rumah Sakit telah berkunjung ke Australia bulan September-Oktober 2008. Sementara, delegasi parlemen Australia dari Joint Standing Committee on Foreign Affairs, Defence and Trade, termasuk ketua House of Representatives, telah berkunjung ke Indonesia pada bulan Juli dan November 2008. Hal ini dapat menjadi modalitas untuk mengembangkan people-to-people contact kedua negara. 46. Adapun Indonesia Australia Ministerial Forum (IAMF) itu sendiri, didirikan pada tahun 1992 sebagai forum kerjasama tingkat menteri yang berfungsi sebagai wadah dan pengambil keputusan seluruh bidang kerjasama kedua negara. IAMF sudah dilaksanakan 8 (delapan) kali sejak 1992 dan mengambil tempat bergantian di antara kedua negara. 47. Dalam forum IAMF ke IX tahun 2008, para Menteri sepakat untuk meningkatkan dan memperluas hubungan bilateral IndonesiaAustralia melalui antara lain perjanjian kerangka kerjasama keamanan, pengintensifan kerjasama counter-terrorism, konferensi regional mengenai illegal

fishing dan peningkatan perdagangan dan investasi melalui kesepakatan Trade and Investment Framework. B. Ekonomi dan Perdagangan 48. Data statistik perdagangan Australia-Indonesia menunjukkan bahwa total perdagangan mencapai nilai US $ 4,156,364.4 (periode Jan-Agustus 2009). 46. Tabel perdagangan Australia dan Indonesia dapat dilihat sebagai berikut: 2007 2008 TREND Jan-Aug 2008 Jan-Aug 2009 CHANGED Total 6,397,569,9 8,108,503.6 17.95 5,679,910.8 4,156,364.4 -26.82 Export 3,394,557.3 4,110.969.6 21.87 2,918,441.5 1,974.350.1 -32.35 Import 3,004,012 3,997,534 14,32 2,761,469.3 2,182,014.3 -20.98 49. Tahun 2009, Australia adalah negara tujuan ekspor terbesar ke-12 bagi Indonesia dan Indonesia merupakan negara tujuan ekspor terbesar ke -11 bagi Australia. Produk ekspor utama Australia ke Indonesia pada periode 2008-09 adalah hewan ternak, aluminium oxide, copper, dan baja. 50. Produk impor utama Australia dari Indonesia pada periode 2008-2009 adalah minyak mentah, emas, besi serta kayu dan produk kayu. 51. Pada tahun 2008, terdapat 4 kasus Holding Order (HO) terhadap produk makanan dari Indonesia yang dikenakan oleh Australian Quarantine and Inspection Service (AQIS) yaitu sambal bajak dengan merek dagang Cabe Ibu (produksi PT Setia Mandiri) dan instant rice seasoning dengan merek dagang Munik (produksi PT Sari Munik). Total HO produk Indonesia sejak tahun 1994 sebanyak 232 kasus. Dengan telah dihentikannya 124 kasus, maka tindakan HO yang masih berjalan sampai saat ini berjumlah 108 kasus. Umumnya HO dikeluarkan karena masalah label yang tidak memuat keterangan mengenai importir, negara asal, bahan makanan maupun adanya warna yang tidak teridentifikasi dalam daftar makanan. Untuk itu, eksportir makanan dan minuman Indonesia perlu dan harus memperhatikan aspek pelabelan produk ekspornya agar sesuai dengan ketentuan standar yang berlaku di Australia. 52. Sejak diberlakukannya Australian Anti-Dumping and Countervailing Law tahun 1990, secara keseluruhan telah terjadi 31 kali tuduhan dumping dan 1 kali tuduhan subsidi atas produk ekspor Indonesia. Dari tuduhan tersebut, sekitar 8 kasus terbukti Indonesia melakukan dumping dan dikenakan Bea Masuk Anti Dumping' ataupun price undertaking. Tiga dari kasus tersebut dikenakan terhadap produk Linear Low Density Polyethylene (LLDPE), Clear Float Glass (CFG) and Hot Rolled Plate Steel. Sementara masih terdapat 1 kasus dalam investigasi pihak Australian Customs Service (ACS), yaitu produk Toilet Paper dari Pindo Deli yang sedang. 53. Pada tanggal 27 Juli 2007, pemerintah Australia dan Indonesia sepakat untuk melakukan joint feasibility study FTA yang dimulai pada bulan Agustus 2007. Joint feasibility study ini telah berhasil diselesaikan bulan Februari 2009 dan merekomendasikan agar Indonesia dan Australia segera melakukan negosiasi AIFTA. 54. Investasi Australia di Indonesia tercatat A$ 3,888 juta dimana Australia berada pada urutan ke-11 sebagai investor terbesar di Indonesia. Relaisasi investasi dari Australia di Indonesia sejak Januari 1990 sampai Juni 2009 mencapai US$ 1,4 milyar, terdiri dari 310 proyek. Proyek proyek tersebut beroperasi di Indonesia yang bergerak pada sektor pertambangan, konstruksi, keuangan dan perbankan, makanan dan minuman, warehouse, komunikasi serta transportasi. 55. Dalam pertemuan bilateral Menteri Perdagangan Indonesia dan Australia, di sela-sela Pertemuan ke 40 Para Menteri Ekonomi ASEAN dan mitra dialog di Singapura 24-29 Agustus 2008, Indonesia meminta Australia untuk memberikan komitmennya bukan saja dalam hal akses pasar produk Indonesia ke Australia, tetapi juga dalam hal capacity building dan

kerjasama yang lebih luas. Menanggapi hal tersebut, Menteri Perdagangan Australia telah menyampaikan kesiapan Australia untuk membuka akses pasar produk unggulan Indonesia, meningkatkan kerjasama di bidang pertanian dan otomotif, khususnya usaha kecil dan menengah, akses tenaga kerja professional, program promosi investasi sektor pertanian dan agribisnis dengan pilot project pada industri ternak, daging potong dan susu. 56. Perundingan Free Trade Agreement (FTA) antara ASEAN dengan Australia dan New Zealand telah selesai dan akan entry into force pada bulan Januari 2010. Keuntungan yang diperoleh Indonesia dari Australia mencakup: (1) 92,98% ekspor Indonesia ke Australia (US$2,4 milyar) akan menikmati 0% import duty sejak entry into force (2009); (2) 98,10% ekspor Indonesia ke Australia (US$ 2,6 milyar) akan menikmati 0% import duty sejak 2010; (3) 100% ekspor Indonesia ke Australia termasuk textile, apparel dan footwear senilai US$51 juta akan menikmati 0% import duty sejak 2020; Khusus untuk textile dan apparel dengan tarif sekitar 5-17,5 %, Australia menyetujui permintaan Indonesia dengan mempercepat waktu penghapusan tarif dari tahun 2012 menjadi 2009/2010 dan dari tahun 2020 menjadi 2009/2010/2015; (4) komitmen yang lebih baik untuk 25 tarif otomotif untuk Indonesia dibanding komitmen Australia kepada Malaysia dan Thailand; 57. Berdasarkan data Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI, trend kunjungan warga Australia ke Indonesia adalah sebagai berikut: Jumlah Kunjungan Singkat dari Australia ke Indonesia 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 397.982 346.245 268.538 406.389 391.862 213.410 314.432 C. Konsuler 58. Dari data tahun 2006 didapatkan bahwa jumlah WNI di Australia mencapai 49.236 jiwa dengan rincian Secara wilayah ACT : 826 NSW, SA, Queensland : 21.046 Victoria, Tasmania : 18.670 WA : 8.364 NT : 330 Secara profesi/pekerjaan Anggota staff perwakilan RI dan keluarga : 185 TKI sektor formal : 2.111 TKI sektor informal : 1.721 Pengusaha : 1.106 Profesional : 594 Karyasiswa : 1.032 Mahasiswa/pelajar paspor biasa : 18.304 WNI bermasalah : 142 Perkiraan WNI yang tidak melapor : 3.574 59. Isu-isu menonjol Perlindungan WNI ialah penangkapan Nelayan Illegal Indonesia. Perwakilan RI terus meminta Australia untuk dapat menyampaikan notifikasi penangkapan secepatnya lengkap dengan memberikan nama-nama WNI yang ditangkap. Hal ini sangat diperlukan untuk pemberitahuan kepada pihak keluarga dan pemberian perlindungan dan bantuan kekonsuleran oleh Perwakin RI di Australia. 58. KBRI Canberra telah mengusulkan berbagai bentuk kerjasama dengan Australia, namun belum dapat terealisasi sepenuhnya, antara lain: a. Membuat video rekaman yang dapat diputar di tempat tahanan (detention centre) menyampaikan berbagai informasi mengenai hak-hak mereka untuk mendapatkan bantuan kekonsuleran serta nomor kontak para pejabat atau kantor perwakilan terdekat yang dapat dihubungi setiap saat; b. Membentuk perjanjian kerjasama mandatory consular notification atau bentuk-bentuk perjanjian kekonsuleran lainnya yang dapat memberikan informasi secepatnya bagi aparat pemerintah kedua negara apabila masing-masing warga negaranya terlibat kasus hukum dan keimigrasian, untuk segera mendapatkan bantuan perlindungan dan bantuan kekonsuleran lainnya; c. Merancang dan melakukan berbagai kegiatan proyek yang dapat memberikan mata pencaharian alternatif bagi para nelayan di daerahdaerah di Indonesia yang mayoritas penduduknya sebagai nelayan. d. Mengusulkan penyusunan guideline penanganan unauthorized arrivals asal Indonesia. D. Penerangan, Sosial dan Budaya 60. Faktor kedekatan geografis

antara Indonesia dengan Australia dan kepentingan strategis Australia terhadap Indonesia menyebabkan isu Indonesia selalu menjadi topik dan perhatian utama berbagai media massa di Australia. Tema yang menjadi sorotan pada umumnya adalah masalah HAM, good governance, lingkungan hidup, proses demokratisasi, kehidupan kaum minoritas tertindas, separatisme, peranan militer, imigran gelap, terorisme, investasi, dan pariwisata. 61. Indonesia dan Australia telah memiliki persetujuan kebudayaan yang ditandatangani pada tanggal 14 Juni 1968 dan komunike bersama antara Presiden RI dan PM Australia tahun 1976. Guna mendorong pemajuan aspek people-to-people links antar kedua negara, Pemerintah Indonesia merancang dan mengadakan berbagai program sosial budaya melalui : a. Program Beasiswa oleh Depdiknas yang diluncurkan sejak tahun 1974 dengan memberikan beasiswa selama 6 bulan sampai satu tahun kepada pemuda Australia yang berminat belajar seni budaya ke Indonesia; b. Kunjungan pemuda Australia ke Indonesia dalam kerangka Beasiswa Seni dan Budaya (BSBI) yang diselenggarakan oleh Deplu kepada negara-negara Pasifik Barat dan Selatan termasuk Australia; c. Kunjungan wartawan Australia ke Indonesia dalam kerangka Journalist Visit Program yang diselenggarakan oleh Deplu sejak tahun 2006. Program ini bertujuan untuk meningkatkan saling pengertian antara masyarakat Indonesia dengan masyarakat di kawasan Asia Pasifik nelalui pemberian informasi secara akurat dan berimbang tentang Indonesia dengan memanfaatkan peranan media massa; d. Kunjungan pemuda Indonesia ke Australia dalam kerangka Duta Belia yang diselenggarakan oleh Deplu. 62. Sementara itu, guna mendorong peningkatan hubungan antar masyarakat dan menumbuhkembangkan saling pengertian kedua negara, Pemerintah Australia mendirikan Australia-Indonesia Institute (AII). Program utama yang dijalankan organisasi ini diantaranya adalah program pertukaran pemuda dalam kerangka Australia-Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP) dan Muslim Education Exchange Program.(MEEP). Program lainnya yang dirancang oleh pemerintah Australia adalah Australian Youth Ambassadors for Development (AYAD) program melalui AusAID. 63. Keberadaan wartawan ANTARA di Australia sejak bulan Maret 2007 telah membantu upaya dan langkah-langkah yang dilakukan oleh KBRI Canberra dalam meningkatkan hubungan Indonesia-Australia, disamping membantu meliput berbagai perkembangan di Australia untuk disiarkan kepada publik Indonesia. 64. Upaya terus dilakukan terhadap media massa Australia untuk mengurangi dan menghindari terpuruknya citra Indonesia di mata publik Australia dengan cara, antara lain, membatasi liputan oleh media asing terhadap kasus-kasus tertentu di Indonesia dan membangun hubungan dekat dengan para wartawan untuk meredam penulisan berita bias dan lebih bersifat balanced serta penyediaan alternative information serta penyebaran berbagai berita yang objektif mengenai tanah air secara proaktif. E. Pertahanan 65. Kerjasama pertahanan antara kedua angkatan bersenjata sudah dimulai sejak tahun 1968 dengan program pemetaan di Indonesia, selanjutnya pada dekade tahun 1980an, kerjasama tersebut diwadahi dalam Indonesia-Australia Defence Cooperation Program (DCP). Antara 1999 2001, DCP dibekukan karena masalah Timor Timur. Namun sejak tahun 2001, kerjasama dibuka kembali dan semakin luas dan mendalam. 66. Dalam realisasinya, Indonesia-Australia Defence Cooperation Program (DCP) terwujud dalam Defence Strategic Dialogue (DSD) dan dialog antar angkatan. Hasil-hasil

dialog tersebut berupa kerjasama konkret baik berupa latihan bersama, saling kunjung, pelatihan, seminar dan kerjasama intelijen. Contoh bentuk kerjasama yang telah dilaksanakan ialah Latihan Kartika-Kangaroo (TNI AD), Latihan Albatros ( TNI AU ) dan untuk TNI AL Latihan Kakadu, Latihan Cassoary. 67. Adapun hasil pokok Defence Strategy Dialogue ke-V yang dilaksanakan pada tanggal 21 25 Juli 2007 di Canberra ialah: Peningkatan kerjasama intelijen/counter terrorism dengan, antara lain, mengundang pengamat dari angkatan bersenjata Australia (ADF) untuk hadir dalam latihan counter terrorism Indonesia; Peningkatan kerjasama maritim dengan, antara lain, melaksanakan latihan keamanan yang melibatkan kedua pihak (latihan Albatros, Ausindo dan Cassowary); Peningkatan kerjasama bantuan kemanusiaan dan bencana alam dengan, antara lain, mengadakan seminar tentang penanggulangan bencana alam di Jakarta pada tahun 2008; Peningkatan kerjasama di bidang operasi pasukan perdamaian dengan, antara lain, menempatkan personel TNI pada Pusat Penjaga Perdamaian ADF dan pembangunan Peace Keeping Center TNI; Peningkatan kerjasama di bidang manajemen pertahanan dengan, antara lain, memperbaharui program S-2 tentang pertahanan dan MoU antara Lemhannas dan Australian Defence College. 68. Kerjasama di bidang angkatan laut kedua Negara terus berjalan dengan baik dan akan cenderung meningkat dengan adanya Lombok Treaty. Kunjungan pejabat setingkat Kepala Staff sampai dengan kepala dinas atau direktur kedua Negara terus berjalan setiap tahun sesuai dengan kesepakatan dalam Navy to Navy Talks. Pertukaran siswa Seskoal, seminar, dan kursus teknis kelautan dan intelejen berjalan dengan lancar. Sedangkan bidang latihan yang melibatkan bilateral telah berjalan suatu latihan bersama yang dilaksanakan setiap tahun di perbatasan laut dengan nama sandi Casuary. Untuk latihan multilateral Kakadu pada saat ini TNI AL hanya mengirim observer 2 orang pamen. 69. Menindaklanjuti keinginan Australia melaksanakan patroli terkordinasi di perbatasan telah dimulai dengan Joint Staff Meeting di Jakarta tanggal 27-29 Oktober 2008. Australia sudah mapan dengan segala sumberdayanya sementara Indonesia masih belum siap karena keterbatasan alutsista. Pangkalan Utama Kupang akan menjadi base point untuk operasi ini. Pada saat ini sedang dibicarakan draft tentang SOP yang meliputi komunikasi, Kordinasi dan implementasi di lapangan yang bisa dilakukan. Perlu adanya keseimbangan kekuatan antara kedua Negara di daerah tersebut untuk berjalannya patroli tersebut, jika perbedaan ini terlalu besar maka TNI AL tidak akan mampu mendampingi pihak Australia. Jika Australia ingin membantu pihak Indonesia maka sebaiknya bantuan tersebut diarahkan berupa hibah kapal patroli seperti kelas fremantale dan bantuan informasi yang menyangkut berbagai permasalahan maritime security. F. Pendidikan 70. Pada saat ini terdapat lebih dari 16.800 pelajar/mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Australia. Hal ini dikarenakan selain biaya yang lebih murah dibanding negara Barat lainnya, sistem pendidikan Australia termasuk dalam jajaran elit dunia. Dari jumlah pelajar/mahasiswa tersebut, setiap tahunnya Indonesia mengalami defisit perdagangan jasa pendidikan sekitar A$ 500 juta. Defisit ini telah dihitung dari jumlah beasiswa yang diberikan Australia bagi pelajar/mahasiswa Indonesia yang jumlahnya tidak lebih dari 300 orang per tahun. Oleh karena itu, hal ini dapat dijadikan alasan untuk mendesak pemerintah Australia untuk meningkatkan bantuan beasiswanya kepada mahasiswa Indonesia. 71. Pada bulan November

2008, tercatat 15.935 pelajar/mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Australia selain yang mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Australia (student visa subclasses 570-575). Saat ini, jumlah pelajar/mahasiswa Indonesia yang menjalani pendidikan di Australia berada di urutan ke-8 setelah China, India, Republic of Korea, Thailand, Malaysia, Hong Kong and Nepal. 72. Pada tanggal 27 Maret 2008, Menteri Pendidikan Australia, The Hon Julia Gillard MP menyampaikan surat kepada Duta Besar RI Canberra perihal National Asian Languages and Studies in School Program (NALSSP), program tersebut berkaitan dengan pengajaran Bahasa Indonesia dan akan dimulai pada Januari 2009. Salah satu point penting dari isi surat tersebut yaitu How best to promote the study of Indonesian language and culture in Australian high schools. Pemerintah Australia telah mengalokasikan dana untuk National Asian Languages and studies in School Program (NALSSP) sebesar $ 62.4 million, untuk periode tahun 2009 sampai 2011. Kedutaan Besar Republik Indonesia telah menindaklanjuti program NALSSP dengan menempatkan 4 (empat) tenaga guru bantu pada 4 (empat) sekolah di Canberra yaitu: Hawker College, Melrose High School, Florey Primary School dan Hughes Primary School. Program tersebut dimulai sejak semester 2 tahun 2008 dan pemberian uang lelah bagi tenaga guru bantu dibayar oleh KBRI melalui kantor Atdikbud. 73. Pemerintah PM Kevin Rudd sangat mendukung program pengajaran bahasa asing (Jepang, China, Korea dan Indonesia) di Australia. Data dari Departemen Pendidikan Australia tahun 2008 tentang sekolah yang mengajarkan Bahasa Indonesia sebagai berikut: - Australian Captila Territory/Canberra : 25 sekolah - Victoria/Melbourne : 403 sekolah Queensland/Brisbane : 77 sekolah - Western Australia/Perth : 22 sekolah - South Australia/Adelaide : 122 sekolah - New South Wales/Sydney : 53 sekolah Tasmania : 48 sekolah

You might also like