You are on page 1of 28

LAPORAN PBL KELOMPOK SISTEM TUMBUH KEMBANG ANAK DAN GERIATRI

MODUL 1 GANGGUAN TUMBUH KEMBANG BAYI

OLEH : KELOMPOK 2A
Celli Sri Mariati M. Patri Nasir Lukmianto Hujaima albar Findy wijaya N Asmal Mustafa Hardiyanti Yuyun Sri Ramadhani Muh. Amsrizal S. Restika Janette Mikamareha Khaerul Qadri K. Lutfi Rijal D. Destriani

110208073 110208075 110208077 110208079 110208081 110208083 110208085 110208087 110208089 110208091 110208093 110208095 110208142

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR

2010

SKENARIO : GANGGUAN TUMBUH KEMBANG BAYI Anak laki-laki datang ke puskesmas tanggal 5 Desember 2010 karena demam 1 hari. Anak lahir tanggal 25 Februari 2010 ditolong oleh bidan, bayi lahir dengan pernafasan megap-megap, tonus lemah, BB 3000 gram, PB 49 cm, LK 35 cm. BB 6500, PB 70 cm, penimbangan 2 bulan terakhir berturut-turut beratnya 6100 gram dan 6300 gram, LK 44 cm, saat ini anakn sehari-harimakan nasi dan sayur, lauk-pauk tahu tempe kadang telur. Mulai umur 3 bulan sudah diberi susu formula, pisang, bubur bayi karena sering menangis. Imunisasi BCG 2 bulan, polio 4 kali, hepatitis B umur 40 hari dan 3 bulan, DPT umur 2 bulan dan 6 bulan. Bayi sudah bisa tengkurap bolak-balik, belum bisa duduk dan berdiri sendiri. Bayi mengoceh kadang-kadang, tangan belum bisa memegang kerincingan. Anak bereaksi terhadap suara, dan menengok ke arah sumber suara, belum bisa makan biskuit sendiri, tak tahu main cilukba. Ibi pendidikan SD. Mainan yang ada di rumah: kerincingan, boneka, dan sepeda roda tiga. Ibunya tidak banyak bicara. KLARIFIKASI ISTILAH Imunisasi memberikan kekebalan baik aktif maupun pasif, sehingga anak tidak dapat terkena penyakit BCG (Bacillus Calmette-Guerrin) imunisasi untuk kekebalan bakteri TB

DPT (Difteri Pertusis Tetanus) imunisasi kombinasi dengan vaksin kombinasi antigen toksoid dan antibodi kuman yang diamtikan,diberikan 3 kali semenjak umur bayi 2 bulan dengan interval 4-8 minggu POLIO imunisasi yang digunakan untuk mencegah poliomyelitis yang dapat menyebabakan kelumpuhan pada anak. Dengan frekuensi 4 kali pemberian pada umur 0-11 bulan dengan interval 4 minggu. KATA/KALIMAT KUNCI Demam 1 hari Tgl pemeriksaan : 5 Desember 2010 : BB 6500 gram : PB 70 cm : LK 44 cm Rw kelahiran : - 25 Feb 2010 - Megap-megap - Tonus lemah Penimbangan 2 bulan terakhir: - usia 7 bulan : 6100 gram - usia 8 bulan : 6300 gram Rw makanan : - Usia 3 bulan : - diberi susu formula : - pisang : - Bubur bayi Usia 9 bulan : - nasi : - Lauk pauk (tahu, tempe).

: - kadang telur Rw imunisasi : - BCG bulan ke 2 : - Polio 4 kali : - Hepatitis B 40 hr dan 3 bln : - DPT 2 bln & 6 bln ANALISIS INFORMASI Usia Kronologis : 9 bulan 10 hari Usia koreksi : Usia mental : 4 tahun , 6 bulan Keadaan fisik lahir BB 3 kg : N (2500-4000 gr) PB 49 cm : N (49-51 cm) LK 35 cm : < nilai N (33-35 cm) Pernapasan megap-megap, dan tonus lemah > indikasi resusitasi Keadaan fisik saat ini : BB 6500 gr : tidak normal ( P<3 ), BB 2 bulan terakhir 6100-6300 : T1 ( KMS ) : pertumbuhan tidak sesuai dengan yang diharapkan LK 44 cm : Normal ( tdk lebih 2 SD) Status Gizi berdasarkan Growth Chart : BBU : 6,5 / 9,2 x 100% : 70,6 ( malnutrisi sedang ) TBU : 70 / 72 x 100% : 97,2 BBTB : 6,5 / 8,8 x 100 % :

Riwayat Diet 3 bulan : susu formula, pisang dan bubur bayi 9 bulan : nasi, sayur, lauk pauk, tahu, tempe, telur Riwayat Imunisasi BCG : 1x ( 2 bulan ) Polio 4x : sesuai Hepatitis 2x : ( 40 hari dan 3 bulan ): tidak sesuai DPT 2x : (2 bulan dan 6 bulan ) : kurang Campak (-) : kurang Perkembangan Motorik halus : Belum bisa memegang kerincingan : buruk Belum bisa makan biscuit dengan tangannya sendiri : buruk Motorik kasar : Sudah bisa tengkurap bolak-balik Belum bisa duduk dan berdiri Bahasa : Kadang mengoceh Menoleh kearah suara Sosial : Tidak tahu main cilukba Belum makan biscuit sendiri APE ( alat permainan edukatif ) :kerincingan, boneka, seeda roda tiga

PERTANYAAN PENTING 1. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan bayi secara umum? 2. Bagaimana tahap-tahap tumbuh kembang bayi? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tumbuh kembang bayi dan apakah kondisi bayi pada saat lahir mempengaruhi tumbuh kembang bayi? 4. Apakah makanan yang diberikan sudah sesuai dengan usia bayi? 5. Bagaimana SG bayi berdasarkan Growth Chart? 6. Apakah pemberian imunisasi sudah sesuai dengan usia bayi? 7. Stimulasi atau permainan apa saja yang dapat diberikan jika ditinjau dari segi umur? 8. Apakah pertumbuhan bayi sudah sesuai dengan umurnya bila dihubungkan dengan KMS? 9. Apakah ada hubungan antara kondisi ibu terhadap perkembangan bayi? 10. Bagaimana langkah-langkah diagnosis pada skenario? 11. DD?

JAWABAN PERTANYAAN 1. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan bayi secara umum? LAHIR-3 BULAN - Belajar angkat kepala & mengikuti objek - Tersenyum - Bereaksi dengan suara - Mengenal pengasuhnya - Mengoceh spontan

3-6 BULAN Mengangkat kepala 90 derajat & mengangkat dada dengan bertopang dagu Belajar meraih benda disekitarnya Menaruh benda di mulutnya Memperluas lapangan pandang Tertawa 6-9 BULAN Dapat duduk tanpa dibantu Dapat tengkurap bolak balik Merangkak meraih benda, mendekati seseorang Memindahkan benda dari tangan yang satu ke tangan yang lain Memegang benda kecil dengan ibu jari & telunjuk Bergembira melempar suatu benda Mengenal wajah keluarga, takut dengan orang asing Berpartisipasi dalam gerak tepuk tangan 9-12 BULAN Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu, berjalan dengan dituntun Menirukan suara Mengulang bunyi yang didengar Belajar satu atau dua kata Mengerti perintah/larangan yang sederhana Berpartisipasi dalam permainan

BERAT BADAN Penambahan berat badan bayi pada tahun pertama berkisar antara: 700 1000 gr/bln pd triwulan I 500 600 gr/bln pd triwulan II 350 450 gr/bln pd triwulan III 250 350 gr/bln pd triwulan IV PANJANG BADAN Penambahan panjang badan bayi pada tahun pertama berkisar antara: Trimester I Trimester II Trimester III Trimester IV : 2,8 4,4 cm / bulan : 1,9 2,6 cm / bulan : 1,3 1,6 cm / bulan : 1,2 1,3 cm / bulan

LINGKAR KEPALA Penambahan ukuran lingkar kepala bayi pada tahun pertama berkisar antara: 0 - 3 bln = 2 cm/bln 4 - 6 bln = 1 cm/bln 6 12 bln = 0,5 cm/bln 2. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

A. FAKTOR GENETIK Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan B. FAKTOR LINGKUNGAN 1) Lingkungan Pranatal Gizi ibu pada waktu hamil Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) atau lahir mati. Mekanis Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan. Toksin/ zat kimia Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat teratogen. Misalnya obat-obatan anti kanker dsb dapat menyebabkan kelainan bawaan. Endokrin Hormone-hormon yang mungkin berperan dalam pertumbuhan janin adalah somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid dan insulin. Radiasi Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali atau cacat bawaan lainnya.

Infeksi Infeksi intrauterine yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH> Stress Stress yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin antara lain: cacat bawaan dan kelainan kejiwaan. Imunitas Rhesus ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis atau lahir mati. Anoksia Embrio Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat, menyebabkan BBLR (Berat badan Lahir Rendah) 2) Lingkungan Post-natal Lingkungan biologis Ras/ suku bangsa Pertubuhan somatic juga dipengaruhi oleh ras/ suku bangsa. Jenis kelamin Dikatakan anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan anak perempuan. Umur Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kekurangan gizi. Gizi Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan dewasa, karena makanan bagi

anak dibutuhkan juga untuk pertumbuhan, diman dipengaruhi oleh ketahanan makanan keluarga. Perawatan kesehatan Perawatan kesehatan yang teratur, tidak saja kalau anak sakit, tetapi pemeriksaan kesehatan dan menimbang anak secara rutin setiap bulan, akan menunjang pada tumbuh kembang anak. Kepekaan terhadap penyakit Dengan memberikan imunisasi, maka diharapkan anak terhindar dari penyakit-penyakit yang sering menyebabkan cacat atau kematian. Faktor fisik Cuaca, musim dan keadaan geografis suatu daerah Musim kemarau yang panjang/ adanya bencana alam, dapat berdampak pada tumbuh kembang anak, antara lain : akibat gagalnya panen, sehngga banyak anak yang kekurangan gizi. Sanitasi Sanitasi lingkungan memiliki peranan penting yang cukup dominan dalam penyediaan lingkungan yang mendukung kesehatan anak dan tumbuh kembangnya. Keadaan rumah Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunan yang tidak membahayakan penghuninya, serta tidak penuh sesak akan menjamin kesehatan penghuninya. Faktor psikososial Stimulasi

Anak yang mendapat stimulasi terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang/ tidak mendapat stimulus. Stress Stress pada anak akan berpengaruh pada anak berpengaruh pada tumbuh kembangnya. Cinta dan kasih sayang Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan dilindungi. Anak memerlukan kasih sayang dan perlakuan yang adil dari orang tuanya. Kualitas interaksi anak dan orang tua Interaksi timbale balik antara anak dan orang tua, akan menimbulkan keakraban dalam keluarga. Faktor keluarga Pekerjaan dan pendapatan keluarga Pendapatan keluarga yang baik akan menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua akan menyediakan segala kebutuhan anak. Pendidikan orang tua. Merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak. Jumlah saudara Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya cukup akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih saying yang diterima anak. Stabilitas rumah tangga Tumbuh kembang anak akan berbeda pada keluarga yang harmonis dibandingkan dengan mereka yang kurang harmonis.

Kepribadian orang tua Kepribadian orang tua yang terbuka tentunya berpengaruh berbeda tehadap tumbuh kembang anak, bila dibandingkan dengan mereka yang yang kepribadiannya tertutup.

4. Apakah makanan yang diberikan sudah sesuai dengan usia bayi? umur 0-6 6-9 makanan ASI saja ASI Buah Bubur susu Tim saring Jumlah sehari Sesuka bayi Sesuka bayi 2 kali 2 kali 1 kali 10.00 16.00 08.00 13.00 18.00 9-12 ASI Buah Bubur susu Tim Sesuka bayi 2 kali 1 kali 2 kali 10.00 16.00 08.00 13.00 18.00 jam

5. Bagaimana SG bayi berdasarkan Growth Chart?

Berdasarkan BBU: 6,5/9,2 x 100% = 70,65% Berdasarkan TBU: 70/72 x 100% = 97,2%

Berdasarkan Gomezz: >90 75 90 61 74 60 : normal : Malnutrisi 1 : Malnutrisi sedang : Malnutrisi berat

Berdasarkan BBU: Malnutrisi sedang Berdasarkan TBU: Normal 6. . Apakah pemberian imunisasi sudah sesuai dengan usia bayi? umur pemberian imunisasi Vaksin Bulan Tahun Lhr 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 2 3 5 6 Program pengembangan imunisasi (PPI, diwajibkan) BCG 1 Hepatitis 1 2 3 B Polio 0 1 2 3 4 5 DPT 1 2 3 4 5

10 12

6 dT atau TT

Campak 1 2 program pengembangan imunisasi non PPI (non PPI, diwajibkan) Hib 1 2 3 4 MMR 1 2 Tifoid Ulangan tiap tiga tahun Hepatitis Diberikan 2 A kali,interval 6-12 bln Varisela 1

Jenis-jenis imunisasi pada anak < 1 tahun BCG HEPATITIS B POLIO DPT CAMPAK Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi polio atau campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah placenta selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap campak. JENIS IMUNISASI Sesuai dengan program pemerintah, anak-anak wajib mendapatkan imunisasi dasar terhadap tujuh macam penyakit yaitu TBC, difteria, tetanus, batuk rejan (pertusis), polio, campak (measles, morbili) dan hepatitis B.Sedangkan imunisasi terhadap penyakit lain seperti gondongan (mumps), campak Jerman (rubella), tifus, radang selaput otak (meningitis) Hib, hepatitis A,cacar air (chicken pox, varicella) dan rabies tidak diwajibkan, tetapi

dianjurkan.Berikut ini penjelasan mengenai beberapa vaksin yang sering diberikan pada anak: 1. Vaksin BCG Penularan penyakit TBC terhadap seorang anak dapat terjadi karena terhirupnya percikan udara yang mengandung kuman TBC. Kuman ini dapat menyerang berbagai organ tubuh, seperti paru-paru (paling sering terjadi),kelenjar getah bening, tulang, sendi, ginjal, hati, atau selaput otak (yangterberat). Pemberian imunisasi BCG sebaiknya dilakukan pada bayi yang barulahir sampai usia 12 bulan, tetapi imunisasi ini sebaiknya dilakukan sebelum,bayi berumur 2 bulan. Imunisasi ini cukup diberikan satu kali saja.Bila pemberian imunisasi ini "berhasil," maka setelah beberapa minggu di tempat suntikan akan timbul benjolan kecil. Karena luka suntikan meninggalkan bekas, maka pada bayi perempuan, suntikan sebaiknya dilakukan dipaha kanan atas. Biasanya setelah suntikan BCG diberikan, bayi tidak menderita demam. 2. Vaksin DPT (Difteria, Pertusis, Tetanus) Kuman difteri sangat ganas dan mudah menular. Gejalanya adalah demam tinggi dan tampak adanya selaput putih kotor pada tonsil (amandel) yang dengan cepat meluas dan menutupi jalan napas. Selain itu racun yang dihasilkan kuman difteri dapat menyerang otot jantung, ginjal, dan beberapa serabutsaraf. Racun dari kuman tetanus merusak sel saraf pusat tulang belakang,mengakibatkan kejang dan kaku seluruh tubuh. Pertusis (batuk 100 hari) cukupparah bila menyerang anak balita, bahkan penyakit ini dapat menyebabkan kematian.Di Indonesia vaksin terhadap difteri, pertusis, dan

tetanus terdapat dalam 3jenis kemasan, yaitu: kemasan tunggal khusus untuk tetanus, bentuk kombinasi DT, dan kombinasi DPT. Imunisasi dasar DPT diberikan 3 kali, yaitu sejakbayi berumur 2 bulan dengan selang waktu penyuntikan minimal selama 4minggu. Suntikan pertama tidak memberikan perlindungan apa-apa, itu sebabnya suntikan ini harus diberikan sebanyak 3 kali. Imunisasi ulang pertama dilakukan pada usia 1 _ - 2 tahun atau kurang lebih 1 tahun setelah suntikan imunisasi dasar ke-3. Imunisasi ulang berikutnya dilakukan pada usia 6 tahun atau kelas 1 SD. Pada saat kelas 6 SD diberikan lagi imunisasi ulang dengan vaksin DT (tanpa P). Reaksi yang terjadi biasanya demam ringan, pembengkakan dan nyeri di tempat suntikan selama 1-2 hari. Imunisasi ini tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah dan yang menderita kejang demam kompleks. 3. Vaksin Polio Gejala yang umum terjadi akibat serangan virus polio adalah anak mendadak lumpuh pada salah satu anggota geraknya setelah demam selama 25 hari.Terdapat 2 jenis vaksin yang beredar, dan di Indonesia yang umum diberikan adalah vaksin Sabin (kuman yang dilemahkan). Cara pemberiannya melalui mulut.Di beberapa negara dikenal pula Tetravaccine, yaitu kombinasi DPT dan polio.Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru lahir atau berumur beberapa hari dan selanjutnya diberikan setiap 4-6 minggu. Pemberian vaksin polio dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B, dan DPT. Imunisasi ulangan diberikan bersamaan dengan imunisasi ulang DPT.

4. Vaksin Campak (Morbili, Measles) Penyakit ini sangat mudah menular. Gejala yang khas adalah timbulnya bercak-bercak merah di kulit setelah 3-5 hari anak menderita demam, batuk,atau pilek. Bercak merah ini mula-mula timbul di pipi yang menjalar ke muka,tubuh, dan anggota badan. Bercak merah ini akan menjadi coklat kehitaman dan menghilang dalam waktu 7-10 hari.Pada stadium demam, penyakit campak sangat mudah menular. Sedangkan pada anak yang kurang gizi, penyakit ini dapat diikuti oleh komplikasi yang cukup berat seperti radang otak (encephalitis), radang paru, atau radang saluran kencing. Bayi baru lahir biasanya telah mendapat kekebalan pasif dari ibunya ketika dalam kandungan dan kekebalan ini bertahan hingga usia bayi mencapai 6 bulan.Imunisasi campak diberikan kepada anak usia 9 bulan. Biasanya tidak terdapatreaksi akibat imunisasi. Namun adakalanya terjadi demam ringan atau sedikitbercak merah pada pipi di bawah telinga, atau pembengkakan pada tempat suntikan. 5. Vaksin Hepatitis B Cara penularan hepatitis B dapat terjadi melalui mulut, transfusi darah, dan jarum suntik. Pada bayi, hepatitis B dapat tertular dari ibu melalui plasenta semasa bayi dalam kandungan atau pada saat kelahiran. Virus ini menyerang hati dan dapat menjadi kronik/menahun yang mungkin berkembang menjadi cirrhosis (pengerasan) hati dan kanker hati di kemudian hari.Imunisasi dasar hepatitis B diberikan 3 kali dengan tenggang waktu 1 bulan antara suntikan pertama dan kedua, dan tenggang waktu 5 bulan antara suntikan kedua dan ketiga. Imunisasi ulang diberikan 5 tahun setelah pemberian imunisasi dasar.

6. Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) Vaksin ini masih diimpor dan harganya cukup mahal. Penyakit gondonga sebenarnya tidak berbahaya, tetapi bisa mengakibatkan komplikasi yang serius seperti radang otak dan radang buah pelir (pada pria) atau kandung telur (pada wanita) dan dapat mengakibatkan kemandulan. Penyakit rubella sebenarnya ringan, tetapi dapat membahayakan karena dapat merusak janin dalam kandungan pada masa kehamilan muda. Imunisasi MMR diberikan satu kali setelah anak berumur 15 bulan. Imunisasi ulang dilakukan setelah anak berusia 12 tahun. 7. Vaksin Tifus/ Demam Tifoid Vaksin ini tidak diwajibkan dengan pertimbangan bahwa penyakit tifus tidak berbahaya pada anak dan jarang menimbulkan komplikasi. Gejala penyakit yang khas adalah demam tinggi yang dapat berlangsung lebih dari 1 minggu disertai dengan lidah yang tampak kotor, sakit kepala, mulut kering, rasa mual, lesu,dan kadang-kadang disertai sembelit atau mencret. Ada 2 jenis vaksin demam tifoid, yaitu vaksin oral (Vivotif) dan vaksin suntikan (TyphimVi). Vaksin suntikan diberikan sekali pada anak umur 2 tahun dan diulang setiap 3 tahun.Vaksin oral diberikan pada anak umur 6 tahun atau lebih. Kemasan vaksin oral terdiri dari 3 kapsul yang diminum sekali sehari dengan selang waktu 1 hari. 8. Vaksin Radang Selaput Otak Haemophilus influenzae tipe B (Hib) Penyakit ini berbahaya dan paling sering menyerang anak usia 6-12 bulan.Radang selaput

otak Hib sering mengakibatkan cacat saraf atau kematian. DiIndonesia telah beredar 2 jenis vaksin Hib, yaitu ActHIB buatan Perancis dan PedvaxHIB buatan USA.PedvaxHIB: Imunisasi dasar diberikan 2 kali pada usia 2-14 bulan dengan selang waktu 2 bulan. Bila dosis kedua diberikan pada usia di bawah 12 bulan, maka imunisasi ulangan harus diberikan paling cepat 2 bulan setelah suntikan kedua. Untuk anak yang baru mendapat imunisasi setelah berusia lebih dari 15 bulan, maka imunisasi cukup diberikan satu kali tanpa ulangan. ActHIB: Imunisasi dasar diberikan pada usia 2-6 bulan sebanyak 3 kali dengan jarak waktu 1-2 bulan. Imunisasi ulangan diberikan 12 bulan setelah imunisasi terakhir. Bila imunisasi diberikan pada usia 1-5 tahun maka cukup diberikan satu kali tanpa ulangan. 9. Vaksin Hepatitis A Walaupun gejalanya lebih nyata dan lebih berat dari hepatitis B, penyakit ini jarang menyebabkan komplikasi atau kematian. Tanda-tandanya adalah demam, mual, lesu, mata dan kulit kekuningan disertai warna kencing seperti air teh. Biasanya akan sembuh dalam waktu 2-3 minggu. Imunisasi dasar dengan vaksin Havrix diberikan 2 kali dengan selang waktu 2-4 minggu. Dosis ke-3 diberikan 6 bulan setelah suntikan pertama. 10. Vaksin Cacar Air (Varicella) Cacar air merupakan penyakit yang sangat menular, tetapi ringan. Gejalanya khas, mula-mula timbul bintik kemerahan yang makin membesar membentuk gelembung berisi air dan akhirnya mengering dalam waktu 1 minggu. Gejala ini mula-mula muncul di daerah perut, dada dan punggung,

kemudian menyebar ke muka, kepala dan anggota badan. Komplikasi yang mungkin timbul adalah radang kulit, radang paru (pneumonia), radang otak (encephalitis), atau varicella kongenital bila ibu menderita varicella pada kehamilan muda. Harga vaksin (Varillix) masih mahal, karena itu direkomendasikan diberikan pada anak berusia di atas 12 tahun yang belum pernah terkena varicella dan diulang 6-8 minggu kemudian. Jadwal Pemberian Imunisasi Wajib 1 bulan : Hepatitis B-1, BCG, OPV-1 (oral polio vaccine) 2 bulan : Hepatitis B-2, DPT-1, OPV-2 3 bulan : DPT-2, OPV-3 4 bulan : DPT-3, OPV-4 7 bulan : Hepatitis B-3 9 bulan : Campak Rekomendasi ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Periode 2004*(*revisi
September 2003)

7. Stimulasi atau permainan apa saja yang dapat diberikan jika ditinjau dari segi umur? Stimulasi suara Stimulasi gerakan pada saat bermain - Mengajari memasukkan benda - Mengajari mengucapkan kata mama/papa - Mengajari berdiri dan duduk Alat permainan yang dianjurkan pada usia 0-12 bulan: - Benda-benda yang aman untuk dimasukan ke mulut atau dipegang. - Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka. - Alat permainan yang lunak berupa boneka orang atau binatang.

- Alat permainan yang dapat digoyangkan an keluar suara. - Alat permainan berupa selimut dan boneka. - Giring-giring. 8. Apakah pertumbuhan bayi sudah sesuai dengan umurnya bila dihubungkan dengan KMS?

9. Apakah ada hubungan antara kondisi ibu terhadap perkembangan bayi? Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi cara pengasuhan yang baik,menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya, dsb.

Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka tentu pengaruhnya berbeda terhadap tumbuh kembang anak, bila dibandingkan dengan mereka yang kepribadiannya tertutup. 10. Bagaimana langkah-langkah diagnosis pada skenario? 1. OBSERVASI dan ANAMNESIS OBSERVASI : Ketika balita masuk ruang periksa, cara berjalan, penampilan wajah, bentuk kepala, proporsi tubuh, pandangan mata, sangat penting, Riwayat komnikasi, cara bicara, interaksi dgn lingkungan, perilaku dll. ANAMNESIS : Kecurigaan orangtua perkembangan sebelumnya Faktor-faktor risiko. 2. PEMERIKSAAN FISIK 1. Tinggi badan, berat badan, lingkar kepala 2. Pemeriksaan fisik umum 3. Pemeriksaan neurologis dasar 3. Pemeriksaan penunjang : Skreening perkembangan: - motor kasar / gerak kasar - motor halus / gerak halus - bahasa-bicara-kecerdasan - Kemampuan bergaul-mandiri

11. DD ? a. Cerebral palsy DEFINISI adalah suatu kelainan gerakan dan postur yang tidak progresif, oleh karena kerusakan /gangguan pada sel-sel motorik pada SSP yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya. ETIOLOGI - pranatal - perinatal - post natal DIAGNOSIS DAN GEJALA KLINIS - Anamnesis - Pemeriksaan perkembangan motorik,sensorik dan mental Kriteria diagnostik ->Masa umur kurang dari 2 tahun : - Keterlambatan perkembangan motorik, seperti duduk atau jalan. - Terdapat paralisis spastik - Terdapat gerakan-gerakan involunter - Menetapnya refleks primitif - Tidak/keterlambatan timbulnya refleks-refleks yang lebih tinggi, seperti refleks landau sesudah umur 10 bln. PEMERIKSAAN PENUNJANG - pemeriksaan mata dan pendengaran - Pemeriksaan cairan serebrospinal

- Pemeriksaan serum antibodi terhadap rubela, sitomegalo virus, toksoplasmosis, dan herpes simpleks. - Foto kepala - CT scan / MRI - Analisa kromosom - Penilaiaan psikologik b. Gangguan bicara dan bahasa DEFENITIF Perkembangan bahasa normal Hemisfer kiri merupakan pusat kemampuan bahasa 94% kinan dan > 75% pada orang dewasa kidal. ETIOLOGI 1. lingkungan 2. Emosi 3. Masalah pendengaran 4. Perkembangan terlambat 5. Cacat bawaan. 6. Kerusakan otak GEJALA Dicurigai adanya gangguan perkembangan kemampuan bahasa pada anak, kalau ditemukan gejala-gejala sebagai berikut : 1. Pada usia 6 bln anak tidak mampu memalingkan mata serta kepalanya terhadap suara yang datang dari belakang atau samping.

2. Pada usia 10 bulan anak tidak memberi reaksi terhadap panggilan namanya sendiri. 3. Pada umur 15 bulan tidak mengerti dan memberi reaksi terhadap katakata jangan, da-da,dsb 4. Pada usia 18 bulan tidak dapat menyebut sepuluh kata tunggal. 5. Pada usia 21 bulan tidak memberi reaksi terhadap perintah (mis : duduk, berdiri). 6. Pada usia 24 bulan: - tidak bisa menyebut bagian-bagian tubuh. - belum mampu mengetengahkan ungkapan yang terdiri dari 2 kata. 7. setelah usia 24 bulan hanya mempunyai perbendaharaan kata yang sangat sedikit/ tidak mempunyai kata-kata huruf z pada frase. DIAGNOSIS 1. Anamnesis 2. Instrumen penyaring 3. Pemeriksaan fisik 4. Pengamatan saat bermain 5. Pemeriksaan laboratorium 6. Konsultasi PROGNOSIS Prognosis gangguan bicara pada anak tergantung pada penyebabnya. Dikatakan bahwa anak dengan gangguan fonologi biasanya prognosisnya lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA Baratawidjaja,Karnen Garna.2006.Imunologi Dasar Edisi Ke 7 Cetakan ke 5.Jakarta:FK UI. Narendra,Moersintowati B,et all.2002.Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi Pertama.Jakarta: IDAI,Sagung Seto. Soetjiningsih,dr.SpAK.1995.Tumbuh Kembang Anak.Jakarta:EGC. www.google.com

You might also like