You are on page 1of 18

Journal Reading GANGGUAN GAIT DAN KESEIMBANGAN PADA GERIATRI

Disusun oleh: Kelompok 432

DISUSUN OLEH:
Esti Rahmawati S Christiana Yayi TL Elisa Gunawan Fariziyah Dwi S Primadita Widha W Rensa Shandra I. G0007064 G0007052 G0007192 G0007197 G0007132 G0007138

PEMBIMBING:

Suratno, dr., Sp.S (K)


KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

GANGGUAN GAIT DAN KESEIMBANGAN PADA GERIATRI

Gangguan Gait dan keseimbangan biasa terjadi pada geriatri dan merupakan penyebab utama jatuh pada populasi ini. Mereka dikaitkan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas, serta penurunan fungsi. Penyebab umum termasuk arthritis dan hipotensi ortostatik, namun, sebagian besar gait dan gangguan keseimbangan melibatkan beberapa faktor. Perubahan dalam gaya berjalan yang berhubungan dengan kondisi medis yang mendasari dan tidak harus dianggap sebagai konsekuensi tak terelakkan dari penuaan. Dokter merawat pasien geriatri harus bertanya setidaknya setiap tahun tentang jatuh, dan harus bertanya atau memeriksa gaya berjalan dan keseimbangan setidaknya sekali. Dokter harus menanyakan kesulitan dengan gait dan keseimbangan, dan harus memperhatikan jika ada gait atau disfungsi keseimbangan lain. The Timed Up dan Go test adalah alat diagnostik cepat dan handal. Orang yang mengalami kesulitan atau menunjukkan ketidakstabilan dalam melakukan Timed Up and Go test, biasanya dengan terapi fisik, untuk membantu menjelaskan gangguan gait dan keterbatasan fungsional terkait. Strategi yang paling efektif untuk mencegah jatuh melibatkan evaluasi multifaktorial diikuti oleh intervensi yang ditargetkan untuk faktor diidentifikasi. Bukti tentang efektivitas intervensi untuk gangguan gait dan keseimbangan terbatas karena kurangnya ukuran hasil standar menentukan kiprah dan kemampuan keseimbangan. Namun, pilihan yang efektif untuk pasien dengan gangguan gait dan keseimbangan antara latihan dan terapi fisik. Strategi yang paling efektif untuk mencegah jatuh, melibatkan evaluasi multifaktorial, diikuti oleh intervensi yang ditargetkan, untuk mengidentifikasi faktor. Bukti tentang efektivitas intervensi untuk gangguan gait dan keseimbangan terbatas karena kurangnya ukuran hasil standar dalam menentukan gait dan kemampuan keseimbangan. Namun, merupakan pilihan yang efektif untuk pasien dengan gangguan gait dan keseimbangan, termasuk latihan dan terapi fisik.

Gangguan gait dan keseimbangan adalah penyebab utama terbanyak terjadinya jatuh pada lansia dan sering menyebabkan cedera, disability, hilangnya kemandirian dan terbatasnya kualitas hidup. Gangguan gait dan keseimbangan biasanya multifaktorial dalam penyebab dan memerlukan penilaian yang komprehensif untuk menentukan faktor yang berkontribusi dan target intervensi. Kebanyakan perubahan gaya berjalan yang terjadi pada orang dewasa yang lebih tua berhubungan dengan kondisi medis, terutama karena peningkatan kondisi dalam keparahan, dan harus tidak dipandang hanya sebagai konsekuensi tak terelakkan dari proses penuaan. identifikasi dini gangguan gait dan keseimbangan dan intervensi yang tepat dapat mencegah disfungsi dan hilangnya kemandirian. Sedikitnya 30% dari 65 orang lansia menunjukkan kesulitan berjalan mengitari 3 blok dan memanjat satu anak tangga, dan kurang lebih 20% memerlukan bantuan untuk bergerak. Dalam sampel lansia yang bukan institusional, 35% mempunyai abnormal gait. Prevalensi abnormal gait meningkat sesuai peningkatan umur dan lebih tinggi pada orang-orang di rumah sakit dengan keadaan akut dan pada mereka yang tinggal dalam jangka panjang, dalam fasilitas perawatan. Dalam suatu studi, gangguan gait terdeteksi pada sekitar 25 persen orang 70 sampai 74 tahun, dan hampir 60 persen dari mereka 80-84 tahun.

Perubahan Gait berdasar Usia Untuk menentukan bahwa gait yang abnormal dapat menjadi tantangan, karena tidak ada standar yang jelas yang diterima untuk menentukan gait yang normal pada lansia. Sebuah studi membandingkan membandingkan orang sehat berusia 70-an mereka dengan orang sehat berusia 20-an menunjukkan penurunan 10 sampai 20 persen pada kecepatan gait dan panjang langkah populasi lansia. Karakteristik lainnya dari gait yang sering berubah karena proses penuaan yaitu peningkatan lebar cara berdiri, peningkatan waktu yang dihabiskan dalam fase doubble support (yaitu dengan kedua kaki di tanah), postur membungkuk, dan kekuatan dorongan saat mendorong. Perubahan ini dapat mewakili adaptasi

terhadap perubahan dalam sistem sensorik atau motorik untuk menghasilkan pola gait lebih aman dan lebih stabil. Istilah gait senile disorder sudah digunakan untuk menggambarkan gangguan gaya berjalan pada lansia ketika penyakit yang mendasari tidak dapat diidentifikasi. Hal ini dapat ditandai dengan jalan yang terseok-seok lamban, berjalan yang diseret-seret, dan pola berjalan yang berhati-hati. Namun, pemahaman saat ini pada gangguan gait, menantang istilah ini karena sebagian perubahan besar pada gait dan keseimbangan yang dianggap berasal dari satu atau lebih kondisi yang mendasarinya. Hingga 20% lansia menjaga pola gaya berjalan yang normal sampai usia yang sangat tua, memperkuat bahwa proses penuaan tidak selalu pasti disertai dengan gangguan gait. Pola senile gait sebenarnya dapat mewakili manifestasi awal dari penyakit subklinis, karena terjadinya saling berkorelasi dengan resiko penyakit jantung, demensia, dan kematian. Penyebab Kondisi medis yang berhubungan dengan gangguan gait dan

keseimbangan dapat dilihat pada tabel 1. Mereka dapat menyebabkan gangguan gait dan keseimbangan untuk berbagai alasan, seperti menyebabkan nyeri, sesak nafas, ketidakseimbangan, kekuatan berkurang, berbagai gerakan terbatas, poor postur, penurunan persepsi sensorik, kelelahan, dan penurunan kesadaran dan kemampuan untuk beradaptasi untuk melintasi melalui lingkungan yang mungkin berbahaya. Selain itu, operasi baru atau rawat inap dan lainnya penyakit medis akut dapat menyebabkan gangguan gait dan keseimbangan. Penggunaan obat multiple (empat atau lebih), serta kelas khusus dari obat, dapat menyebabkan gangguan gait dan tingkat peningkatan kejadian jatuh. Dalam suatu studi yang dilakukan oleh suatu komunitas kedokteran keluarga, gangguan gait dan keseimbangan yang multifaktorial pada 75% pasien lansia.

Dan dalam studi yang dilaporkan pada pasien dengan kesulitan berjalan, masalah paling umum yang sering ditemui adalah arthritis (37%) dan hipertensi orthostatik (9%).

Evidence Bukti Klinis Gangguan gait dan keseimbangan biasanya bersifat multifaktorial dalam etiologi dan memerlukan penilaian yang komprehensif untuk menentukan faktor resiko dan target intervensi Lansia harus dianamnesis tentang jatuh setidaknya tiap tahun Lansia harus ditanya atau diperiksa untuk gangguan gait C C 4,2730 4,2730 4,2730 rating C References 6,8,1214

dan keseimbangan setudaknya setahun sekali Lansia yang melaporkan kejadian jatuh harus dianamnesis C tentang kesulitan dalam gait dan keseimbangan, dan harus diamati untuk setiap gait dan gangguan keseimbangan Latihan dan terapi fisik dapat membantu meningkatkan gait dan keseimbangan pada lansia B

48,49,59 63

A = consistent, good-quality patient-oriented evidence; B = inconsistent or limited-quality patient-oriented evidence; C = consensus, disease-oriented evidence, usual practice, expert opinion, or case series.

Kondisi medis dan Faktor Resiko yang berhubungan dengan gangguan gait dan keseimbangan

Dalam suatu kelompok masyarakat yang ditempati oleh orang dewasa yang lebih tua dari usia 88 tahun, nyeri sendi dilaporkan sebagai kontributor paling umum untuk masalah gaya berjalan (32 %), diikuti oleh beberapa penyebab, termasuk stroke (1 %), gangguan penglihatan (1 %), dan nyeri punggung atau leher (0,5 %) . Lama pasien yang dirujuk ke klinik neurologi untuk evaluasi gangguan gait dari etiologi yang tidak diketahui didiagnosis dengan berbagai kondisi neurologis, termasuk myelopati (umumnya terkait dengan spondylosis servikalis), kelainan sensorik (baik kelainan visual, vestibular, proprioseptif), stroke berulang, hidrosefalus ringan/tekanan yang normal, penyakit parkinson, dan gangguan cerebellar.

Diagnosis Riwayat dan Pemeriksaan Fisik

Karena gangguan gaya berjalan dan keseimbangan adalah penyebab utama jatuh, dan memprediksi kemungkinan jatuh lebih konsisten daripada faktor risiko lain diidentifikasi (kemungkinan kisaran rasio, 1,7 menjadi 2,4), evaluasi gaya berjalan dan keseimbangan adalah penting langkah dalam mengidentifikasi orangorang pada peningkatan risiko jatuh. Selain itu, pasien yang telah jatuh dalam satu tahun terakhir secara signifikan lebih mungkin untuk jatuh lagi (rasio kemungkinan kisaran, 2,3 sampai 2,8). Pedoman pencegahan jatuh merekomendasikan bahwa dokter meminta orang tua (terutama mereka yang lemah atau rentan) setidaknya setiap tahun sekali, dan bertanya tentang pengalaman jatuh mereka atau memeriksa untuk kesulitan dengan gaya berjalan dan keseimbangan. Orang tua yang melaporkan jatuh harus ditanya tentang kesulitan dengan gaya berjalan dan keseimbangan, dan harus diamati untuk setiap disfungsi gaya berjalan atau keseimbangan apapun. Pasien yang datang ke dokter mereka setelah jatuh, melaporkan jatuh berulang, menunjukkan kelainan gaya berjalan dan keseimbangan, atau laporan kesulitan dalam berjalan atau keseimbangan harus menjalani suatu penilaian yang komprehensif. Evaluasi kelainan gaya berjalan dan keseimbangan sejajar dengan evaluasi jatuh dan dijelaskan dalam Tabel 2. Masalah pasien (misalnya, kakinya sakit) dan penjelasan tentang meerangkum evaluasi gaya berjalan dan keseimbangan gangguan. Gejala yang terkait dapat membantu dalam mengidentifikasi kondisi mendasar dan menyempitkan diagnosis banding (Tabel 3). Informasi mengenai jatuh sebelumnya, termasuk keadaan sekitar jatuh dan gejala terkait, harus dicari. Pengasuh mungkin dapat memberikan informasi berharga tentang jatuh atau kesulitan dengan berjalan. Penting pula untuk menanyakan tentang bahaya lingkungan yang umumnya berkontribusi untuk jatuh, termasuk pencahayaan yang buruk, permukaan licin, karpet yang melipat, kabel listrik, daerah dengan kekacauan tinggi, tangga yang curam, kursi yang rendah, dan kurangnya pipa pegangan dekat toilet dan kamar mandi. Sebuah riwayat medis dan peninjauan sistem yang hati-hati dapat membantu mengungkapkan faktor yang berkontribusi terhadap gangguan gaya

berjalan dan keseimbangan. . Meninjau pengobatan juga

merupakan aspek

penting dalam evaluasi gaya berjalan dan keseimbangan, terutama baru-baru ini obat-obat yang ditambahkan, obat-obatan dengan perubahan dosis, dan obat-obat dengan efek samping dikenal. Penentuan status mobilitas pasien dan tingkat fungsional sangat membantu untuk mengukur penurunan saat ini, serta target tingkat pemulihan. Status mobilitas dapat dinilai dengan skala Klasifikasi Ambulasi Fungsional, yang termasuk tingkat bantuan manusia yang diperlukan untuk memindahkan dan jenis pijakan pasien dapat dirundingkan (Tabel 4). Tingkat fungsional pasien harus dinilai dengan menanyakan tentang kemandirian dalam kegiatan kehidupan sehari-hari (misalnya, mandi, berpakaian, makan, MCK) dan bantuan aktivitas hidup sehari-hari (misalnya, transportasi, belanja, memasak, pekerjaan rumah tangga, binatu/cucian) Pada pemeriksaan fisik terhadap pasien seharusnya kita lakukan evaluasi apakah ada hipertensi ortostatik, masalah pendengaran dan penglihatan, dan bagaimana kondisi jantung dan paru-parunya. Pasien juga seharusnya kita evaluasi untuk deformitas persendian, bengkak, ketidakstabilan, keterbatasan dalam tingkat pergerakan yang di sekitar pinggul, lutut, pergelangan kaki, pungggung, leher, lengan, dan kaki. Postur/sikap tubuh seharusnya diperiksa, dan alas kaki seharusnya kita nilai dari segi kenyamanan, dukungan, dan kestabilan. Dokter harus mencari defisit neurologis fokal, dan menilai untuk kekuatan otot dan tonus, refleks, sensasi, proprioception, tremor, koordinasi, dan fungsi cerebellum dan vestibular. Selain itu, pasien harus memiliki status evaluasi kognitif dan skrining depresi. Ketakutan akan jatuh dapat dinilai secara langsung atau menggunakan kuesioner yang sah. Pengamatan gaya berjalan harus dilakukan, yang dilaksanakan dengan mengamati pasien masuk dan keluar ruang pemeriksaan. Aspek-aspek dalam berjalan yang harus dievaluasi meliputi sikap, postur, kesulitan dalam memulai, langkah kecepatan, panjang, simetri, irama, ketidakstabilan/fluiditas gerakan, ketidakstabilan, dan kebutuhan assistance. Tabel 5 mengulas pola gaya berjalan yang paling umum dialami dalam populasi yang lebih tua, bersama dengan tandatanda yang berhubungan dan terkait penyebab. Kelainan dapat diungkapkan

dengan menambahkan tantangan terhadap keadaan berjalan, seperti menyuruh pasien berjalan secara bersama-sama dalam pola Tandem (kaki ke tumit) dan sebentar pada jari kaki dan tumit. Ketidakmampuan untuk melakukan gaya berjalan Tandem telah ditemukan untuk memprediksi terjadinya jatuh. Pemeriksaan Klinis Khusus Orang tua yang mengalami jatuh seharusnya kita lakukan suatu penilaian terhadap gaya berjalan dan keseimbangan dengan menggunakan satu dari metode evaluasi yang tersedia, termasuk Tes Time Up and Go, Skala Keseimbangan Berg, atau Penilaian Mobilitas Berorientasi Kinerja (POMA). Tidak ada penelitian prospektif yang memadai yang mendukung pemilihan tes yang spesifik untuk gaya berjalan dan keseimbangan. Akan tetapi, Skala keseimbangan Berg dan POMA memerlukan 10-20 menit untuk dilakukan. Sebaliknya, tes Time Up and Go adalah alat diagnostic yang handal untuk kelainan gaya berjalan dan keseimbangan, dan cepat untuk melakukannya. Waktu dihitung saat pasien bangkit dari kursi tanpa menggunakan lengan mereka, jalan 3 meter, berputar, kembali ke kursi semula, dan duduk. Mereka diijinkan untuk menggunakan alat bantu berjalan mereka yang biasanya. Bila waktu kurang dari 10 detik dianggap normal, dan bila 14 detik atau lebih dianggap tidak normal dan dikaitkan dengan peningkatan risiko jatuh. Pasien yang melakukan latihan ini lebih dari 20 detik biasanya memiliki gangguan berjalan yang lebih parah. TesTimed Up and Go adalah sensitif (87 persen) dan spesifik (87 persen) ukuran untuk mengidentifikasi orang tua yang rentan terhadap falls. Hal iIni berkorelasi baik dengan skala lain yang lebih rinci, tetapi lebih cepat dan mudah untuk dilakukan. Orang yang mengalami kesulitan atau menunjukkan kegoyahan dalam melakukan uji Timed Up and Go memerlukan penilaian lebih lanjut, biasanya dengan seorang terapis fisik, untuk membantu menjelaskan gangguan gait dan terkait dengan keterbatasan fungsional. Pasien yang melakukan tugas di lebih dari 20 detik biasanya memiliki gangguan gait lebih parah. The Timed Up and Go tes adalah tes yang sensitif (87

persen) dan spesifik (87 persen) untuk mengidentifikasi orang tua yang rentan terhadap jatuh. Orang yang mengalami kesulitan atau menunjukkan kegoyangan melakukan Timed Up and Go menguji memerlukan penilaian lebih lanjut, biasanya dengan terapis fisik, untuk membantu menjelaskan gangguan gait dan terkait keterbatasan fungsional.

Tabel 2 Evaluasi Gangguan Gaya Berjalan dan Keseimbangan pada orang tua Riwayat Medis masalah akut dan kronis Sistem pemeriksaan lengkap Riwayat jatuh (jatuh sebelumnya, cedera akibat jatuh, keadaan jatuh, dan gejala yang terkait) Dasar kesulitan dalam berjalan (misalnya, nyeri, ketidakseimbangan) dan gejala terkait Riwayat operasi Aktivitas biasa, status mobilitas, dan level fungsi Tinjauan pengobatan Pengobatan baru atau perubahan dosis Jumlah dan jenis obat Pemeriksaan fisik Afektif / kognitif (delirium, demensia, depresi, ketakutan akan jatuh) Kardiovaskular (murmur, aritmia, bruit karotis) Muskuloskeletal (pembengkakan sendi, kelainan bentuk, atau ketidakstabilan; keterbatasan dalam rentang gerak yang melibatkan lutut, pinggul, punggung, leher, lengan, pergelangan kaki, dan kaki, kyphosis, alas kaki) Neurologis (kekuatan otot dan nada, refleks, koordinasi, sensasi, adanya tremor, fungsi cerebellum, vestibular, dan sensorik; proprioception) Sensoris (penglihatan, pendengaran) Tanda-tanda vital (berat badan, tinggi badan, tekanan darah dan denyut nadi ortostatik)

Pemeriksaan gaya berjalan dan keseimbangan Pengamatan langsung gaya berjalan dan keseimbangan Uji fungsional jangkauan Uji Timed Up and Go Adanya bahaya lingkungan Kekacauan Kabel listrik Kurangnya gagang pegangan bak mandi dan toilet Kursi yang terlalu rendah Suasana reduo Permukaan licin Bentuk tangga yang curam atau tidak aman

Tabel 3. Tanda dan Gejala Tertentu yang Berhubungan dengan Kondisi yang Menyebabkan Gangguan Gaya Berjalan dan Keseimbangan Tanda dan Gejala yang Berhubungan Diagnosis untuk Dipertimbangkan

Ataksia, penempatan kaki tidak teratur/aneh, Gangguan serebelum ketidakstabilan badan, cara berdiri yang lebar Nyeri punggung, memburuk dengan ekstensi, membaik dengan fleksi Tremor kinetik atau badan bilateral Ketidakstabilan kandung kemih, Stenosis spinalis segmen lumbal Tremor esensial Myelopathy dari spondylosis servikal atau kekurangan vitamin B12

hyperreflexia, ketidakseimbangan, spastisitas Bradykinesia, kekakuan, tremor Nyeri dada atau dyspnea saat aktivitas,

Penyakit Parkinson

palpitasi Perburukan kognitif, defisit motorik atau sensorik fokal, refleks atau tonus meningkat, kelemahan sesisi Kognitif, pertimbangan yang lemah

Aritmia,

gagal

jantung

kongestif,

penyakit arteri koroner Stroke, demensia vaskular

Penyakit Alzheimer, demensia Demensia, parkinson, inkontinensia urin Hidrosefalus tekanan normal Demensia, parkinsonisme, halusinasi visual Demensia dengan badan Lewy Pusing, vertigo Efek obat yang merugikan, masalah Serangan jatuh (kelemahan kaki tiba-tiba, tanpa pusing atau kehilangan kesadaran) Tuli /kesulitan mendengar Riwayat jatuh dengan trauma kepala Gerakan tak terkendali, penggunaan Antipsikotik. Deformitas rentang gerak, nyeri sendi atau menekuk persendian atau penurunan Osteoarthritis Osteoporosis Impaksi serumen, tuli sensorineural Subdural hematoma Diskinesia tardif vestibular Vertebrobasilar insufisiensi

Kifosis, perawakan memendek Sakit kepala ringan dengan kepala berputar Hipersensitivitas sinus karotis Hipotensi Sakit kepala ringan yang mendadak dari posisi duduk atau telentang, diperingan dengan duduk Parkinsonisme, instabilitas postural, lumpuh tatapan vertikal Kelemahan otot proksimal Rawat inap baru-baru ini, gaya hidup menetap kelumpuhan progresif supranuklear Hipotroidisme, myositis hipotensi postprandial obat, ortostatik, efek samping

Kehilangan sensoris, parestesia

Dekondisi

Perubahan penglihatan

Neuropati peripheral Katarak, glaukoma, degenerasi makula, berkurangnya ketajaman visual

Tes jangkauan fungsional lain dapat diandalkan, valid, dan cepat tes diagnostik yang mengevaluasi keseimbangan dan kestabilan postural. Pasien harus berdiri dengan kaki selebar bahu dan mengangkat satu lengan 90 derajat ke depan tubuhnya. Kemudian, tanpa menggerakkan kaki nya, Pasien harus mencapai sejauh mungkin ke depan sementara tetap mempertahankan kestabilan. Jarak maksimum pasien dapat mencapai maju melampaui lengan harus diukur menggunakan penggaris pada ketinggian bahu. Umumnya, ketidakmampuan untuk mencapai setidaknya 7 inci adalah sangat prediktif jatuh di usia tua.

Tes Diagnosis yang lain Tes diagnosis yang lain tergantung dari hasil laboratorium lengkap, tes fungsi tifoid, elektrolit, ureum, kreatinin, glukosa, kadar vitamin B12 disertai dengan pemeriksaan fisik dan diagnosis pasti dari pasien tersebut. Intervensi Evaluasi multifaktorial diikuti oleh intervensi yang ditargetkan untuk mengidentifikasi kontribusi faktor dapat mengurangi jatuh sebesar 30 hingga 40 percent dan merupakan strategi yang paling efektif untuk mencegah jatuh. Namun, bukti-bukti pada efektivitas intervensi untuk kiprah dan gangguan keseimbangan terbatas karena kurangnya ukuran hasil standar menentukan kiprah dan kemampuan keseimbangan. Karena kebanyakan gait dan gangguan keseimbangan pada orang tua adalah multifaktorial penyebabnya, mereka biasanya memerlukan beberapa pola pengobatan untuk memulihkan, mempertahankan, atau meningkatkan kapasitas fungsional. Dalam kebanyakan kasus, tidak mungkin bahwa gangguan gait yang reversibel, namun, perbaikan sederhana gaya berjalan dan keseimbangan mungkin dapat dicapai, dan intervensi dapat mempengaruhi hasil fungsional yang penting, seperti penurunan tingkat jatuh, takut jatuh, bantalan berat-nyeri, dan keterbatasan dalam mobilitas keseluruhan. Banyak gangguan cara berjalan disebabkan oleh kondisi medis yang kronis. Gangguan cara berjalan dapat disebabkan oleh beberapa penyakit seperti: arthritis, hipertensi ortostatik, Parkinson, defisiensi vitamin B12, hipotiroidisme, abnormalitas denyut jantung dan lain-lain.

Tabel 4. Klasifikasi Skala Fungsional Ambulasi

Tabel 5. Pola Gait pada Usia tua

Walaupun data terbatas, tindakan bedah mungkin dapat memberikan perbaikan pada pasien dengan myelopati spondilotik, lumbar spinal stenosis, hidrosefalus dengan tekanan normal, atau arthritis dari lutut atau pinggul. Penggunaan alat bantu jalan seperti tongkat atau walker, dapat menurunkan nyeri pada sendi dan meningkatkan stabilitas. Walaupun bukti mendukung dari penggunaan assessment lingkungan rumah dan intervensi sendiri sebagai strategi untuk menurunkan resiko jatuh pada populasi usia lanjut. Program home safety cukup efektif untuk menurunkan resiko jatuh dengan pasien yang memiliki riwayat jatuh dan faktor resiko jatuh lainnya. Pilihan lain yang efektif untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan adalah terapi fisik. Program latihan bertujuan untuk meningkatkan kekuatan, keseimbangan, fleksibilitas dan daya tahan. Sebuah tinjauan Cochrane ditemukan bahwa program yang mengandung dua atau lebih dari komponenkomponen mengurangi tingkat jatuh. Berolahraga dalam kelompok diawasi, terutama tai chi, dan melaksanakan latihan secara individu diresepkan program di rumah adalah effective. Berbagai latihan intervensi, termasuk berjalan, latihan fungsional, otot penguatan, dan beberapa jenis olahraga bermanfaat untuk meningkatkan keseimbangan. Terapis fisik dapat memainkan peran penting dalam evaluasi dan pengobatan orang dengan gangguan gait dan keseimbangan.

You might also like