You are on page 1of 3

Patogenesis dari infeksi jamur spesifik.

Infeksi jamur yang paling sering adalah kecelakaan dan berasal dari sumber eksogenous melalui inhalasi (Aspergillus spp., Cryptococcus neoformans or endemic mycoses), saluran gastro intestinal untuk kuman komensal (Candida spp.) atau infeksi reaktifasi atau laten. Aspergillus fumigatus Makrofag alveolar memakan dan menghancurkan konidia dan mencegah germinasi untuk percabangan dan hifa septa, dimana merupkan bentuk invasif yang berhubungan dengan infeksi fatal. Protease jamur memungkinkan konidia menghindar dari fagositosis dan pembunuhan. Sebagai pertahanan kedua, netrofil menyerang hifa dengan pelepasan oksidan dan degranulasi. Pulmonary dendritic cells (DCs) memakan konidia dan hifa, bermigrasi ke kelenjar limfe dan menghindar dari respon sel T helper (TH). Cryptococcus neoformans Ragi monomorfik secara khas menyebabkan infeksi primer paru, dari tempat penyebaran hematogen sampai ke meningen dapat terjadi bersamaan dengan kerusakan TH1 -cell- mediated immunity. karakteristik yang paling khas dari jamur adalah adanya kapsul asam mukopolisakrida, yang di perlukan untuk mengetahui virulensi dan penting untuk diagnostik. Endemic mycoses Infeksi primer paru terjadi sebagai hasil dari inhalasi konidia, dimana kemudian berubah menjadi bentuk ragi patogenik atau sperula(pada kasus Coccidiodes immitis). Ragi selamat dan bereplikasi pada makrofag inang melalui beberapa strategi penghindaran termasuk fusi fagosom-lisososm yang tidak sempurna, regulasi pH fagosomal, pembatasan besi, supresi pernafasan dan disregulasi produksi dari siktokin pro-inflamasi. Pasien dengan kerusakan TH1-cell-mediated immunity dapat menderita suffer lifethreatening progression atau reaktivasi dari dari laten fokus infeksi. Candida albicans Spektrum klinis infeksi C. albicans mulai dari infeksi mukokutaneus sampai infeksi sistemik yang mengancam nyawa. fakto resiko utama yang memiliki predisposisi terhadap infeksi candida adalah defek kongenital dan didapat dari cell-mediated immunity, termasuk defek kualitatif dan kuantitatif pada netrofil dan reaktifitas disregulasi sel TH. dalam seksi histopatologi, sel tunas ragi,. In mice, both yeasts, pseudohifa dan hifa

dapat terlihat. dan hifa bertranslokasi didalam saluran gastrointestinal dan akhirnya dapat mencapai akses ke pembuluh darah. Antibodi dalam imunitas terhadap jamur fungsi untama antibodi yang paling dikenal terhadap infeksi jamur termasuk: mencegah perlengketan, neutralisasi toksin, opsonisasi dan antibody-dependent cellular cytotoxicity53. Bagaimanapun, tidak adanya hubungan dengan defisiensi dalam antibodi dan kecurigaan terhadap infeksi jamur dan adanya antibodi spesifik pada pasien dengan infeksi jamur progesif memberikan bukti yang menentang peranan protektif antibodi jamur. Kemajuan-kemajuan menunjukkan : antibodi protektif dan non protektif terhadap jamur dapat ditunjukkan, komposisi relatif dan proporsi yang sangat beragam. 53,58,127; jumlah, spesifisitas, isotipe, dan idiotipe dari antibodi telah menunjukkan efek protektif53; antibodi spesifik untuk heat-shock protein 90 berhubungan dengan pemulihan dari infeksi dengan Candida albicans and protection against disseminated disease pada pasien dengan AIDS, dan mereka bersinergi dengan kemoterapi antijamur128; antibodi spesifik untuk mannan adhesin fraction secara pasif mentransfer proteksi terhadap candida pada tikus. 29;
keseimbangan proteksi dan imunopatologi pada infeksi jamur: kerjasama dari sistem imunitas bawaan dan didapat. kebanyakan jamur dideteksi dan dihancurkan dalam hitungan jam oleh mekasisme pertahanan bawaan diperantarai oleh fagosit dan opsonin melalui keterlibatan pattern-recognition

receptors (PRRs). Mekanisme ini bertindak segerak dan diikuti beberapa jam
kemudian oleh respon awal inflamasi yang diinduksi, dimana harus diaktivasi oleh infeksi tapi tidak menyebabkan imunitas protektif seuumur hidup. fase awal ini membantu agar infeksi tetap terkontrol. Pada vertebrata, bagaimanapun, jika organisme infeksius dapat melewati garis pertahan awal, respon imunitas adaptif akan muncul, dengan generasi dari antigen-specific T

helper (TH) effector cells, regulatory T (TReg) cells dan B cells yang secara
spesifik mentargetkan patogen dan menginduksi sel memori mencegah infeksi berikutnya dengan mikroorganisme yang sama. Sel dendritik sampel jamur

pada tempat kolonisasi/infeksi, membawanya ke saluran kelenjar limfe dan mengaktifasi sel TH dan TReg berbeda dalam morfotipe dan tissue-dependent

manner. As the different TH-cell subsets release a distinct panel of cytokines,


capable of delivering activating and inhibitory feedback signals to effector phagocytes, the activation of the appropriate TH-cell subset is instrumental in the generation of a successful immune response to fungi. Counter- regulatory TReg cells might serve to dampen the excessive inflammatory reactions and contribute to the development of memory antifungal immunity. Solid and broken lines refer to positive and negative signals, respectively. IFN-, interferon-; IL, interleukin; TCR, T-cell receptor; TGF-, transforming growth factor-; TNF, tumour-necrosis factor.

You might also like