Professional Documents
Culture Documents
Akhmad Alfin Y 0910233005 Dimas Triaji P 0910233076 Dito Mahar P 105020315111011 Eko Prianggono 105020315111014
LOGO
DASAR HUKUM STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH MENURUT PP 71 TAHUN 2010 KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH MENURUT PP 71 TAHUN 2010 CONTOH BENTUK LAPORAN MENURUT PP 71 (LAP. PERUBAHAN SAL, LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS, LAPORAN OPERASIONAL)
DEFINISI
Menjadi
Lampiran II PP 71/2010
SAP Berbasis Akrual terdapat pada Lampiran I dan berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat segera diterapkan oleh setiap entitas
LAMPIRAN I
Berisi Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah dan 12 PSAP Berlaku sepenuhnya paling lambat TA 2015
SAP Berbasis Kas Menuju Akrual pada Lampiran II berlaku selama masa transisi bagi entitas yang belum siap untuk menerapkan SAP Berbasis Akrual Berisi Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah dan 11 PSAP Tidak berlaku mulai TA 2015
Basis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi atau peristiwa akuntansi diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas diterima atau dibayarkan
Pendapatan diakui pada saat hak telah diperoleh (earned) dan beban (belanja) diakui pada saat kewajiban timbul atau sumber daya dikonsumsi
kepada masyarakat
(LAMPIRAN II)
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan PSAP No 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan; PSAP No 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran; PSAP No 03 tentang Laporan Arus Kas; PSAP No 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan; PSAP No05 tentang Akuntansi Persediaan; PSAP No06 tentang Akuntansi Investasi; PSAP No 07 tentang Akuntansi Aset Tetap; PSAP No 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan; PSAP No 09 tentang Akuntansi Kewajiban; PSAP No 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa; PSAP No 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian;
LK Menurut PP 24 2005
LAPORAN PERUBAHAN SAL
LK Menurut PP 71 2010
LAPORAN PERUBAHAN SAL Laporan Perubahan SAL menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya
NERACA Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Investasi Ekuitas Dana Cadangan NERACA Hanya Ekuitas
LK Menurut PP 24 2005
LAPORAN ARUS KAS aktivitas operasi investasi aset non keuangan Pembiayaan non anggaran
LK Menurut PP 71 2010
LAPORAN ARUS KAS operasi Investasi Pendanaan transitoris
LAPORAN KINERJA KEUANGAN (opsional) Pendapatan dari kegiatan operasional Beban berdasarkan klasifikasi fungsional /ekonomis LAPORAN OPERASIONAL Merupakan Laporan Keuangan Pokok
LK Menurut PP 24 2005
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (opsional) Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran Setiap pos pendapatan dan belanja beserta yang diakui secara langsung dalam ekuitas;
LK Menurut PP 71 2010
LRA
AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
SILPA/SIKPA
LAPORAN FINANSIAL LO
Surplus/ Defisit-LO Laporan Perubahan Ekuitas
Ekuitas
Neraca
Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Perubahan SAL Ekuitas Awal Surplus/Defisit LO Ekuitas Akhir 1.000 360 1.360 SAL Awal Penggunaan SAL SILPA SAL Akhir 100 (30) 1.450 1.520
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih merupakan komponen laporan keuangan yang menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikut :
Ekuitas hanya satu komponen tidak terbagi atas Ekuitas dana Lancar, Ekuitas Dana Diinvestasikan, dll. Struktur Laporan Perubahan Ekuitas baik pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi & Pemerintah Kabupaten/Kota tidak memiliki perbedaan.
COST
Besarnya beban yang harus ditanggung oleh pemerintah dalam menjalankan pelayanan
LO menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya
Performace
Operasi keuangan secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi, efektivitas dan kehematan perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi
Estimation
Memprediksi pendapatan LO yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah dalam periode mendatang dengan menyajikan laporan secara komparatif
Equity
Peningkatan ekuitas (bila surplus operasional) dan penurunan ekuitas (bila defisit operasional)
21
Penurunan manfaat ekonomi/potensi jasa dalam periode pelaporan menurunkan ekuitas berupa pengeluaran/ konsumsi aset atau timbulnya kewajiban
Sifatnya tidak rutin, termasuk surplus/defisit dari penjualan aset non lancar dan penyelesaian kewajiban jangka panjang
Pendapatan/Beban yg bukan n operasi biasa Tidak diharapkan sering/rutin terjadi Di luar kendali/ pengaruh entitas ybs Sifat & jumlah diungkap dalam CalK
22
PEMERINTAH PROVINSI LAPORAN OPERASIONAL UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 (Dalam rupiah)
No URAIAN KEGIATAN OPERASIONAL PENDAPATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Pendapatan Asli Daerah Lainnya Jumlah Pendapatan Asli Daerah( 3 s/d 6 ) PENDAPATAN TRANSFER TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-DANA PERIMBANGAN Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan (11 s/d 14) TRANSFER PEMERINTAH PUSAT LAINNYA Dana Otonomi Khusus Dana Penyesuaian Jumlah Pendapatan Transfer Lainnya (18 s/d 19 ) Jumlah Pendapatan Transfer (15 +20 ) LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH Pendapatan Hibah Pendapatan Dana Darurat Pendapatan Lainnya Jumlah Lain-lain Pendapatan yang sah (24 s/d 26) JUMLAH PENDAPATAN (7 + 21 + 27) 20X1 20X0 Kenaikan/ Penurunan (%)
1 2 3 4 5 6 7 9 10 11 12 13 14 15 17 18 19 20 21 23 24 25 26 27 28
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
PEMERINTAH PROVINSI LAPORAN OPERASIONAL UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 (Dalam rupiah)
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 46 47 48 49 50 51 52 53 55 56 57 58 BEBAN Beban Pegawai Beban Persediaan Beban Jasa Beban Pemeliharaan Beban Perjalanan Dinas Beban Bunga Beban Subsidi Beban Hibah Beban Bantuan Sosial Beban Penyusutan Beban Transfer Beban Lain-lain JUMLAH BEBAN (31 s/d 42) SURPLUS/DEFISIT KEGIATAN OPERASIONAL (28-43) SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL Surplus Penjualan Aset Nonlancar Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang Defisit Penjualan Aset Nonlancar Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya JML SURPLUS/DEFISIT KEGIATAN NON OPERASIONAL (47 s/d 51) SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (44+ 52) POS LUAR BIASA Pendapatan Luar Biasa Beban Luar Biasa POS LUAR BIASA (56-57)
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Kesimpulan
PP 71 Tahun 2010 mewajibkan setiap instansi pemerintah baik pusat daerah menggunakan Akuntansi berbasis akrual dan berlaku secara penuh pada tahun 2015. Akuntansi berbasis akrual mengakui pendapatan dan beban pada saat jasa diberikan atau diterima, tidak melihat pada pembayaran/penerimaan kas. Manfaat dari penerapan akuntansi berbasis akrual antara lain: Mendukung manajemen kinerja. Menfasilitasi manajemen keuangan yang lebih baik. Memperbaiki pengertian akan biaya program. Memperluas dan meningkatkan informasi alokasi sumber daya. Meningkatkan pelaporan keuangan. Memfasilitasi dengan meningkatkan manajemen aset (termasuk kas).
LOGO