You are on page 1of 1

RENUNGAN MINGGU INI PENYEMBAHAN YANG BENAR Penyembahan adalah bagian penting dalam kehidupan orang percaya, bahkan

seharusnya menjadi gaya hidup. Siapa yang harus kita sembah ? Allah yang hidup saja, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah kepada allah asing. (Mazmur 81 : 10). Dalam pelaksanaannya, penyembahan tidak dibatasi oleh waktu dan tempat, sehingga kapanpun dan dimanapun dapat dilakukan. Pada zaman Perjanjian Lama orang melakukan penyembahan kepada Allah dengan cara-cara yang di nilai secara fisik, yaitu yang menitikberatkan pada aktifitas jasmaniah, dimana ada aturan yang sangat ketat dan rumit sebagai syarat untuk dapat datang kepada Allah. Tidak semua orang dapat datang kepada Allah, hanya orang-orang tertentu saja. Pada bangsa Israel biasanya diwakili oleh kaum Lewi yang biasa disebut para imam. Tetapi hal ini berbeda di zaman Perjanjian Baru setelah Tuhan Yesus datang ke dunia menebus dosa manusia diatas kayu salib, dimana Ia telah mendamaikan manusia dengan Allah yang secara simbolik dinyatakan tabir bait suci terbelah menjadi dua, maka semua orang bisa datang kepada Allah. Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh dengan keberanian dapat masuk kedalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diriNya sendiri. (Ibrani 10 : 19 20). Meski demikian kita tidak boleh datang kepada Tuhan dan menyembah Dia dengan sembarangan. Kita harus menyembah Dia dengan benar dan tulus. Penyembah yang sejati bukan berdasarkan lagu atau musik yang kita mainkan, tetapi inti penyembahanadalah saat hati, jiwa dan seluruh keberadaan hidup kita memberikan penyembahan kepada Tuhan. Penyembuhan haruslah mengalir dari dalam menuju ke luar yaitu penyembahan yang terjadi di dalam hati (dalam roh), bukan hanya menonjolkan aktifitas fisik semata. Penyembahan juga bukan berbicara masalah tempat, waktu atau musik yang cocok, karena perhatian utama Tuhan bukanlah bagian luar, tetapi .... Tuhan melihat hati, (I Samuel 16 : 7B).

Sumber: Buku Renungan Harian September 2012

You might also like