You are on page 1of 10

Ragam Jurnal Pengembangan Humaniora Vol. 12 No.

1, April 2012 33
Keunggulan Ekonomi Syariah

Khamami
Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang

Abstract. There are many verses in the holy Quran that give us a guidance
how to manage our financial based on Islamic financial system. They are not
allowed to practice usury and must be back to the Shariah Economic System
or Islamic Financial System (a financial system which are based on the real
economy not on the speculation), be away from squander Give the kinsman
his due/right, and the needy, and the way-farer, and squander not (the wealth)
in wantonness. In fact, the squanderers were ever brother of devils, and devil
was ever an ingrate to his Lord. (Q.S. al-Isra: 26-27), to leave a wrong way to
earn our living, O you who believe! Squander not your wealth among
yourselves in vanity, except it be a trade by mutual consent, and kill not one
another. In fact, Allah is ever Merciful on you. (QS. an-Nisa: 29), to leave any
kinds of speculation effort (gambling), O you who believe! Strong drink and
games of chance and idols and divining arrows are only an infamy of Satans
handiwork. Leave it aside in order that you may succeed and get a fortune.
(QS. al-Maidah: 90), and increasing a charity as well as leaving stingy nature
in wealth.

Key-words: shariah economy

PENDAHULUAN
Pada masa sekarang ini manusia kurang sadar atau tidak mau sadar kalau
sekarang manusia pada umumnya sudah terjebak dalam perekonomian kapitalis, dan
sangat sulit untuk melepaskan diri. Mereka ini terdiri dari golongan manusia yang
memberikan hak kekuasaan (imperialisme) kepada modal (kapitalisme), dalam arti yang
tidak terbatas. Banyak sekali yang membenci dan menentang imperialisme dan kapitalis-
me tetapi dalam soal ekonomi ini tidak menolak atau pura-pura tidak menolak.
Kita tentu masih ingat waktu krisis moneter tahun 1997-1998 yang berimbas kepada
krisis perbankan melanda tanah air, suku bunga perbankan mencapai 70%. Walaupun
suku bunga sudah mencapai setinggi itu, tetap saja waktu itu para nasabah bank
konvensional banyak yang ingin melakukan penarikan dana tabungan besar-besaran dari
perbankan. Kalau pemerintah waktu itu tidak turun tangan memulihkan kepercayaan
terhadap perbankan nasional dengan memberikan bantuan finansial seperti program BLBI
dan program Rekapitalisasi, niscaya semua nasabah perbankan konvensional tersebut
tidak akan bisa menarik dananya kembali dari perbankan karena perbankan nasional
waktu itu banyak yang mengalami kondisi negative spread yaitu suatu kondisi di mana
pendapatan bunga dari peminjam lebih kecil daripada beban bunga yang harus dibayar-
kan kepada nasabah penabung.
Allah SWT berfirman dalam al-Quran:

!. _.. _. :!. .. .s !. _.. _. _!, _ ,.. | < ',l. ,,>

Dan tiada seorangpun dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya
besok. Dan tiada seorangpun dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguh-
nya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Luqman: 34).
34 Keunggulan Ekonomi Syariah (Khamami)
Firman Allah SWT dalam ayat lain:

!!., _.] `.., 1. < L..l _. !. .. .-l 1. < | < ,,> !., l.-.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok. Dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (al-Hasyr: 18)

Bila melihat kenyataan dan memperhatikan firman Allah SWT di atas, kita tidak bisa
memastikan apa yang akan terjadi esok, apakah krisis jilid kedua bisa terjadi lagi atau
tidak, yang jelas kita diperintahkan Allah SWT untuk berusaha semaksimal mungkin agar
tidak mengalami kerugian di dunia maupun di akhirat kelak.
Oleh karena itu sudah saatnya mulai sekarang kita semua bila tidak ingin rugi dunia
dan akhirat, dalam me-manage keuangan pribadi maupun perusahaan lebih baik tidak
hanya melihat tingginya tingkat suku bunga perbankan jika kita menginvestasikan dana ke
perbankan, ataupun tingginya tingkat return hasil apabila dana diinvestasikan bukan di
perbankan. Tetapi lebih melihat kepada tingkat amannya yakni apakah dana yang
diinvestasikan bisa ditarik kembali jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Dan tingkat aman yang
ideal hanya bisa dicapai apabila kita dalam me-manage keuangan memakai manajemen
keuangan Islami yakni me-manage keuangan yang sesuai dengan al-Quran dan Sunnah.
Banyak ayat al-Quran yang mengajarkan kita bagaimana me-manage keuangan secara
islami itu, di antaranya:

a. Meninggalkan riba (sistem bunga) dan kembali kepada sistem ekonomi syariah. (al-
Baqarah: 275-278).

_.] l!, ,l `.1, | !. `1, _.] L,>., _.L,:l _. _.l ,l: .!, l! !..|
_,,l `_.. ,l _> < _,,l > ,l _. .:,l> Ls. _. ., _..! .` !. l. .:`. _||
< _. :!s ,.l`! .>. !.l > !, _..> ___ _>., < ,l _,`, ...l <
>`, _ ! ,. ___ | _.] `.., l.s .>l..l `.! :l.l '., :l `l >`>
..s , .> ,l. > _.`>, ___ !,!., _.] `.., 1. < ': !. _., _. ,l
| .. _,... ___

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdiri-
nya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka
yang demikian itu disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti
(dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba),
maka mereka itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Allah
memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. dan Allah tidak menyukai setiap orang
yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa. Sesungguhnya orang-orang yang
beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka
Ragam Jurnal Pengembangan Humaniora Vol. 12 No. 1, April 2012 35
mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.
(QS. al-Baqarah: 275-278)

b. Meninggalkan segala bentuk pemborosan harta (al-Isra: 26-27)

,, : _1l .1> _,>`..l _ _,,.l .,. ,.,. __ | _.,.l .l >| _,L.,:l l
_.L,:l .,l __

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin
dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (harta-
mu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara
syaitan dan syaitan itu sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS. al-Isra: 26-27)

c. Meninggalkan segala bentuk usaha yang batil dalam mencari penghasilan

!,!., _.] `.., l!. >l. ,., _L.,l!, | _>. :.> _s _. >.. l.1.
>.. | < l >, !.,>

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. an-Nisa: 29)

d. Meninggalkan segala bentuk usaha yang spekulatif (perjudian)

!!., _.] `.., !..| `.>' .,.l ,!.. `.l _> _. _.s _.L,:l :,..>! >l-l >l.

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. al-Maidah:
90)

e. Memperbanyak amal dan meninggalkan sifat kikir terhadap harta

_-> ., ]l-. _|| ,1`.`s !L.,. _ 1`.,l .`-1. !.l. .>: __

Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu
terlalu mengulurkannya Karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. (QS. al-Isra: 29)


36 Keunggulan Ekonomi Syariah (Khamami)
SEJARAH EKONOMI DUNIA
Ada tiga sistem ekonomi yang ada di muka bumi ini yaitu Kapitalis, sosialis dan Mix
Economic. Sistem ekonomi tersebut merupakan sistem ekonomi yang berkembang
berdasarkan pemikiran Barat. Selain itu, tidak ada di antara sistem ekonomi yang ada
secara penuh berhasil diterapkan dalam perekonomian di banyak negara. Sistem
ekonomi sosialis atau komando hancur dengan bubarnya Uni Soviet. Dengan hancurnya
komunisme dan sistem ekonomi sosialis pada awal tahun 90-an membuat sistem
kapitalisme disanjung sebagai satu-satunya sistem ekonomi yang sahih. Tetapi ternyata,
sistem ekonomi kapitalis membawa akibat negatif dan lebih buruk, karena banyak negara
miskin bertambah miskin dan negara kaya yang jumlahnya relatif sedikit semakin kaya.
Dengan kata lain, kapitalis gagal meningkatkan harkat hidup orang banyak terutama
di negara-negara berkembang. Bahkan menurut Joseph E. Stiglitz (2006) kegagalan
ekonomi Amerika dekade 90-an karena keserakahan kapitalisme ini. Ketidakberhasilan
secara penuh dari sistem-sistem ekonomi yang ada disebabkan karena masing-masing
sistem ekonomi mempunyai kelemahan atau kekurangan yang lebih besar dibandingkan
dengan kelebihan masing-masing. Kelemahan atau kekurangan dari masing-masing
sistem ekonomi tersebut lebih menonjol ketimbang kelebihannya.
Karena kelemahan atau kekurangannya lebih menonjol daripada kebaikan itulah
yang menyebabkan muncul pemikiran baru tentang sistem ekonomi terutama di kalangan
negara-negara muslim atau negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam
yaitu sistem ekonomi syariah. Negara-negara yang penduduknya mayoritas Muslim
mencoba untuk mewujudkan suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada Al-Quran dan
Hadist, yaitu sistem ekonomi Syariah yang telah berhasil membawa umat muslim pada
zaman Rasulullah meningkatkan perekonomian di Jazirah Arab. Dari pemikiran yang
didasarkan pada Al-Quran dan Hadist tersebut, saat ini sedang dikembangkan Ekonomi
Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah di banyak negara Islam termasuk di Indonesia.
Ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah merupakan perwujudan dari
paradigma Islam. Pengembangan ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah bukan
untuk menyaingi sistem ekonomi kapitalis atau sistem ekonomi sosialis, tetapi lebih
ditujukan untuk mencari suatu sistem ekonomi yang mempunyai kelebihan-kelebihan
untuk menutupi kekurangan-kekurangan dari sistem ekonomi yang telah ada. Islam
diturunkan ke muka bumi ini dimaksudkan untuk mengatur hidup manusia guna
mewujudkan ketentraman hidup dan kebahagiaan umat di dunia dan di akhirat sebagai
nilai ekonomi tertinggi. Umat di sini tidak semata-mata umat Muslim tetapi, seluruh umat
yang ada di muka bumi. Ketentraman hidup tidak hanya sekedar dapat memenuhi
kebutuhan hidup secara melimpah ruah di dunia, tetapi juga dapat memenuhi
ketenteraman jiwa sebagai bekal di akhirat nanti. Jadi harus ada keseimbangan dalam
pemenuhan kebutuhan hidup di dunia dengan kebutuhan untuk akhirat.
Menurut Islam, kegiatan ekonomi harus sesuai dengan hukum syara. Artinya, ada
yang boleh dilakukan dan ada yang tidak boleh dilakukan atau dengan kata lain harus ada
etika. Kegiatan ekonomi dan kegiatan-kegiatan lainnya yang bertujuan untuk kehidupan di
dunia maupun di akhirat adalah merupakan ibadah kepada Allah SWT. Semua kegiatan
dan apapun yang dilakukan di muka bumi, kesemuannya merupakan perwujudan ibadah
kepada Allah SWT. Dalam Islam, tidak dibenarkan manusia bersifat sekuler yaitu
memisahkan kegiatan ibadah/uhrowi dan kegiatan duniawi.
Dalam Islam, harta pada hakikatnya adalah milik Allah, dan harta yang dimiliki oleh
manusia sesungguhnya merupakan pemberian Allah, oleh karenanya harus dimanfaatkan
sesuai dengan perintah Allah. Menurut Islam, orientasi kehidupan manusia menyangkut
hakikat manusia, makna hidup, hak milik, tujuan penggunaan sumber daya, hubungan
antara manusia dan lingkungan, harus didasarkan pada Al-Quran dan Hadist.
Menyangkut sistem ekonomi menurut Islam ada tiga prinsip dasar (Chapra dalam
Imamudin Yuliadi. 2000) yaitu Tawhid, Khilafah, dan Adalah. Prinsip Tawhid menjadi
Ragam Jurnal Pengembangan Humaniora Vol. 12 No. 1, April 2012 37
landasan utama bagi setiap umat Muslim dalam menjalankan aktivitasnya termasuk
aktivitas ekonomi. Prinsip ini merefleksikan bahwa penguasa dan pemilik tunggal atas
jagad raya ini adalah Allah SWT. Prinsip Tawhid ini pula yang mendasari pemikiran
kehidupan Islam yaitu Khilafah (Khalifah) dan Adalah (keadilan).
Khilafah mempresentasikan bahwa manusia adalah khalifah atau wakil Allah di
muka bumi ini dengan dianugerahi seperangkat potensi spiritual dan mental serta
kelengkapan sumber daya materi yang dapat digunakan untuk hidup dalam rangka
menyebarkan misi hidupnya. Ini berarti bahwa, dengan potensi yang dimiliki, manusia
diminta untuk menggunakan sumber daya yang ada dalam rangka mengaktualisasikan
kepentingan dirinya dan masyarakat sesuai dengan kemampuan mereka dalam rangka
mengabdi kepada Sang Pencipta, Allah SWT.
Prinsip Adalah (keadilan) menurut Chapra merupakan konsep yang tidak
terpisahkan dengan Tawhid dan Khilafah, karena prinsip Adalah adalah merupakan
bagian yang integral dengan tujuan syariah (maqasid al-Syariah). Konsekuensi dari
prinsip Khilafah dan Adalah menuntut bahwa semua sumber daya yang merupakan
amanah dari Allah harus digunakan untuk merefleksikan tujuan syariah antara lain yaitu
pemenuhan kebutuhan (need fullfillment), menghargai sumber pendapatan (respectable
source of earning), distribusi pendapatan dan kesejahteraan yang merata (equitable
distribution of income and wealth) serta stabilitas dan pertumbuhan (growth and stability).
Dalam hal pemilikan sumber daya atau faktor produksi, Sistem Ekonomi Syariah
memberikan kebebasan yang tinggi untuk berusaha dan memiliki sumber daya yang ada
yang berorientasi sosial dengan memberikan self interest yang lebih panjang dan luas.
Namun perlu diingat bahwa, segala sesuatu yang diperoleh merupakan pemberian Allah,
karenanya harus digunakan sesuai dengan petunjuk Allah dan dikeluarkan zakat-nya dan
sadaqah yang ditujukan bagi Muslim yang belum berhasil sebagai implementasi dari rasa
sosial yang tinggi. Selain itu, negara dan juga pemerintah berperan untuk menjaga
keseimbangan yang dinamis untuk merealisasikan kesejahteraan masyarakat. Jadi,
dalam Sistem Ekonomi Syariah, ada landasan etika dan moral dalam melaksanakan
semua kegiatan termasuk kegiatan ekonomi, selain harus adanya keseimbangan antara
peran pemerintah, swasta, kepentingan dunia dan kepentingan akhirat dalam aktivitas
ekonomi yang dilakukan.

PENGERTIAN SISTEM EKONOMI SYARIAH
Ekonomi syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-
masalah ekonomi rakyat yang dilhami oleh nilai-nilai Islam. Ekonomi syariah berbeda dari
kapitalisme, sosialisme, maupun negara kesejahteraan (Welfare State). Berbeda dari
kapitalisme karena Islam menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap yang miskin,
dan melarang penumpukan kekayaan. Selain itu, ekonomi dalam kaca mata Islam
merupakan tuntutan kehidupan sekaligus anjuran yang memiliki dimensi ibadah.

PRINSIP EKONOMI SYARIAH
Prinsip syariah pada aspek keuangan meliputi:
a. Setiap perbuatan akan dimintakan pertanggungjawabannya.

!. _>l. _..l _.l!, _>,1. !...s _.l` | _. _., _.s !>l.. ,.l`! > ',> -.l !.,
l.- > _ .`-l `..,
38 Keunggulan Ekonomi Syariah (Khamami)
Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan
kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-
amal (saleh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan
apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi
(dalam syurga). (QS. as-Saba: 37)

b. Setiap harta yang diperoleh terdapat hak orang lain.

_ l. _> _!.ll ,``>.

Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang
miskin yang tidak mendapat bagian (QS. adz-Dzariyat: 19).

!,!., _.] `.., 1. !.. >.. _. _, _.!, , _,, , > -.: `.>l `>
`,l.Ll

Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang
telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual
beli dan tidak ada lagi syafaat. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.
(QS. al-Baqarah: 254)

`_.. _.] 1.`, `l. _ _,,. < _:. ,> .,. _,. _,!.. _ _ ,.. .!. ,> < -..`,
_.l ',!: < _. ',l.

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya
di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada
tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia
kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. al-Baqarah:
261)

c. Uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditi yang diperdagangkan.

_.] l!, ,l `.1, | !. `1, _.] L,>., _.L,:l _. _.l ,l: .!, l! !..|
_,,l `_.. ,l _> < _,,l > ,l _. .:,l> Ls. _. ., _..! .` !. l. .:`. _||
< _. :!s ,.l`! .>. !.l > !, _..>

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguh-
nya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya,
lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu
Ragam Jurnal Pengembangan Humaniora Vol. 12 No. 1, April 2012 39
(sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya. (QS. al-Baqarah: 275)

!. .., _. !, ,,l _ _. _!.l ,, ..s < !. .., _. : _.,. > < ,.l`!
`> -..l

Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan
berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang
berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya). (Qs. ar-Rum:
39)

Berdasarkan prinsip tersebut di atas maka dalam perencanaan, pengorganisasian,
penerapan dan pengawasan yang berhubungan dengan keuangan secara syariah adalah:
a. Setiap upaya dalam memperoleh harta semestinya memperhatikan cara-cara yang
sesuai dengan syariah seperti perniagaan/jual beli, pertanian, industri, jasa.
b. Objek yang diusahakan bukan sesuatu yang diharamkan
c. Harta yang diperoleh digunakan untuk hal-hal yang tidak dilarang/mubah seperti
membeli barang konsumtif, rekreasi dan sebagainya. Namun digunakan untuk hal-hal
yang dianjurkan/sunnah seperti infaq, waqaf, shadaqah. Digunakan pula untuk hal-
hal yang diwajibkan seperti zakat.
d. Dalam hal ingin menginvestasikan uang juga harus memperhatikan prinsip uang
sebagai alat tukar bukan sebagai komoditi yang diperdagangkan, dapat dilakukan
secara langsung atau melalui lembaga intermediasi seperti bank syariah dan
reksadana syariah.

KEUNGGULAN EKONOMI SYARIAH
Sistem ekonomi syariah sangat berbeda dengan ekonomi Kapitalis, Sosialis
maupun Komunis. Ekonomi syariah bukan pula berada di tengah-tengah ketiga sistem
ekonomi itu. Sangat bertolak belakang dengan kapitalis yang lebih bersifat individual,
sosialis yang memberikan hampir semua tanggung jawab kepada warganya serta
komunis yang ekstrim, ekonomi Islam menetapkan bentuk perdagangan serta perkhid-
matan yang boleh dan tidak boleh ditransaksikan.
Ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh
masyarakat, memberikan rasa adil, kebersamaan dan kekeluargaan serta mampu
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha. Tidak banyak yang
dikemukakan dalam al-Qur'an, dan hanya prinsip-prinsip yang mendasar saja. Karena
alasan-alasan yang sangat tepat, al-Qur'an dan Sunnah banyak sekali membahas tentang
bagaimana seharusnya kaum Muslim berprilaku sebagai produsen, konsumen dan
pemilik modal, tetapi hanya sedikit tentang sistem ekonomi.
Sebagaimana diungkapkan dalam pembahasan di atas, ekonomi dalam Islam harus
mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha. Selain itu,
ekonomi syariah menekankan empat sifat, antara lain:
a. Kesatuan (unity)
b. Keseimbangan (equilibrium)
c. Kebebasan (free will)
d. Tanggungjawab (responsibility)
40 Keunggulan Ekonomi Syariah (Khamami)
Manusia sebagai wakil (khalifah) Tuhan di dunia tidak mungkin bersifat individu-
alistik, karena semua (kekayaan) yang ada di bumi adalah milik Allah SWT, dan manusia
adalah kepercayaannya di bumi. Di dalam menjalankan kegiatan ekonominya, Islam
sangat mengharamkan kegiatan riba, yang dari segi bahasa berarti "kelebihan". Dalam al-
Qur'an surat al-Baqarah: 275 disebutkan bahwa "Orang-orang yang makan (mengambil)
riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan
lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba."

PENERAPAN EKONOMI SYARIAH UNTUK PERBAIKAN EKONOMI INDO-
NESIA
Perkembangan sistem finansial syariah yang pesat boleh jadi mendapat tambahan
dorongan sebagai alternatif atas kapitalisme, dengan berlangsungnya krisis perbankan
dan kehancuran pasar kredit saat ini, demikian menurut pendapat para akademisi Islam
dan ulama. Dengan nilai 300 miliar dolar dan pertumbuhan sebesar 15 persen per tahun,
sistem ekonomi Islam itu melarang penarikan atau pemberian bunga yang disebut riba.
Sebagai gantinya, sistem finansial syariah menerapkan pembagian keuntungan dan
pemilikan bersama.
Kehancuran ekonomi global memperlihatkan perlunya dilakukan perombakan
radikal dan struktural dalam sistem finansial global. Sistem yang didasarkan pada prinsip
Islam menawarkan alternatif yang dapat mengurangi berbagai risiko. Bank-bank Islam tak
membeli kredit, tetapi mengelola aset nyata yang memberikan perlindungan dari berbagai
kesulitan yang kini dialami bank-bank Eropa dan AS.
Dalam kehidupan ekonomi Islam, setiap transaksi perdagangan harus dijauhkan
dari unsur-unsur spekulatif, riba, gharar, majhul, dharar, mengandung penipuan, dan yang
sejenisnya. Unsur-unsur tersebut di atas, sebagian besarnya tergolong aktivitas-aktivitas
non riil. Sebagian lainnya mengandung ketidakjelasan pemilikan. Sisanya mengandung
kemungkina munculnya perselisihan. Islam telah meletakkan transaksi antar dua pihak
sebagai sesuatu yang menguntungkan keduanya, memperoleh manfaat yang riil dengan
memberikan kompensasi yang juga bersifat riil. Transaksinya bersifat jelas, transparan
dan bermanfaat. Karena itu, dalam transaksi perdagangan dan keuangan, apapun
bentuknya, aspek-aspek non riil dicela dan dicampakkan. Sedangkan sektor riil memper-
oleh dorongan, perlindungan, dan pujian. Hal itu tampak dalam instrumen-instrumen
ekonomi berikut:
a. Islam telah menjadikan standar mata uang berbasis pada sistem dua logam, yaitu
emas dan perak. Sejak masa pemerintahan Khalifah Abdul Malik ibn Marwan, mata
uang Islam telah dicetak dan diterbitkan (tahun 77 H). Artinya, nilai nominal yang
tercantum pada mata uang benar-benar dijamin secara riil dengan zat uang tersebut.
b. Islam telah mengharamkan aktifitas riba apapun jenisnya, melaknat / mencela para
pelakunya. Allah SWT berfirman: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada
Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kalian orang-orang yang
beriman QS. al-Baqarah: 278. Berdasarkan hal ini, transaksi riba yang tampak dalam
sistem keuangan dan perbankan konvensional (dengan adanya bunga bank),
seluruhnya diharamkan secara pasti; termasuk transaksi-transaksi derivatif yang biasa
terjadi di pasar-pasar uang maupun pasar-pasar bursa. Penggelembungan harga
saham maupun uang adalah tindakan riba.
c. Transaksi spekulatif, kotor, dan menjijikkan, nyata-nyata diharamkan oleh Allah SWT,
sebagaimana firmanNya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minum khamr,
berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah
perbuatan keji termasuk perbuatan syaithan (QS. al-Maidah 90).
Ragam Jurnal Pengembangan Humaniora Vol. 12 No. 1, April 2012 41
d. Transaksi perdagangan maupun keuangan yang mengandung dharar/bahaya
(kemadaratan), baik bagi individu maupun bagi masyarakat, harus dihentikan dan
dibuang jauh-jauh.
e. Islam melarang Al-Ghasy, yaitu transaksi yang mengandung penipuan, pengkhianatan,
rekayasa, dan manipulasi.
f. Islam melarang transaksi perdagangan maupun keuangan yang belum memenuhi
syarat-syarat keuangan yang belum sempurnanya kepemilikan seperti yang biasa
dilakukan dalam future trading.

Seluruh jenis transaksi yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasul-Nya ini tergolong
dalam transaksi-transaksi non-riil atau dzalim yang dapat mengakibatkan dharar/bahaya
bagi masyarakat dan negara, memunculkan high cost dalam ekonomi, serta bermuara
pada bencana dan kesengsaraan pada umat manusia. Sifat-sifat tersebut melekat dalam
sistem ekonomi kapitalis dengan berbagai jenis transaksinya. Konsekuensi bagi Negara
dan masyarakat yang menganut atau tunduk dan membebek pada sistem ekonomi
kapitalis yang dipaksakan oleh negara-negara Barat adalah kehancuran ekonomi dan
kesengsaraan hidup.

KESIMPULAN
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam Islam pemenuhan kebutuhan
material dan spiritual benar-benar dijaga keseimbangannya, dan pengaturan oleh negara,
meskipun ada, tidak akan bersifat otoriter.
Karena etika dijadikan pedoman dalam kegiatan ekonomi, maka dalam berbisnis
juga menggunakan etika Islam. Etika bisnis menurut ajaran Islam juga dapat digali
langsung dari al-Quran dan Hadist Nabi. Misalnya karena adanya larangan riba, maka
pemilik modal selalu terlibat langsung dan bertanggung jawab terhadap jalannya
perusahaan miliknya, bahkan terhadap buruh yang dipekerjakannya. Perusahaan dalam
sistem ekonomi syariah adalah perusahaan keluarga bukan Perseroan Terbatas yang
pemegang sahamnya dapat menyerahkan pengelolaan perusahaan begitu saja pada
Direktur atau Manager yang digaji. Memang dalam sistem yang demikian tidak ada
perusahaan yang menjadi sangat besar, seperti di dunia kapitalis Barat, tetapi juga tidak
ada perusahaan yang tiba-tiba bangkrut atau dibangkrutkan.
Etika Bisnis Islam menjunjung tinggi semangat saling percaya, kejujuran, dan
keadilan, sedangkan antara pemilik perusahaan dan karyawan berkembang semangat
kekeluargaan (brotherhood). Misalnya dalam perusahaan yang Islami gaji karyawan dapat
diturunkan jika perusahaan benar-benar merugi dan karyawan juga mendapat bonus jika
keuntungan perusahaan meningkat. Buruh muda yang masih tinggal bersama orang tua
dapat dibayar lebih rendah, sedangkan yang sudah berkeluarga dan punya anak dapat
dibayar lebih tinggi dibanding rekan-rekannya yang muda.

DAFTAR PUSTAKA
--------, 2001 Kepemimpinan dalam Manajemen, Suatu Pendekatan Perilaku, PT. Graindo
Persada Jakarta.
Alma, Buchori, 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi ketiga, BPFI: Yogyakarta.
Daud Ali, Muhammad. 1988. Sistem ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Yogyakarta: UI
Press.
Hasan. 1994. Pokok Pikiran Tentang Hubungan Ilmu Dengan Agama. Dalam Abdul
Hamid Abu Sulaiman. Permasalahan Metodologis Dalam Pemikiran Islam. Jakarta:
Media Dakwah.
42 Keunggulan Ekonomi Syariah (Khamami)
Mac Donald, V.N. and P.J. Lawton., 1977. Improving Manajemen Perform: The Contribusi
of Productivity and Performance Measuremant. Local Government Project. Series
Publications Technical papers.
Winarno, Budi. 2004. Globalisasi Wujud Imperialisme Baru. Yogyakarta: Tajidu Press.
Yayasan Penyelenggara Penterjemah al-Quran. 2004. Al Quran dan Terjemah. Depag:
PT Toha Putra.

You might also like