You are on page 1of 2

Mat. 18:12-14; Yeh.

34:4-6 Kedua pembacaan ayat di atas adalah suatu perikop yang sangat kontras (bertolak belakang) yang merupakan kondisi nyata dari model pelayanan di akhir zaman. Domba adalah hewan yang bodoh dan lemah ini adalah gambaran manusia. Bagaimana domba-domba bisa hilang ? Karena tidak digembalakan dengan baik. Yeh. 34:4 Yang lemah tidak dikuatkan, Yang sakit tidak diobati, Yang terluka dan timpang tidak dibalut, Yang patah hati dan tersesat tidak dibawa kembali sehingga mereka menuju kebinasaan, Yang hilang tidak dicari Tetapi yang dilakukan diantara domba-domba adalah gembala-gembala itu memerintah atas mereka dengan kekerasan dan kekejaman hati. Hasilnya domba-domba itu hilang dan tersesat. Yeh. 34:5 Domba-domba berserak karena gembala tidak ada walaupun sebenarnya tetap ada yang dimaksud adalah hamba Tuhan yang berfungsi sebagai gembala yang baik tidak ada, karena beberapa diantara hamba-hamba Tuhan tersebut ada yang masih rindu juga untuk dilayani oleh domba-dombanya. Yeh 34:3 Yeh. 34:3 Domba-domba bukan milik gembala, tetapi milik Tuhan, gembala hanya menjalankan fungsi penggembalaan sebagai pengurus yang baik dari apa yang Tuhan punya yang dilayani dengan perasaan ikut memiliki. Yang berhak menikmati susu dari domba-domba adalah Tuhan, bukan gembala. Yang berhak atas bulu-bulu domba adalah Tuhan dan bukan gembala. Yang berhak menikmati daging domba adalah Tuhan dan bukan gembala. Lalu gembala mendapat berkat darimana ? Sebagai hamba Tuhan, gembala atau orang menjalankan fungsi penggembalaan maka Tuhan sendiri yang memberkati!! Alasannya, karena kita sendiri adalah domba di hadapan Tuhan dan yang bertanggung jawab atas penghidupan kita adalah gembala (Gembala Agung) Sebagai seorang mitra Tuhan yang juga harus memiliki mental sebagai seorang prajurit kita tidak berhak memusingkan diri dengan penghidupan kita. 2Tim. 2:3, 4 Apa yang harus kita lakukan sekarang untuk mulai menggembalakan domba-domba Tuhan, kota, dan lain-lain ? Belajar memiliki perasaan aman tanpa terancam oleh siapapun Mat. 18:12-14 saat yang ke-99 ditinggal di kandang siapa yang menggembalakan ? Tiap domba (yang sadar dirinya adalah domba) saling melayani dan saling merasa aman atau tidak terlalu khawatir karena mereka sudah ada di dalam kandang atau dengan kata lain selalu ada di hadirat Tuhan.

Membersihkan diri kita dari segala macam pencemaran tubuh, jiwa, dan roh kita. Ed Silvoso dalam bukunya Supaya Tak Seorangpun Binasa mengatakan, salah satu langkah yang diambil untuk menjangkau seluruh kota bagi Kristus melalui penginjilan doa adalah, harus dilakukan dengan tangan-tangan yang kudus, dan oleh karena itu pertama-tama perlu mengenyahkan perpecahan dan perselisihan gereja fondasi Kesatuan. Bagaimana memelihara dan memberdayakan yang di dalam kandang ? Saat domba-domba masih muda lakukan pelatihan-pelatihan, karena dengan pelatihan akan ada percepatan kedewasaan secara rohani. Libatkan dalam pelayanan, sehingga terjadi percepatan yang lebih kelihatan. Bimbing dan dampingi pelayanan yang dilakukan dan dukung semaksimal mungkin, dengan motto minimal aku harus bisa mencetak pemimpin-pemimpin yang sekualitas dengan diriku, bahkan harus menjadi lebih baik dengan diriku. Hal ini akan membantu pelayanan dan pergerakan yang terjadi menjadi lebih efektif , karena yang bekerja sudah bukan kita sendiri lagi.

You might also like