You are on page 1of 4

appendicitis

Appendicitis merupakan nama penyakit yang menyerang usus buntu. Appendicitis terjadi ketika appendix, nama lain dari usus buntu, meradang. Appendicitis dapat menyerang siapa saja tidak padang bulu apakah dia orang kota atau yang tinggal di desa. Gejalanya biasa seperti sakit maag sehingga penderita sering mengabaikannya. Gejala dirasakan cenderung mendadak dan biasanya akan terus meningkat. Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, \"buta\") dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Usus ini besarnya kira-kira sejari kelingking, sesuai dengan namanya bahwa ini merupakan benar-benar saluran usus yang ujungnya buntu.

Penyebab Penyakit radang usus buntu ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, namun faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai sekarang belum dapat diketahui secara pasti. Di antaranya faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran (lumen) appendiks oleh timbunan tinja/feces yang keras (fekalit), hyperplasia (pembesaran) jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan striktur. Diantara beberapa faktor diatas, maka yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyabab adalah faktor penyumbatan oleh tinja/feces dan hyperplasia jaringan limfoid. Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk berkembang biak. Perlu diketahui bahwa dalam tinja/feces manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakteri/kuman Escherichia Coli, inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang berakibat pada peradangan usus buntu.

Gejala Sakit perut, terutama dimulai di sekitar ulu hati dan bergerak kesamping kanan bawah. Rasa sakit semangkin meningkat ,sehingga pada saat berjalanpun penderita akan merasakan sakit yang mengakibatkan badan akan mengambil sikap membungkuk pada saat berjalan. Nafsu makan menurun. Mual dan muntah. Diare, konstipasi (sembelit), atau sering buang angin.

Demam rendah setelah gejala lain muncul. Perut bengkak. Apabila radang terus berlanjut sehingga penderita akan merasakan nyeri yang semakin hebat. Pada keadaan seperti ini Obat Antibiotik tampaknya tidak berguna lagi. Yang diperlukan adalah OPERASI , Bila keadaan ini gagal diketahui Oleh Dokter atau si penderita sendiri kurang peduli maka keadaan akan semangkin gawat sehingga dapat menyebabkan pecahnya Usus Buntu tersebut yang berakibat infeksi akan tersebar kedalam rongga perut ,sehingga dapat terjadi infeksi pada lapisan perut atau disebut juga PERITONITIS.

Pemeriksaan - Pembengkakan (swelling) rongga perut dimana dinding perut tampak mengencang (distensi). Pada perabaan (palpasi) didaerah perut kanan bawah, seringkali bila ditekan akan terasa nyeri dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri (Blumberg sign) yang mana merupakan kunci dari diagnosis apendisitis akut. Dengan tindakan tungkai kanan dan paha ditekuk kuat / tungkai di angkat tinggi-tinggi, maka rasa nyeri di perut semakin parah. - Pada pemeriksaan laboratorium darah, yang dapat ditemukan adalah kenaikan dari sel darah putih (leukosit) hingga sekitar 10.000 18.000/mm3. Jika terjadi peningkatan yang lebih dari itu, maka kemungkinan apendiks sudah mengalami perforasi (pecah). - Rongten polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit. - Ultrasonografi (USG) cukup membantu dalam penegakkan diagnosis apendisitis (71 97 %), terutama untuk wanita hamil dan anak-anak.

Penatalaksanaan - Operasi Pembedahan dapat dilakukan secara terbuka atau semi-tertutup (laparoskopi). - Anibiotik Setelah dilakukan pembedahan, harus diberikan antibiotika selama 7 10 hari.

Share on facebook Share on twitter Share on email Share on print More Sharing Services 0

1 komentar | In: Umum | 3 years ago | Suka | Komen

Daftar Komentar

chubyQ kebiasaan makan2an rendah serat yang bisa menimbulkan konstipasi juga bisa menjadi pencetus apendisits lho...

jangan lupa komplikasi yang mungkin timbul

Perforasi :

Terjadi pada 20% penderita terutama usia lanjut. Rasa nyeri bertambah dasyat dan mulai dirasa menyebar, demam tinggi (rata-rata 38,3 der. C). Jumlah lekosit yang meninggi merupakan tanda khas kemungkinan sudah terjadi perforasi.

Peritonitis :

Peritonitis lokal merupakan akibat dari mikroperforasi dari appendicitis yang telah mengalami gangrene. Sedangkan peritonitis umum adalah merupakan tindak lanjut daripada peritonitis lokal tersebut. Bertambahnya rasa nyeri, defans musculer yang meluas, distensi abdomen, bahkan ileus paralitik, merupakan gejala-gejala peritonitis umum. Bila demam makin tinggi dan timbul gejala-gejala sepsis, menunjukkan peritonitis yang makin berat.

Abses / infiltrat :

Merupakan akibat lain dari perforasi. Teraba masa lunak di abdomen kanan bawah. Seperti tersebut diatas karena perforasi terjadilah walling off (pembentukan dinding) oleh omentum atau viscera lainnya, sehingga terabalah

massa (infiltrat) di regio abdomen kanan bawah tersebut. Masa mula-mula bisa berupa plegmon, kemudian berkembang menjadi rongga yang berisi pus. Dengan USG bisa dideteksi adanya bentukan abses ini. Untuk massa atau infiltrat ini, beberapa ahli menganjurkan anti biotika dulu, setelah 6 minggu kemudian dilakukan appendektomi. Hal ini untuk menghindari penyebaran infeksi

http://www.medicalera.com/info_answer.php?thread=1447

You might also like