You are on page 1of 19

PENDAHULUAN

Kontraktur merupakan salah satu komplikasi dari penyembuhan


luka, terutama luka bakar. Kontraktur adalah jenis scar yang
terbentuk dari sisa kulit yang sehat di sekitar luka, yang tertarik ke
sisi kulit yang terluka. Kontraktur yang terkena hingga lapisan otot
dan jaringan tendon dapat menyebabkan terbatasnya pergerakan.
Istilah kontraktur berbeda artinya dengan kontraksi. Kontraksi
adalah suatu proses dinamik yang aktif yang melibatkan fungsi dari
sel-sel yang hidup dan pemindahan energi. Proses kontraksi jelas
terlihat pada luka yang besar yang dibiarkan sembuh sendiri tanpa
tindakan penutupan sekunder atau skin graft. Pada luka tersebut
akan terjadi pengecilan dari luas luka. Misalnya luka-luka amputasi
pada paha dimana diameter luka-luka tersebut 18-20 cm atau lebih
akan mengecil menjadi kurang lebih 4-5 cm diameternya karena
proses kontraksi.1-5

Mekanisme yang pasti mengenai proses kontraksi pada luka


memang belum jelas, tapi kenyataannya luka dengan kerusakan
permukaan kulit dengan dasar luka yang lemah, misalnya kelopak
mata, bibir, atau pipi akan menimbulkan kontraksi. Sedangkan di
daerah dahi atau kepala dimana kulit relatif lebih erat
hubungannya dengan tulang di bawahnya, proses kontraksi pada
luka lebih terbatas. Biasanya, jaringan kulit yang terbentuk karena
kontraktur adalah jaringan non-elastik, yang karena terjadinya
cedera, tumbuh menggantikan jaringan kulit yang normal dan
elastic. Jaringan kulit ini tidak dapat bergerak dengan normal. Pada

1
tahap penyembuhan luka, kontraksi akan terjadi pada hari ke-4
dimana proses ini bersamaan dengan epitelisasi dan proses
biokimia dan seluler dari penyembuhan luka. Kontraktur fleksi dapat
terjadi hanya karena kehilangan lapisan superficial dari kulit.
Biasanya dengan dilakukan eksisi dari jaringan parut yang tidak
elastic ini akan menyebabkan sendi dapat ekstensi penuh kembali.1-
6

Pada luka bakar yang lebih dalam, jaringan yang banyak


mengandung kolagen akan meliputi neurovascular bundles dan
ensheathed flexor tendons, juga permukaan volar dari sendi akan
mengalami kontraksi atau perlekatan sehingga akan membatasi
range of motion. Kontraktur yang disebabkan oleh hilangnya kulit
atau luka bakar derajat III pada daerah persendian harus segera
dilakukan skin grafting. Penyebab kekakuan pada sendi adalah
perubahan lokal yang terjadi pada sendi dan disertai perubahan
jarak pada mekanisme ekstensi. Pada sendi metacarpophalangeal,
penyebab tersering adalah kontraksi dari ligamentum kolateral.
Ligamentum kolateral ini mempunyai jarak terpendek waktu
ekstensi dan mempunyai jarak terpanjang waktu fleksi. Selain itu
peranan dari kapsul sendi juga sangat potensial. Waktu
hiperekstensi, permukaan sendi akan menekan permukaan volar
dari kepala sendi metacarpophalangeal yang akan menimbulkan
perlekatan dan obliterasi dari ruang sendi. Bila ini terjadi maka
harus dilakukan kapsulotomi.2,4-9

Jenis-Jenis Kontraktur

2
Jenis-jenis kontraktur menurut jaringan yang terlibat adalah:

1. Kontraktur dermatogen → Hanya terbatas pada kulit saja

2. Kontraktur desmogen → Mengenai jaringan di bawah kulit,


misalnya tendon

3. Kontraktur artrogen → Sudah mengenai bagian dari sendi2,3,4

Menurut bentuknya, kontraktur terbagi atas:

1. Kontraktur linier

Gambaran klinis dari kontraktur linier:

a. Berbentuk garis lurus

b. Di pinggir garis ini terdapat web yang merupakan


kelebihan kulit

c. Penangananannya dibuat desain Z-plasty, yaitu dua


buah flap segitiga yang saling dipindahkan tempatnya.
Dengan desain ini maka garis kontraktur tersebut akan
diperpanjang dengan memanfaatkan kelebihan kulit
pada sisi-sisi garis kontraktur tersebut.

2. Kontraktur difusa

3
Gambaran klinis dan penanganan dari bentuk kontraktur ini
adalah:

a. Berbentuk difus pada persendian

b. Dilakukan penanganan dengan pelepasan dari


kontraktur dan kekurangan kulit yang tiimbul ditutup
dengan Full Thickness Skin Graft (FTSG).2,3,4

LAPORAN KASUS

Identitas

Nama : An. R E

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 5 tahun

Tanggal lahir : 23 Agustus 2008

Alamat : Tanotongkor

4
Agama : Katolik

Suku/Bangsa : Minahasa/Indonesia

Pekerjaan :-

ANAMNESIS

Anamnesis diberikan oleh orang tua penderita.

KELUHAN UTAMA: Jari-jari tangan kiri tidak dapat digerakkan

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:

Jari-jari tangan kiri tidak dapat digerakkan dialami sejak tahun


2004. Pada saat itu penderita sedang bermain-main kemudian
tanpa sengaja tersiram air yang mendidih. Penderita
kemudian dirawat di puskesmas. Setelah luka sembuh, jari-jari
tangan kiri penderita terlihat melengket sehingga tidak dapat
digerakkan.

Riwayat Penyakit Dahulu:

Cedera :-

Operasi: -

Riwayat Penyakit Keluarga:

Hanya penderita yang sakit seperti ini dalam keluarga

Riwayat Keadaan Sosial:

5
-

PEMERIKSAAN FISIK

TANDA VITAL

T: 90/60 mmHg N: 88 kali/menit

R: 28 kali/menit S: 37O C

Kepala:

Konjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (-)

Leher:

Pembesaran KGB (-)

Thorax:

Inspeksi : simetris kiri = kanan

Auskultasi : suara pernapasan bronkovesikuler

Palpasi : stem fremitus kiri=kanan

Perkusi : sonor kiri = kanan

Abdomen

Inspeksi : datar

Auskultasi : bising usus (+) normal

Palpasi : lemas

6
Perkusi : timpani

Tulang belakang: tidak ada kelainan

Ekstremitas:

Superior: Regio digiti dan palmar manus sinistra:

Tampak perlengketan pada digiti II-V,


perlengketan phalang proksimal, medial, dan
distal.

Inferior: tidak ada kelainan

Neurologis: tidak ada kelainan

Rectum/anal: tidak ada kelainan

Rectal toucher: tidak ada kelainan

CVA: tidak ada kelainan

Suprapubik: Nyeri (-)

Genitalia: perempuan normal

DIAGNOSIS SEMENTARA: Kontraktur digiti II –V manus sinistra

Tindakan PENGOBATAN: Pro release kontraktur

OBSERVASI HARIAN
Rabu – Minggu, 30 April – 3 Mei 2008

7
S : keluhan (-)
O : Tanda vital : dalam batas normal
Regio digiti dan palmar manus sinistra:

Tampak perlengketan pada digiti II-V, perlengketan phalang


proksimal, medial, dan distal.
A : Kontraktur digiti II –V manus sinistra
P : - pro release kontraktur
- X-Foto thorax
- periksa lab

Senin, 4 Mei 2008


S : keluhan (-)
O : Tanda vital : dalam batas normal
Regio digiti dan palmar manus sinistra:

Tampak perlengketan pada digiti II-V, perlengketan phalang


proksimal, medial, dan distal.
A : Kontraktur digiti II –V manus sinistra
P : - pro release kontraktur
Hasil pemeriksaan laboratorium:
- Hb : 12,6 g/dl
- Leuko: 8600 /mm3
- Trombo : 309.000 /mm3
- CT : 9’
- BT : 2’
- Ureum : 13
- Kreatinin: -
- SGOT : 30

8
- SGPT : 15
- Pemeriksaan EKG : kesan : dalam batas normal
- X-foto thorax : kesan : dalam batas normal

Selasa, 5 Mei 2008


S : keluhan (-)
O : Tanda vital : dalam batas normal
Regio digiti dan palmar manus sinistra:

Tampak perlengketan pada digiti II-V, perlengketan phalang


proksimal, medial, dan distal.
A : Kontraktur digiti II –V manus sinistra
P : - pro release kontraktur
- Konsul anestesi : disetujui untuk dilakukan tindakan

Rabu, 6 Mei 2008


S : keluhan (-)
O : Tanda vital : dalam batas normal
Regio digiti dan palmar manus sinistra:

Tampak perlengketan pada digiti II-V, perlengketan phalang


proksimal, medial, dan distal.
A : Kontraktur digiti II –V manus sinistra
P : - pro release kontraktur  hari ini

Laporan Operasi
• Jenis operasi : Release kontraktur + FTSG
• Penderita terlentang dengan general anestesi
• Tindakan asepsis dan antisepsis lapangan operasi.

9
• Lapangan operasi dipersempit dengan doek steril.
• Dilakukan release kontraktur pada digiti II-V manus sinistra
• Dilakukan sayatan berbentuk elips pada Regio inguinal dextra et
sinistra dan diambil lapisan kutisnya untuk dibuat graft.
• Dilakukan graft FTSG pada Regio digiti II – V manus sinistra
• Luka di daerah Regio inguinal dekstra et sinistra dijahit
• Dilakukan pemasangan intraosseus wiring pada digiti II – V
manus sinistra
• Kontrol perdarahan
• Luka operasi ditutup dengan gaas sterile
• Dipasang backslab
• Operasi selesai.
Instruksi Setelah Operasi
• IVFD D5% + ½ NS.
• Cefotaxime 3x250mg iv
• Antrain 3 x ½ ampul iv
• Ranitidin 3 x ½ ampul iv

Kamis, 7 Mei 2008 – Senin, 12 Mei 2008


S : nyeri luka bekas operasi (+)
O : Tanda vital : dalam batas normal
Regio digiti dan palmar manus sinistra: nyeri tekan (+), luka
operasi terawat baik

Regio inguinalis dextra et sinistra: nyeri tekan (+); luka


operasi terawat baik

10
A : post release kontraktur regio digiti II-V manus sinistra + skin
graft FTSG
P : - IV Line D5% + ½ NS
- Cefotaxime 3 x 250mg iv
- Antrain 3 x ½ ampul iv
- Ranitidin 2 x ½ ampul iv
- Rawat luka

Selasa, 13 Mei 2008


S : nyeri luka bekas operasi (+)
O : Tanda vital : dalam batas normal
Regio digiti dan palmar manus sinistra: nyeri tekan (+), luka
operasi terawat baik

Regio inguinalis dextra et sinistra: nyeri tekan (+); luka


operasi terawat baik

A : post release kontraktur regio digiti II-V manus sinistra + skin


graft FTSG
P : - aff infus
- Cefixime syrup 2 x 1 cth
- Novalgyn syrup 3 x 1 cth
- Rawat luka

Rabu, 14 Mei 2008


S : nyeri luka bekas operasi (+)
O : Tanda vital : dalam batas normal
Regio digiti dan palmar manus sinistra: nyeri tekan (+), luka
operasi terawat baik

11
Regio inguinalis dextra et sinistra: nyeri tekan (+); luka
operasi terawat baik

A : post release kontraktur regio digiti II-V manus sinistra + skin


graft FTSG
P : - Cefixime syrup 2 x 1 cth
- Novalgyn syrup 3 x 1 cth
- Rawat luka

Kamis, 15 Mei 2008 – Minggu 17 Mei 2008


S : nyeri luka bekas operasi (+), batuk(+), demam (-)
O : Tanda vital : dalam batas normal
Regio digiti dan palmar manus sinistra: nyeri tekan (+), luka
operasi terawat baik

Regio inguinalis dextra et sinistra: nyeri tekan (+); luka


operasi terawat baik

A : post release kontraktur regio digiti II-V manus sinistra + skin


graft FTSG
P : - Bisolvon kids syrup 3 x 1 cth
- Cefixime syrup 2 x 1 cth
- Novalgyn syrup 3 x 1 cth
- Rawat luka

Senin, 18 Mei 2008 – Jumat, 23 Mei 2008


S : (-)
O : Tanda vital : dalam batas normal

12
Regio digiti dan palmar manus sinistra: nyeri tekan (+), luka
operasi terawat baik

Regio inguinalis dextra et sinistra: nyeri tekan (+); luka


operasi terawat baik

A : post release kontraktur regio digiti II-V manus sinistra + skin


graft FTSG
P : - Cefspan syrup 2 x 1 cth
- Novalgyn syrup 3 x 1 cth
- Curmunos 1 x 1 cth
- Rawat luka

Sabtu, 24 Mei 2008 – Senin, 26 Mei 2008


S : (-)
O : Tanda vital : dalam batas normal
Regio digiti dan palmar manus sinistra: nyeri tekan (+), luka
operasi terawat baik

Regio inguinalis dextra et sinistra: nyeri tekan (+); luka


operasi terawat baik

A : post release kontraktur regio digiti II-V manus sinistra + skin


graft FTSG
P : - Cefixime syrup 2 x 1 cth
- Novalgyn syrup 3 x 1 cth
- Curmunos 1 x 1 cth
- Rawat luka dengan Bioplacenton tube
- Rencana aff wiring

13
Selasa, 27 Mei 2008
S : (-)
O : Tanda vital : dalam batas normal
Regio digiti dan palmar manus sinistra: nyeri tekan (+), luka
operasi terawat baik

Regio inguinalis dextra et sinistra: nyeri tekan (+); luka


operasi terawat baik

A : post release kontraktur regio digiti II-V manus sinistra + skin


graft FTSG
P : - Cefspan syrup 2 x 1 cth
- Novalgyn syrup 3 x 1 cth
- Curmunos 1 x 1 cth
- Rawat luka
- Aff wiring intraosseus

Rabu, 28 Mei 2008


S : (-)
O : Tanda vital : dalam batas normal
Regio digiti dan palmar manus sinistra: nyeri tekan (+), luka
operasi terawat baik

Regio inguinalis dextra et sinistra: nyeri tekan (+); luka


operasi terawat baik

A : post release kontraktur regio digiti II-V manus sinistra + skin


graft FTSG
P : - Cefspan syrup 2 x 1 cth
- Novalgyn syrup 3 x 1 cth

14
- Curmunos 1 x 1 cth
- Rawat luka
- Mulai fisioterapi

DISKUSI

15
Diagnosis kontraktur regio digiti II-V manus sinistra pada kasus ini
ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari
anamnesis didapatkan bahwa kulit pada jari-jari penderita mulai
melekat setelah penyembuhan luka bakar akibat tersiram air panas
yang masih mendidih. Pada pemeriksaan fisik terlihat terjadi
perlekatan pada digiti II – V manus sinistra.1,2
Jenis kontraktur yang diderita oleh pasien adalah kontraktur
artrogen yang difus dan jenis kontraktur fleksi. Pada kontraktur
yang sudah mengenai sendi seperti kasus ini, akan terjadi
pergerakan yang sangat terbatas dari jari-jari, dan dapat ditemukan
pemendekan atau indurasi dari jari-jari.2-7
Penanganan kasus kontraktur kulit dapat dilakukan dengan operasi,
sesuai dengan jenis kontraktur yang diderita. Pada kontraktur linier,
cukup dilakukan operasi Z-plasty, sedangkan pada kontraktur difus
seperti yang dialami penderita, perlu dilakukan skin graft.
Pembedahan yang dilakukan pada penderita adalah untuk
melepaskan kontraktur, dan menutup kekurangan kulit yang timbul
dengan full thickness skin graft (FTSG). Penutupan kekurangan kulit
dilakukan dengan FTSG karena dengan FTSG akan didapatkan hasil
yang lebih baik, terutama pada anak-anak. Kulit baru yang tumbuh
akan memiliki range of motion yang lebih baik daripada jika
dilakukan split-thickness skin grafting (STSG).2,4,8,10,11
Pada penderita juga dipasang intraosseus wiring untuk mereposisi
ruas-ruas jari penderita. Pemasangan intraosseus wiring dilakukan
karena kontraktur yang dialami penderita sudah mengenai sendi.
Oleh karena itu diperlukan pemasangan wiring agar jari-jari

16
penderita dapat berfungsi dengan normal kembali. Wiring dipasang
kurang lebih selama dua minggu, sampai terlihat pertumbuhan kulit
yang normal dari FTSG sehingga sudah dapat dilakukan fisioterapi
untuk melatih otot dan sendi yang terkena kontraktur. Pada
penderita ini, wiring dipasang selama 12 hari dan setelah dicabut,
diikuti dengan rehabilitasi medik berupa latihan menggerakkan jari-
jari tangan kirinya.2,10,11
Sebenarnya, terjadinya kontraktur pasca luka bakar dapat dihindari.
Pencegahan terjadinya kontraktur ini harus dilakukan seiring
dengan masa penyembuhan luka bakar dan perawatan luka yang
baik. Pemakaian elastic verban pada sendi yang terkena, dan
latihan pergerakan sendi yang cukup dapat mencegah terjadinya
kontraktur pada kulit.12

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Pusponegoro, Aryono D. “Luka” dalam de Jong, Wim (ed.). Buku


Ajar Ilmu Bedah. Ed.2. Cet. I. Jakarta:EGC. 2005. Hlm: 66-88.
2. Bisono. “Plastik” dalam Reksopradjo, Soelarto (ed.). Kumpulan
Kuliah Ilmu Bedah. Cet.I. Jakarta: Binarupa Aksara.1995. hlm:
420-424.
3. Applebaum, Robert. Contracture. Diunduh dari
http://www.aboardcertifiedplasticsurgeonresource.com/scar-
revision/contractures.html tanggal 31 Mei 2008.
4. Wheeless, Clifford R. Burns of The Hand. Diunduh dari
http://www.wheelessonline.com/ortho/burns_of_the_hand tanggal
31 Mei 2008.
5. Unknown. Burns: Accidents and Injuries: Merck Manual
Home Edition. Diunduh dari:
http://www.merck.com/mmhe/sec24/ch289/ch289a.html tanggal
5 Juni 2008.
6. Schwartz, Seymour I. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah. Cet.
I. Jakarta: EGC. 2000. Hlm: 97-132.
7. Unknown. Scars After Burns—Burns Scars Treatment.
Diunduh dari http://www.abateit.com/scar-treatment/burnscar/
tanggal 31 Mei 2008.

18
8. Sen, Cenk, et al. A simple and effective procedure for
treating burn contractures: Releasing incision and quadra
Z technique. Diunduh dari:
http://www.sciencedirect.com/science?_ob=ArticleURL&_udi=B6T
52-4MD95BB-
3&_user=10&_rdoc=1&_fmt=&_orig=search&_sort=d&view=c&_
acct=C000050221&_version=1&_urlVersion=0&_userid=10&md
5=3056bf1df9e5e42d28e8943b87726696 tanggal 31 Mei 2008.
9. Morga, Eric D., et al. Ambulatory Management Of Burns.
Diunduh dari: http://www.aafp.org/afp/20001101/2015.html
tanggal 05 Juni 2008.
10. Wheeless, Clifford R. Surgical Correction of Postburn Flexion
Contractures of The Fingers in Children. Diunduh dari
http://www.wheelessonline.com/ortho/burns_of_the_hand tanggal
31 Mei 2008.
11. Wheeless, Clifford R. A Comparison between FTSG and STSG
for the Coverage of Burns in Young Pediatric Patients.
Diunduh dari
http://www.wheelessonline.com/ortho/burns_of_the_hand tanggal
31 Mei 2008.
12. Unknown. Preventing Burn Scars an Contractures in
Children. Diunduh dari:
http://www.lpch.org/DiseaseHealthInfo/HealthLibrary/burns/retsca
r.html tanggal 31 Mei 2008.

19

You might also like