You are on page 1of 25

Laporan Praktikum Kimia Fisika III

KETERGANTUNGAN LAJU REAKSI PADA TEMPERATUR











Oleh:
Nama :Dewa Ayu Wisma Yanti
NIM :1008105020
Kel/Gel: I/2





JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN
2012









PERCOBAAN 3.1
KETERGANTUNGAN LAJU REAKSI PADA TEMPERATUR

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk menunjukkan pengaruh perubahan temperatur pada laju reaksi.
2. Untuk memperlihatkan kegunaan pengukuran-pengukuran volume-volume gas guna
mengikuti kinetika penguraian katalitik H
2
O
2
.
3. Untuk reaksi:
Fe
3+
/ H
+

H
2
O
2

(aq)
H
2
O
(l)
+ O
2

(g)

Sehingga dapat diketahui
a. orde reaksi
b. tetapan laju (k) dan waktu paruh (t
1/2
) pada temperatur tertentu.
c. pengaruh temperatur terhadap k.
d. tenaga aktivasi (Ea) dan faktor pra-eksponensial (A) untuk penguraian
katalitik H
2
O
2.


II. II. DASAR TEORI
Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi kimia yang
berlangsung per satuan waktu. Untuk reaksi kimia :

dengan a, b, p, dan q adalah koefisien reaksi, dan A, B, P, dan Q adalah zat-zat yang terlibat
dalam reaksi, laju reaksi dalam suatu sistem tertutup adalah

dimana [A], [B], [P], dan [Q] menyatakan konsentrasi zat-zat tersebut.


A. Persamaan laju reaksi
Untuk reaksi kimia :

hubungan antara laju reaksi dengan molaritas adalah

dengan:
- V = Laju reaksi
- k = Konstanta laju reaksi
- m = Orde reaksi zat A
- n = Orde reaksi zat B
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu
reaksi yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak,
sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar.
Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi
semakin kecil. bila range suhu tidak terlalu besar, ketergantungan tetapan kecepatan
reaksi pada suhu biasanya dapat dinyatakan dengan persamaan empiris yang diusulkan oleh
arthenius:
k = A.e
-Ea/RT
(1)
dimana:
- A = faktor pre exponensial
- Ea = energi aktifasi
- R = konstanta gas
- k = konstanta laju reaksi
- T = suhu mutlak
persamaan tersebut dapat dituliskan dalam bentuk logaritma sebagai berikut:
log k = log A Ea /2,303 R.T
berdasarkan persamaan ini, di peroleh garis lurus untuk grafik log vs I/T (suhu
mutlak), dimana harga EA/2,303 R merupakan slope dan log A sebagai intercept.
Dalam reaksi penguraian katalitik H
2
O
2
sebagai berikut:
Fe
3+
/ H
+

H
2
O
2

(aq)
H
2
O
(l)
+ O
2

(g)
Suatu cara yang gampang untuk mengukur laju reaksi ini adalah dengan memantau volume
oksigen yang timbul dengan waktu. Sehingga akan diperoleh persamaan laju sebagai berikut:

| |
dt
O H d
laju
2 2
=
.......................... (2)

Dalam percobaan ini, kita tidak akan mengukur | |
2 2
O H tetapi yang diukur adalah volum
oksigen yang dikeluarkan (pada tekanan atmosfer dan temperatur kamar) pada waktu yang
bervariasi selama reaksi. Volume oksigen yang timbul pada sembarang waktu adalah
berbanding lurus dengan banyaknya jumlah mol H
2
O
2
yang terurai waku reaksi. Jadi jika V
adalah volume oksigen yang dihasilkan pada waktu tak hingga maka :

V | |
0 2 2
O H (seluruh H
2
O
2
telah terurai pada waktu tak hingga)
dan (
t
V V

) | |
t
O H
2 2

maka akan diperoleh persamaan:
(
t
V V

) =
kt
e V



kt
t
e V V V


= (3)
Jadi jika volume oksigen yang dihasilkan itu (Vt) diukur pada waktu yang bervariasi
selama percobaan maka data dapat dicocokkan dengan relasi dalam persamaan (3)memakai
prosedur nonlinear least squares yang nonlinear sehingga memberikan nilai V yang
terbalik dan juga nilai k pada temperatur reaksi.
III. ALAT DAN BAHAN
3.1. Alat
- Pengaduk magnetik
- Pemanas
- Labu reaksi 250 ml
- Buret gas
- Pipet volume 25 mL dan 2 mL
- Termometer
- Bola hisap
- Gelas beker
3.2. Bahan
- Larutan hidrogen peroksida (H
2
O
2
)
- Ferri klorida 0,5 M
- Aquadest

IV. CARA KERJA
1. Peralatan disusun seperti gambar dibawah ini.










2. Ke dalam labu reaksi ditambahkan 25 mL larutan Fe
3+
dan dibiarkan beberapa menit
sehingga sistem berada dalam kesetimbangan termal dengan badnya.
3. Kran pada bagian atas labu reaksi dibiarkan terbuka dan reservoir diatur sehingga
buret gas menunjukkan nol.
4. Ke dalam labu reaksi ditambahkan secepatnya sebanyak 2 mL larutan H
2
O
2
6%
volume, sumbat ditutup kembali dan kran ditutup.
5. Pemanas dihidupkan kemudian suhu diatur pada posisi 70
0
C dengan menggunakan
pengatur suhu dan diukur dengan termometer. Suhu dijaga agar tetap konstan.
6. Larutan harus diaduk agak cepat dan pada laju yang tetap selama percobaan.
7. Stopwatch (jam) dihidupkan dan diamati gelembung yang timbul pada buret gas.
Volume gas yang timbul dicatat setelah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 menit dan seterusnya
sampai tidak terjadi perubahan volume oksigen lagi.

V. DATA PENGAMATAN

Suhu yang digunakan yaitu 60
0
C.
Suhu 60
0
C




















VI. PERHITUNGAN
Pembuatan Larutan FeCl
3
0,5M
Diketahui : Mr FeCl
3
= 162,21g/mol
Volume FeCl
3
dalam 1 botol = 250 ml
M FeCl
3
= 0,5 M

Ditanya : massa FeCl
3
yang ditimbang?
Jawab :
mol FeCl
3
dalam 1 botol
Mol FeCl
3
= M FeCl
3
x volume larutan
= 0,5 M x 0,25 L
= 0,125 mol
Massa FeCl
3
= mol FeCl
3
x Mr FeCl
3
= 0,125 mol x 162,21 g/mol
= 20,276 gram
Waktu
(detik)
Volume O
2

(mL)
1 -
2 -
3 1
4 2,5
5 2,8
6 3,0
7 3,5
8 3,5
9 3,5
10 3,5
11 3,5

Jadi, FeCl
3
yang harus ditimbang untuk membuat larutan FeCl
3
0,5 M sebanyak 250 mL
adalah 20,276 gram.

Penentuan Konstanta Laju (k)

kt
t
e V V V

=

kt
e
V
Vt V

=



kt
V
Vt
V
V
=
|
.
|

\
|

ln
kt
V
Vt
=
|
.
|

\
|

1 ln


T = 60
0
C
Nilai k pada 1 menit pertama
Diketahui : V = 3,5 ml
Vt = 0 ml
t = 1 menit
Ditanya : k = . . . . . . .?
Jawab : kt
V
Vt
=
|
.
|

\
|

1 ln

1 .
5 , 3
0
1 ln k = |
.
|

\
|


( ) 1 . 0 1 ln k =
( ) 1 . 1 ln k =
0 = -1 k
k = 0
Jadi nilai k pada 60 detik pertama (1 menit) adalah 0. Maka dengan cara yang sama
dapat dihitung nilai konstanta laju (k) pada menit-menit selanjutnya yang dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
t(menit) Vt(mL) V(mL) K










k
1
= k pada 60
0
C = 0976 , 0
11
0736 , 1
= =

n
k

Penentuan persamaan regresi linear
x (waktu) y (nilai k) X
2
Y
2
Xy
1
0
1 0 0
2
0
4 0 0
3
0,1142
9 0,0130 0,3426
4
0,3132
16 0,0980 1,2528
5
0,3218
25 0,1035 1,6090
6
0,3244
36 0,1053 1,9464
7 49


8 64
9 81
10 100
11 121




x = 66 y = 1,0736 x
2
= 506 y
2
= 0,3198
xy = 5,1508



1 0
3,5
0
2 0 0
3 1 0,1142
4 2,5 0,3132
5 2,8 0,3218
6 3,0 0,3244
7 3,5

8 3,5

9 3,5

10 3,5

11 3,5


( )


() ()
() ()



()
Jadi, persamaan regresi liniernya adalah y = bx + a y = -0,01173x + 0,1680

Penentuan Harga Waktu Paruh (t

)
Reaksi penguraian katalitik H
2
O
2
Fe
3+
/ H
+

H
2
O
2

(aq)
H
2
O
(l)
+ O
2

(g)


[

]
Reaksi ini merupakan Reaksi Orde Satu
Maka : t


Jika konsentrasi A
t
= A
0


- Nilai waktu paruh pada menit ke-1 :

=

- Nilai waktu paruh pada menit ke-2 :

=

- Nilai waktu paruh pada menit ke-3 :

=
6,0683 detik = 0,1011 menit
- Nilai waktu paruh pada menit ke-4 :

=
2,2126 detik = 0,03687 menit
- Nilai waktu paruh pada menit ke-5 :

=
2,1535 detik = 0,03589 menit
- Nilai waktu paruh pada menit ke-6 :

=
2,1362 detik = 0,0356 menit
- Nilai waktu paruh pada menit ke-7 :

=
0 detik = 0 menit
- Nilai waktu paruh pada menit ke-8 :

=
0 detik = 0 menit
- Nilai waktu paruh pada menit ke-9 :

=
0 detik = 0 menit
- Nilai waktu paruh pada menit ke-10 :

=
0 detik = 0 menit
- Nilai waktu paruh pada menit ke-11 :

=
0 detik = 0 menit

Suhu yang digunakan yaitu 70
0
C.
Suhu 70
0
C
Pada menit ke nol volume O
2
adalah 8,5 mL





















Penentuan Konstanta Laju (k)

kt
t
e V V V

=

kt
e
V
Vt V

=



kt
V
Vt
V
V
=
|
.
|

\
|

ln
kt
V
Vt
=
|
.
|

\
|

1 ln


T = 70
0
C
Nilai k pada 1 menit pertama
Diketahui : V = 8,5 ml
Vt = 0,5 ml
t = 1 menit
Ditanya : k = . . . . . . .?
Jawab : kt
V
Vt
=
|
.
|

\
|

1 ln
Waktu
(detik)
Volume O
2

(mL)
1 0,5
2 1,5
3 3,5
4 6,5
5 7,0
6 7,5
7 7,5
8 8,0
9 8,5
10 8,5
11 8,5
12 8,5

1 .
5 , 8
5 , 0
1 ln k = |
.
|

\
|


( ) 1 . 06 , 0 1 ln k =
( ) 1 . 94 , 0 ln k =
-0,061 = -1 k
k = 0,061


Jadi nilai k pada 70 detik pertama (1 menit) adalah 0,061. Maka dengan cara yang sama
dapat dihitung nilai konstanta laju (k) pada menit-menit selanjutnya yang dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.














k
1
= k pada 70
0
C = 925 , 0
11
105 , 11
= =

n
k


Penentuan persamaan regresi linear
x (waktu) y (nilai k) X
2
Y
2
Xy
1
0,061
1 0,00372 0,061
t(menit) Vt(mL) V(mL) K
1 0,5
8,5
0,061
2 1,5 0,193
3 3,5 0,529
4 6,5 1,448
5 7,0 1,737
6 7,5 2,145
7 7,5
2,145

8 8,0
2,847
9 8,5
0
10 8,5
0
11 8,5
0
12 8,5
0
2
0,193
4 0,03724 0,772
3
0,529
9 0,2798 4,761
4
1,448
16 2,0967 23,168
5
1,737
25 3,0171 43,425
6
2,145
36 4,6010 77,220
7 2,145

49
4,6010

105,105

8 847 , 2 64 8,1054

182,208

9 0 81 0 0
10 0

100 0 0
11 0 121 0 0
12 0 144 0 0
x = 78 y = 11,105 x
2
= 650 y
2
= 22,741
xy = 436,72


( )


() ()
() ()



()
Jadi, persamaan regresi liniernya adalah y = bx + a y = 2,5492x + (-15,644)

Penentuan Harga Waktu Paruh (t

)
Reaksi penguraian katalitik H
2
O
2
Fe
3+
/ H
+

H
2
O
2

(aq)
H
2
O
(l)
+ O
2

(g)


[

]
Reaksi ini merupakan Reaksi Orde Satu
Maka : t


Jika konsentrasi A
t
= A
0


- Nilai waktu paruh pada menit ke-1 :

=
11,360 detik = 0,1893
- Nilai waktu paruh pada menit ke-2 :

=
3,5906 detik = 0,0598 menit
- Nilai waktu paruh pada menit ke-3 :

=
1,3100 detik = 0,0218 menit
- Nilai waktu paruh pada menit ke-4 :

=
0,4785 detik = 0,00797 menit
- Nilai waktu paruh pada menit ke-5 :

=
0,3915 detik = 0,006525menit
- Nilai waktu paruh pada menit ke-6 :

=
0,3230 detik = 0,0053 menit
- Nilai waktu paruh pada menit ke-7 :

=
0,3230 detik = 0,0053 menit
- Nilai waktu paruh pada menit ke-8 :

=
0,2244 detik = 0,00374 menit
- Nilai waktu paruh pada menit ke-9 :

=
0 detik = 0 menit
- Nilai waktu paruh pada menit ke-10 :

=
0 detik = 0 menit
- Nilai waktu paruh pada menit ke-11 :

=
0 detik = 0 menit
- Nilai waktu paruh pada menit ke-12 :

=
0 detik = 0 menit

VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini telah dilakukan pengukuran volume gas oksigen pada tekanan
atmosfer dan temperature kamar sebagai hasil proses penguraian katalitik H
2
O
2
.Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk menentukan orde reaksi, tetapan laju (k), serta waktu paruh dari
reaksi penguraian katalitik H
2
O
2
yang dilakukan pada temperature tertentu.
Dalam penentuan laju reaksi penguraian hydrogen peroksida (H
2
O
2
) digunakan ferri
klorida (FeCl
3
) 0,5 M yang mengandung Fe
3+
. Tetapi dalam praktikum kali ini digunakan
larutan ferri klorida (FeCl
3
) dengan konsentrasi 0,5 M dengan volume 250 ml, sehingga
diperoleh berat ferri klorida yang ditimbang adalah 20,276 . Fe
3+
disini berfungsi sebagai
katalis yang akan mempercepat laju reaksi. Dari praktikum ini, dilakukan sebanyak 2 kali
percobaan dengan menggunakan 2 variasi suhu yaitu 60
0
C dan 70
0
C. Pertama-tama alat
dirangkaikan seperti pada gambar, dan suhu diatur agar konstan. Sebanyak 25 ml larutan
Fe
3+
tersebut dimasukkan dalam labu reaksi beserta 2 ml larutan hidrogen peroksida (H
2
O
2
).
Larutan tersebut diaduk menggunakan pengaduk magnetik dan dipanaskan hingga
temperatur 60
0
C. Pengadukan di sini berfungsi untuk mempercepat homogenisasi larutan
sehingga akan mempercepat berlangsungnya reaksi. Selain itu, pemanasan ini juga akan
mempercepat laju penguraian katalitik hidrogen peroksida (H
2
O
2
). Selama percobaan,
diamati gelembung gas yang timbul dengan waktu yang bervariasi sampai diperoleh volume
yang konstan. Adapun pengamatan gelembung gas diamati sampai waktu 11 menit. Dimana
diperoleh volume gas oksigen yang konstan yaitu sebesar 3,5 ml. Namun dari praktikum ini
terjadi kesalahan, karena volume dari gas O
2
yang dihasilkan pada menit pertama dan menit
kedua tidak terhadi, karena saat penambahan ferri klorida dan hidrogen peroksida sumbati
tidak ditutup. Sehingga gas O
2
yang seharusnya mengalir ke kran dan membentuk
gelembung-gelembung, lepas ke udara. Hal ini terjadi karena tekanan diluar lebih rendah
daripada tekanan di dalam kran. Namun setelah menit ketiga, sumbat ditutup sehingga gas O
2,
dapat mengalir ke kran. Dari nilai volume gas yang konstan tersebut dapat dikatakan bahwa
penguraian hidrogen peroksida telah selesai sehingga tidak ada gelembung gas lagi yang
dihasilkan.
Dari hasil pengamatan terlihat bahwa semakin lama waktu reaksi penguraian hidrogen
peroksida, maka volume gas oksigen yang terurai juga semakin banyak. Data yang diperoleh
tersebut digunakan untuk menentukan nilai tetapan laju (k) dan waktu paruh dari reaksi
penguraian katalitik hidrogen peroksida. Adapun reaksi ini merupakan reaksi orde kesatu,
sehingga nilai k dapat dihitung dengan menggunakan rumus, yaitu : kt
V
Vt
=
|
.
|

\
|

1 ln .
Dimana volume tak hingga ( V ) yaitu volume oksigen yang dihasilkan pada waktu tak
hingga sebesar 3,5 ml. Untuk nilai k yang diperoleh adalah :














Dalam praktikum ini didapatkan persamaan regresi liniernya adalah y = bx + a y = -
0,01173x + 0,1680.
t(menit) Vt(mL) V(mL) K
1 0
3,5
0
2 0 0
3 1 0,1142
4 2,5 0,3132
5 2,8 0,3218
6 3,0 0,3244
7 3,5

8 3,5

9 3,5

10 3,5

11 3,5

Nilai tetapan laju (k) tersebut juga digunakan dalam perhitungan untuk mencari nilai
waktu paruh dari reaksi penguraian katalitik hidrogen peroksida dengan waktu yang
berrvariasi. Adapun reaksi penguraian hidrogen peroksida tersebut merupakan reaksi orde
satu sehingga untuk mencari nilai waktu paruh orde satu dipergunakan rumus :
k
t
693 , 0
2 / 1
=
.Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai waktu paruh dibawah ini :
t (menit) k T

(detik) T

(menit)
1 0
2 0
3 0,1142 6,0683

0,1011

4 0,3132 2,2126

0,03687

5 0,3218 2,1535

0,03589

6 0,3244 2,1362

0,0356

7

0 0
8

0 0
9

0 0
10

0 0
11

0 0
Kemudian untuk praktikum kedua, dilakukan dengan suhu 70
0
C. Untuk suhu 70
0
C,
25ml larutan ferri klorida ditambahkan ke dalam labu ukur, dan suhu diatur konstan 70
0
C,
kemudian ditambahkan dengan 2 ml H
2
O
2
6% , sumbat dan kran ditutup kembali. Untuk
suhu 70
0
C, diperoleh volume awal gas O
2
yang terbentuk pada menit ke nol adalah 8,5ml.
Dan waktu yang digunakan sampai volume gas O
2
konstan didapatkan adalah 12menit.
Dimana volume tak hingga ( V ) yaitu volume oksigen yang dihasilkan pada waktu tak
hingga sebesar 8,5 ml. Untuk nilai k yang diperoleh adalah :
t(menit) Vt(mL) V(mL) K
1 0,5
8,5
0,061
2 1,5 0,193
3 3,5 0,529
4 6,5 1,448
5 7,0 1,737
6 7,5 2,145






Persamaan regresi linier untuk uhu 70
o
C adalah y = bx + a y = 2,5492x + (-15,644)
Nilai tetapan laju (k) tersebut juga digunakan dalam perhitungan untuk mencari nilai
waktu paruh dari reaksi penguraian katalitik hidrogen peroksida dengan waktu yang
berrvariasi. Adapun reaksi penguraian hidrogen peroksida tersebut merupakan reaksi orde
satu sehingga untuk mencari nilai waktu paruh orde satu dipergunakan rumus :
k
t
693 , 0
2 / 1
=
.Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai waktu paruh dibawah ini :
t (menit) k T

(detik) T

(menit)
1 0,061 11,360

0,1893

2 0,193 3,5906

0,0598

3 0,529 1,3100

0,0218

4 1,448 0,4785

0,00797

5 1,737 0,3915

0,006525

6 2,145 0,3230

0,0053

7
2,145
0,3230

0,0053

8
2,847
0,2244

0,00374

9
0
0 0
10
0
0 0
11
0
0 0


Berdasarkan literatur dapat diketahui bahwa dengan kenaikkan suhu temperatur maka
pembentukan volume gas oksigen juga semakin meningkat. Selain itu penggunaan katalis
juga dapat mempercepat laju reaksi dimana dalam percobaan ini dipergunakan katalis Fe
3+

yang bersal dari larutan FeCl
3
.


7 7,5
2,145

8 8,0
2,847
9 8,5
0
10 8,5
0
11 8,5
0
12 8,5
0


VIII. KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan diatas dapat dibuat beberapa kesimpulan diantaranya:
1. Laju suatu reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah temperatur, katalis,
dan lamanya pemanasan.
2. Laju suatu reaksi berbanding lurus dengan temperatur dimana semakin tinggi temperatur
yang dipergunakan maka laju reaksi akan semakin cepat, demikian pula sebaliknya.
3. Jumlah volume hidrogen peroksida (H
2
O
2
) yang terurai sebanding dengan jumlah
perubahan volume oksigen.
4. Reaksi penguraian katalitik hidrogen peroksida (H
2
O
2
) termasuk reaksi orde satu.
5. Waktu paruh reaksi penguraian katalitik hidrogen peroksida (H
2
O
2
) tidak dipengaruhi
oleh konsentrasi reaktan.
6. Harga tetapan laju reaksi untuk suhu 60
0
C adalah:















7. Persamaan regresi linear untuk suhu 60
0
C adalah y = bx + a y = -0,01173x + 0,1680.
8. Nilai waktu paruh pada suhu 60
0
C adalah:
t (menit) k T

(detik) T

(menit)
1 0
t(menit) Vt(mL) V(mL) K
1 0
3,5
0
2 0 0
3 1 0,1142
4 2,5 0,3132
5 2,8 0,3218
6 3,0 0,3244
7 3,5

8 3,5

9 3,5

10 3,5

11 3,5





2 0
3 0,1142 6,0683

0,1011

4 0,3132 2,2126

0,03687

5 0,3218 2,1535

0,03589

6 0,3244 2,1362

0,0356

7

0 0
8

0 0
9

0 0
10

0 0
11

0 0
9. Harga tetapan laju reaksi untuk suhu 70
0
C adalah:














10. Persamaan regresi linier untuk uhu 70
o
C adalah y = bx + a y = 2,5492x + (-15,644)
11. Nilai waktu paruh pada suhu 70
0
C adalah:
t (menit) k T

(detik) T

(menit)
1 0,061 11,360

0,1893

2 0,193 3,5906

0,0598

3 0,529 1,3100

0,0218

4 1,448 0,4785

0,00797

5 1,737 0,3915

0,006525

t(menit) Vt(mL) V(mL) K
1 0,5
8,5
0,061
2 1,5 0,193
3 3,5 0,529
4 6,5 1,448
5 7,0 1,737
6 7,5 2,145
7 7,5
2,145

8 8,0
2,847
9 8,5
0
10 8,5
0
11 8,5
0
12 8,5
0
6 2,145 0,3230

0,0053

7
2,145
0,3230

0,0053

8
2,847
0,2244

0,00374

9
0
0 0
10
0
0 0
11
0
0 0





VIII. DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia, 2001, Elektro Kimia dan Kinetika Kimia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
Bird, Tony, 1993, Kimia Fisika untuk Universitas, Gramedia, Jakarta.
Dogra, S dan S.K Dogra, 1990, Kimia Fisik dan Soal-Soal, Universitas Indonesia Press,
Jakarta.
Sastrohamidjojo, H, 2001, Kimia Dasar, Edisi ke-2, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Sukardjo, 1989, Kimia Fisika, Bina Aksara, Yogyakarta.
Tim Laboratorium Kimia Fisika, 2012, Penuntun Praktikum Kimia Fisika III, Jurusan Kimia
F.MIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran.

LAMPIRAN :
Jawaban Pertanyaan
1. Pada temperatur berapa tetapan laju reaksi itu akan menjadi dua kali nilai yang telah
anda tentukan?
Jawab :
Dalam penentuan tetapan laju reaksi menjadi dua kalinya diperlukan nilai temperatur
awal dan temperatur akhir. Dalam praktikum ini dilakukan dengan suhu 60
0
C dan
70
0
C. Laju reaksi menjadi dua kali semula adalah pada temperatur 70
0
C. Karena
semakin tinggi temperatur, maka laju reaksi akan semakin cepat.
2. Cara cara apa, selain menaikkan temperatur, yang dapat digunakan untuk
menaikkan laju peruraian H
2
O
2
dalam percobaan anda?
Jawab:
Selain dengan menaikkan temperatur, cara yang dapat digunakan untuk menaikkan
laju penguraian hidrogen peroksida adalah :
a. Dengan menambahkan katalis. Dalam percobaan ini adalah dengan melakukan
penambahan FeCl
3
. Dimana larutan Fe3+ berfungsi untuk mempercepat laju
reaksi. Katalis dapat digunakan menurukan energi aktifasi. Dengan penurunan
energi aktifasi, maka energi minimum yang dibutuhkan untuk terjadinya
tumbukkan semakin berkurang dan ini menyebabkan laju reaksinya semakin
cepat.
b. Dengan pengadukan yang dapat mempengaruhi kecepatan reaksi. Dimana yang
berperan dalam percobaan ini adalah pengaduk magnetik yang berfungsi untuk
mempercepat homogenisasi larutan.
c. Dengan menambahkan konsentrasi hidrogen peroksida sehingga volume oksigen
yang terbentuk semakin banyak sehingga laju penguraian akan semakin cepat.
Dimana laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi.

3. Berapa banyakkah mol H
2
O
2
yang telah terurai jika volume oksigen yang timbul
adalah 30 ml pada temperatur kamar 25
0
C?
Jawab :
Diketahui : VO
2
= 30ml = 0,03 liter
T = 25
0
C = 298K
R = 0,082 atm L mol
-1
K
-1

Ditanya : mol (n) H
2
O
2
= ..........?
Jawab : PV = nRT
n =



= 1,228 x 10
-3
mol
Jadi, mol H
2
O
2
yang terurai sebanyak 1,228 x 10
-3
mol.

You might also like