You are on page 1of 40

Oei Stefani, MD

DEFINISI
Status konvulsivus adalah kejang konvulsif yang berlangsung

lebih dari 30 menit atau kejang berulang selama lebih dari 30 menit; selama kejang pasien tidak sadar.
Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak IDAIc

KEJANG

KEJANG (+): Diazepam rektal

10-20menit

5 menit

Di Rumah Sakit: pencarian akses vena, pmx lab (darah tepi, gula darah, elektrolit, fungsi ginjal)

KEJANG (+): Diazepam IV 0,3-0,5 mg/kgBB Kecepatan 0,5-1 mg/menit (3-5 menit), hati-hati depresi pernapasan KEJANG (-) Bila disebabkan ensefalitis/meningitis, terapi rumatan perlu dilanjutkan dengan phenobarbital 8-10 mg/kgBB/hari selama 2 hari kemudian dilanjutkan dengan 4-5 mg/kgBB/hari sampai risiko untuk kejang berulang tidak ada Bila epilepsi, lanjutkan OAE dengan menaikkan dosis KEJANG (+) Transfer ke ruang perawatan intensif Phenobarbital 5-15 mg/kgBB/hari bolus IV dilanjutkan dosis 1-6 mg/kg menit drip atau midazolam 0,2 mg/kg dilanjutkan dengan 0,1-0,4 mg/kg/jam KEJANG (+) Fenitoin bolus IV 10-20 mg/kgBB Kecepatan 0,5-1 mg/kgBB/menit KEJANG (+) Fenitoin bolus IV 10-20 mg/kgBB Kecepatan 0,5-1 mg/kgBB/menit

Oei Stefani, MD

PENDAHULUAN
Insidens menigitis bakterial neonatal 0,5 kasus per 1000

kelahiran hidup BBLR 3x lebih tinggi dibandingkan bayi berat lahir normal Streptococcus group B dan E.coli merupakan penyebab utama Faktor resiko dari ibu atau bayi: - sepsis neonatal - prematuritas - ketuban pecah dini - korioamnionitis - kelahiran traumatik

DEFINISI
Suatu peradangan pada selaput otak, ditandai dengan

peningkatan jumlah sel polimorfonuklear dalam cairan serebrospinal dan terbukti adanya bakteri penyebab infeksi dalam cairan serebrospinal

PATOGENESIS
Infeksi dapat mencapai selaput otak melalui: 1. Aliran darah (hematogen) karena infeksi di tempat lain seperti faringitis,

tonsilitis, endokarditis, pneumonia, infeksi gigi. 2. Perluasan langsung dari infeksi yang disebabkan oleh infeksi dari sinus paranasalis, mastoid, abses otak, sinus kavernosus. 3. Implantasi langsung: trauma kepala terbuka, tindakan bedah otak, pungsi lumbal dan mielokel. 4. Meningitis pada neonatus dapat terjadi karena: Aspirasi dari cairan amnion yang terjadi pada saat bayyi melalui jalan lahir atau oleh bakteri yang normal ada pada jalan lahir. Infeksi bakterial secara transplasental terutama listeria. Hematogen: perlekatan bakteri pada sel epitel nasofaring kolonisasi menembus rintangan mukosa memperbanyak diri dalam aliran darah bakteriemia bakteri masuk cairan serebrospinal memperbanyak diri peradangan meningen dan otak

DIAGNOSIS
ANAMNESIS - mengetahui faktor resiko pada ibu dan bayi - tanda kardinal meningitis pada anak sering kali tidak ditemukan

(demam, nyeri kepala, meningismus) PEMERIKSAAN FISIS - Temperatur tidak stabil, demam pada kasus - Letargi, malas, hiper/hipoaktif - Tidak mau minum, muntah - Respirasi tidak teratur apnea - Kesadaran menurun - Tremor, twitching, kejang - Ikterus jika ada sepsis - Ubun-ubun menonjol - Hemiparesis atau kelumpuhan saraf kranial

.....DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG - Darah perifer lengkap, gula darah, elektrolit, biakan darah - Pungsi Lumbal (LP): jumlah sel>30/mm3, pada hitung jenis didapatkan

sel polimorfonuklear, protein>150 mg/dl, glukosa kurang lebih 40 mg/dl, pewarnaan gram, biakan dan uji resistensi, identifikasi antigen (aglutinasi latex) - Pemeriksaan USG, CT, atau MRI kepala (bila diperlukan) - Pemeriksaan elektroensefalografi nila ada indikasi

KOMPLIKASI
Efusi subdural
Gangguan cairan dan elektrolit Meningitis berulang Abses otak Paresis/paralisis Hidrosefalus Retardasi mental

Epilepsi

PENATALAKSANAAN
Medikamentosa: antibiotika , deksametason Bedah: bila ada komplikasi seperti empiema subdural, abses otak atau

hidrosefalus Suportif memelihara status hidrasi dengan larutan infuse elektrolit dan oksigenasi Untuk mengontrol kejang diberikan antikonvulsan, contohnya Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 kali sehari. Jika demam diberikan Antipiretika : parasetamol atau salisilat 10 mg/kg/dosis Pada udem cerebri dapat diberikan osmotik diuretik atau corticosteroid, tetapi hanya bila didapatkan tanda awal dari impending herniasi.

Oei Stefani, MD

PENDAHULUAN
Meningitis infeksi meninges. Meninges : membran yang mengelilingi otak dan sumsum

tulang belakang. Meningitis adalah infeksi yang menular. Dapat disebabkan oleh mikroorganisme (seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak), luka fisik, kanker, atau obat-obatan tertentu. Dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian.

ETIOLOGI
Anak usia 2 bulan 5 tahun:
Hemophilus influenzae Streptococcus pneumoniae Neisseria meningitidis

Anak usia > 5 tahun:


Streptococcus pneumoniae Neisseria meningitidis

Hemophilus influenzae

patogenesis...
Agen penyebab Invasi ke SSP melalui aliran darah Bermigrasi ke lapisan subarahnoid Respon inflamasi di piamatter, arahnoid,CSF dan ventrikuler Exudat menyebar di seluruh saraf cranial dan saraf spinal Kerusakan neurologist

GEJALA & TANDA KLINIK


Didahului ISPA atau infeksi saluran cerna Sakit kepala berat Demam Meningismus dengan atau tanpa penurunan kesadaran Mual (rasa sakit) Muntah (yang sakit) Umumnya merasa tidak sehat

DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik
Penurunan kesadaran atau

Pemeriksaan penunjang
Darah perifer lengkap, gula darah,

iritabilitas Ubun-ubun menonjol Kaku kuduk atau tanda rangsang meningeal lain Kejang Defisit neurologik fokal Leher kaku, sakit kepala parah, dan demam. Pembengkakan di mata, yang menunjukkan tekanan intrakranial meningkat, dan ruam kulit.

elektrolit darah, biakan darah Lumbal pungsi (LP): jumlah sel 100-10.000/mm3, dengan hitung jenis predominan sel polimorfonuklear, protein 200-500 mg/dl, glukosa<40 ,g/dl, pewarnaan gram, biakan dan uji resistensi, identifikasi antigen (aglutinasi lateks) Computed tomography (CT scan) atau magnetic resonance imaging (MRI scan) dari otak

Tujuan terapi
Menghilangkan infeksi dengan menurunkan tanda-tanda

dan gejala Mencegah kerusakan neurologik seperti kejang, tuli, koma, dan kematian

PENATALAKSANAAN
Medikamentosa: antibiotika , deksametason Bedah: bila ada komplikasi seperti empiema subdural, abses otak

atau hidrosefalus Suportif periode kritis pengobatan meningitis bakterialis adalah hari ke-3 dan ke-4. tanda vital dan evaluasi neurologis harus dilakukan secara teratur. Guna mencegah muntah dan aspirasi sebaiknya pasien dipuasakan dahulu pada awal sakit. Lingkar kepala harus dimonitor tiap hari pada anak dengan ubun-ubun terbuka Peningkatan tekanan intrakranial, kejang dan demam harus dikontrol dengan baik.

rekomendasi untuk terapi antimikroba empiris untuk meningitis purulen berdasarkan usia pasien dan kondisi spesifik predisposisi

dosis yang direkomendasikan untuk terapi antimikroba dengan bakteri meningitis

Monitoring
Tekanan darah
Glukosa Respirasi RR dan HR Volume output urin

Outcome Terapi
Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti

penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang lain. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi motorik/sensorik, mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil. Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat. Tampak rileks, ansietas berkurang

QUESTION?

Oei Stefani, MD

KEJANG DEMAM
Merupakan bentuk kejang yang paling sering pada anak
4-5% anak pernah mengalami 1 x KD ( Nelson Ellenberg,

1976 ) Orang tua cemas, label rentan Bagaimana out come ?

DEFINISI
ILAE, 1980 : Kejang pada anak, biasanya pada usia 6 bulan 5

tahun, yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh ( suhu rektal > 38 C ) dan bukan disebabkan oleh infeksi SSP atau penyebab lain. (consensus Development Panel, 1980 )
Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian

kejang kembali saat demam tidak termasuk kejang demam.


Sindrom GEFS+ ( Generalized Epilepsy with Febrile Seizure plus

), KD terus terjadi pada usia >6 th dan diikuti oleh epilepsi pada usia remaja. Penyebabnya adalah defek pada sodium channel secara autosomal dominan

KLASIFIKASI
1. Kejang demam sederhana / simple 2. Kejang demam kompleks
ILAE, Commission on Epidemiology and Prognosis, 1993

KD kompleks adalah bila ( salah satu ) : 1. kejang lama, ( > 15 mnt ) 2. kejang fokal/parsial 3. kejang berulang dalam 24 jam

EPIDEMIOLOGI
70 80% KD sederhana
20 - 30% KD kompleks

- 4% fokal - 8% berlangsung > 15 mnt - 16% berulang dalam 24 jam

ETIOLOGI
Terdapat interaksi 3 faktor : 1. imaturitas otak dan termoregulator 2. Demam ----> kebutuhan O2 meningkat 3. Predisposisi genetik > 7 lokus kromosom ( poligenik, autosomal dominan ) Penyebab demam : ISPA 38% Otitis media 23% Pneumonia 15% Gastroenteritis 7% Pasca vaksinasi

DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan fisik dan neurologik, apabila kesadaran baik

dengan penyebab demam yang jelas tidak perlu pemeriksaan lab lain Laboratorium Pemeriksaan darah tepi dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab demam Pemeriksaan elektrolit, glukosa dilakukan atas indikasi ( bila ada muntah2, atau diare ) Elektroensefalografi dipertimbangkan pada KD kompleks

.....DIAGNOSISanamnesis

Adanya kejang Jenis kejang Kesadaran Lama kejang Suhu sebelum/saat kejang Frekuensi Interval Pasca kejang Penyebab demam di luar SSP Riwayat perkembangan KD dalam keluarga Epilepsi dalam keluarga

.....DIAGNOSISpmx fisis
Kesadaran
Suhu tubuh Tanda rangsang meningeal Tanda peningkatan tekanan intrakranial Tanda infeksi di luar SSP

PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI


Ada 2 risiko KD 1. KD berulang 30 40% biasanya pada tahun pertama

2. Epilepsi ( 2 4% )
Prediktor KD berulang : 1. Usia < 18 bulan 2. Riwayat keluarga KD 3. Suhu yang tidak tinggi dan durasi demam

Prediktor epilepsi :

1. Kelainan neurologis/ keterlambatan perkembangan 2. Riwayat keluarga epilepsi 3. KD kompleks

TATALAKSANA
Biasanya kejang berlangsung singkat, berhenti sebelum dibawa ke dokter Saat kejang:
Pasien dimiringkan untuk mencegah aspirasi ludah atau muntahan Jalan napas harus bebas agar oksigenisasi terjamin

Perhatikan vital sign (kesadaran, tekanan darah, suhu, pernapasan dan

fungsi jantung) Turunkan suhu tubuh yang tinggi dengan kompress air dingin dan pemberian antipiretik Bila kejang masih berlangsung, atasi kejang dengan diazepam per rectal 0,5 mg / kg, atau BB < 10 kg : 5 mg BB > 10 kg : 10 mg Maksimal 2 x pemberian Antipiretik Pemberian antipiretik dianjurkan meskipun tidak ada bukti antipiretik dapat mencegah terjadinya kejang demam. Camfiel et al,1980 ; Uhari et al, 1995

.....TATA LAKSANA
Antipiretik

Pemberian antipiretik dianjurkan meskipun tidak ada bukti antipiretik dapat mencegah terjadinya kejang demam. Camfiel et al,1980 ; Uhari et al, 1995 Anti konvulsan Diazepam oral 0,3 mg/kg, 3x sehari efektif dapat menurunkan kejang demam. Efek samping hampir selalu ditemukan : somnolen dan ataxia Phenobarbital, phenytoin atau carbamazepin yang diberikan saat demam tidak efektif untuk mencegah kejang demam

.....TATA LAKSANA
Indikasi terapi rumatan: Kejang lama Anak mengalami kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang Kejang fokal atau parsial Pengobatan antikonvulsan rumat (terus menerus ) Phenobarbital 4 5 mg /kg BB dibagi 2 dosis, maksimal 200 mg/hari, atau Asam Valproat 20-40 mg/kgBB/hari efektif menurunkan risiko berulangnya kejang demam. Efek samping phenobarbital berupa gangguan perilaku/hiperaktif dan penurunan IQ sulit diterima. Efek samping Asam Valproat pada usia muda dapat menyebabkan gangguan fungsi hati

Rekomendasi Profilaksis
Dengan pengetahuan bahwa kejang demam merupakan

keadaan benigna dan pertimbangan efek samping obat, profilaksis diberikan dalam jangka pendek kecuali pada kasus yang sangat selektif dapat diberikan profilaksis terus menerus
AAP. Cpmmittee on drugs. Behavioural & cognitive effect of anticonvulsant therapy. AAP. Practice parameter: longterm treatment of the child with simple febrile seizure.

QUESTION?

You might also like