You are on page 1of 7

WiFi dan WiMAX : Sinergi

Burhan Adi Wicaksana Teknik Komputer Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia Kampus UI Depok, Depok 16424, Indonesia

Abstrak-Kemunculan teknologi WiMAX yang merupakan teknologi di bidang wireless broadband diprediksi akan menggantikan teknologi WiFi yang ada sekarang. Pada implementasinya, sinergi keduanya akan menghasilkan solusi atas masalah-masalah yang manjadi isu seperti keterbatasan akses terhadap internet maupun permintaan akan akses internet tanpa terbatas cakupan wilayah tertentu.
I. WIFI

B. Standar IEEE 802.11 1. 802.11a WiFi dengan standar WiFi 802.11a beroperasi pada frekuensi 5 GHz dengan bandwidth mencapai 54 Megabit per detik. Pada standar 802.11 digunakan sebuah teknik yang dinamakan orthogonal frequency division multiplexing (OFDM), yang merupakan teknik koding dengan membagi sinyal yadio menjadi sub-sinyal sebelum mencapai receiver. Teknik ini unggul dalam hal mereduksi interferensi. 2. . 802.11b Standar 802.11b melakukan transmisi pada frekuensi 2.4 Ghz dan mampu menangani 11 Megabits data per detik. Walaupun memiliki kecepatan yang lebih rendah, keunggulan standar ini ada pada harganya yang relatif lebih murah. 3. 802.11g Standar 802.11g memiliki kesamaan dengan 802.11b dalam hal frekuensi transmisi yang digunakan, yakni 2.4 GHz, namun ia memiliki keunggulan dalam hal kecepatan transmisi yang dapat mencapai 54 Megabits per detik. Kecepatan ini didapat dengan menerapkan teknik yang sama dengan yang digunakan pada standar 802.11a. iv. 802.11n Standar ini merupakan standar terbaru dari teknologi WiFi yang diklaim mampu mencapai kecepatan 140 Megabits per detik, standar ini masih dalam tahap draft yng sedang dikembangkan oleh IEEE. C. Plus dan Minus Kelebihan dari teknologi WiFi untuk diimplementasikan dalam pembuatan jaringan lokal adalahdari segi harga yang reatif tidak mahal serta kemudahan dalam melakukan setup yang tidak membutuhkan perkabelan yang rumit. Di sisi lain kekurangan yang paling signifikan adalah dari segi daya jangkau sinyal yang terbatas

A. Selayang Pandang WiFi adalah sebuah terobosan dalam dunia jaringan, keberadaan teknologi ini memicu peningkatan akses internet sebagai imbas dari kemudahan akses terhadap akses internet itu sendiri. WiFi adalah sebuah solusi jaringan nirkabel yang memungkinkan pengguna komputer atau notebook yang WiFi enabled mendapatkan akses internet dengan mudah dalam lingkup area yang berada dalam jangkauan sinyal WiFi.Lingkup dari WiFi ini mencakup satu daerah local area network. WiFi memanfaatkan frekuensi gelombang radio (radio frequency) sebagai media transmisinya. Perbedaan WiFi dengan perangkat yang juga menggunakan medium gelombang radio ada pada beberapa aspek, yakni frekuensi yang digunakan, standar teknologi yang diterapkan, serta penggunaannya. Frekuensi yang digunakan dalam standar teknologi WiFi ini adalah 2,4 GHz dan 5 GHz, frekuensi yang tinggi bila dibandingkan dengan frekuensi yang digunakan perangkat lain. Penggunaan frekuensi tinggi ini memungkinkan sinyal yang ada dapat membawa lebih banyak data. Ada 3 pita frekuensi yang digunakan oleh standar WiFi yang ada sekarang, adanya 3 pita frekuensi memungkinkan pengguna untuk berpindah dari satu pita ke pita lain. Perpindahan ini dapat mengurangi interferensi serta memungkinkan banyak peralatan terkoneksi sekaligus. Standar teknologi yang digunakan WiFi mengacu pada standar 802.11 yang dikeluarkan oleh IEEE. Dengan WiFi beberapa perangkat yang mendukung dapat terkoneksi secara simultan seperti terlihat pada gambar 1.

d. e. f. g.

Bit Rate: 32-134 Mbps pada kanalisasi 28 MHz Mobilitas: Tetap (fixed) Bandwidth kanal : 20, 25, dan 28 MHz Typical Cell Radius: sampai dengan 5 mil, average cell radius 1-3 mil

2. 802.16a/REVd (Fixed; Point-to-Multipoint) a. Non line-of-sight b. Dikeluarkan Desember 2001 c. Spektrum: <11 GHz, 2.5, 3.5 GHz: berlisensi (licensed), 5.8 GHz: bebas lisensi (license-exempt) d. Bit Rate: sampai dengan 75 Mbps pada kanalisasi 20 MHz e. Mobilitas: Tetap (fixed) outdoor dan indoor f. Bandwidth kanal : fleksibel dengan kisaran antara 1.25 20 MHz g. Typical Cell Radius: 3-5 mil, maksimum 30 mil sesuai dengan ketinggian tower dan topografi 3. 802.16e (Mobile/Fully Nomadic)
Gambar 1. Koneksi Simultan pada WiFi

II. WIMAX A. Selayang Pandang WiMAX adalah sebuah solusi atas kebutuhan terhadap akses jaringan masa kini. Teknologi WiMAX menjawab pertanyaan serta kebutuhan akan akses jaringan berpita lebar, nirkabel, serta cakupan yang luas sekaligus. Sesuai dengan singkatannya, Worldwide Interoperability for Microwave Access, WiMAX beroperasi dengan menggunakan gelombang mikro sebagai media transmisi. Dengan standar yang telah ditetapkan oleh IEEE, WiMAX dapat mendukung kecepatan transmisi hingga 70 Megabits per detik. Tidak berbeda jauh dengan standar WiFi yang notabene sebesar 54 Megabits per detik. Titik perbedaannya adalah daya jangkaunya, dimana WiMAX dapat mencakup area hingga radius 50 km. Perbedaan daya jangkau yang signifikan ini didapat dari penggunaan transmitter dengan kekuatan tinggi juga sebagai imbas dari frekuensi yang digunakan. Spesifikasi dari teknologi WiMAX ini ditentukan oleh standar yang dikeluarkan oleh IEEE, yakni 802.16 B. Standar IEEE 802.16 1. 802.16 a. line-of-sight b. Dikeluarkan Desember 2001 c. Spektrum: 10-66 GHz

a. b. c. d. e.

Non line-of-sight Dikeluarkan 2005 Spektrum: <6 GHz Bit Rate: sampai dengan 15 Mbps pada kanalisasi 5 MHz Mobilitas: Portabel / mobile sama dengan standar 802.16a dengan sub-channel lebih banyak f. Typical Cell Radius: rata-rata (average cell radius) 1-3 mil C. Plus dan Minus WiMAX sebagai sebuah teknologi baru memiliki berbagai kelebihan, dapat memberikan akses kecepatan tinggi seperti layaknya layanan pita lebar, kemudahan akses nirkabel, serta jangkauannya yang luas. Dengan implementasi WiMAX, pelanggan layanan ini dapat selalu terkoneksi dengan jaringan internet berkecepatan tinggi selama masih berada dalam area jangkuan sinyal WiMAX D. Infrastruktur Sebuah sistem WiMAX terdiri atas infrastruktur sebagai berikut: 1. WiMAX tower: WiMAX tower ini berfungsi layaknya BTS pada jaringan komunikasi, yakni mentransfer sinyal ke penerima, radius jangkauan sebuah WiMAX tower dapat mencapai 8000 kilometer persegi (3000 mil persegi). 2. WiMAX receiver: Sesuai dengan namanya, WiMAX receiver berfungsi untuk menerima sinyal dari WiMAX tower, bentuknya bermacam-macam, bisa berupa kartu periferal (PCI,PCMCIA) ataupun ditanamkan langsung pada laptop, seperti receiver WiFi yang ada sekarang. E. Jenis Layanan Nirkabel pada sistem WiMAX: Ada dua macam layanan nirkabel pada WiMAX:

1. Layanan line-of-sight: Jenis layanan ini menyediakan koneksi yang lebih kuat dan stabil, diimplementasikan dengan penggunaan piringan antena yang mengarah langsung ke WiMAX tower. Transmisi line-of-sight ini menggunakan frekuensi tinggi hingga 66 Ghz yang berimbas pada rendahnya interferensi dan bandwidth yang lebih banyak. 2. Layanan non line-of-sight: Dengan layanan ini tidak diperlukan garis pandang langsung antara tower dan penerima, sehingga penerima dapat berupa antena kecil saja. Pada layanan ini frekuensi yang digunakan lebih rendah, antar 2-11 GHz Keduanya dapat diilustrasikan pada gambar 2. III. INTEROPERABILITAS WIFI DAN WIMAX A. Latar Belakang Telah kita ketahui dan rasakan bahwa perkembangan teknologi WiFi serta berbagai perangkat yang mendukung dan memanfaatkannya berkembang dengan pesat di sekitar kita. Teknologi ini unggul dalam hal kemudahan akses terhadap jaringan, tanpa memerlukan pengaturan yang rumit, pengguna dapat segera terhubung ke jaringan melalui akses nirkabel. Hanya saja, terdapat kekurangan dalam teknologi ini, yakni daya jangkau sinyal yang terbatas, akibatnya konektivitas juga terbatas pada area cakupan sinyal saja, hal ini tentunya menjadi sebuah masalah ketika dibutuhkan koneksi yang harus tetap terhubung sementara pengguna harus berpindah tempat keluar area cakupan sinyal WiFi. Melihat sebuah sisi lain, keterbatasan akses terhadap internet masih menjadi suatu masalah, terutama untuk daerah-daerah yang berada pada batasan jangkauan akses kabel dari ISP. Kehadiran teknologi WiMAX menjadi sebuah angin segar terhadap wilayah seperti ini, karena jangkauan yang luas dan dapat mengatasi kendala jarak dan topografi wilayah yang menjadi penghalang masuknya akses kabel dan jaringan serta internet ke wilayah tersebut. Jika masalah akses ini dapat disiasati, maka keterbukaan akses terhadap internet ini akan dapat memicu perkembangan ke arah yang lebih baik pada berbagai aspek, salah satunya, berdasarkan pernyataan dari ITU, bahwa perkembangan di bidang akses teknologi sebesar 1% akan memicu pertumbuhan ekonomi sebesar 3% [2]. Dengan kecenderungan semacam ini, jika akses terhadap teknologi, baik perangkat, infrastruktur maupun akses informasi dapat didapat dengan mudah, akan terjadi percepatan pertumbuhan ekonomi di lingkup daerah, bahkan negara. Dari kedua masalah inilah kemudian dapat dikembangkan sebuah model infrastruktur yang memanfaatkan kedua teknologi yang ada untuk menyiasati masalah-masalah tersebut.
Gambar 2. Jenis Layanan Nirkabel Pada WiMAX

B. WiMAX vs WiFi : Backhaul Backhaul adalah sebuah istilah yang mengacu pada penggunaan sebuah infrastruktur yang menjadi perantara antara inti (core) atau tulang punggung (backbone) jaringan dengan bagian jaringan yang lebih kecil di bagian ujung atau tepi dari keseluruhan hierarki dari jaringan tersebut. Penggunaan WiMAX sebagai backhaul dimungkinkan dengan standar yang ditetapkan untuknya, dimana dapat digunakan frekuensi tinggi dan jenis layanan line-of-sight untuk mengakomodasi penggunaan WiMAX sebagai backhaul ini. Kombinasi penggunaan WiMAX sebagai backhaul dengan layanan line-of-sight maupun sebagai koneksi last mile langsung ke end-user dengan layanan non line-of-sight ini yang kemudian dapat digunakan untuk mengatasi kendala akses ke daerah yang tidak dapat dijangkau oleh layanan dengan kabel biasa. Berikut adalah keuntungan yang didapat dari penggunaan WiMAX sebagai koneksi backhaul [2]: 1. Spesifikasi WiMAX memang dirancang untuk penggunaan sampai dengan level Metropolitan Area Network (MAN), yang mendukung layanan hingga radius 50 km, sehingga spesifikasinya sudah ditentukan sedemikian rupa untuk mengatasi delay, jitter, multipath dan overhead dalam skala yang lebih besar. 2. Mendukung pemrosesan sinyal dengan teknik multiple input multiple output (MIMO) yang memperkuat dukungan terhadap layanan non line-of-sight 3. Kanalisasi yang lebih fleksibel, bisa 1,75; 3,5; 5; 10; 14; atau 20 MHz 4. Frekuensi operasi bermacam-macam 2,3; 2,5; 3,5; dan 5,8 GHz 5. Bitrate dapat mencapai 100 Mbps untuk lebar pita 20 MHz 6. Protokol telah dirancang sedemikian rupa agar optimal untuk penggunaan komunikasi multihop dengan topografi jaringan mesh

7. Protokolnya mendukung smart antenna yang mendukung beamforming 8. Dirancang untuk memberikan layanan carrier-class, hal ini memberikan dukungan QoS terhadap layanan realtime maupun non realtime WiFi juga dapat dimanfaatkan sebagai backhaul, namun penggunaan WiFi sebagai backhaul dapat mengarah pada permasalahan-permasalahan berikut [2]: 1. Spesifikasi WiFi dioptimasi untuk penggunaan jarak pendek, bila digunakan di luar ruangan dan jangkauan yang panjang dapat mengakibatkan multipath dan delay spread yang tidak tertangani dengan optimal 2. Komunikasi non line-of-sight terbatas, komunikasi hanya berlangsung secara point-to-point line-of-sight 3. Rancangan WiFi diperuntukkan untuk aplikasi LAN saja 4. Ukuran kanal sebesar 20 Mhz dinilai tidak fleksibel, bit rate yang dimiliki maksimum mencapai 54 Mbps 5. WiFi tidak dirancang untuk komunikasi multi-hop 6. WiFi beroperasi pada frekuensi tidak berlisensi (unlicensed), sehingga memungkinkan terjadinya interferensi dengan perangkat-perangkat lain yang juga beroperasi pada frekuensi tersebut. Dari perbandingan diatas dapat dilihat bahwa WiMAX lebih unggul bila digunakan sebagai koneksi backhaul karena standarnya yang lebih mendukung untuk digunakan ke arah itu. Dukungan WiMAX terhadap backhaul inilah yang menjadi solusi atas masalah kedua yang dikemukakan sebelumnya, dengan menggunakan WiMAX sebagai backhaul dengan koneksi last mile berupa WiMAX ataupun WiFi, yang akan dikemukakan selanjutnya, akan dapat dijangkau wilayah-wilayah yang sulit untuk dijangkau dengan jaringan kabel biasa. Di Indonesia, yang dikategorikan sebagai negara dengan teledensitas rendah yang hanya mencapai 4% atau dengan kata lain penetrasi di bidang teknologi informasi masih rendah, teknologi ini akan dapat mendukung ke arah pengembangan yang prospektif untuk pertumbuhan ekonomi maupun tingkat pembelajaran penduduk yang lebih baik. Secara umum, pemanfaatan WiMAX sebagai bachkaul dari WiFi ini, baik untuk pengembangan layanan ke daerah yang sulit dijangkau maupun sebagai sebuah solusi untuk penyediaan akses internet broadband yang tidak terbatas oleh cakupan wilayah tertentu, dapat digambarkan pada gambar 3 C. Kompetisi atau Sinergi? Kemunculan WiMAX sebelumnya diduga sebagai teknologi yang dengan segala keunggulan yang dimilikinya akan menggantikan WiFi. Akan tetapi, penetrasi teknologi WiFi yang telah membumi di sebagian besar masyarakat dunia, tentunya akan membuatnya sulit digantikan oleh walaupun oleh teknologi yang baru sekalipun. Dengan kecenderungan semacam itu, maka muncul sebuah ide, untuk menggunakan WiMAX dan WiFi secara sinergis yang menghasilkan solusi atas permasalahan pertama yang dikemukakan sebelumnya tentang masalah konektivitas. Kombinasi keduanya dapat mengatasi kebutuhan akan konektivitas internet yang tidak terbatas oleh cakupan ruang

tertentu. Kombinasi ini juga merupakan solusi terhadap penyediaan perangkat dan layanan jaringan yang costeffective, karena saat ini perangkat yang dimiliki oleh end user sebagian besar baru mendukung WiFi, maka dukungan terhadap WiFi juga masih perlu diutamakan agar tidak diperlukan biaya tambahan untuk perangkat baru untuk mendapatkan akses terhadap layanan WiMAX. Dari segi penyedia layanan, sinergi ini juga dapat menjadi solusi atas masalah lisensi penggunaan frekuensi, karena seperti telah dikemukanan bahwa WiMAX beroperasi pada ferkuensi yang berlisensi (licensed) sedangkan WiFi beroperasi pada frekuensi tanpa lisensi (unlicensed/license-exempt). Perbedaan antara frekuensi berlisensi dan bebas lisensi itu ada pada beberapa aspek, antara lain [1]: 1. Interferensi Frekuensi berlisensi lebih tidak bermasalah terhadap terjadinya interferensi, karena frekuensi itu hanya dapat digunakan oleh pihak yang membeli lisensi saja, sehingga kemungkinan terjadinya interferensi lebih kecil bila dibandingkan dengan frekuensi bebas lisensi yang dapat digunakan oleh siapa saja. Interferensi ini berpengaruh terhadap kualitas atau performa dari jaringan yang bersangkutan. Semakin bebas interferensi tentunya kualitas layanan juga akan semakin baik. 2. Biaya Spektrum Frekuensi berlisensi tentunya memerlukan biaya investasi yang tidak kecil. Masalah biaya ini terutama terjadi bagi para penyedia layanan tingkat menengah ke bawah dengan lingkup yang kecil, karena investasi pembelian lisensi dapat menjadi tidak sebanding dengan kebutuhan serta cakupan layana mereka, terlebih lagi lisensi atas sebuah spktrum frekuansi dapat mencakup hingga tingkat negara yang mungkin tidak menjadi pangsa pasar dari penyedia layana berskala menengah ke bawah tadi. 3. Batasan Kekuatan Transmisi Batasan kekuatan transimisi untuk frekuensi berlisensi lebih tinggi daripada frekuensi yang tidak berlisensi, hal ini berpengaruh pada daya jangkau sinyal. Walaupun demikian, masalah kekuatan transmisi ini berkaitan pula dengan perangkat yang dimiliki oleh end-user, karena kekuatan transmisi yang dipencarkan oleh penyedia layanan harus disesuaikan pula dengan perangkat end-user yang akan didukung dan menjadi sasarannya 4. Bandwidth Kanal Bandwidth kanal untuk frekuensi berlisensi lebih kecil dibandingkan dengan pada frekuensi bebas lisensi, dimana untuk frekuensi berlisensi, lebar kanal hanya berkisar antar 3,5 hingga 7 MHz, sedangkan pada frekuensi bebas lisensi lebar kanal dapat mencapai 20 MHz. Hal ini berpengaruh pada throughput rate, dimana pada frekuensi berlisensi dengan lebar pita yang lebih kecil akan memiliki throughput rate yang lebih rendah dibandingkan dengan frekuensi bebas lisensi.

Pemanfaatan WiMAX untuk hal seperti ini dapat didukung oleh standar terbaru WiMAX yang dikeluarkan oleh IEEE, yakni standar 802.16e, standar ini memungkinkan mobilitas akses terhadap sinyal WiMAX hingga kategori mobile atau nomadic. Dengan dukungan semacam ini, pengguna perangkat dapat berpindah-pindah tempat tanpa kehilangan koneksi. Selanjutnya, sinergi antara WiMAX dan WiFi dapat terjadi dengan memanfaatkan kemampuan WiMAX melayani koneksi dengan cakupan wilayah yang luas, serta koneksi WiFi untuk skala LAN. Berikut adalah tabel perbandingan antara karakteristik WiFi dan WiMAX, dalam hal ini WiMAX dengan standar 802.16e, serta hasil sinergi antara keduanya.

3.

Daya jangkau hingga 100 3. meter untuk sebuah access point

yang bebas lisensi untuk traffic besteffort di tingkat LAN Daya jangkau 3. Lebih mencakup wilaya ekonomis metropolitan untuk hingga beberapa coverage kilometer untuk dalam wilayah sebuah base yang luas, station WiFi dapat digunakan untuk lingkup kecil semacam hotel dan airport, sementara WiMAX menutup wilayah diluar WiFi hotspot tersebut

4.

Gambar 3. Interworking WiMAX dan WiFi

5.

TABEL I PERBANDINGAN WIFI, WIMAX, DAN SINERGINYA[3]

WiFi (802.11)
1.

WiMAX (802.16e/Mobile)

Hasil Sinergi
6.

2.

Menyediakan layanan 1. Menyediakan 1. Cakupan bermobilitas tetap (fixed) layanan layanan yang dan portabel bermobilitas tetap luas, dapt (fixed) dan mencakup portabel layanan indoor maupun outdoor Beroperasi pada spektrum 2. Bekerja pada 2. Penyedia frekuansi bebas lisensi frekuensi layanan dapat (unlicensed/licenseberlisensi. Solusi memanfaatkan exempt). Solusi yang telah yang ada kelebihan dan ada mnggunakan pita 2,4 sekarang kekurangan dan 5 GHz beroperasi pada frekuensi pitafrekuensi 2,3; berlisensi dan 2,5; dan 3,5 GHz bebas lisensi, misal frekuensi berlisensi dimanfaatkan untuk traffic yang QoS sensitive serta mencakup area yang luas, sedangkan frekuensi

Digunakan modus ODFM 4. Digunakan 4. Kesamaan pada standar 802.11 a/g/n scalable-OFDM teknologi pada standar yang 802.16e digunakan berarti penghematan dalam biaya pembuatan divais Perangkat yang ada 5. Perangkat 5. Perangkat terhubung ke jaringan WiFi terkoneksi melalui jaringan biasa melalui access point ke base station, ke yang berbasis jaringan IP penyedia jaringan Ip IP, seperti layanan dan kemudian ke penyedia layana, server internet dan kemudian ke otentifikasi, internet gateway, dan sebagainya dapat digunakan Pada 802.11n digunakan 6. Dukungan 6. Ada teknik Multiple Input terhadap MIMO kemungkinan Multiple Output (MIMO) dan beamforming kedua untuk data rate yang lebih perangkat tinggi berbagi komponen antena yang sama, sehingga dapat mengurangi biaya pembuatan perangkat Dibangun pada wilayah 7. Dibangun untuk 7. Kemungkinan cakupan lokal, seperti cakupan wilayah terhadap hotspot umum, rumah, dan yang luas model koneksi perkantoran mencakup area bestmetropolitan connnected dimana pengguna dapat terhubung ke jaringan WiFi atau WiMAX berdasrakaln lokasi,

7.

jangkauan, dan QoS requirement yang mereka butuhkan.

8.

Dukungan terhadap VoIP 8. VoIp didukung 8. pada standar 802.11e, k dan dengan dengan r adanya class of service

9.

Pada standar 802.11n 9 WiMAX 9. dengan high throughput menyediakan data didapat dukungan akan rate yang tinggi aplikasi digital home, dengan dukungan seperti video over IP terhadap QoS class

Kedua teknologi mendukung VoIP , walaupun demikian hal ini dipengaruhi oleh QoS yang berkorelasi terhadap frekuensi yang digunakan, apakah licensed atau licenseexempt Kedua teknologi mendukung VoIP , walaupun demikian hal ini dipengaruhi oleh QoS yang berkorelasi terhadap frekuensi yang digunakan, apakah licensed atau licenseexempt

D. Skema WiFi WiMAX Interworking Dengan dukungan interworking baik oleh WiFi atau WiMAX, penyedia layanan dapat memberikan akses internet broadband dengan konsisten, transparan, dan user-friendly, hal ini ditentukan oeh dua unsur penting, yakni: 1. Perangkat pada pengguna yang multi-mode, sehingga dapat mendukung baik jaringan WiFi dan WiMAX 2. Ketersediaan layanan lintas jaringan WiFi dan WiMAX ketika pengguna berpindah dari satu jaringan ke jaringan lain. Hal ini dilakukan dengan mengimplementasikan Access Service Network Gateway (ASN GW) serta layanan Authentication, Authorization, and Acccounting (AAA) ke dalam jaringan penyedia layanan itu sendiri. Berikut adalah sebuah skema mengenai aplikasi WiFi dan WiMAX interworking:

E. Broadband on The Move Selain keuntungan yang telah disebutkan diatas, WiMAX menyediakan kelebihan berupa akses internet broadband yang melampaui cakupan WiFi yang ada sekarang. Masalah cakupan layanan ini dirasakan bagi pengguna yang harus selalu terkoneksi ke internet yang notabene semakin menjadi kebutuhan yang dibutuhkan secara signifikan, karena ketika mereka keluar dari area cakupan layanan tentunya mereka akan kehilangan akses ke internet. Di kota besar, akses WiFi ini salah satunya didapat dengan cara berlangganan.Sehubungan dengan cakupan WiFi yang terbatas, cara berlanggana seperti ini cenderung akan merugikan pelanggan, berawal dari hal ini, pelanggan juga akan menghindari berlangganan pada penyedia layanan WiFi untuk jangka waktu yang lama karena akses yang meraka dapat jug terbatas. Dengan kombinasi antara WiMAX dan WiFi, masalah ini akan dapat disiasati oleh para penyedia layanan sehingga dapat memberikan akses kepada pelanggan dengan cakupan yang luas. IV. KESIMPULAN Munculnya teknologi baru di bidang wireless broadband, WiMAX, yang sebelumnya diprediksi akanmenggantikan tekologi WiFi yang telah banyak dimanfaatkan sekarang pada kenyataannya dapat dpergunakan secara bersama-sama. Penggunaan kedua teknologi itu dapat mengatasi keterbatasan-keterbatasan seperti daya jangkau pada daerahdaerah dengan topografi yang sulit dijangkau dengan akses kabels erta kebutuhan akan akses internet pita lebar yang tidak terikat oleh daya jangkau yang sempit. V. REFERENSI [1] Wavion Wireless Networks. Finding The Best Fit : WiFi vs WiMAX. 2008 [2] Meiriansyah, Ahmad, dkk.Interworking IEEE 802.16 Wimax dan 802.11 Wifi Untuk Rural NGN (Next Generation Network). Presiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Indonesia. Mei 2006.

[3] Motorola and Intel. WiMAX and WiFi Together : Deployment Models and User Scenario. [4] Mesh Dynamics. WiMAX and WiFi Wireless Mesh Friends or Foes?. [5]http://computer.howstuffworks.com/internet-wifichannel.htm diakses pada 16 april 2009 [6] http://computer.howstuffworks.com/wimax.htm diakses pada 16 april 2009 [7]http://en.wikipedia.org/wiki/Backhaul_(telecommunicatio ns) diakses pada 23 April 2009

You might also like