You are on page 1of 3

NAMA NIM

: INDRI M PANTOW : 110415059

Pertaruhan Program Swasembada Daging Sapi 2014


Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) mencatat, selama ini pemenuhan daging sapi secara nasional berjumlah 495.727 ton berasal dari pemotongan sapi lokal, sapi eks penggemukan, dan impor daging dan jerohan. Data ISPI juga menunjukkan bahwa dalam lima tahun terakhir, ketersediaan daging sapi memang naik 48,9%. Namun produksi daging dari sapi lokal dan sapi dari industri penggemukan hanya naik berturut-turut 30,1% dan 58%, sementara impor daging dan jerohan melonjak drastis 111,8%. Impor daging ini ternyata secara konsisten telah menggerus industri sapi domestik yang berarti menggoyahkan ekonomi dan bisnis peternakan sapi rakyat. Melihat fakta itu, pemerintah telah sejak 2009 lalu mencanangkan Program Swasembada Daging Sapi ( PSDS) 2014, yang merupakan salah satu dari lima program swasembada yang ditargetkan pemerintah. Empat komoditi yang lain yakni beras, gula, jagung dan kacang kedelai.

Sejatinya, pencanangan program PSDS ini adalah penundaan yang ke-3 kalinya dari pemerintah. Target pertama adalah pada 2005 yang ternyata gagal tercapai, kemudian diundur pada 2010 -yang ternyata juga tidak tercapai sehingga target PSDS mundur lagi menjadi 2014. PSDS 2014 akan tercapai dengan salah satu indikasi utama yakni kebutuhan daging sapi nasional 90% dapat dipenuhi dari dalam negeri, dan hanya 10% saja yang harus impor. Mimpi untuk berswasembada daging sapi ini merupakan keniscayaan. Hal ini karena pemerintah pernah sukses berswasembada daging sapi di era 1970-an yang kala itu bahkan menjadi negara pengekspor sapi. Pada 1972, misalnya, Indonesia mengapalkan 14 ribu sapi dan 14 ribu kerbau ke Singapura serta Hongkong. Menurut Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian, prinsip-prinsip langkah untuk mewujudkan PSDS 2014 yakni : pertama, pemberdayaan peternak dan ternak lokal dengan meningkatkan populasi, produksi dan reproduksi ternak lokal. Juga, memberdayakan 4,6 juta rumah tangga sapi potong di dalam negeri. Kedua, PSDS harus berkesinambungan menuju ke arah kemandirian dan kedaulatan pangan. Ketiga, melaksanakan perdagangan secara free and fair trade sesuai dengan kesepakatan WTO, sehingga impor daging adalah hal yang wajar asal telah memenuhi persyaratan teknis yang telah ditentukan pemerintah RI. Prinsip keempat yakni pengendalian dan pengaturan impor sapi bakalan dan daging dengan selalu berpegang pada kepentingan mayoritas peternak sapi potong domestik. Prinsip kelima yakni pemerintah menjamin pasokan daging yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) di tingkat masyarakat. Strategi besar yang ingin dilakukan pemerintah untuk mewujudkan swasembada ini yakni peternakan rakyat menjadi tulang punggung, industri peternakan penggemukan sebagai pendukung, dan impor daging sebagai penyambung saja. Dengan target PSDS 2014 ini. target populasi sapi nasional harus naik menjadi sekitar 17 juta ekor dari sebelumnya 12 juta ekor. Penyediaan daging sapi nasional juga dipatok naik 90% menjadi 420,2 ribu ton.

Untuk mewujudkan PSDS 2014 pemerintah harus serius dan konsisten menerapkan langkah strategis yang telah disusun, seperti langkah peningkatkan produktivitas sapi lokal, pencegahan sapi betina produktif, penyediaan pakan hijauan, dan pengembangan industri pembibitan sapi. Strategi bujet juga harus dikerahkan secara efisien. Hal ini disebabkan bujet saat ini lebih banyak difokuskan pada kesehatan hewan, bukan pada peningkatan produktivitas dan populasi. Tekad besar dan konsistensi pemerintah untuk mewujudkan PSDS 2014, maka mimpi berswasembada daging sapi seperti yang telah terjadi pada era 1970-an bisa menjadi kenyataan. Oleh : Andang Setiadi

You might also like