You are on page 1of 18

Rabu, 07 Juli 2010

PRAKTIKUM MK. AGRIBISNIS NON PANGAN Tumbuhan Obat Tradisional Oleh: Ganda Adrianto, dkk.

Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor NILAI

Hari/Tanggal : Selasa, 1 Juni 2010 Praktikum : IV PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan obat tradisional atau tanaman bahan jamu merupakan spesies yang diketahui atau dikenal masyarakat memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku dalam bentuk akar, batang, daun, umbi atau keseluruhan tumbuhan. Yang digunakan oleh industri obat tradisional atau rumahtangga yang produknya disebut sebagai jamu. Berdasarkan pengertian umum kefarmasian, bahan dari bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat, baik dalam bentuk asli atau sebagai bahan baku obat yang sudah dikeringkan disebut simplisia nabati. Berdasarkan Corinthian Infopharma Corpora atau CIC tahun 2000, konsumsi obat tradisional (jamu) meningkat rata-rata 5,4% per tahun. Pemanfaatan tumbuhan obat tradisional di Indonesia akan terus meningkat mengingat kuatnya budaya dan tradisi memakai jamu baik untuk maksud pengobatan (kuratif), memeliharan kesehatan dan menjaga kebugaran jasmani, mencegah penyakit (preventif) maupun memulihkan kesehatan (rehabilatif). Meningkatnya penggunaan jamu juga disebabkan kecenderungan masyarakat mencari alternatif pengobatan yang kembali ke alam (back to nature) dengan alasan mempunyai efek samping yang relatif kecil. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (2001) menyatakan bahwa penggunaan obat tradisional di tingkat nasional dan global terus meningkat. Beberapa bahan baku dan produk jamu juga telah menjadi komoditas ekspor yang andal untuk menambah devisa Negara. Berdasarkan data ekspor tanaman obat menurut Negara tujuan ekspor, Hongkong merupakan pasar utama tanaman obat Indonesia karena mempunyai nilai ekspor yang paling besar, walaupun nilai setiap tahunnya berfluktuasi. Rata-rata ekspor tanaman obat Indonesia ke Hongkong setiap tahunnya sebesar 730 ton dengan nilai sebesar US$ 647 ribu. Jerman merupakan tujuan ekspor terbesar ketiga dengan tingkat ekspor rata-rata setiap tahunnya mencapai sebesar 155 ton dengan nilai sebesar US$ 112,4 ribu. Tujuan ekspor tanaman obat Indonesia berikutnya adalah Taiwan, Jepang, Korea Selatan, dan Malaysia.

Pada tingkat pasar dunia, menurut Corinthian Infopharma Corpora atau CIC (2000) konsumsi dan ekspor meningkat rata-rata 20,96% per tahun dengan nilai US$ 5,34 juta. Sejalan dengan kecenderungan peningkatan konsumsi obat tradisaional (jamu) baik ditingkat nasional maupun global, jumlah industri jamu atau obat tradisional juga meningkat. Menurut Badan Pengawasan Obat Makanan, pada tahun 2003 terdapat sebanyak 118 unit Industri Obat Tradisional (IOT) dan 917 Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT), yang terkonsentrasi di Pulau Jawa - khususnya di Propinsi Jawa Tengah. Adanya potensi dan perkembangan kebutuhan tanaman obat, baik untuk kebutuhan bahan baku IOT dan IKOT secara domestik maupun ekspor, tentu menjadi peluang bisnis yang baik untuk kita raih bersama di dalam menyejahterakan petani dan pengusaha, serta dapat menyehatkan masyarakat Indonesia bahkan dunia. 1.2 Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui dan mampu menjelaskan potensi bisnis di sektor agribisnis non pangan. 2. Mahasiswa mampu memilih komoditas agribisnis yang memiliki potensi untuk menghasilkan profit di sektor non pangan. PEMBAHASAN 1. Prospek pengembangan komoditas, dalam konteks agribisnis non pangan: Prospek pengembangan komoditas tumbuhan obat tradisional atau tanaman bahan jamu ini, sangatlah memiliki potensi bisnis yang baik untuk dikembangkan. Tanaman bahan jamu merupakan bahan baku industri jamu dan bagian konsumsi rumah tangga, untuk keperluan pengobatan yang terdiri dari ratusan jenis tanaman. Tanaman obat tradisional ini merupakan koleksi tersendiri yang berasal dari tanaman liar maupun tanaman budidaya. Di antara ratusan jenis tanaman tersebut, terdapat 15 jenis tanaman yang paling banyak digunakan oleh Industri Obat Tradisional, seperti dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Volume penggunaan bahan jamu oleh 9 Industri Obat Tradisional Skala Besar di Indonesia, tahun 2002. No. Simplisia Volume (ton) Nama Latin Nama Indonesia 1 Curcumarhizoma Temulawak 324.832 2 Zingiberisaromatica rhizoma Lempuyangwangi 202.445 3 Languatisrhizoma Lengkuas 190.904 4 Zingiberisrhizoma Jahe 157.599 5 Foenicullifructus Adas 156.419 6 Alyziae cortex Pulosari 94.932 7 Kemferiaerhizoma Kencur 87.959 8 Curcumadomestica rhizoma Kunyit 83.371 9 Retrofratifructus CabeJawa 59.213 10 Imperatae radix Alang-Alang 57.333 11 Euginiaaromaticae folium Cengkeh 56.468

12 Zingiberiszerumbeti rhizoma Lempuyang 55.986 13 Zingeberispurpurei rhizoma Bengle 46.467 14 Boesenbergiaerhizoma Temukucing 43.687 15 Orthosiphonisfolium Kumiskucing 40.647 Jumlah 1.658.262 Namun, pada umumnya usaha budidaya tanaman bahan jamu masih merupakan usaha sampingan petani dan biasanya ditanam secara tumpang sari di kebun atau di lahan pekarangan. Pola budidaya beberapa jenis tanaman bahan Jamu dapat dilihat pada Tabel 2. Tanaman bahan jamu yang dibudidayakan di lahan pekarangan secara tumpang sari, juga merupakan tanaman obat keluarga (Toga), yang biasa ditanam pada umumnya adalah pada kelompok jenis temu-temuan atau empon-empon. Tabel 2. Pola Budidaya Beberapa Jenis Tanaman Bahan Jamu.

No. Nama Tanaman Nama Indonesia Pola Budidaya 1 Curcumaxanthoriza Temulawak Tumpangsari 2 Zingiberzerumbet Lempuyang Tumpangsari 3 Zingiberofficinale Jahe Monokultur Dan tumpang sari 4 Feoniculumvulgare Adas Tumpangsari 5 Kaemferiaegalanga Kencur Monokultur dan tumpang sari 6 Curcumadomestica Kunyit Tumpang sari 7 Piperretrofractum Cabe Jawa Tumpang sari 8 Zingiberpurpureum Bengle Tumpang sari 9 Orthosiphonstamineus Kumis Kucing Monokultur dan tumpangsari *Sumber: Siswanto, Y.W (2002) Melihat keadaan pada table 2, maka dalam konteks agribisnis non pangan untuk tumbuhan obat tradisional memiliki prospek bisnis yang baik. Apalagi bila dipadukan secara terintegritas, mulai dari sektor hulu hingga hilir, maka sudah bisa dipastikan kita akan memperoleh profit usaha. 2. Berdasarkan komoditas yang dipilih, maka identifikasi wilayah di Indonesia yang berpotensi untuk pengembangan komoditi tersebut? Agribisnis merupakan sebuah bentuk pengaitan pertanian dengan industri hulu dan industri hilir pertanian. Selain itu, pembangunan pertanian yang dilakukan diiringi pula dengan membangun subsektor pertanian berupa pembangunan industri dan jasa terkait yang dikembangkan secara simultan dan harmonis. Secara garis besar, sistem dari agribisnis tersebut memiliki lima subsistem. Sub sistem pertama adalah subsitem agribisnis hulu (input); Kedua, subsistem usahatani (proses); Ketiga, subsistem agribisnis hilir (outpu); dan Keempat, subsitem penunjang. Dengan mengetahui siapa pelaku-pelaku yang bakal bermain di bisnis ini, tentu mendorong kita untuk dapat memetakan wilayah-wilayah mana yang dijadikan sebagai sentra pengembangan usaha ini. Secara budidaya, tanaman obat tradisional ini sangatlah mudah dilakukan, sebab cocok dengan

iklim yang ada wilayah Indonesia. Lokasi budidaya tanaman bahan jamu pada prinsipnya ditetapkan berdasarkan persyaratan kondisi dan karakteristik tanah, geografi serta kondisi agroklimat yang sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman. Jenis tanaman bahan jamu sangat banyak, dan masing-masing jenis tanaman membutuhkan persyaratan yang spesifik, akan tetapi secara umum membutuhkan kondisi yang sama. Tanaman bahan jamu yang tergabung pada kelompok temu-temuan atau empon-empon, yaitu antara lain Jahe, Kencur, Kunyit, Lempuyang, Lengkuas, Temulawak dan jenis temu-temuan yang lain secara umum dapat tumbuh dari dataran rendah sampai tinggi, dengan ketinggian tempat dari permukaan laut yang beragam antar jenis tanaman. Tanaman bahan jamu memerlukan intensitas cahaya matahari 70 100% atau agak ternaungi sampai terbuka. Khusus untuk kunyit memerlukan tanaman naungan, dengan tingkat naungan tidak lebih dari 30%. Berdasarkan klasifikasi iklim Scmidt dan Ferguson, tanaman bahan jamu dapat dibudidayakan pada iklim tipe A, B, dan C. Rata-rata suhu tahunan adalah 25 30o C, dengan jumlah bulan basah (> 100 mm/bulan) sebesar 7 - 9 bulan per tahun. Syarat tumbuh tanaman bahan jamu dari aspek curah hujan berkisar antara 1.500 - 4.000 mm per tahun. Wilayah perolehan fasilitas dan peralatan budidaya tanaman bahan jamu ini juga sangatlah mudah didapat. Untuk skala usaha yang kecil, bebarapa alat sederhana yang diperlukan, meliputi cangkul, garpu, skop dan parang, serta alat perlengkapan penyemprot hama seperti hand sprayer dan ember. Bak pencucian diperlukan untuk membersihkan rimpang setelah di panen, dan apabila produk yang akan dijual adalah dalam bentuk irisan kering, maka diperlukan pisau atau mesin perajang. Sarana produksi tanaman untuk budidaya tanaman bahan jamu adalah bibit tanaman, dan pupuk yang terdiri dari pupuk kimia seperti pupuk urea, TSP, dan ZK atau KCl serta pupuk kandang atau pupuk organik. Untuk mencegah dan menanggulangi serangan hama dan penyakit tanaman diperlukan seperti Agrymicin, Bavastin, dan Dithane M 45, atau dengan pengendalian hama terpadu (PHT) dengan menggunakan pestisida, insektisida dan herbisida alami yang ramah lingkungan.

Untuk wilayah pemasaran yang diketahui berdasarkan informasi yang diperoleh dari Dinas Pertanian meliputi (a) wilayah Kabupaten Wonogiri sekitar 10%, (b) wilayah yang mencakup Surakarta, Semarang dan Magelang sekitar 60%, dan (c) antar propinsi yang mencakup Jakarta, Surabaya, Lampung dan Sumatera Barat sekitar 30%. Tentu wilayah-wilayah ini menjadi penentu akan berkembangnya bisnis tumbuhan obat tradisional. KESIMPULAN Meningkatnya penggunaan jamu juga disebabkan kecenderungan masyarakat mencari alternatif pengobatan yang kembali ke alam (back to nature) dengan alasan mempunyai efek samping yang relatif kecil. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (2001) menyatakan bahwa penggunaan obat tradisional di tingkat nasional dan global terus meningkat. Adanya potensi dan perkembangan kebutuhan tanaman obat, baik untuk kebutuhan bahan baku Industri Obat Tradisional (IOT) dan Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) secara domestik maupun ekspor, tentu menjadi peluang bisnis yang baik untuk kita raih bersama di dalam menyejahterakan petani dan pengusaha, serta dapat menyehatkan masyarakat Indonesia bahkan dunia. Diposkan oleh Dunia Agribisnis Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Label: Mengenal Potensi Tumbuhan Obat Tradisional PRAKTIKUM MK. AGRIBISNIS NON PANGAN Sub Sistem Agribisnis Hulu Dalam Agribisnis Non Pangan Oleh: Ganda Adrianto, dkk.

Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor NILAI

Hari/Tanggal : Selasa, 8 Juni 2010 Praktikum : V PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agribisnis diartikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari unsur-unsur kegiatan : (1) pra panen, (2) panen, (3) pasca panen dan (4) pemasaran. Sebagai sebuah sistem, kegiatan agribisnis tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, saling menyatu dan saling terkait. Terputusnya salah satu bagian akan menyebabkan timpangnya sistem tersebut (Gunawan Sumodiningrat,2000). Menurut Saragih (1998 dalam Pasaribu, 1999) batasan agribisnis adalah sistem yang utuh dan saling terkait antara keseluruhan kegiatan ekonomi, yaitu Sub sistem Agribisnis Hulu yang merupakan kegiatan ekonomi yang mendukung upaya budidaya tanaman antara lain : industri benih, industri pupuk, industri alat-alat pertanian dsb. Sub sistem hulu merupakan sub sistem yang menyediakan fasilitas pengadaan input bagi produksi pertanian (on farm). Dari sektor pertanian upaya untuk meningkatkan produksi dapat dilakukan dengan ekstensifikasi maupun intensifikasi. Dengan semakin menyempitnya lahan-lahan pertanian akibat perubahan fungsi lahan dari lahan pertanian ke non pertanian maka program intensifikasi pertanian jadi pilihan utama. Dalam intensifikasi pertanian ketersediaan sarana produksi pertanian antara lain pupuk, benih, pestisida dan alat-alat pertanian menjadi hal yang penting. Salah satu komoditas agribisnis yang cukup terkenal saat ini adalah tanaman obat. Tanaman obat memiliki banyak manfaat baik untuk dikonsumsi maupun untuk dijadikan sebagai bahan obatobatan. Pemanfaatan komoditas tanaman obat selain digunakan di bidang farmasi, sebagian besar terserap untuk memenuhi kebutuhan industri jamu atau obat- obatan baik yang berskala perusahaan maupun industri rumah tangga. Peranan komoditas tanaman obat akan semakin penting dalam memberikan kontribusi ekonomi di masa depan. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya permintaan masyarakat akan tanaman obat yang semakin meningkat seiring dengan berubahnya pola hidup Back to Nature. Agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin meningkat tersebut, maka diharapkan para petani tanaman obat mampu untuk menghasilkan tanaman obat dalam jumlah yang banyak dengan kualitas unggul. Hal ini tentunya tidak lepas dari perhatian terhadap sub system hulu tanaman obat yang meliputi pemilihan bibit yang baik, pemberian pupuk yang cukup dan penggunaan alat-alat pertanian yang tepat guna.

Sub system agribisnis hulu berperan dalam meningkatkan produktivitas on farm. 1.2 Tujuan 1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan mengenai sub sistem hulu pada sektor agribisnis non pangan. 2. Mahasiswa mampu mengidentifikasikan kendala-kendala yang ada dalam sub sistem hulu pada sektor agribisnis non pangan. 3. Mahasiswa mampu memilih komoditas agribisnis yang memiliki potensi untuk menghasilkan profit di sektor non pangan.

PEMBAHASAN 1. Jelaskan kondisi sub system hulu komoditas yang anda pilih: Sub system hulu meliputi industri yang memproduksi mesin-mesin pertanian, alat-alat pertanian, industri kimia pertanian atau pestisida, pupuk dan perbenihan. 1. Perbenihan atau bibit. Secara umum pengadaan bibit tanaman obat dilakukan melalui berbagai cara dengan membeli di pasar, membeli kepada petani lain, dan dengan pengadaan benih sendiri dengan memanfaatkan hasil panen yang sudah disortir terlebih dahulu. Bibit yang digunakan pada tanaman obat yang nantinya akan diolah adalah bibit unggul yang berkualitas. Secara umum tanaman obat yang banyak digunakan antara lain: jahe, kunyit, dan kencur. Berdasarkan bentuk ukuran dan warna himpanya dikenal 3 klon jahe yaitu: jahe besar (jahe gajah atau jahe badak), jahe kecil atau jahe empirit dan jahe merah atau jahe sunti. Ketersediaan bibit tanaman obat seperti jahe, kunyit dan kencur cukup banyak dan mudah dijumpai. 2.Peralatan Peralatan pertanian sangat mendukung dalam pelaksanaan kegiatan on farm. Ketersediaan peralatan yang cukup dan memadai akan menghasilkan pengolahan yang baik yang tentunya akan menghasilkan produk tanaman obat berkualitas baik. Secara umum ketersediaaan peralatan pertanian yang digunakan pada pengolahan tanaman obat dapat dijumpai dengan mudah. Adapun alat-alat yang umumnya digunakan pada on farm tanaman obat antara lain:Traktor, cangkul, arit (umumnya digunakan pada saat pra tanam dan tanam), sprayer dan alat perajang (umumnya digunakan pada saat pasca panen. 3.Pupuk Ketersediaan pupuk sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kualitas tanaman obat yang akan dihasilkan. Ada 2 jenis pupuk yang digunakan pada budidaya tanaman obat-obatan antara lain: Pupuk organik dan an organik. Pupuk an organik yang banyak digunakan adalah Urea, TSP dan KCL atau yang sering dikenal dengan istilah N,P,K. Perbandingan penggunaan pupuk N:P:K=2:3:2. Selain pupuk an organic, pupuk yang biasanya dipakai adalah pupuk organic. Pupuk organic yang dimaksud berasal dari sisa hijauan tanaman dan kotoran ternak. Dalam pengadaan pupuk buatan dan pestisida tersedia dua sumber pelayanan saprodi yaitu di kios-kios atau di KUD. 2. Deskripsikan industri perbenihan dari komoditas yang anda pilih: Tanaman obat merupakan tanaman yang banyak dijumpai di Iklim tropis seperti Indonesia. Tanaman Obat yang sering digunakan untuk diolah antara lain jahe,kunyit dan kencur. Pada umumnya ketiga tanaman obat tersebut banyak digunakan dalam industri farmasi dan industri

jamu. Tanaman obat dirasa memiliki banyak manfaat yang penting bagi kesehatan. Bibit yang digunakan diperoleh dengan tiga cara antara lain: dengan membeli di pasar, membeli kepada petani lain, dan dengan pengadaan benih sendiri dengan memanfaatkan hasil panen yang sudah disortir terlebih dahulu. Penggunaan bibit yang berkualitas sangat mendukung keberhasilan usahatani tanaman obat. Berdasarkan bentuk ukuran dan warna himpanya dikenal 3 klon jahe yaitu: jahe besar (jahe gajah atau jahe badak), jahe kecil atau jahe empirit dan ajhe merah atau jahe sunti. Namun hal inilah yang menjadi salah satu kendala yang dihadapi petani tanaman obat yaitu kurang tersedianya bibit tanaman obat yang berkualitas dalam jumlah yang cukup. Bibit yang digunakan tidak diketahui secara pasti asal usulnya dari mana baik keshatannya maupun kualitasnya karena umumnya mereka membeli bibit tanaman obat di pasar. 3. Menurut kelompok anda identifikasikanlah kendala-kendala yang ada dalam sub system hulu: Komoditas tanaman obat merupakan komoditas yang cukup berkembang saat ini. Hal ini ditunjukan dengan banyaknya permintaan masyarakat akan tanaman obat yang dianggap memiliki banyak manfaat terutama untuk bahan obat-ibatan. Walaupun permintaannya banyak namun agribisnis tanaman obat, petani secara rata-rata belum mencapai keuntungan normal. Hal ini tentunya disebabkan oleh beberapa permasalahan antaralain: Produktivitas secara rata-rata rendah dan tingkat keragaman tinggi karena faktor iklim dan teknologi. Kekeringan dan masalah busuk rimpang yang sering menyerang tanaman obat kususnya jahe. Kurang tersedianya benih bermutu di pasar. Kenyataannya masih banyak petani tanaman obat yang menggunakan bibit yang tidak diketahui asal-usulnya, baik kesehatannya maupun kualitasnya karena mereka umumnya membeli di pasar. Penggunaan bibit yang belum cukup umur atau penggunaan bibit secara sembarangan tanpa seleksi ketat yang biasanya terjadi pada saat harga sedang tinggi. Kendala pemasaran yang paling dirasakan oleh petani adalah penuntuan harga jual produk, dimana petani berada pada posisi price taker, dan harga jual ditentukan oleh pedagang pengumpul. Masalah fluktuasi harga atau tidak adanya jaminan harga merupakan kendala lain yang juga dihadapi oleh petani. Volume transaksi penjualan yang relatif masih terbatas, dan pengusaha industri tanaman obat lebih mengandalkan pasokan bahan bakunya melalui pedagang pengumpul di daerah yang bersangkutan. Dari sisi pihak industri tanaman obat, upaya untuk melakukan pembinaan dan kemitraan hubungan dagang dengan petani dihadapkan kepada kendala volume transaksi yang relatif kecil serta kendala mutu produk yang tidak memenuhi persyaratan, seperti tingkat kadar air, kemurnian bahan (benda asing) dan kebersihan. Volume transaksi yang kecil tersebut antara lain disebabkan sempitnya luas areal penanaman yang terbatas pada lahan pekarangan dan kebun. Terbatasnya tenaga untuk melakukan pembinaan dan kemitraan langsung dengan individu petani merupakan alasan lain yang dikemukakan pengusaha dalam menjalin kemitraan dengan petani. 4. Kembangkan ide-ide dari kelompok anda untuk mengatasi kendala tersebut: Adapun solusi yang dapat kami berikan untuk mengatasi kendala-kendala diatas antara lain: Perlunya pembinaan yang dilakukan terhadap petani tanaman obat. Pembinaan ini dapat berupa penyuluhan- penyuluhan yang dilakukan oleh Badan Pertanian. Mulai dari pengadaan bibit, pemupukan , panen dan pasca panen. Penyuluhan ini diharapkan mampu membuka pemikiran petani tentang budidaya tanaman obat yang baik dan benar. Perlu dilakukan kerjasama antara sesama produsen tanaman obat terhadap industri pengolahan

tanaman obat. Terjalinnya kerjasama tersebut dapat dimanfaatkan untuk memperkokoh jaringan informasi, baik mengenai informasi bibit, teknologi, harga, juga memungkinkan untuk menjalin kesepakatankesepakatan dalam penetapan produksi antar produsen tanaman obat guna menjaga keseimbangan produksi dan konsumsi sebagai upaya meningkatkan kekuatan dalam posisi tawar pada waktu penjualan produk kepada perusahaan mitra. 5. Identifikasikanlah isu-isu mutakhir dari sub system hulu pada komoditas yang anda pilih baik lingkungan nasional dan global: Dalam rangka meningkatkan posisi tawar petani, Dinas Pertanian Kabupaten Wonogiri telah membina kelompok-kelompok tani, yang kemudian berhimpun dalam Asosiasi Petani Tanaman Obat (APTO), yang kemudian melakukan kerjasama kemitraan hubungan dagang dengan pengusaha Industri Tanaman Obat. Tentu kerjasama ini diharapkan akan mampu mendongkrak kesejahteraan petani tanaman obat. KESIMPULAN Agribisnis diartikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari unsur-unsur kegiatan : (1) pra panen, (2) panen, (3) pasca panen dan (4) pemasaran. Batasan agribisnis adalah sistem yang utuh dan saling terkait antara keseluruhan kegiatan ekonomi, yaitu Sub sistem Agribisnis Hulu yang merupakan kegiatan ekonomi yang mendukung upaya budidaya tanaman antara lain : industri benih, industri pupuk, industri alat-alat pertanian dsb. Sub sistem hulu merupakan sub system yang menyediakan fasilitas pengadaan input bagi produksi pertanian(on farm). Sub system hulu meliputi industri yang memproduksi mesin-mesin pertanian, alat-alat pertanian, industri kimia pertanian atau pestisida, pupuk dan perbenihan. Komoditas agribisnis yang cukup terkenal saat ini adalah tanaman obat. Tanaman obat memiliki banyak manfaat baik untuk dikonsumsi maupun untuk dijadikan sebagai bahan obat- obatan. Komoditas tanaman obat merupakan komoditas yang cukup berkembang saat ini. Walaupun permintaannya banyak namun agribisnis tanaman obat, petani secara rata-rata belum mencapai keuntungan normal. Hal ini tentunya disebabkan oleh beberapa permasalahan. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan adanya kerjasama antara para petani tanaman obat dengan instansi pertanian. Kerjasama ini diharapkan nantinya mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman obat dalam memenuhi permintaan pasar.
Tugas Praktikum Minggu ke-3 MK. Agribisnis Non Pangan

Tujuan : 1. Mahasiswa mengetahui dan mampu menjelaskan pelaku-pelaku dalam sistem agribisnis 2. Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan agribisnis pangan dan non pangan Bacalah dengan seksama Artikel yang berjudul The Battle between Food and Fuel, and Corn meets food, feed, fuel, needs. Kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaaan berikut dengan singkat dan jelas. 1. Uraikan isi dari kedua artikel tersebut. 2. Berdasarkan artikel tersebut, identifikasi pelaku-pelaku atau lembaga sistem agribisnis jagung di

Amerika. 3. Menurut kelompok Anda, bagaimanakah prosfek menjalankan bisnis di agribisnis non pangan dibandingkan dengan agribisnis pangan pada komoditas jagung? Jelaskan! 4. Pada komoditas jagung, jelaskan bagaimana agribisnis non pangan jagung mempengaruhi agribisnis pangan? 5. Cari komoditas lain yang mempunyai potensi baik di agribisnis pangan maupun non pangan. Jelaskan!

Artikel 1: The Battle Between Food and Fuel Agustus 29, 2006 Exploding demand for ethanol could inflate the price of food and threaten the world's hungry Meledaknya permintaan untuk etanol dapat menyebabkan inflasi harga makanan dan mengancam dunia akan kel In the U.S., corn usually means Iowa. In 2005, the state produced more than 2 billion bushels of corn. Thats nearly 20 percent of the national crop and more than any other stateand many other countriesmanaged to produce. Di Amerika Serikat, jagung biasanya berada dekat dengan Iowa. Pada tahun 2005, negara mampu memproduksi jagung yang banyaknya 2 Milyar. Nilai itu mendekati 20% dari jumlah tanaman nasional dan bahkan lebih jumlanya untuk negara lain, yang turut mengelola bisnis jagung. But the nations leading corn producer is increasingly trying to transform its cash crop into liquid gold: ethanol. By the start of this year, Iowa had produced more than a billion gallons of ethanol, and its production capacity is slated to expand by hundreds of millions of gallons. The state is turning corn into fuel so fast that by the end of next year, Iowa will actually suffer a crop shortage. Kondisinya, produsen jagung nasional terkemuka telah semakin berusaha untuk mengubah hasil tanaman jagung menjadi emas cair: etanol. Pada awal tahun ini, Iowa telah menghasilkan lebih dari satu milyar galon etanol, dan kapasitas produksinya terus ditingkatkan untuk mendapatkan ratusan juta gallon lagi. Negara telah mengubah jagung menjadi bahan bakar dengan begitu cepat sehingga pada akhir tahun depan, Iowa akan menderita kekurangan tanaman yang menghasilkan jagung. Sometime by the end of 2007, Iowas going to need to import corn, said Dan Basse, president of AgResource, an agricultural economics firm in Chicago. "Diperkirakan pada akhir tahun 2007, Iowa akan mengimpor jagung," kata Dan Basse, Presiden AgResource, sebuah perusahaan ekonomi pertanian di Chicago. Ethanol is produced by the fermentation and distillation of starches and sugars in plants; in the U.S., it is produced primarily from corn. According to its fans, ethanol is a miracle biofuel that will help save drivers dollars at the pump, stave off global warming, and end Americas dependence on Middle Eastern oil. Etanol diproduksi melalui fermentasi dan distilasi dari dalam pati dan gula tanaman; di AS, etanol

banyak dihasilkan dari jagung. Menurut pengamat, biofuel etanol adalah sebuah keajaiban yang akan dapat membantu menyelamatkan dolar yang terus naik, mencegah pemanasan global, dan mengakhiri ketergantungan Amerika pada minyak Timur Tengah. Now, however, a vocal group is beginning to warn that the escalating demand for the biofuel will soon run afoul of the limited supply of corn, causing a 21st century food fight with global ramifications. Sekarang, telah banyak kelompok yang mulai meresahkan kegiatan ini. Bila permintaan biofuel meningkat, maka kita akan segera mengalami keterbatasan pasokan jagung, yang menyebabkan terjadinya perlawanan pada pasokan makanan abad ke-21, dan tentunya menjadi konsekuensi global. Sidebar: The New Goldrush Industry is transforming American corn into ethanol at an increasingly feverish pace. Industri mengubah jagung Amerika menjadi etanol dengan kecepatan yang semakin meningkat.

Recently its been a gold rush mentality, said Dan Basse, president of AgResource, an agricultural economics firm in Chicago. Theres really never been a structural change in the landscape of demand like this before. "Akhir-akhir ini mentalitas demam emas sedang melanda AS," kata Dan Basse, Presiden AgResource, sebuah perusahaan ekonomi pertanian di Chicago. Belum pernah ada perubahan struktural dalam lanskap permintaan seperti keadaan ini." There are whole new companies being created just to build ethanol distilleries in this country, said Lester Brown, president of the Earth Policy Institute, an environmental research organization. I dont think anyones adding up the amount of corn its going to take to run the distilleries that are being planned. "Di negara ini, ada perusahaan-perusahaan baru yang diciptakan hanya untuk membangun distilleries etanol," kata Lester Brown, presiden Earth Policy Institute, sebuah organisasi penelitian lingkungan. "Saya tidak berpikir siapa yang menambahkan jumlah jagung itu, dalam keperluannya untuk menjalankan distilleries yang sedang direncanakan." The amount of ethanol producedand the amount of U.S. corn used in manufacturinghas increased dramatically in the last five years. In 2005, the U.S. produced nearly four billion gallons of ethanol more than twice the amount produced in 2000. The continuation of this growth is federally mandated: The 2005 Energy Policy Act calls for a near doubling of that figure by 2012. Tetapi saya melihat dalam lima tahun terakhir, jumlah etanol yang dihasilkan dan jumlah jagung AS yang digunakan dalam manufaktur ini, telah meningkat secara dramatis. Di tahun 2005, AS mampu memproduksi hampir empat miliar galon etanol kondisi ini lebih dari dua kali jumlah yang diproduksi pada tahun 2000. Kelanjutan pertumbuhan ini disebabkan adanya bantuan pemerintah yang diamanatkan dalam: UU Tahun 2005, yaitu mengenai Kebijakan Energi dalam menyongsong tahun 2012 yang sudah semakin dekat.

Ethanol has many advocates: Farmers love it as a steady and growing market for their corn. Big food processors, like Archer Daniels Midland and Monsanto, are behind it because its much more profitable than turning corn into livestock feed or sweeteners. Businesses and investors back it because a $100 million investment in an ethanol distillery can be made back in just one year. Overall, theres simply much more money to be made in ethanol than in feed, which is currently the largest consumer of corn in the U.S. Dilain pihak, tindakan menghasilkan Etanol ternyata juga memiliki banyak pendukung: Petani menyukainya sebagai pasar yang stabil dan berkembang untuk jagung mereka. Big food prosesor, seperti Archer Daniels Midland dan Monsanto, berada dibelakangnya, mereka berpendapat-jauh lebih menguntungkan menghasilkan Etanol dari pada mengubah jagung menjadi pakan ternak atau pemanis. Bisnis dan investor berani investasi $ 100 juta dalam sebuah penyulingan etanol, karena ternyata investasi dapat dibuat kembali hanya dalam satu tahun. Secara keseluruhan, bisnis etanol telah mendapati uang yang banyak dari pada dibuat dalam bisnis pakan, walau pun konsumen jagung terbesar itu ada di AS. The energy market just dwarfs the agricultural market in terms of value, said Wallace Tyner, an agricultural economist at Purdue University. If Exxon chose to, they could take less than one years profit and buy the entire corn crop. "Pasar energi hanya kerdilkan pasar pertanian dalam hal nilai," kata Wallace Tyner, ekonom pertanian di Universitas Purdue. "Jika Exxon memilih untuk membeli seluruh tanaman jagung, karena ada harapan mereka bisa ambil kembali uangnya kurang dari laba satu tahun." In fact, the energy market is so largeand the hunger for biofuel so insatiablethat the USDA predicts the nations planted corn acreage will grow as ethanol production drives up demand. Bahkan, potensi pasar energi dan keinginan untuk biofuel ini begitu besar, bahkan ada yang tak pernah puas-USDA. Mereka memprediksi jagung akan ditanam dalam areal yang terus bertumbuh sebagai akibat dari produksi etanol yang semakin meningkat sesuai kenaikan permintaannya. The government is hoping that improvements in genetic engineering will help increase corn yields. But its still not enough, Basse said. Someones going to get squeezed. Pemerintah berharap bahwa perbaikan di bidang rekayasa genetik akan membantu meningkatkan hasil jagung. "Tapi itu masih belum cukup," kata Basse "Seseorang akan mendapatkan emas." In the U.S., corn is primarily used for feeding livestock, the cost of which is substantial: 40 percent of the expense of poultry production comes from feed. If an increasing percentage of the U.S. corn crop winds up in ethanol distilleries, the price of the remaining corn will rise, forcing livestock producers to shell out more money for feed. Di Amerika Serikat, jagung digunakan terutama untuk makanan ternak, biaya yang besar: 40 persen dari biaya produksi unggas berasal dari pakan. Jika persentase peningkatan angin tanaman jagung AS di distilleries oleh etanol, maka harga jagung sisa akan naik, memaksa produsen ternak untuk membayar uang lebih banyak untuk pakan.

You start getting into this food fight between the livestock producer and the ethanol industry, Basse said. "Sekarang, Anda mulai masuk ke ini pertarungan antara produsen pakan ternak dan industri etanol," kata Basse. Initially, livestock producers will see their profit margins shrink. Those costs will eventually be borne by American consumers. If the price of feeding chickens doubles, for instance, poultry and egg prices will go up substantially. Additional, but smaller, price increases could be seen in grain-based foods, such as bread and breakfast cereal. Awalnya, produsen ternak akan mengalami margin keuntungan mereka yang menyusut. Namun, biaya tersebut pada akhirnya akan ditanggung oleh konsumen Amerika. Jika harga pakan ayam berlipat ganda, misalnya untuk unggas, maka harga telur akan naik secara substansial. Tetapi perubahan itu lebih kecil, pada kenaikan harga yang dapat dilihat dalam makanan berbasis gandum, seperti roti dan sereal sarapan. Grain markets naturally go through price fluctuations, largely as a result of unpredictable shifts in things like yearly weather patterns. A strong ethanol market would probably reduce these fluctuations and, according to Cutler Cleveland, director of Boston Universitys Center for Energy and the Environment, put some upward pressure on the price of corn and corn products. Pasar biji padi-padian secara alami mengalami fluktuasi harga, terutama akibat pergeseran tak terduga dalam hal-hal seperti pola cuaca tahunan. Sebuah pasar ethanol yang kuat mungkin akan mengurangi fluktuasi ini dan, menurut Cutler Cleveland, direktur Boston University Center for Energi dan Lingkungan Hidup , "menaruh beberapa tekanan pada harga jagung dan produk jagung." But Cleveland is skeptical the changes will be significant. Tapi Cleveland skeptis akan perubahan yang signifikan. I find it hard to believe that the price of Corn Flakes is going to all of a sudden go to $6 a box because we switched to ethanol, he said. "Saya merasa sulit untuk percaya bahwa harga Jagung bentuk serpihan, mendadak pergi ke kotak $ 6, hanya karena kita beralih ke etanol," katanya. Indeed, some believe that price increases in corn products may be what eventually limits the expansion of the ethanol industry. Purdues Tyner thinks Congress would intervene if commodity prices got too high, possibly eliminating the governments current ethanol subsidies in order to stabilize the increase. Memang, sebagian orang percaya bahwa kenaikan harga produk jagung pada akhirnya membatasi ekspansi industri etanol. Purdue Tyner berpikir Kongres akan intervensi perlu dibentuk jika harga komoditas terlalu tinggi, mungkin menghilangkan subsidi saat ini dari pemerintah atas etanol untuk menstabilkan meningkatkan harga produk jagung. Tyner notes that even before that happens, the effects of an increase in corn prices will be felt abroad.

Within the next few years, he predicts, as the demand for ethanol and corn grows, U.S. corn exports will decline. This year, the USDA projected that the growing ethanol industry may divert U.S. corn from the export market. Tyner mencatat, bahwa dampak dari kenaikan harga jagung (sebelum ini terjadi), ternyata telah terasa di luar negeri. Dalam beberapa tahun ke depan, ia memprediksi, sebagai akibat permintaan untuk ethanol dan jagung yang terus bertumbuh, maka ekspor jagung AS akan menurun. Tahun ini, USDA memproyeksikan bahwa industri etanol yang berkembang mungkin mengakibatkan pengalihan jagung AS dari pasar ekspor. If it does, the decline will come at a time when the number of the worlds hungry is growing. Worldwide production of grain per capita has been on a continuous slide for the last 21 years, said David Pimentel, a life scientist at Cornell University. Jika tidak, penurunan yang akan dating terjadi pada saat jumlah kelaparan melanda dunia. Worldwide yang memproduksi gabah per kapita telah di slide terus-menerus selama 21 tahun terakhir, kata David Pimentel , seorang ilmuwan hidup di Cornell University.

We have a serious shortage of food, and it seems a bit ridiculous to me that were taking food away for ethanol, Pimentel said. We shouldnt be using food to burn. "Kami memiliki kekurangan makanan yang serius, dan tampaknya agak aneh bagi saya bila kami mengambil makanan yang akan diproduksi untuk etanol," kata Pimentel. Artinya : "Kita tidak harus menggunakan makanan untuk diubah menjadi bahan bakar."

Importers will have to look to other countries, but relief may be hard to find. China, the worlds second largest producer of corn, is also one of the largest exporters of the crop. But, according to a 2004 USDA report, the nations growing population and limited production capacity are expected to soon make it a net importer. Despite the potential problems, China announced a substantial new plan to increase its own ethanol production last month. Importir harus melihat ke negara-negara lain. Walau pun sulit untuk ditemukan. mungkin ada sedikit kelegaan bila telah ditemukannya produsen jagung lainnya. Salah satunya adalah negara Cina, sebagai produsen jagung terbesar kedua di dunia, dan juga salah satu eksportir terbesar dari tanaman jagung. Menurut laporan USDA 2004, pada kondisi pertumbuhan penduduk meningkat dan kapasitas produksi yang terbatas, membuat Cina menjadi importir bersih. Meskipun masalah potensi, bulan lalu Cina mengumumkan rencana barunya secara substansial untuk meningkatkan produksi etanol sendiri. Indeed, if the interest in ethanol is international, so, too, are the effects. Memang, jika bunga dalam bisnis etanol adalah berlaku internasional, tentu semua ada efeknya. Though Americans might be able to weather increases in food prices, much of the worlds poor will not, said Brown of the Earth Policy Institute. For the worlds two billion poorest people, he said, even a modest increase in the price of corn-based productsthe increases that could result from declining U.S.

exportsmay make such products unaffordable, potentially causing food shortages, starvation, and economic instability. Meskipun Amerika, bisa menyikapi cuaca kenaikan harga makanan, tapi banyak negara miskin tidak akan menerima keadaan ini, kata Brown dari Earth Policy Institute. Ada 2 miliar jumlah orang-orang miskin di dunia ini, katanya. Maka sudah tentu sedikit peningkatan harga jagung akan berbasis pada meningkat harga produk, dan terjadinya penurunan ekspor US dapat membuat produk tersebut terjangkau, atau US terus menciptakan potensi yang menyebabkan kekurangan pangan, kelaparan, dan ekonomi ketidakstabilan.

If you used every kernel of corn for ethanol, you would produce 12.5 percent of our gasoline supply, Tyner said. "Jika Anda menggunakan setiap kernel jagung untuk etanol, Anda akan menghasilkan 12,5 persen dari pasokan bensin kami," kata Tyner. The use of corn to produce cheaper alternatives to gasoline sets up a competition between, Brown said, the 800 million of us who own automobiles and the 2 billion who want to survive. Penggunaan jagung untuk menghasilkan alternatif yang lebih murah untuk bensin, telah menyebabkan adanya sebuah kompetisi. Brown mengatakan, kompetisi terjadi antara "800 juta dari kita yang memiliki mobil dan 2 miliar yang ingin bertahan hidup. Weve never had a social issue like this at the global level before. "Sebelumnya, Kami tidak pernah memiliki masalah sosial seperti ini di tingkat global." But some think Browns worries are overblown. Beberapa kelompok berpikiran, bahwa kekhawatiran Brown sangat berlebihan. Obviously everyone in the industry realizes that there is a limit for how much ethanol can be produced from corn before it starts having negative effects on other markets, said Matt Hartwig, spokesman for the Renewable Fuels Association, the American ethanol trade association. But there still is a lot of room for growth. "Jelas semua orang di industri ini menyadari bahwa ada batas untuk berapa banyak etanol dapat diproduksi dari jagung sebelum mulai memiliki efek negatif pada pasar lain," kata Matt Hartwig, juru bicara Renewable Fuels Association , asosiasi perdagangan etanol Amerika. "Tapi tentunya masih ada banyak ruang untuk pertumbuhan." Even with rapid growth, however, corn-based ethanol can never be the only solution to Americas energy woes. Bahkan kami berpendapat, dengan pertumbuhan yang cepat, Etanol berbasis jagung tidak akan pernah bisa menjadi solusi hanya untuk menanggulangi sengsara energy di Amerika. If you used every kernel of corn for ethanol, you would produce 12.5 percent of our gasoline supply,

Tyner said. "Jika Anda menggunakan setiap kernel jagung untuk etanol, Anda akan menghasilkan 12,5 persen dari pasokan bensin kami," kata Tyner. Thats why Tyner and others agree that the U.S. needs to look beyond corn-based ethanol for solutions to the oil crisisto alternatives like cellulosic ethanol. Itu sebabnya Tyner dan lain-lain sepakat bahwa Amerika Serikat perlu melihat lebih jauh etanol berbasis jagung untuk solusi bagi krisis-minyak alternatif seperti cellulosic ethanol. Currently, ethanol is made primarily from corn starch found in the kernels that we eat. Cellulosic technology will make it possible to turn other plant partssuch as corn stalks, rice straw, wood chips, or grassesinto fuel. Saat ini, etanol dibuat dari pati jagung terutama yang ditemukan pada kernel yang kita makan. Cellulosic teknologi akan memungkinkan untuk mengubah bagian-tanaman lain seperti batang jagung, jerami padi, serpihan kayu, atau rumput-menjadi bahan bakar. Though the process for mass-producing cellulosic fuels is not yet economical, many believe such energy sources will come to play an increasingly large role in the biofuel industry. Still-nascent technologies aside, the best bet for alternative energy may be for the U.S. to hedge its bets by exploiting more than just biomass. Meskipun proses untuk memproduksi secara massal bahan bakar selulosa belum ekonomis, banyak yang percaya sumber energi tersebut akan mendatangkan permainan peran yang semakin besar dalam industri biofuel. Teknologi baru akan lahir, cara terbaik untuk energi alternatif akan di dapat AS untuk lindung nilai taruhan dengan memanfaatkan lebih dari sekedar biomassa. Biofuels are never going to be a replacement for oil, Tyner said. The key in the future is going to be to go to a greater diversity of fuels. "Biofuels tidak akan pernah menjadi pengganti minyak," kata Tyner. "Kunci di masa depan akan pergi ke sebuah keragaman bahan bakar yang lebih besar." Source: http://seedmagazine.com/content/article/the_battle_between_food_and_fuel/ [di akses 21 February 2010]

Artikel 2: Corn Meets Food, Feed, Fuel Needs Sep 15, 2009 10:36, Oleh Miller Dale, Editor, Hog Farmer Nasional In separate news releases, the US Grains Council and the Renewable Fuels Association cite the USDA's World Agriculture Supply and Demand Estimates (WASDE) released last week as evidence that American crop farmers are capable of producing ample corn supplies to meet the needs of domestic food, livestock feeds and renewable fuels. Dalam rilis berita terpisah, tentang biji-bijian US Council dan Renewable Fuels Association dan mengutip

USDA pada Dunia Pertanian untuk Penawaran dan Perkiraan Permintaan (WASDE), Dirilis sebagai bukti bahwa para petani tanaman di Amerika mampu menghasilkan pasokan jagung yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan domestik, pakan ternak dan bahan bakar terbarukan. Speaking for the US Grains Council (USGC), at-large director Julius Schaaf expects this fall's corn harvest to be one of the best ever on his Randolph, Iowa, farm. Berbicara untuk bijian US Council (USGC), Direktur Julius Schaaf berharap jagungnya dapat di panen pada musim gugur ini dan menjadi salah satu yang terbaik yang pernah ada di ladangnya Randolph, Iowa,. The WASDE report projects the same for the nation's corn crop, forecasting 13 billion bushels of corn, the second largest harvest in history, a record-setting yield, and a 100-million-bushel increase in exports. Laporan WASDE pada proyek yang sama untuk tanaman jagung nasional, diramalkan mencapai 13.000.000.000 gantang jagung. Hasil ini merupakan panen kedua terbesar dalam sejarah, sudah tentu panen kali ini masuk pada hasil rekor yang baik, terbukti dengan terjadinya peningkatan ekspor sebesar 100.000.000 gantang. We produce more on fewer acres, said Schaaf. It is because we deploy sound science when making our planting decisions. Because of biotechnology, we can meet all demands domestically and around the world. "Kami dapat memproduksi lebih lanjut dalam kondisi hektar yang lebih sedikit," kata Schaaf. "Itu karena kita menyebarkan ilmu suara saat membuat keputusan penanaman kami: Karena bioteknologi, kita dapat memenuhi semua tuntutan dalam negeri dan di seluruh dunia." USDA is estimating US corn production will be 193 million bushels higher than last month's reported estimates. The Agriculture Department is projecting a record national average yield of 161.9 bushels per acre and raised corn export projections for 2009-10 by 100 million bushels due primarily to higher projected imports for Canada and lower production in South America and China. USDA memperkirakan produksi jagung AS akan mencapai 193.000.000 gantang lebih tinggi dari perkiraan yang dilaporkan bulan lalu. Departemen Pertanian memproyeksikan hasil yang rata-rata 161,9 rekor nasional untuk bushel per hektar akan dibesarkan proyeksinya pada ekspor jagung tahun 20092010 sebesar 100 juta gantang - terutama disebabkan impor yang lebih tinggi yang diproyeksikan untuk Kanada dan produksi yang lebih rendah di Amerika Selatan dan Cina. USGC President and CEO Ken Hobbie said the United States is more than capable of supplying the necessary feed grains both domestically and abroad. USGC Presiden dan CEO Ken Hobbie mengatakan Amerika Serikat lebih dari mampu memasok butiran pakan yang diperlukan baik di dalam negeri dan luar negeri. US agricultural production will become increasingly vital to feeding a hungry world as US export competitors' production drops due to poor weather conditions, said Hobbie. We are proud of US farmers for once again stepping up to the challenge of producing more coarse grains to satisfy all

demands. "Produksi pertanian AS akan menjadi semakin penting untuk dapat memberi makan pada kondisi krisis pangan dunia ini. Sebagai pesaing produksi ekspor, produksi AS juga pernah turun karena kondisi cuaca buruk," kata Hobbie. "Kami tetap bangga dengan petani AS, karena untuk sekali lagi mampu melangkah ke tantangan untuk memproduksi butiran lebih besar dalam memenuhi semua tuntutan." The Renewable Fuels Association (RFA) noted the USDA's yield projections would mark a 5 percent increase over last year's average yield, which is 1.5 bushels per acre higher than the previous record set in 2004, and total corn production at 13 billion bushels is a 7 percent increase over last year and the second-largest crop on record. Renewable Fuels Association (RFA) mencatat imbal hasil USDA proyeksi akan menandai peningkatan sebesar 5 persen dari hasil rata-rata tahun lalu, yang adalah 1,5 bushel per hektar lebih tinggi dari rekor sebelumnya ditetapkan pada tahun 2004, dan produksi jagung total di 13.000.000.000 gantang adalah 7 persen peningkatan dari tahun lalu dan masuk dalam catatan panen terbesar kedua. The RFA pointed out that just 15 years ago, 35 million more acres of corn would have been needed to produce the equivalent of this year's crop. The RFA, menunjukkan bahwa 15 tahun yang lalu, telah mampu mengubah 35.000.000 acres (1 acres = 4840 yar atau 0.4646 ha) menjadi lahan yang memiliki nilai lebih, dan tentu ini akan diperlukan untuk memproduksi tanaman jagung tahun ini. Because of advancements in farming and seed technology, farmers can produce far more per acre, reducing the need for total crop acreage, noted the RFA release. Such facts run counter to the hysterical claims that increased US biofuel production is leading to increased conversion of nonagricultural land in the United States and abroad. The facts simply don't support this hypothesis. "Karena kemajuan dalam pertanian dan teknologi benih, petani dapat menghasilkan jauh lebih banyak per acre, dalam artian telah mengurangi kebutuhan total areal tanaman," kata rilis RFA. "Fakta-fakta tersebut bertentangan dengan klaim histeris bahwa peningkatan produksi biofuel AS mengarah kepada peningkatan konversi lahan non-pertanian di Amerika Serikat dan luar negeri. Fakta hanya tidak mendukung hipotesis ini." It is time we put to bed the flawed notion that increased biofuel production results in vastly expanded cropland, said RFA President Bob Dinneen. With record yields on fewer acres, American farmers have demonstrated beyond refute (that) they are more than capable of providing the raw materials for ample food, feed and fuel. Such abundance and productivity would be catastrophic to farmers if new sources of demand did not exist. The role of ethanol in providing a value-added opportunity for farmers has been vital, and exists without requiring new cropland. "Sudah saatnya kita bangun dari tidur, karena telah ada gagasan yang dapat meningkatkan hasil produksi biofuel di lahan pertanian yang terus diperluas," kata Presiden Bob Dinneen RFA. "Dengan catatan imbal hasil yang lebih sedikit per hektar, petani di luar Amerika menyatakan, bahwa mereka lebih dari mampu untuk menyediakan bahan baku untuk makanan yang cukup, pakan dan bahan bakar. Kelimpahan produktivitas akan menjadi bencana bagi petani jika sumber-sumber baru permintaan tidak

ada. Peran etanol dapat memberikan kesempatan nilai tambah bagi para petani dan telah menjadi sangat penting, kami ada tanpa memerlukan lahan pertanian baru. " Dinneen went on to explain that the yield growth alone will provide the additional feedstock needed by the ethanol industry in 2009-10. In other words, not a single additional acre of corn is needed over last year's levels to meet the industry's additive feedstock demand, he said. This demonstrates that increased demand for corn resulting from ethanol expansion can be met solely through yield gains. Dinneen menjelaskan bahwa pertumbuhan hasil telah menyediakan tambahan bahan baku yang diperukan oleh industri etanol pada tahun 2009-2010. Dengan kata lain, bukan tambahan satu hektar jagung, melainkan dibutuhkan lebih dari tingkat itu untuk memenuhi kebutuhan bahan baku aditif industri, katanya. Ini menunjukkan bahwa meningkatnya permintaan jagung hasil dari ekspansi etanol, dapat terus dipenuhi bila hanya bisnis ini dapat member keuntungan hasil. With expanding production, the ethanol industry will require an additional 525 million bushels of corn this year. The yield growth cited will provide an additional 630 million bushels. According to the USDA's projections of corn for ethanol use in the 2009-10 crop year (Sept. 2009-Aug. 2010), the US ethanol industry will produce 11.8 billion gallons of ethanol and 32 million metric tons of livestock feed. Dengan memperluas produksi, tahun ini industri etanol akan membutuhkan tambahan 525,000,000 gantang jagung. Pertumbuhan hasil ini akan memberikan tambahan 630.000.000 gantang. Menurut proyeksi USDA penggunaan ethanol pada tahun 2009-2010 sangat membutuhkan tanaman jagung (September 2009-Agustus 2010), karena industri etanol AS akan menghasilkan 11.800.000.000 galon etanol dan 32 juta metrik ton pakan ternak. USDA projects an increase in the amount of corn being fed to livestock and an increase in exports, proving that expanded use of corn for ethanol is not diverting grain from food and feed markets, Dinneen added. "Proyek USDA pada peningkatan jumlah jagung tetap berkonsentrasi pada pakan ternak, dan peningkatan ekspor membuktikan bahwa penggunaan jagung yang diperluas untuk etanol tidak mengalihkan fungsi biji-bijian menjadi makanan atau pakan di pasar," tambah Dinneen. Source: http://deltafarmpress.com/biofuels/ [di akses 21 February 2010] *Bila terjadi salah arti terjemahan, mohon dibenarkan. Trim's

You might also like